DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…I
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...…..II
DAFTAR TABEL………………………………………………………………III
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………1
1.3. Tujuan…………………………………………………………………..1
BAB IV PENUTUP…………………………………..…………………………23
4.1.Kesimpulan………………………………………...…………………….23
4.2.Saran…………………………………………………….……………….23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...…………24
I
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Kabel NYA ........................................................................................ 5
Gambar 2. 2. Kabel NYM ....................................................................................... 5
Gambar 2. 3 Kabel NYY ......................................................................................... 6
Gambar 2. 4. Kabel NYFGbY................................................................................. 6
Gambar 2. 5. Stop Kontak ....................................................................................... 7
Gambar 2. 6. Lampu LED ....................................................................................... 7
Gambar 2. 7. Fitting Lampu dan Kayu Roset ......................................................... 8
Gambar 2. 8. Saklar Tunggal .................................................................................. 8
Gambar 2. 9. Saklar Ganda ..................................................................................... 9
Gambar 2. 10. Saklar Tukar .................................................................................... 9
Gambar 2. 11. MCB .............................................................................................. 10
Gambar 2. 12. KWh Meter .................................................................................... 10
Gambar 2. 13. Pipa Instalasi, Knee, dan Klem ..................................................... 11
Gambar 2. 14. Kotak Sambung ............................................................................. 11
Gambar 2. 15. Rel MCB ....................................................................................... 12
II
DAFTAR TABEL
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengerti dan memahami Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
b. Mengerti dan memahami tata cara instalasi listrik denga naman.
c. Memahami fungsi dan penggunaan dari komponen-komponen yang
digunakan pada instalasi listrik.
d. Memahami perbedaan antara komponen satu dengan lainnya.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
dengan sistem proteksi yang seuai dan mempunyai keandalan yang tinggi
dalam merespon gangguan yang terjdi Jika kelayakannya sudah tidak
memenuhi persyaratan pakai harus diganti, pengecekan kelayakan ini
harus dilakukan oleh instansi yang ditunjuk minimal 10 tahun sekali,
sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dan kebakaran akibat
instalasi listrik dapat dihindari [2].
2. Reliability (Keandalan)
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila operasi sistem
kelistrikan dapat bekerja dalam waktu yang cukup lama dan bila terjadi
gangguan dapat dengan cepat diatasi. Keandalan yang diperlukan
meliputi unjuk kerja sistem, pengoperasian sistem dan juga peralatan
yang digunakan. Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian
pengaman jika terjadi gangguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau gangguan
harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan yang terjadi dapat diatasi
[3].
3. Accessibility (Kemudahan)
Kemudahan pada sistem instalasi listrik maksudnya adalah sistem
tersebut dapat dioperasikan dengan mudah, tidak memerlukabn skill
tinggi. Pemasangan peralatan sistem dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah. Secara garis besar kemudahan yang diharapkan berlaku dalam
hal :
a. Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan Sistem.
b. Pemasangan dan Penggantian peralatan Sistem.
c. Pengembangan dan Perluasan Sistem.
4. Availability (Ketersediaan)
Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik,
karena berkaitan dengan kemungkinan pengembangan ataupun perluasan
proses kontol/mesin yang meliputi ketersediaan alat, tempat/ruang dan
daya.
5. Impact of Environment (Pengaruh Lingkungan)
Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak
yang terjadi pada lingkungan sekitardimana sistem instalasi dipasang
yang meliputi:
a. Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
b. Pengaruh peralatan terhadap lingkungan.
6. Economic (Ekonomi)
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil bila
efisien dan efektif dalam hal penggunaan daya listrik, peralatan yang
digunakan cukup andal dan kecilnya delay time pada pengoperasian
proses produksi. Instalasi listrik yang akan ada seharusnya
mempertimbangkan juga konsep penghematan energi dan biaya
[4].Perencanaan sistem instalasil listrik perlu mempertimbangkan
3
kondisi operasional jangka panjang agar dapat dihemat biaya-biaya yang
dikeluarkan.
