Anda di halaman 1dari 10

PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah

Ilmu Al-lughoh Al-nafsy

Dosen Pengampu:

Dr. H. Wildana Wargadinata, Lc, M.Ag

Disusun Oleh :

Ranjy Ramadani (13310020)

Mahmudah Latifah (13310080)

Nur Faizah (13310120)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2016

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, berkomunikasi merupakan sarana menyampaikan pesan
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dimengerti. Untuk menyampaikan pesan tersebut manusia menggunakan
bahasa pertama maupun bahasa kedua. Bahasa pertama merupakan bahasa
yang pertama kali diterima semenjak anak-anak. Bahasa pertama juga sering
disebut dengan bahasa ibu. Sedangkan bahasa kedua adalah bahasa yang
diperoleh setelah menguasai bahasa pertama. Meskipun bahasa kedua
merupakan bahasa asing, tidak selamanya diperoleh di lingkungan formal.
Proses pemerolehan bahasa kedua umumnya sudah dilatarbelakangi oleh
motivasi dari diri anak.
Pemerolehan bahasa kedua diperoleh setelah menguasai bahasa pertama
dengan baik. Penguasaan bahasa pertama sangat berpengaruh terhadap
pemerolehan bahasa kedua, karena pemeroleh akan lebih mudah dalam
mengadaptasi dan memotivasi diri untuk memperoleh bahasa yang berbeda
walaupun banyak mengalami kesulitan. Dengan adanya latarbelakang
seperti itu, maka makalah ini akan membahas lebih rinci dan detail
mengenai pemerolehan dan pembelajaran bahasa. Disamping itu juga
mengenai karakteristiknya masing-masing dan juga kontroversi diantara
keduanya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari pemerolehan dan pembelajaran bahasa?
b. Bagaimana karakteristik pemerolehan dan pembelajaran bahasa?
c. Bagaimana asumsi para linguis terkait pemerolehan dan pembelajaran
bahasa?

2
1.3 Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui definisi dari pemerolehan dan pembelajaran bahasa
b. Untuk mengetahui karakteristik pemerolehan dan pembelajaran bahasa
c. Untuk mengetahui asumsi para linguis terkait pemerolehan dan
pembelajaran bahasa

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa


a. Pemerolehan Bahasa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pemerolehan diartikan sebagai
proses, cara atau perbuatan memperoleh. Sedangkan pemerolehan bahasa atau
akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak-anak
ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (chaer,
2003:167). Pemerolehan bahasa biasanya berbeda dengan pembelajaran
bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-
proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua,
setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa
berkenaan dengan bahasa pertama dan pembelajaran bahasa berkenaan
dengan bahasa kedua. Istilah pemerolehan bahasa lebih dipilih kalangan
psikolinguis daripada pembelajaran bahasa karena ditujukan pada proses
penghasilan pengetahuan bahasa tanpa kualifikasi penutur (Lyons, 1981).
Proses pemerolehan bahasa terjadi pada masa anak-anak dan bermotivasi
internal yang mencakup tingkah laku dan komunikasi verbal.

Sudah menjadi kepastian jika seorang anak yang lahir tidak dapat
langsung berbahasa dengan merangkai kata menjadi kalimat sesuai kaidah
bahasa, melainkan selalu ada prosesnya. Ada dua proses yang terjadi ketika
seorang anak-anak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses
kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses
yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang
berlangsung secara tidak disadari. sedangkan performansi adalah bentuk
lahiriah atau pelaksanaan aktual dari proses berbahasa. Proses kompetensi ini
menjadi syarat untuk terjadi proses performansi yang terdiri dari dua buah
proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses
menghasilkan kalimat-kalimat. Jadi kedua proses inilah yang nantinya akan
menjadi kemampuan linguistik anak-anak.

