Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…I
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...…..II
DAFTAR TABEL………………………………………………………………III

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………1
1.3. Tujuan…………………………………………………………………..1

BAB II DASAR TEORI………………………………………………………….2


2.1. Aturan Instalasi Listrik………………………………..………………..2
2.2. Komponen Instalasi Listrik…………………………………………….4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN………………….……………………13


3.1. Percobaan 1……………………………………………………………13
3.2. Percobaan 2………………………..…………………………………..15
3.3. Percobaan 3……………………………………………………………18

BAB IV PENUTUP…………………………………..…………………………23
4.1.Kesimpulan………………………………………...…………………….23
4.2.Saran…………………………………………………….……………….23

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...…………24

I
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Kabel NYA ........................................................................................ 5
Gambar 2. 2. Kabel NYM ....................................................................................... 5
Gambar 2. 3 Kabel NYY ......................................................................................... 6
Gambar 2. 4. Kabel NYFGbY................................................................................. 6
Gambar 2. 5. Stop Kontak ....................................................................................... 7
Gambar 2. 6. Lampu LED ....................................................................................... 7
Gambar 2. 7. Fitting Lampu dan Kayu Roset ......................................................... 8
Gambar 2. 8. Saklar Tunggal .................................................................................. 8
Gambar 2. 9. Saklar Ganda ..................................................................................... 9
Gambar 2. 10. Saklar Tukar .................................................................................... 9
Gambar 2. 11. MCB .............................................................................................. 10
Gambar 2. 12. KWh Meter .................................................................................... 10
Gambar 2. 13. Pipa Instalasi, Knee, dan Klem ..................................................... 11
Gambar 2. 14. Kotak Sambung ............................................................................. 11
Gambar 2. 15. Rel MCB ....................................................................................... 12

Gambar 3. 1. Wiring Diagram Percobaan 1 .......................................................... 13


Gambar 3. 2. Hasil Rangkaian Percobaan 1 .......................................................... 15
Gambar 3. 3. Wiring Diagram Percobaan 2 .......................................................... 16
Gambar 3. 4. Hasil Rangkaian Percobaan 2 .......................................................... 18
Gambar 3. 5. Wiring Diagram Percobaan 3 .......................................................... 19
Gambar 3. 6. Hasil Rangkaian Percobaan 3 .......................................................... 21

II
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Peralatan Percobaan 1 ......................................................................... 13


Tabel 3. 2. Bahan Habis Pakai Percobaan 1.......................................................... 13
Tabel 3. 3, Data Praktikum Percobaan 1 ............................................................... 15
Tabel 3. 4. Peralatan Percobaan 2 ......................................................................... 16
Tabel 3. 5. Baham Habis Pakai Percobaan 2 ........................................................ 17
Tabel 3. 6. Data Praktikum Percobaan 2 ............................................................... 18
Tabel 3. 7. Peralatan Percobaan 3 ......................................................................... 19
Tabel 3. 8. Bahan Habis Pakai Percobaan 3.......................................................... 20
Tabel 3. 9. Data Praktikum Percobaan 3 ............................................................... 21

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang listrik merupakan sebuah kebutuhan primer bagi
manusia. Hal ini dikarenakan perkembangan teknolgi yang membuat manusia
bergantung pada peralatan-peralatan dengan energi listrik. Energi listrik ini mampu
menyuplai energi untuk peralatan-peralatan dari rumah tangga sampai ke industri.
Namun energi listrik sendiri merupakan energi yang berbahaya jika terkena
langsung oleh manusia. Oleh karena itu dalam mendukung pemanfaatan energi
listrik tersebut, sangat diperlukan sarana dan teknologi yang memadai dan sesuai
dengan kebutuhan agar energi listrik dapat dimanfaatkan secara optimal, baik,
efisien dan aman bagi peraalan serta bagi penggunanya.
Untuk menggunakan listrik pada suatu bangunan maka diperlukan suatu
isntalasi listrik. Instalasi listrik sendiri merupakan suatu rangkaian dari peralatan
yang saling berhubungan satu dengan lainnya serta masih dalam satu lingkup
ketenagalistrikan. Instalasi yang baik yaitu instalasi yang aman digunakan bagi
manusia dan sekitarnya. Mengingst bahwa listrik bisa berbahaya bagi manusia.
Selain itu dalam instalasi listrik, energi yang didistribusikan dapat dilaksanakan
secara handal dalam arti mampu menyalurkan energi listrik dengan baik pada
knsumen.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu Instalasi listrik?
b. Komponen apa yang harus digunakan dalam instalasi listrik?
c. Bagaimana seharusnya pemasangan instalasi listrik dilakukan ?
d. Bagaimana fungsi dan peran komponen yang dipasang pada instalasi listrik
dapat menghantarkan arus listrik?