7. Aesthetic (Keindahan)
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan dapat menimbulkan
kemudahan dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan
perbaikan pada sistem instalasi. Keserasian dalam pemilihan dan
penggunaan/pemilihan peralatan yang disesuaikan dengan ukuran,
bentuk dan warna yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
pemandangan yang indah dan nyaman
4
Gambar 2. 1. Kabel NYA
b. Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
putih atau abu -abu), ada yang berinti 2, 3, atau 4. Kabel NYM
memiliki lapisan isolasi 2 dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan di lingkungan yang
kering dan basah, namun tidak boleh ditanamkan kedalam tanah.
5
Gambar 2. 3 Kabel NYY
d. Kabel NYFGbY
Kabel NYFGbY digunakan untuk keperluan instalasi listrik
bawah tanah, ruangan, saluran-saluran dan pada tempat-tempat
yang terbuka yang memerlukan perlindungan tinggi
6
Gambar 2. 5. Stop Kontak
3. Lampu
Lampu atau bola lampu merupakan salah satu piranti instalasi yang
menghasilkan cahaya berfungsi sebagai sumber penerangan. Lampu
memiliki beberapa jenis yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi atau
kegunaan, pemakaian, bentuk atau ukuran, dan warna. Berikut beberapa
contoh lampu antaralain lampu LED, lampu halogen, lampu TL, lampu
pijar.
7
Gambar 2. 7. Fitting Lampu dan Kayu Roset
5. Saklar
Saklar atau sakelar merupakan perangkat yang digunakan untuk
memutus jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya (dalam hal ini
lampu). Jadi, saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus
aliran listrik. Secara sederhana, saklar merupakan perangkat mekanik
yang terdiri dari dua atau lebih terminal yang terhubung secara internal
ke bilah atau kontak logam yang dapat dibuka dan ditutup oleh
penggunanya. Seiring dengan perkembangan zaman saklar mulai
berkembang menjadi beberapa bentuk dan desain yang beraneka ragam,
yaitu:
a. Saklar Tuggal
Merupakan saklar yang hanya dapat digunakan untuk
menghidupkan atau memutuskan suatu kelompok beban
8
Saklar ganda merupakan saklar yang mempunyai 4 titik
hubung untuk menghubungkan atau memutuskan daya. Dipakai
untuk menyalakan lampu pada tempat yang berbeda ataupun
tidak dikehendaki untuk menyala bersama-sama.
9
Gambar 2. 11. MCB
7. KWh Meter
Kwh meter Kilo-Watt-Hour adalah alat yang digunakan untuk
mengukur total energi listrik (atau listrik) yang dikonsumsi oleh
peralatan yang diambil dari energi listrik dari catu daya utama di rumah.
Adapun jenis-jenis dari KWH meter antara lain KWH meter analog atau
KWH meter elektromekanis, KWH meter digital, Smart Meter atau
Meteran Pulsa Listrik.
10
digunakan . Karena hal tersebut akan sangat membantu dalam perbaikan
maupun penggatian kabel instalasi listrik tanpa harus merusak tembok
yang sudah terbangun rapi. Knee atau sambungan pipa 90ᶱ dan klem pipa
merupakan penunjang pada pemasangan pipa supaya lebih rapi.
