Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ghita Hasna Thayyiba

NIM : 20129286

Resume Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Supervisi Pendidikan

A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau mengawasi.
Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa supervisi merupakan “A
critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal
dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah
digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai
orang yang memerlukan kepala sekolah.

Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif(Purwanto,2000).
Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan
apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi
pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.

Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan
metode - metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase
seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, Supervisi ialah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Menurut Adam dan Dickey telah merumuskan supervisi sebagai suatu pelayanan
khususnya menyangkut pengajaran dan perbaikannya-menyangkut proses mengajar dan belajar,
termasuk segala faktor di dalam situasi itu. Perumusan supervisi ini sesungguhnya menyangkut
hakikat dari supervisi pendidikan yaitu memberikan pelayanan kepada orang yang disupervisi.
Amatembun menyimpulkan supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi
pendidikan. Pembinaan yang dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan
situasi pendidikan (pengajarannya) pada umumnya peningkatan mutu mengajar dan belajar pada
khususnya.

Dalam pengertian itu supervisi pendidikan artinya pembinaan. Pembinaan adalah segala
kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan,
pembangunan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna
dan berhasil guna. Pembinaan yang dilakukan bertujuan agar situasi pendidikan menjadi lebih
baik. Situasi pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas dapat dimaknai dengan segala hal
yang terkait dengan pendidikan, misalnya metode, motivasi, kultur dan lain-lain.

Jasmani menyebutkan supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor dan
atau semua pimpinan kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan sekolah dan
meningkatkan kinerja guru/staf dalam menjalankan tugas, fungsi, dan kewajibannya sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal. Caranya dengan memberikan bantuan,
dorongan, pembinaan, bimbingan, dan memberi kesempatan bagi pengelola sekolah dan para
guru untuk memperbaiki dan mengembangkan kinerja dan profesionalismenya.

Dari penejelasan di atas dapat dipahami secara lebih komprehensif makna dan hakikat
supervisi pendidikan yakni usaha seseorang (supervisor) dalam memberikan bantuan, layanan
kepada orang lain (orang yang disupervisi) dalam melaksanakan tugas, kinerja dan
kewajibannya. Supervisi pendidikan ditujukan untuk memberi bantuan dalam pengembangan
situasi pembelajar yang lebih baik sehingga rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan
supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar (goal, material, technique, method, teacher,
student, an environment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan
melalui layanan kegiatan supervisi.

2. Rasional Supervisi Pendidikan

Alasan rasional mengapa supervisi itu penting adalah untuk perbaikan


pengajaran/pembelajaran. Adapun untuk mendukung proses pembelajaran yang bermutu
ditentukan oleh berbagai unsur dinamis yang akan ada di dalam sekolah dan lingkungannya
sebagai suatu kesatuan sistem. Menurut Townsend dan Butterworth, ada sepuluh faktor penentu
terwujudnya proses pembelajaran yang bermutu, yakni:

a. Keefektifan kepemimpinan kepala sekolah


b. Partisipasi dan rasa tanggung jawab guru dan staf,
c. Proses belajar-mengajar yang efektif,
d. Pengembangan staf yang terpogram,
e. Kurikulum yang relevan,
f. Memiliki visi dan misi yang jelas,
g. Iklim sekolah yang kondusif,
h. Penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan,
i. Komunikasi efektif baik internal maupun eksternal, dan
j. Keterlibatan orang tua dan masyarakat secara instrinsik (Diana Townsend dan
Butterworth, 1992: 35).

3. Tujuan Supervisi Pendidikan

a. Tujuan Umum Supervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan merupakan bagian dari integral dari seluruh kegiatan pendidikan,
tidak terlepas dari tujuan umum pendidikan dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan umum dari
supervisi pendidikan dari tujuan pendidikan oleh Langeveld adalah untuk membina orang-orang
yang disupervisi menjadi dewasa yang sanggup berdiri sendiri. Sementara itu, tujuan pendidikan
nasional yaitu untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasa,
keterampilan, dan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal
semanat kebangsaan agar dapat menmbuhkan manusia-manusia pembangunan yang bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa yang mana hal ini tidak terlepas dari tujuan supervisi
pendidikan itu sendiri. Sementara itu, Amatembun menjelaskan bahwa tujuan umum dari
supervisi pendidikan adalah perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.

b. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan

Amatembun dalam Jasmani menyebutkan tujuan khusus supervisi pendidikan adalah sebagai
berikut:

 Membina kepala sekolah dan guru-guru memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya
dan peranan madrasah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
 Memperbesar kesanggupan kepada sekolah dan guruguru untuk mempersiapkan perserta
didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
 Membantu kepala sekolah dan guru untuk mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktivitas-aktivitas dan kesulitan-kesulitan pembelajaran serta menolong mereka
merencanakan perbaikan-perbaikan.
 Meningkatkan kesadaran sekolah dan guru-guru serta warga sekolah terhadap cara kerja
yang demokratis dan komprehensif serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
 Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk
mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya.
 Membantu kepala sekolh untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di
madrasah kepada masyarakat. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap
tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
 Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam melaksanakan aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
 Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara guru.