1.3 Tujuan
a. Mengerti dan memahami Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
b. Mengerti dan memahami tata cara instalasi listrik denga naman.
c. Memahami fungsi dan penggunaan dari komponen-komponen yang
digunakan pada instalasi listrik.
d. Memahami perbedaan antara komponen satu dengan lainnya.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Aturan Instalasi Listrik


Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang
terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik
[1]. Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di indonesia harus
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik)
yang diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 200.
Sistem Instalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekuensi),
peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam
PUIL.

2.1.1. Tujuan Dari Peraturan Instalasi Listrik


Tujuan dari peraturan instalasi listrik yaitu.
a. Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
b. Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
c. Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan
listrik
d. Menjaga ketenangan listrik yang aman dan efisien.

2.1.2. Dasar-Dasar Instalasi Listrik


Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak.
Dengan tercapainya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat
dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan
harga pokok dan meningkatkan mutu. Standarisasi juga membatasi jumlah
jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan.
2.1.3. Prinsip-Prinsip Instalasi Listrik
Untuk mewujudkan instalasi listrik yang dapat menjamin pemanfaatan
energi listrik yang baik, maka ada beberapa prinsip yang perl diperhatikan
ketika energi listrik yang bail, maka ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan ketika perancangan dan pemasangan instalasinya. Prinsip-Prinsip
Instalasi Listrik adalah :
1. Safety (Keamanan)
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasaran standar dan
peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL-2000 serta IEC
(International Electrotechnical Commission) dengan tujuan untuk
keamanan dan keselamatan bagi pengguna, harta benda dan insdtalasi
listrik itu sendiri. Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bila dilengkapi

2
dengan sistem proteksi yang seuai dan mempunyai keandalan yang tinggi
dalam merespon gangguan yang terjdi Jika kelayakannya sudah tidak
memenuhi persyaratan pakai harus diganti, pengecekan kelayakan ini
harus dilakukan oleh instansi yang ditunjuk minimal 10 tahun sekali,
sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dan kebakaran akibat
instalasi listrik dapat dihindari [2].
2. Reliability (Keandalan)
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila operasi sistem
kelistrikan dapat bekerja dalam waktu yang cukup lama dan bila terjadi
gangguan dapat dengan cepat diatasi. Keandalan yang diperlukan
meliputi unjuk kerja sistem, pengoperasian sistem dan juga peralatan
yang digunakan. Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian
pengaman jika terjadi gangguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau gangguan
harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan yang terjadi dapat diatasi
[3].
3. Accessibility (Kemudahan)
Kemudahan pada sistem instalasi listrik maksudnya adalah sistem
tersebut dapat dioperasikan dengan mudah, tidak memerlukabn skill
tinggi. Pemasangan peralatan sistem dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah. Secara garis besar kemudahan yang diharapkan berlaku dalam
hal :
a. Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan Sistem.
b. Pemasangan dan Penggantian peralatan Sistem.
c. Pengembangan dan Perluasan Sistem.
4. Availability (Ketersediaan)
Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik,
karena berkaitan dengan kemungkinan pengembangan ataupun perluasan
proses kontol/mesin yang meliputi ketersediaan alat, tempat/ruang dan
daya.
5. Impact of Environment (Pengaruh Lingkungan)
Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak
yang terjadi pada lingkungan sekitardimana sistem instalasi dipasang
yang meliputi:
a. Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
b. Pengaruh peralatan terhadap lingkungan.
6. Economic (Ekonomi)
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil bila
efisien dan efektif dalam hal penggunaan daya listrik, peralatan yang
digunakan cukup andal dan kecilnya delay time pada pengoperasian
proses produksi. Instalasi listrik yang akan ada seharusnya
mempertimbangkan juga konsep penghematan energi dan biaya
[4].Perencanaan sistem instalasil listrik perlu mempertimbangkan

3
kondisi operasional jangka panjang agar dapat dihemat biaya-biaya yang
dikeluarkan.
7. Aesthetic (Keindahan)
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan dapat menimbulkan
kemudahan dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan
perbaikan pada sistem instalasi. Keserasian dalam pemilihan dan
penggunaan/pemilihan peralatan yang disesuaikan dengan ukuran,
bentuk dan warna yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
pemandangan yang indah dan nyaman

2.2. Komponen Instalasi Listrik


Komponen instalasi listrik merupakan bahan atau benda yang dipasang baik
sebagai komponen utama ataupun komponenbantu, sehingga membentuk satu
kesatuan dalam sistem instalasi listrik. Tiap komponen listrik memiliki fungsi yang
beragam, komponen yang akan dipasang harus memenuhi persyaratan dan ditata
sehingga terpenuhi keperluannya. Standarisasi peralatan listrik berfungsi untuk
mengatur keseragaman, kemampuan dan keandalan peralatan listrik dengan
mengadopsi standar dari IEC (International Electotechnical Commision)
Di Indonesia, lembaga pengujian peralatan listrik adalah Lembaga Masalah
Kelistrikan (LMK), dan mengacu pada standar nasional yaitu Standar Nasional
Indonesia (SNI).Pemilihan peralatan listrik sesuai dengan pengaruh luar perlu
dipertimbangkan, selama ini kita memilih peralatan listik baru mencakup
fungsinya.
2.2.1. Komponen Utama
1. Kabel Penghantar
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non
logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari
satu titik ke titik yang lain [5]. Kabel Penghantar merupakan komponen
utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan
digunakan pada peralatan listrik. Untuk jenis dan ukuran kabel
disesuaikan dengan tempat dan beban pada kabel. Berikut beberapa jenis
kabel yang biasa digunakan dalam instalasi bangunan :
a. Kabel NYA
Kabel NYA memiliki inti tunggal yang biasa digunakan
untuk instalasi luar dengan warna isolasi ada warna merah,
kuning, biru dan hitam yang sesuai peraturan PUIL. Lapisan
Isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air
dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini,
kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup.

4
Gambar 2. 1. Kabel NYA
b. Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
putih atau abu -abu), ada yang berinti 2, 3, atau 4. Kabel NYM
memiliki lapisan isolasi 2 dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan di lingkungan yang
kering dan basah, namun tidak boleh ditanamkan kedalam tanah.

Gambar 2. 2. Kabel NYM


c. Kabel NYY
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC yang memiliki inti
2, 3 atau 4. Kabel NYY digunakan untuk instalasi tertanam
(kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari
kabel NYM dengan harga yang lebih mahal dari NYM. Kabel
NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai
tikus.

5
Gambar 2. 3 Kabel NYY
d. Kabel NYFGbY
Kabel NYFGbY digunakan untuk keperluan instalasi listrik
bawah tanah, ruangan, saluran-saluran dan pada tempat-tempat
yang terbuka yang memerlukan perlindungan tinggi

Gambar 2. 4. Kabel NYFGbY


2. Stop Kontak
Stop kontak atau electric outlet merupakan material instalasi listrik
yang berfungsi sebagai penghubung antara arus listrik dengan peralatan
listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan
kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop
kontak. Stopkontak sendiri ada berbagai macam jenis dan bentuk yang
berbeda tiap negara, di Indonesia sendiri stopkontak yang biasa
digunakan adalah stopkontak dengan dua pin atau tipe C.

6
Gambar 2. 5. Stop Kontak

3. Lampu
Lampu atau bola lampu merupakan salah satu piranti instalasi yang
menghasilkan cahaya berfungsi sebagai sumber penerangan. Lampu
memiliki beberapa jenis yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi atau
kegunaan, pemakaian, bentuk atau ukuran, dan warna. Berikut beberapa
contoh lampu antaralain lampu LED, lampu halogen, lampu TL, lampu
pijar.

