Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEREKONOMIAN

BAHAN PAPARAN INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA ALAM

Asisten Deputi Pengembangan Industri


Oktober 2021
Sudut Pandang..

Neraca
Perdagangan
Kebijakan
- TKDN
- P3DN
- Pemberdayaan
Industri

Industri
PRODUK KEBIJAKAN
Subtitusi Impor
Elektronik, TPT, Mamin, ❑ Barang Jadi ❑ Penguatan Industri DN
Otomotif, Kimia, Farmasi ❑ Setengah Jadi ❑ Kemudahan fasilitas fiskal dan
Kebijakan dan Alkes non fiskal
- Global Value Chain
Industri:
- Smiling Curve: R/D, ❑ Hilirisasi produk komoditas:
1. RIPIN
2. KIN Desain, Merk CPO, gas, hasil pertanian untuk
obat
❑ Kemudahan bahan baku
Pengembangan Industri:
1. Mendekati Pasar;
❑ Pengadaan B/J Pemerintah
2. Bahan Baku Industri. ❑ Akses pasar: DN dan LN

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 2


Kinerja Ekspor Impor Indonesia (Surplus USD 19,17 Milyar)
Impor terbesar Milyar USD
HS 2 Digit (Milyar USD)
HS 2 2019 2020 Jan-Aug 2021 Share 2020
Deskripsi Produk
Digit Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor
84 Mesin dan peralatan mekanis 5.43 26.79 (21.35) 5.21 21.81 (16.60) 4.06 15.65 (11.60) 3% 15%
85 Elektronik 8.54 19.77 (11.23) 9.23 19.03 (9.79) 7.47 14.66 (7.19) 6% 13%
27 Bahan bakar mineral 34.73 23.48 11.25 25.58 15.78 9.80 25.86 17.07 8.79 16% 11%
39 Plastik dan barang dari plastik 2.45 8.73 (6.29) 2.60 7.15 (4.55) 1.90 6.58 (4.68) 2% 5%
72 Besi dan baja 7.41 10.39 (2.98) 10.85 6.86 3.99 12.13 7.34 4.79 7% 5%
29 Kimia organik 2.71 5.82 (3.11) 2.37 5.03 (2.66) 2.21 4.58 (2.37) 1% 4%
87 Kendaraan 8.16 7.16 1.00 6.60 4.44 2.17 5.58 4.12 1.46 4% 3%
10 Serealia 0.00 3.24 (3.24) 0.02 3.02 (3.00) 0.00 2.57 (2.57) 0% 2%
38 Aneka produk kimia 4.06 2.59 1.47 3.80 2.97 0.82 4.25 2.57 1.68 2% 2%
23 Sisa bahan makanan 0.80 2.65 (1.85) 0.98 2.91 (1.93) 0.94 2.82 (1.88) 1% 2%
Lainnya 93.19 60.11 33.09 96.07 52.57 43.50 77.59 44.86 32.73 59% 37%
Total 167.50 170.73 (3.23) 163.31 141.57 21.74 142.01 122.83 19.17 100% 100%
❑ Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Aug 2021
mencapai 142,01 miliar USD atau naik 37,77 % dibanding Jan-Aug
2020 dan impor 122,83 miliar USD (naik 33,36% dari Jan-Jul 2020)
HS 4 Digit (Milyar USD) ❑ Nilai neraca perdagangan periode Jan-Aug 2021 surplus
HS 4 2019 2020 Jan-Aug 2021 Share 2020 sebesar 19,17 milyar USD.
Deskripsi Produk ❑ Menurut HS 2 digit produk impor terbesar pada periode Jan-Aug
Digit Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor
2710 Minyak petroleum dan minyak yang diperoleh
0.80 dari
13.08mineral
(12.29)
mengandung0.71bitumen
7.97 (7.26) 0.74 8.15 (7.41) 0% 6%
2021 yaitu:
8517 Perangkat telepon 1.18 5.64 (4.45) 1.54 5.96 (4.42) 0.91 4.40 (3.48) 1% 4% 1) HS 27-Bahan bakar mineral: USD 17,07 Milyar
2709 Minyak petroleum dan minyak yang diperoleh
1.72 dari
5.70mineral(3.99)
mengandung1.40bitumen,
3.39
mentah(1.99) 2.35 4.57 (2.22) 1% 2% 2) HS 84-Mesin dan peralatan mekanis: USD 15,65 Milyar
1001 Gandum dan meslin 0.00 2.80 (2.80) 0.00 2.62 (2.62) - 2.24 (2.24) 0% 2% 3) HS 85-Elektronik: USD 14,66 Milyar
2711 Gas petroleum dan gas hidrokarbon lainnya.
8.85 2.51 6.34 5.45 2.58 2.87 4.38 2.42 1.96 3% 2% 4) HS 72-Besi dan baja: USD 7,34 Milyar
8471 Mesin pengolah data otomatis dan unitnya
0.19 2.29 (2.10) 0.24 2.02 (1.78) 0.20 1.64 (1.44) 0% 1% 5) HS 39-Plastik dan barang plastik: USD 6,58 Milyar
2304 Bungkil dan residu padat lainnya 0.00 1.66 (1.66) 0.00 1.94 (1.94) 0.00 1.93 (1.93) 0% 1% ❑ Menurut HS 4 digit produk impor terbesar pada periode Jan-Aug
1701 Gula tebu atau gula bit dan sukrosa murni
0.00 kimiawi
1.37 (1.36) 0.02 1.94 (1.91) 0.11 1.82 (1.71) 0% 1% 2021 yaitu:
7108 Emas (termasuk emas disepuh dengan3.55platina) 1.77 1.78 5.54 1.90 3.64 1.17 1.49 (0.32) 3% 1% 1) HS 2710-Minyak petroleum: USD 8,15 Milyar
8708 Bagian dan aksesori kendaraan bermotor
1.71dari pos
3.3887.01 sampai
(1.68) dengan
1.5087.05 1.84 (0.34) 1.27 1.89 (0.62) 1% 1%
2) HS 2709-Minyak petroleum mentah: USD 4,57 Milyar
Lain-lain 149.49 130.53 18.97 146.90 109.41 37.49 130.88 92.28 38.59 90% 77%
3) HS 8517-Perangkat telepon: USD 4,40 Milyar
Total 167.50 170.73 (3.23) 163.31 141.57 21.74 142.01 122.83 19.17 100% 100%
4) HS 2711-Gas petroleum: USD 2,42 Milyar
5) HS 1001-Gandum dan meslin: USD 2,24 Milyar