4
Pemerolehan bahasa dapat menjadi istilah yang merujuk pada
pemerolehan bahasa pertama (B1) dan pemerolehan bahasa kedua (B2). Hal
ini karena pada pemerolehan bahasa kedua tidak hanya terjadi melalui
pembelajaran, tetapi juga dapat terjadi melalui proses alamiah.

b. Pembelajaran Bahasa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pembelajaran berarti proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan
pembelajaran bahasa adalah proses penguasaan bahasa kedua, baik yang
dilakukan secara formal maupun informal. Pembelajaran bahasa mengacu
pada proses pemerolehan bahasa kedua (B2) setelah seorang anak memperoleh
bahasa pertama (B1). Dalam masalah ini beberapa pakar ada yang
menyebutnya dengan pembelajaran bahasa dan ada juga yang menyebut
dengan pemerolehan bahasa kedua. Digunakannya istilah pembelajaran karena
dalam proses ini, bahasa didapat dengan proses belajar, disengaja dan
dilakukan dengan sadar. Hal ini berbeda dengan penguasaan bahasa pertama
atau bahasa ibu yang terjadi secara alamiah dan dan tidak sadar dalam
lingkungan pengasuh anak tersebut. Sedangkan bagi pengguna istilah
pemerolehan bahasa kedua (ketiga dan seterusnya) beranggapan bahwa bahasa
kedua itu juga merupakan sesuatu yang didapat baik secara formal maupun
informal dalam lingkungan kehidupan. Dalam masyarakat yang multilingual,
pemerolehan bahasa kedua secara informal bisa saja terjadi. Seperti
masyarakat Kota Montreal, Kanada, dimana anak-anak daerah tersebut dapat
menguasai bahasa Inggris dan Perancis secara bersaamaan.
Sudah menjadi kepastian jika seorang anak yang lahir tidak dapat
langsung berbahasa dengan merangkai kata menjadi kalimat sesuai kaidah
bahasa, melainkan selalu ada prosesnya. Menurut Ellis (dalam Chaer
2015:243) menyebutkan bahwa ada dua tipe pembelajaran bahasa, yaitu tipe
naturalistik dan tipe formal yang berlangsung di dalam kelas.

5
1. Tipe Naturalistik
Tipe naturalistik ini bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa kesengajaan.
Pembelajaran berlangsung di dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat.
Tipe ini banyak dijumpai dalam masyarakat bilingual dan multilingual.
Seorang anak yang menggunakan B1, misalnya bahasa X, ketika keluar
rumah akan berinteraksi dengan teman-temannya yang menggunakan bahasa
Y. Di sini dia akan berusaha dan mencoba untuk menggunakan bahasa Y.
Lama kelamaan sang anak yang hanya menggunakan bahasa X sebagai alat
komunikasinya, akan dapat berbicara dengan menggunakan bahasa Y. Jadi,
belajar bahasa menurut tipe naturalistik ini sama prosesnya dengan
pemerolehan bahasa pertama yang berlangsung secara alamiah di dalam
lingkungan dan keluarga. Tentu ada perbedaan antara hasil yang diperoleh
oleh anak-anak dan orang dewasa. hal ini karena anak-anak masih dalam
peoses perkembangan otak yang sangat pesat, sedangkan pada orang dewasa,
bahasa pertama mereka telah mendarah daging dan cukup mempengaruhi
dalam proses pembelajaran bahasa, sehingga dalam pemerolehan bahasa
kedua tidak sebaik pada saat anak-anak.

2. Tipe Formal
Tipe ini bersifat formal yang berlangsung di dalam kelas dengan guru,
materi, dan alat bantu belajar yang sudah dipersiapkan. Pembelajaran bahasa
pada tipe ini dilakukan secara sengaja dan sadar. Dalam pembelajaran bahasa
tipe formal lebih memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku.
Sehingga dalam pembelajaran formal ini akan ada pembetulan terhadap
kesalahan dalam berbahasa.
Jadi, pemerolehan bahasa adalah istilah yang digunakan untuk
pemerolehan bahasa secara alamiah dan pembelajaran bahasa merupakan
istilah yang digunakan untuk pemerolehan bahasa secara sadar dan formal.

6
2.2 Karakteristik Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa

Saryono (2010:54) mengungkapkan bahwa karakteristik pemerolehan


dan pembelajaran bahasa adalah sebagai berikut:

1. Pemerolehan bahasa berlangsung di lingkungan informal (alamiah),


sedangkan pembelajaran bahasa berlangsung di lingkungan formal.
2. Pemerolehan bahasa berlangsung secara bawah sadar, sedangkan
pembelajaran bahasa berlangsung secara sadar dan disengaja.
3. Dalam pemerolehan bahasa, pengetahuan yang didapat terjadi secara
implisit, sedangkan dalam pembelajaran bahasa, pengetahuan yang didapat
terjadi secara eksplisit.
4. Pemerolehan bahasa lebih mementingkan isi pesan, sedangkan
pembelajaran bahasa lebih mementingkan bentuk linguistik.

2.3 Beberapa Asumsi Tentang Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa


Dalam masalah pemerolehan dan pembelajaran bahasa ada kontroversi
antara Chomsky dan B.F. Skinner. Menurut Chomsky, sebagai pelopor
pandangan nativisme, bahwa anak sejak lahir sudah memiliki LAD (Language
Acquisition Device) atau piranti pemerolehan bahasa sehingga
memungkinkannya untuk memperoleh bahasa (baik bahasa ibu maupun
bahasa lainnya). Disamping itu, LAD juga membuat anak mampu
memperkirakan struktur bahasa. Sedangkan menurut B.F. Skinner sebagai
pelopor pandangan behaviorisme, menekankan bahwa pemerolehan bahasa
dikendalikan dari luar berupa rangsangan melalui lingkungan untuk
menghasilkan perilaku verbal. Kemudian pandangan behaviorisme Skinner
disempurnakan oleh Mowrer dan Osgood dengan neo-behaviorisme. Osgood
menekankan pada proses mediasi pemerolehan bahasa dengan formula:
stimulus – respon mediasi – stimulus diri – respon.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu dengan menengahi kedua pendapat
diatas, bahwa sebetulnya tidak perlu ada pertentangan diantara keduanya. Hal
ini bukan menyangkut persoalan pihak mana yang benar atau salah, akan
tetapi lebih merupakan persoalan seberapa banyak yang dibawa sejak lahir dan

7
seberapa banyak yang bukan. Sudah tentu ada alat berbahasa yang dibawa
sejak lahir yang membantu kita belajar sesuatu. Selain itu juga harus
dipertanyakan juga apakah seorang anak cukup banyak diajak bicara sehingga
ia mendengar dan menggunakan bahasa itu semaksimal mungkin. Yang jelas,
tidak hanya bukti yang menunjukkan bahwa butir-butir tata bahasa tertentu
diperoleh secara alamiah dari lahir atau dipelajari oleh anak (Nababan, 1992).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya pemerolehan bahasa proses yang berlangsung di dalam otak
seorang anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya. Sedangkan pembelajaran bahasa adalah proses penguasaan bahasa
kedua, baik yang dilakukan secara formal maupun informal. Pembelajaran
bahasa mengacu pada proses pemerolehan bahasa kedua (B2) setelah
seorang anak memperoleh bahasa pertama (B1). Jadi, pemerolehan bahasa
berkenaan dengan bahasa pertama dan pembelajaran bahasa berkenaan
dengan bahasa kedua.

Adapun karakteristik antara pemerolehan dan pembelajaran bahasa


diantaranya: 1) Pemerolehan bahasa berlangsung di lingkungan informal
(alamiah), sedangkan pembelajaran bahasa berlangsung di lingkungan
formal. 2) Pemerolehan bahasa berlangsung secara bawah sadar, sedangkan
pembelajaran bahasa berlangsung secara sadar dan disengaja. 3) Dalam
pemerolehan bahasa, pengetahuan yang didapat terjadi secara implisit,
sedangkan dalam pembelajaran bahasa, pengetahuan yang didapat terjadi
secara eksplisit. 4) Pemerolehan bahasa lebih mementingkan isi pesan,
sedangkan pembelajaran bahasa lebih mementingkan bentuk linguistik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasanah, Mamluatul. 2010. Proses Manusia Berbahasa : Perspektif al-Quran


dan Psikolinguistik. Malang: UIN. Maliki Press.

Nur Indah, Rohmani. 2012. Gangguan Berbahasa : Kajian Pengantar. Malang:


UIN. Maliki Press.

Saryono, Djoko. 2010. Pemerolehan Bahasa: Teori dan Serpih Kajian. Malang:
Nasa Media.

10

Anda mungkin juga menyukai