Gambar 2. 6. Lampu LED


4. Fitting Lampu dan Kayu Roset
Fitting merupakan perangkat yang berfungsi menghubungkan bola
lampu dengan jaringan kawat-kawat kabel pada instalasi listrik agar lebih
aman dan rapi. Fitting juga berfungsi untuk memastikan lampu terpasang
secara benar sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya short.
Sedangkan kayu roset merupakan kayu sebagai tempat memasang fitting
pada plafon atau dinding.

7
Gambar 2. 7. Fitting Lampu dan Kayu Roset
5. Saklar
Saklar atau sakelar merupakan perangkat yang digunakan untuk
memutus jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya (dalam hal ini
lampu). Jadi, saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus
aliran listrik. Secara sederhana, saklar merupakan perangkat mekanik
yang terdiri dari dua atau lebih terminal yang terhubung secara internal
ke bilah atau kontak logam yang dapat dibuka dan ditutup oleh
penggunanya. Seiring dengan perkembangan zaman saklar mulai
berkembang menjadi beberapa bentuk dan desain yang beraneka ragam,
yaitu:
a. Saklar Tuggal
Merupakan saklar yang hanya dapat digunakan untuk
menghidupkan atau memutuskan suatu kelompok beban

Gambar 2. 8. Saklar Tunggal


b. Saklar Ganda

8
Saklar ganda merupakan saklar yang mempunyai 4 titik
hubung untuk menghubungkan atau memutuskan daya. Dipakai
untuk menyalakan lampu pada tempat yang berbeda ataupun
tidak dikehendaki untuk menyala bersama-sama.

Gambar 2. 9. Saklar Ganda


c. Saklar Tukar
Merupakan saklar yang bisa mengendalikan sebuah lampu
dari dua tempat yang berbeda. Biasanya ditemui pada hotel,
rumah, penginapan, ataupun tempat yang memiliki lorong yang
panjang.

Gambar 2. 10. Saklar Tukar


6. MCB
MCB atau Miniature Circuit Breaker merupakan komponen instalasi
listrik yang memiliki fungsi yang sama dengan sekring yaitu
memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika terjadi gangguan
kelebihan arus. Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat dikarenakan
adanya hubung singkat (Short Circuit) ataupun adanya beban lebih.

9
Gambar 2. 11. MCB
7. KWh Meter
Kwh meter Kilo-Watt-Hour adalah alat yang digunakan untuk
mengukur total energi listrik (atau listrik) yang dikonsumsi oleh
peralatan yang diambil dari energi listrik dari catu daya utama di rumah.
Adapun jenis-jenis dari KWH meter antara lain KWH meter analog atau
KWH meter elektromekanis, KWH meter digital, Smart Meter atau
Meteran Pulsa Listrik.

Gambar 2. 12. KWh Meter

2.2.2. Komponen Pendukung


1. Pipa Instalasi, Knee, dan Klem Pipa
Pada instalasi pasangan luar, yaitu bila kabel berada diluar tembok
atau pada dinding/tiang kayu, jika menggunakan kabel NYA sangat
diperlukan pipa instalasi. Hal ini disebabkan karena masing-masing
kabel NYA hanya terdiri dari satu kabel berisolasi sehingga pada
pemasangan akan rapi dan terutama menghindari dari gangguan hewan
pengengat. Pada instalasi dalam, kabel ditanam dalam tembok, sebaiknya
juga menggunakan pipa instalasi untuk semua jenis kabel yang

10
digunakan . Karena hal tersebut akan sangat membantu dalam perbaikan
maupun penggatian kabel instalasi listrik tanpa harus merusak tembok
yang sudah terbangun rapi. Knee atau sambungan pipa 90ᶱ dan klem pipa
merupakan penunjang pada pemasangan pipa supaya lebih rapi.

Gambar 2. 13. Pipa Instalasi, Knee, dan Klem


2. Kotak Sambung dan Kontak Saklar
Kotak sambung (Junction Box) atau merupakan tempat dimana
saluran utama dan saluran cabang disambungkan. Banyaknya lobang
saluran masuk untuk penyembungan bermacam-macam (1 cabang, 2
cabang,3 cabang dst.) dan begitu pula bentuk dari kotak sambung
tersebut (kotak, bulat,dsb). Kita pakai yang umum saja yaitu kotak
sambung dengan tiga lobang cabang dan empat lobang cabang (T
DOOS).