4. Fungsi Supervisi Pendidikan

Seorang supervisor pendidikan perlu memahami dengan jelas tugas dan tanggung jawab
yang dipercayakan kepadanya dalam usaha ke arah tercapainya tujuan tersebut. Fungsi utama
yang merupakan tugas-tugas pokok seorang supervisor dibidang pendidikan adalah sebagai
berikut:

a. Penelitian
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan obyektif tentang situasi pendidikan,
maka perlu diadakan penelitian. Proses suatu penelitian ilmiah meliputi:
 Perumusan pokok (topik) masalah yang akan diselidiki. Pada fase ini supervisor
merumuskkan dan membatasi dengan tegas dan jelas tentang apa yang akan diselidiki.
 Pengumpulan data. Pada fase ini supervisor mengumpulkan sebanyak mungkin data
(keteranganketerangan) mengenai masalah tersebut. data itu baik bersifat faktual (fakta-
fakta konkrit) atau berupa opini (pendapat atau tanggapan) orang-orang yang disupervisi.
Pengumpulan data dapat dilakukan secara langsung melaluai observasi atau wawancara
atau tidak secara langsung melalui angket dan sebagainya.
 Pengolahan data. Pada fase ini bahan atau data yang telah terkumpul diolah dalam hal ini
dilakukan, yaitu koreksi, seleksi, klasifikasi, dan komparasi
b. Penilaian.
Dalam suatu penelitian, supervisor dapat menarik suatu kesimpulan terhadap
situasi datau masalah yang diselidiki. Kesimpulan itu berupa tanggapan terhadap masalah
atau situsi yang diselidiki.. Fungsi penilaian atau evaluasi dalam supervisi modern, lebih
menitik beratkan kepada aspek-aspek positif (kebaikan-kebaikan) dari pada aspek-aspek
negatif (kesalahan-kesalahan). Hal ini yang perlu dipahami oleh para supervisor
pendidikan sehingga tidak terus menerus mencari kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh orangorang yang disupervisi, akan tetapi menemukan dan mengembangkan
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
c. Perbaikan
Dari hasil-hasil penilaian (evaluasi) supervisor dapat mengetahui bagaimana
keadaan atau situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi mengajar/belajar
pada khususnya, serta segala fasilitas dab upaya yang dipergunakan apakah baik atau
buruk, memuaskan atau tidak, mengalami kemajuan atau kemunduran, mengalami
kemacetan atau sebagainya. Dalam supervisi pendidikan modern, tugas utama seorang
supervisor adalah mengadakan perbaikan (improvement). Bahwasanya apa yang belum
baik atau belum memuaskan atau yang mengalami kemacetan atau kemunduran supaya
segera diperbaiki.
d. Peningkatan
Situasi yang ada sudah baik atau belum, sudah memuaskan atau mengalami
kemajuan. Situasi yang demikian harus ditingkatkan atau dikembangkan (fungsi
“development”) agar apa yang sudah baik itu supaya lebih baik lagi, apa yang sudah
memuaskan itu supaya lebih memuaskan lagi, apa yang telah mengalami kemajuan
supaya lebih maju lagi. Inilah fungsi supervisor pendidikan sebagai “developer”.

B. Prinsip Supervisi Pendidikan

Sebagai seorang supervisor yang baik harus memahami prinsip-prinsip atau asas-asas
supervisi pendidikan untuk dapat dipergunakan sebagai landasan dalam menunaikan tugas
supervisi: Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa supervisi dilakukan agar supervisi dapat
memenuhi fungsi seperti yang disebutkan sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip supervisi
secara umum sebagai berikut :

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf
sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari
masalah.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.
3. Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanakan akan memberikan saran atau
umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Dalam
memberikan umpan balik sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak
yang disupervisi untuk mengajukan petanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknnya dilakukan secara berkala.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya
hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi.
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang
diperlukan untuk membuat laporan.
C. Peranan Supervisi Pendidikan

Supervisi berfungsi membantu, memberi, mengajak. Dilihat dari fungsinya, tampak


dengan jelas peranan supervisi itu. Seorang sopervisor dapat berperan sebagai :

a. Koordinator
Sebagai koordinator ia dapat mengko-ordinasi program belajar mengajar, tugas-
tugas anggota sataf berbqagai kegiatan berbeda-beda diantara guru-guru.
b. Konsultan
Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu bersama mengkonsultasikan
masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok.
c. Pemimpin Kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam
mengembangklan potensi kelompok pada saat mengembangkan kurikulum, materi
pembelajaran dan kebutuhan professional guru-guru secara bersama.
d. Evaluator
Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses
belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai