Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUMANIORA
MALANG
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui definisi dari pemerolehan dan pembelajaran bahasa
b. Untuk mengetahui karakteristik pemerolehan dan pembelajaran bahasa
c. Untuk mengetahui asumsi para linguis terkait pemerolehan dan
pembelajaran bahasa
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sudah menjadi kepastian jika seorang anak yang lahir tidak dapat
langsung berbahasa dengan merangkai kata menjadi kalimat sesuai kaidah
bahasa, melainkan selalu ada prosesnya. Ada dua proses yang terjadi ketika
seorang anak-anak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses
kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses
yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang
berlangsung secara tidak disadari. sedangkan performansi adalah bentuk
lahiriah atau pelaksanaan aktual dari proses berbahasa. Proses kompetensi ini
menjadi syarat untuk terjadi proses performansi yang terdiri dari dua buah
proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses
menghasilkan kalimat-kalimat. Jadi kedua proses inilah yang nantinya akan
menjadi kemampuan linguistik anak-anak.
4
Pemerolehan bahasa dapat menjadi istilah yang merujuk pada
pemerolehan bahasa pertama (B1) dan pemerolehan bahasa kedua (B2). Hal
ini karena pada pemerolehan bahasa kedua tidak hanya terjadi melalui
pembelajaran, tetapi juga dapat terjadi melalui proses alamiah.
b. Pembelajaran Bahasa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pembelajaran berarti proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan
pembelajaran bahasa adalah proses penguasaan bahasa kedua, baik yang
dilakukan secara formal maupun informal. Pembelajaran bahasa mengacu
pada proses pemerolehan bahasa kedua (B2) setelah seorang anak memperoleh
bahasa pertama (B1). Dalam masalah ini beberapa pakar ada yang
menyebutnya dengan pembelajaran bahasa dan ada juga yang menyebut
dengan pemerolehan bahasa kedua. Digunakannya istilah pembelajaran karena
dalam proses ini, bahasa didapat dengan proses belajar, disengaja dan
dilakukan dengan sadar. Hal ini berbeda dengan penguasaan bahasa pertama
atau bahasa ibu yang terjadi secara alamiah dan dan tidak sadar dalam
lingkungan pengasuh anak tersebut. Sedangkan bagi pengguna istilah
pemerolehan bahasa kedua (ketiga dan seterusnya) beranggapan bahwa bahasa
kedua itu juga merupakan sesuatu yang didapat baik secara formal maupun
informal dalam lingkungan kehidupan. Dalam masyarakat yang multilingual,
pemerolehan bahasa kedua secara informal bisa saja terjadi. Seperti
masyarakat Kota Montreal, Kanada, dimana anak-anak daerah tersebut dapat
menguasai bahasa Inggris dan Perancis secara bersaamaan.
Sudah menjadi kepastian jika seorang anak yang lahir tidak dapat
langsung berbahasa dengan merangkai kata menjadi kalimat sesuai kaidah
bahasa, melainkan selalu ada prosesnya. Menurut Ellis (dalam Chaer
2015:243) menyebutkan bahwa ada dua tipe pembelajaran bahasa, yaitu tipe
naturalistik dan tipe formal yang berlangsung di dalam kelas.
5
1. Tipe Naturalistik
Tipe naturalistik ini bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa kesengajaan.
Pembelajaran berlangsung di dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat.
Tipe ini banyak dijumpai dalam masyarakat bilingual dan multilingual.
Seorang anak yang menggunakan B1, misalnya bahasa X, ketika keluar
rumah akan berinteraksi dengan teman-temannya yang menggunakan bahasa
Y. Di sini dia akan berusaha dan mencoba untuk menggunakan bahasa Y.
Lama kelamaan sang anak yang hanya menggunakan bahasa X sebagai alat
komunikasinya, akan dapat berbicara dengan menggunakan bahasa Y. Jadi,
belajar bahasa menurut tipe naturalistik ini sama prosesnya dengan
pemerolehan bahasa pertama yang berlangsung secara alamiah di dalam
lingkungan dan keluarga. Tentu ada perbedaan antara hasil yang diperoleh
oleh anak-anak dan orang dewasa. hal ini karena anak-anak masih dalam
peoses perkembangan otak yang sangat pesat, sedangkan pada orang dewasa,
bahasa pertama mereka telah mendarah daging dan cukup mempengaruhi
dalam proses pembelajaran bahasa, sehingga dalam pemerolehan bahasa
kedua tidak sebaik pada saat anak-anak.
2. Tipe Formal
Tipe ini bersifat formal yang berlangsung di dalam kelas dengan guru,
materi, dan alat bantu belajar yang sudah dipersiapkan. Pembelajaran bahasa
pada tipe ini dilakukan secara sengaja dan sadar. Dalam pembelajaran bahasa
tipe formal lebih memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku.
Sehingga dalam pembelajaran formal ini akan ada pembetulan terhadap
kesalahan dalam berbahasa.
Jadi, pemerolehan bahasa adalah istilah yang digunakan untuk
pemerolehan bahasa secara alamiah dan pembelajaran bahasa merupakan
istilah yang digunakan untuk pemerolehan bahasa secara sadar dan formal.
6
2.2 Karakteristik Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa
7
seberapa banyak yang bukan. Sudah tentu ada alat berbahasa yang dibawa
sejak lahir yang membantu kita belajar sesuatu. Selain itu juga harus
dipertanyakan juga apakah seorang anak cukup banyak diajak bicara sehingga
ia mendengar dan menggunakan bahasa itu semaksimal mungkin. Yang jelas,
tidak hanya bukti yang menunjukkan bahwa butir-butir tata bahasa tertentu
diperoleh secara alamiah dari lahir atau dipelajari oleh anak (Nababan, 1992).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya pemerolehan bahasa proses yang berlangsung di dalam otak
seorang anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya. Sedangkan pembelajaran bahasa adalah proses penguasaan bahasa
kedua, baik yang dilakukan secara formal maupun informal. Pembelajaran
bahasa mengacu pada proses pemerolehan bahasa kedua (B2) setelah
seorang anak memperoleh bahasa pertama (B1). Jadi, pemerolehan bahasa
berkenaan dengan bahasa pertama dan pembelajaran bahasa berkenaan
dengan bahasa kedua.
9
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Saryono, Djoko. 2010. Pemerolehan Bahasa: Teori dan Serpih Kajian. Malang:
Nasa Media.
10