Gambar 2. 14. Kotak Sambung


3. Rel MCB
Rel MCB merupakan komponen pendukung yang digunakan dalam
panel listrik sebagai dudukan MCB, terminal blok, dan alat listrik
lainnya. Rel ini biasa terbuat dari galvanis atau alumunium.

11
Gambar 2. 15. Rel MCB

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Percobaan 1
Pemasangan Stop Kontak, Saklar Tunggal, dan Saklar Ganda yang
ditunjukan pada wiring diagram berikut :

Gambar 3. 1. Wiring Diagram Percobaan 1


3.1.1. Peralatan
Dalam Percobaan 1 ini, peralatan-peralatan yang dipakai adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 1. Peralatan Percobaan 1

No Peralatan Jumlah (unit)


1 Tang Potong 1
2 Obeng 1
3 Palu 1
4 Gergaji Besi 1
5 Tang Potong 1
6 Tespen 1
7 Penggaris 1
8 Tang Kombinasi 1

3.1.2. Bahan Habis Pakai


Dalam Percobaan 1 ini, bahan- habis pakai yang digunakan adalah sebagai
berikut :

Tabel 3. 2. Bahan Habis Pakai Percobaan 1

No Bahan Jumlah (buah)


1 Kabel NYA Secukupnya

13
2 Stopkontak 1
3 Saklar Tunggal 1
4 Pipa PVC Secukupnya
5 T Dosh 3
6 Elbow 1
7 Roset 1
8 Fitting 3
9 Lampu bohlam 3
10 Isolasi Secukupnya
11 Sekrup Secukupnya
12 Saklar Ganda 1
13 Inbow 3
14 Rel Omega Secukupnya

3.1.3. Langkah kerja


1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengukur paralon sesuai dengan kebutuhan
3. Memasang seluruh peralatan dan bahan pada percobaan 1 sesuai
dengan single line diagram pada gambar dan pastikan alat dan bahan
masih dapat digunakan.
4. Mengukur panjang kabel dan sambunglah kabel sesuai dengan kode
warnanya masing masing.
5. Memastikan penyambungan kabel terisolasi dengan baik.
6. Menguji coba rangkaian isntaslasi dengan menghubungkan MCB
pada sumber PLN 220Volt
7. Menguji coba komponen ditunjukkan dengan keberhasilan fungsi
dari tiap-tiap komponen

14
3.1.4. Hasil

Gambar 3. 2. Hasil Rangkaian Percobaan 1


Pada percobaan 1 ini pengukuran terhadap tahanan isolasi antara
penghantar fasa dan netral pada rangkaian yaitu sebesar 50M Ohm.
Setelah itu, data pengujian rangkaian intalasi percobaan 1 akan dimasukan
kedalam table berikut untuk mengecek apakah ada kesalahan.
Tabel 3. 3, Data Praktikum Percobaan 1

Input Output
MCB Stop Kontak Saklar Saklar Ganda L1 L2 L3
Tunggal S1 S2
1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 1 1

Pada percobaan 1 ini pengukuran tahanan isolasi di antara fasa dan netral
pada rangkaian percobaan 1 yaitu sebesar 50M Ohm, sehingga rangkaian sudah
bisa untuk diberi sumber tegangan 220v. Menurut PUIL, tahanan isolasi minimal
untuk instalasi listrik adalah 1000 kali tegangan kerja. Sehingga tahanan isolasi
minimal untuk rangkaian instalasi listrik adalah 220k Ohm
Pada saat rangkaian instalasi dihubungkan dengan sumber tegangan dan
MCB diaktifkan maka stop kontak akan memiliki tegangan. Selanjutnya pada
saklar tunggal terdapat 2 terminal, 1 terhubung pada fasa sumber sedangkan
1nya terhubung langsung dengan lampu. Lampu juga terhubung dengan sumber
netral. Sehingga ketika saklar dalam keadaan aktif 1 maka lampu juga dalam
keadaan aktif 1. Jika saklar dalam keadaan mati 0, maka lampu juga akan mati
0. Selanjutnya pada rangkaian terdapat saklar ganda yang mana memiliki 3

15
terminal, 1 terminal terhubung pada sumber fasa dan 2 terminal terhubung pada
2 buah lampu. Apabila S1 diaktifkan maka L2 akan hidup dan apabila S2 ditekan
maka L3 akan hidup dan sebaliknya. Apabila MCB dinon-aktifkan maka semua
lampu dan kotak kontak akan tidak aktif atau 0. Dan kondisi saklar tidak akan
berpengaruh terhadap lampu karena sumber fasa telah terpotong sehingga arus
tidak akan mengalir.