11
Gambar 2. 15. Rel MCB
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Percobaan 1
Pemasangan Stop Kontak, Saklar Tunggal, dan Saklar Ganda yang
ditunjukan pada wiring diagram berikut :
13
2 Stopkontak 1
3 Saklar Tunggal 1
4 Pipa PVC Secukupnya
5 T Dosh 3
6 Elbow 1
7 Roset 1
8 Fitting 3
9 Lampu bohlam 3
10 Isolasi Secukupnya
11 Sekrup Secukupnya
12 Saklar Ganda 1
13 Inbow 3
14 Rel Omega Secukupnya
14
3.1.4. Hasil
Input Output
MCB Stop Kontak Saklar Saklar Ganda L1 L2 L3
Tunggal S1 S2
1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 1 1
Pada percobaan 1 ini pengukuran tahanan isolasi di antara fasa dan netral
pada rangkaian percobaan 1 yaitu sebesar 50M Ohm, sehingga rangkaian sudah
bisa untuk diberi sumber tegangan 220v. Menurut PUIL, tahanan isolasi minimal
untuk instalasi listrik adalah 1000 kali tegangan kerja. Sehingga tahanan isolasi
minimal untuk rangkaian instalasi listrik adalah 220k Ohm
Pada saat rangkaian instalasi dihubungkan dengan sumber tegangan dan
MCB diaktifkan maka stop kontak akan memiliki tegangan. Selanjutnya pada
saklar tunggal terdapat 2 terminal, 1 terhubung pada fasa sumber sedangkan
1nya terhubung langsung dengan lampu. Lampu juga terhubung dengan sumber
netral. Sehingga ketika saklar dalam keadaan aktif 1 maka lampu juga dalam
keadaan aktif 1. Jika saklar dalam keadaan mati 0, maka lampu juga akan mati
0. Selanjutnya pada rangkaian terdapat saklar ganda yang mana memiliki 3
15
terminal, 1 terminal terhubung pada sumber fasa dan 2 terminal terhubung pada
2 buah lampu. Apabila S1 diaktifkan maka L2 akan hidup dan apabila S2 ditekan
maka L3 akan hidup dan sebaliknya. Apabila MCB dinon-aktifkan maka semua
lampu dan kotak kontak akan tidak aktif atau 0. Dan kondisi saklar tidak akan
berpengaruh terhadap lampu karena sumber fasa telah terpotong sehingga arus
tidak akan mengalir.
3.2. Percobaan 2
Pemasangan Stop Kontak, Saklar Tunggal, Saklar Ganda, Saklar Tukar
yang ditunjukan pada wiring diagram berikut.
16
Tabel 3. 5. Baham Habis Pakai Percobaan 2
17
3.2.4. Hasil
Pada percobaan 2 ini pengukuran tahanan isolasi di antara fasa dan netral
pada rangkaian percobaan 1 yaitu sebesar 30M Ohm, sehingga rangkaian sudah
bisa untuk diberi sumber tegangan 220v. Menurut PUIL, tahanan isolasi minimal
untuk instalasi listrik adalah 1000 kali tegangan kerja. Sehingga tahanan isolasi
minimal untuk rangkaian instalasi listrik adalah 220k Ohm.
Pada saat rangkaian instalasi dihubungkan dengan sumber tegangan 220v
dan MCB diaktifkan maka pada kotak kontak akan terdapat tegangan.
Selanjutnya pada rangkaian terdapat saklar ganda yang mana memiliki 3
terminal, 1 terminal terhubung pada sumber fasa sedangkan 2 terminal lainnya
dihubungkan pada 2 buah lampu. Apabila S1 pada posisi tehubung maka L1 akan
hidup dan apabila S2 pada posisi terhubung maka L2 akan hidup dan sebaliknya.
Selanjutnya 2 buah saklar tukar S3 dan S4 yang mengatur L3. Sumber fasa
terhubung pada terminal input salah satu saklar dan L3 terhubung pada terminal
input saklar yang lain. Sedangkan terminal output saklar saling terhubung
18
dengan saklar yang lain. L3 akan hidup ketika kondisi S3 dan S4 berbeda dan
akan mati ketika kondisi dari ke-2 saklar sama. Apabila MCB dinon-aktifkan
maka semua lampu dan kotak kontak akan tidak aktif atau 0. Dan kondisi saklar
tidak akan berpengaruh terhadap lampu karena sumber fasa telah terpotong
sehingga arus tidak akan mengalir.
.
3.3. Percobaan 3
Pemasangan kwh meter, sekring, stop kontak, saklar tunggal dan saklar
ganda yang ditunjukan pada wiring diagram berikut.