3.2. Percobaan 2
Pemasangan Stop Kontak, Saklar Tunggal, Saklar Ganda, Saklar Tukar
yang ditunjukan pada wiring diagram berikut.

Gambar 3. 3. Wiring Diagram Percobaan 2


3.2.1. Peralatan
Dalam Percobaan 2 ini, peralatan-peralatan yang dipakai adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. 4. Peralatan Percobaan 2

No Peralatan Jumlah (unit)


1 Tang Potong 1
2 Obeng 1
3 Palu 1
4 Gergaji Besi 1
5 Tang Potong 1
6 Tespen 1
7 Penggaris 1
8 Tang Kombinasi 1

3.2.2. Bahan Habis Pakai


Dalam Percobaan 2 ini, bahan- habis pakai yang digunakan adalah sebagai
berikut :

16
Tabel 3. 5. Baham Habis Pakai Percobaan 2

No Bahan Jumlah (buah)


1 Kabel NYA Secukupnya
2 Stopkontak 1
3 Saklar Ganda 1
4 Pipa PVC Secukupnya
5 T Dosh 1
6 Inbow 1
7 Roset 1
8 Fitting 3
9 Lampu bohlam 3
10 Isolasi Secukupnya
11 Klem skrup Secukupnya
12 Roset 3
13 Saklar Tukar 2
14 Saklar Ganda 1
15 Rel Omega Secukupnya

3.2.3. Langkah kerja


1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengukur paralon atau pipa sesuai dengan kebutuhan.
3. Memasang semua komponen yang dibutuhkan seperti pada diagram, dan
pastikan semua alat dan bahan masih dapat digunakan.
4. Mengukur panjang kabel, dan sambung kabel sesuai dengan kode warna.
5. Memastikan penyambungan kabel terisolasi dengan baik.
6. Menguji coba rangkain instalasi dengan menggunakan rangkaian dengan
sumber tegangan PLN 220 volt.
7. Menguji coba komponen ditunjukan dengan keberhasilan fungsi dari
tiap-tiap komponen, secara khusus dalam hal ini adalah saklar ganda dan
beban lampu bohlam.
8. Mengamati setiap perubahan yang terjadi kemudian masukan dalam hasil
pengamatan.

17
3.2.4. Hasil

Gambar 3. 4. Hasil Rangkaian Percobaan 2

Tabel 3. 6. Data Praktikum Percobaan 2


Input Output
MCB Stop Saklar Ganda Saklar L1 L2 L3
Kontak Tukar
S1 S2 S3 S4
1 1 1 0 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 0 0

Pada percobaan 2 ini pengukuran tahanan isolasi di antara fasa dan netral
pada rangkaian percobaan 1 yaitu sebesar 30M Ohm, sehingga rangkaian sudah
bisa untuk diberi sumber tegangan 220v. Menurut PUIL, tahanan isolasi minimal
untuk instalasi listrik adalah 1000 kali tegangan kerja. Sehingga tahanan isolasi
minimal untuk rangkaian instalasi listrik adalah 220k Ohm.
Pada saat rangkaian instalasi dihubungkan dengan sumber tegangan 220v
dan MCB diaktifkan maka pada kotak kontak akan terdapat tegangan.
Selanjutnya pada rangkaian terdapat saklar ganda yang mana memiliki 3
terminal, 1 terminal terhubung pada sumber fasa sedangkan 2 terminal lainnya
dihubungkan pada 2 buah lampu. Apabila S1 pada posisi tehubung maka L1 akan
hidup dan apabila S2 pada posisi terhubung maka L2 akan hidup dan sebaliknya.
Selanjutnya 2 buah saklar tukar S3 dan S4 yang mengatur L3. Sumber fasa
terhubung pada terminal input salah satu saklar dan L3 terhubung pada terminal
input saklar yang lain. Sedangkan terminal output saklar saling terhubung

18
dengan saklar yang lain. L3 akan hidup ketika kondisi S3 dan S4 berbeda dan
akan mati ketika kondisi dari ke-2 saklar sama. Apabila MCB dinon-aktifkan
maka semua lampu dan kotak kontak akan tidak aktif atau 0. Dan kondisi saklar
tidak akan berpengaruh terhadap lampu karena sumber fasa telah terpotong
sehingga arus tidak akan mengalir.
.

3.3. Percobaan 3
Pemasangan kwh meter, sekring, stop kontak, saklar tunggal dan saklar
ganda yang ditunjukan pada wiring diagram berikut.

Gambar 3. 5. Wiring Diagram Percobaan 3

3.3.1. Peralatan
Dalam Percobaan 3 ini, peralatan-peralatan yang dipakai adalah sebagai
berikut :

Tabel 3. 7. Peralatan Percobaan 3

No Peralatan Jumlah (unit)


1 Tang Potong 1

19
2 Obeng 1
3 Palu 1
4 Gergaji Besi 1
5 Tang Potong 1
6 Tespen 1
7 Penggaris 1
8 Tang Kombinasi 1

3.3.2. Bahan Habis Pakai


Dalam Percobaan 3 ini, bahan- habis pakai yang digunakan adalah sebagai
berikut :

Tabel 3. 8. Bahan Habis Pakai Percobaan 3

No Bahan Jumlah (buah)


1 Kabel NYA Secukupnya
2 Stopkontak 1
3 Saklar Tunggal 1
4 Pipa PVC Secukupnya
5 T Dosh 1
6 Elbow 1
7 Roset 1
8 Fitting 3
9 Lampu bohlam 3
10 Isolasi Secukupnya
11 Klem skrup Secukupnya
12 Roset 3
13 kWh Meter 1
14 Rel Omega Secukupnya
15 Sekring 1
16 Saklar Ganda 1

3.3.3. Langkah kerja


1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengukur paralon atau pipa sesuai dengan kebutuhan
3. Memasang semua komponen yang dibutuhkan seperti pada diagram, dan
pastikan semua alat dan bahan masih dapat digunakan
4. Mengukur panjang kabel, dan sambung kabel sesuai dengan kode warna
5. Memaastikan penyambungan kabel terisolasi dengan baik
6. Menguji coba rangkaian instalasi dengan menghubungkan rangkaian
dengan sumber PLN 220 Volt
7. Menguji coba komponen ditunjukan dengan keberhasilan fungsi dari
tiap- tiap komponen, dimulai dari kWH meter hingga beban lampu.

20
3.3.4. Hasil

Gambar 3. 6. Hasil Rangkaian Percobaan 3

Tabel 3. 9. Data Praktikum Percobaan 3

Input Output
MCB Stop Kontak Saklar Saklar Ganda L1 L2 L3
Tunggal S1 S2
1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0

Pada percobaan 2 ini pengukuran tahanan isolasi di antara fasa dan netral
pada rangkaian percobaan 1 yaitu sebesar 30M Ohm, sehingga rangkaian sudah
bisa untuk diberi sumber tegangan 220v. Menurut PUIL, tahanan isolasi
minimal untuk instalasi listrik adalah 1000 kali tegangan kerja. Sehingga
tahanan isolasi minimal untuk rangkaian instalasi listrik adalah 220k Ohm.
Pada percobaan 3 ini digunakan KWh meter yang berfungsi sebagai
penghitung daya yang pada rangkaian percobaan. Namun, pada rangkaian ini
hanya menggunakan 3 lampu sebagai beban tidak terlihat adanya perubahan
pada KWh meter tersebut, dikarenakan angka yang ditunjukan akab berubah
ketika mencapai setiap 1KWh. Hal tersebut karena dalam waktu yang singkat,
bebean berupa 3 buah lampu tidak mecapai konusmis daya 1KWh. KWh meter
yang digunakan pada percobaan 3 ini adalah berjenis analog. Pemasangan
pertama pada praktikum percobaan 3 adalah dengan menghubungkan kabel
sumber ke KWh meter dengan ketentuan terminal 1 terhubung pada fasa input

21
sumber, terminal 2 output fasa terhubung ke MCB. Terminal 3 input netral
sumber, dan terminal 4 output netral.