3.3.1. Peralatan
Dalam Percobaan 3 ini, peralatan-peralatan yang dipakai adalah sebagai
berikut :
19
2 Obeng 1
3 Palu 1
4 Gergaji Besi 1
5 Tang Potong 1
6 Tespen 1
7 Penggaris 1
8 Tang Kombinasi 1
20
3.3.4. Hasil
Input Output
MCB Stop Kontak Saklar Saklar Ganda L1 L2 L3
Tunggal S1 S2
1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
Pada percobaan 2 ini pengukuran tahanan isolasi di antara fasa dan netral
pada rangkaian percobaan 1 yaitu sebesar 30M Ohm, sehingga rangkaian sudah
bisa untuk diberi sumber tegangan 220v. Menurut PUIL, tahanan isolasi
minimal untuk instalasi listrik adalah 1000 kali tegangan kerja. Sehingga
tahanan isolasi minimal untuk rangkaian instalasi listrik adalah 220k Ohm.
Pada percobaan 3 ini digunakan KWh meter yang berfungsi sebagai
penghitung daya yang pada rangkaian percobaan. Namun, pada rangkaian ini
hanya menggunakan 3 lampu sebagai beban tidak terlihat adanya perubahan
pada KWh meter tersebut, dikarenakan angka yang ditunjukan akab berubah
ketika mencapai setiap 1KWh. Hal tersebut karena dalam waktu yang singkat,
bebean berupa 3 buah lampu tidak mecapai konusmis daya 1KWh. KWh meter
yang digunakan pada percobaan 3 ini adalah berjenis analog. Pemasangan
pertama pada praktikum percobaan 3 adalah dengan menghubungkan kabel
sumber ke KWh meter dengan ketentuan terminal 1 terhubung pada fasa input
21
sumber, terminal 2 output fasa terhubung ke MCB. Terminal 3 input netral
sumber, dan terminal 4 output netral.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu.
1. Percobaan yang dilakukan pada mata kuliah praktikum instalasi ini
merupakan bentuk dari instalasi dasar
2. Ketelitian dan kecermatan sangat diperlukan untuk menghindari dari
kesalahan dan kecelakaan pada saat merangkai rangkaian instalasi
3. Setelah selesai merangkai rangkaian instalasi selesai maka perlu untuk
dilakukan pengecekan atau pengujian terlebih dahulu agar tidak terjadi
hubung singkat listrik yang dapat mengakibatkan rusaknya peralatan dan
bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum.
4. Peralatan dan bahan yang digunakan selama percobaan adalah peralatan
yang telah memenuhi standar yang berlaku dan ketentuan pada PUIL 2000
5. Penggunaan saklar tukar dapat memudahkan untuk mengatur nyala dan
matinya lampu yang terdapat pada area tangga atau area dengan lorong yang
panjang.
6. KWh meter tidak bergerak karena dalam waktu yang singkat, beban 3 buah
lampu tidak mecapai penggunaan daya sebesar 1KWh
7. Inslatasi listik harus dilakukan pemeliharaan untuk menjaga dari kerusakan
atau instalasi yang sudah tidak memenuhi standar menurut PUIL 2000.
4.2 Saran
Praktikum instalasi ini berurusan dengan menggunakan tegangan listrik yang
cukup besar dan berbahaya jika tersengat langsung oleh manusia. Maka dari itu
perlu diperhatikan mengenai alat-alat K3 yang perlu untuk disiapkan dan dikenakan
selama praktikum berlangsung untuk menghindari dan meminimalisir terjadinya
kecelakaan. Selain itu perlu adanya penambahan alat seperti obeng dan bor agar
dapat mempercepat dan memudahkan kerja dari mahasiswa saat merangkai
rangkaian instalasi.
23
DAFTAR PUSTAKA
[2] Ikhsan Kamil and Z Indra, “Analisis Sistem Instalasi Listrik Rumah
Tinggal dan Gedung untuk Mencegah Bahaya Kebakaran,” JURNAL
ILMIAH ELITE ELEKTRO, vol. 2, no. 1, pp. 40–44, 2011.
24