Pada saat rangkaian instalasi dihubungkan dengan sumber tegangan dan


MCB diaktifkan maka stop kontak akan memiliki tegangan. Selanjutnya pada
saklar tunggal terdapat 2 terminal, 1 terhubung pada fasa sumber sedangkan
1nya terhubung langsung dengan lampu. Lampu juga terhubung dengan
sumber netral. Sehingga ketika saklar dalam keadaan aktif 1 maka lampu juga
dalam keadaan aktif 1. Jika saklar dalam keadaan mati 0, maka lampu juga
akan mati 0. Selanjutnya pada rangkaian terdapat saklar ganda yang mana
memiliki 3 terminal, 1 terminal terhubung pada sumber fasa dan 2 terminal
terhubung pada 2 buah lampu. Apabila S1 diaktifkan maka L2 akan hidup dan
apabila S2 ditekan maka L3 akan hidup dan sebaliknya. Apabila MCB dinon-
aktifkan maka semua lampu dan kotak kontak akan tidak aktif atau 0. Dan
kondisi saklar tidak akan berpengaruh terhadap lampu karena sumber fasa telah
terpotong sehingga arus tidak akan mengalir.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu.
1. Percobaan yang dilakukan pada mata kuliah praktikum instalasi ini
merupakan bentuk dari instalasi dasar
2. Ketelitian dan kecermatan sangat diperlukan untuk menghindari dari
kesalahan dan kecelakaan pada saat merangkai rangkaian instalasi
3. Setelah selesai merangkai rangkaian instalasi selesai maka perlu untuk
dilakukan pengecekan atau pengujian terlebih dahulu agar tidak terjadi
hubung singkat listrik yang dapat mengakibatkan rusaknya peralatan dan
bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum.
4. Peralatan dan bahan yang digunakan selama percobaan adalah peralatan
yang telah memenuhi standar yang berlaku dan ketentuan pada PUIL 2000
5. Penggunaan saklar tukar dapat memudahkan untuk mengatur nyala dan
matinya lampu yang terdapat pada area tangga atau area dengan lorong yang
panjang.
6. KWh meter tidak bergerak karena dalam waktu yang singkat, beban 3 buah
lampu tidak mecapai penggunaan daya sebesar 1KWh
7. Inslatasi listik harus dilakukan pemeliharaan untuk menjaga dari kerusakan
atau instalasi yang sudah tidak memenuhi standar menurut PUIL 2000.
4.2 Saran
Praktikum instalasi ini berurusan dengan menggunakan tegangan listrik yang
cukup besar dan berbahaya jika tersengat langsung oleh manusia. Maka dari itu
perlu diperhatikan mengenai alat-alat K3 yang perlu untuk disiapkan dan dikenakan
selama praktikum berlangsung untuk menghindari dan meminimalisir terjadinya
kecelakaan. Selain itu perlu adanya penambahan alat seperti obeng dan bor agar
dapat mempercepat dan memudahkan kerja dari mahasiswa saat merangkai
rangkaian instalasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Teknologi and E. Uda, “PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK


PADA RUMAH TOKO TIGA LANTAI DENGAN DAYA 12 KW,” 2019.

[2] Ikhsan Kamil and Z Indra, “Analisis Sistem Instalasi Listrik Rumah
Tinggal dan Gedung untuk Mencegah Bahaya Kebakaran,” JURNAL
ILMIAH ELITE ELEKTRO, vol. 2, no. 1, pp. 40–44, 2011.

[3] D Andersen, Tumaliang Hans, and Martinus Paliding, “Penataan Dan


Pengembangan Instalasi Listrik Fakultas Teknik UNSRAT 2017,” urnal
Teknik Elektro dan Komputer , vol. 7, pp. 207–2018, 2018.

[4] Santoso Iksan, Dhofir Moch, and Suryono hadi, “PERANCANGAN


INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN
APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU
BLIMBING MALAN,” Jurusan Teknik Elektro, 2014.

[5] D. Oleh, B. Hendratno, and D. R. A. Cholilurrahman, “PERENCANAAN


DAN PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK BANGUNAN RUMAH
TINGGAL BERTINGKAT DI GRAHA FAMILY BLOK I NOMOR 33
SURABAYA.”

24

Anda mungkin juga menyukai