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI Sumber: BPS, 2021 3


Visi Misi Pembangunan Industri Nasional
Visi Pembangunan Industri Nasional
Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh. Industri Tangguh bercirikan:
1. struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan;
2. industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global; dan
3. industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Misi Pembangunan Industri Nasional

1. meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak


perekonomian nasional;
2. memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional;
3. meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
Industri Hijau;
4. menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta
mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok
atau perseorangan yang merugikan masyarakat;
5. membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
6. meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah
Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;
dan
7. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.
Strategi Pembangunan Industri Nasional
1. mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam; 6. menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan;
2. melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi; 7. melakukan pembangunan sarana dan prasarana Industri;
3. meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industri; 8. melakukan pembangunan industri hijau;
4. menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI); 9. melakukan P3DN; dan
5. mengembangkan WPPI, Kawasan Peruntukan Industri, KI, dan Sentra IKM; 10.meningkatkan kerjasama internasional bidang industri.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI *Sumber: RIPIN 2015-2035 4


4
Pemanfaatan, Penyediaan dan Penyaluran Sumber Daya Alam
Tujuan dan Proyeksi Kebutuhan Sumber Daya Alam
❑ Untuk menjamin penyediaan dan penyaluran sumber daya alam yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, bahan penolong,
energi dan air baku bagi Industri agar dapat diolah dan dimanfaatkan
secara efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan guna menghasilkan
produk yang berdaya saing serta mewujudkan pendalaman dan penguatan
struktur industri.
❑ Kebutuhan sumber daya alam diproyeksikan berdasarkan kapasitas
produksi yang ditargetkan untuk industri berbasis mineral tambang, migas
dan batubara, serta agro.

Program Pengembangan Ketersediaan Sumber Daya Alam


❑ Pemanfaatan SDA secara efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan
melalui penerapan tata kelola yang baik antara lain meliputi.
a. penyusunan rencana pemanfaatan SDA;
b. manajemen pengolahan SDA;
c. implementasi pemanfaatan sumber daya yang efisien dan ramah
lingkungan; dan
d. audit tata kelola pemanfaatan SDA.
❑ Pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam, meliputi:
penetapan bea keluar; kuota ekspor; kewajiban pasokan dalam negeri; dan
batasan minimal kandungan SDA
Jaminan Penyediaan dan Penyaluran SDA
1. penyusunan rencana penyediaan dan penyaluran SDA berupa neraca; 7. pengembangan infrastruktur penyaluran SDA untuk meningkatkan daya saing;
2. penyusunan rekomendasi penetapan jaminan penyediaan dan penyaluran SDA; 8. fasilitasi akses kerjasama dengan negara lain dalam hal pengadaan SDA;
3. pemetaan jumlah, jenis, dan spesifikasi, serta lokasi cadangan SDA; 9. penetapan kebijakan impor untuk sumber daya alam tertentu;
4. pengembangan industri berbasis sumber daya alam secara terpadu; 10.pengembangan investasi pengusahaan sumber daya alam tertentu;
5. diversifikasi pemanfaatan SDA secara efisien dan ramah lingkungan; 11.konservasi sumber daya alam terbarukan; dan
6. pengembangan pemanfaatan SDA melalui penelitian dan pengembangan; 12.menerapkan kebijakan secara kontinu atas efisiensi pemanfaatan SDA.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI *Sumber: RIPIN 2015-2035 5


5
Pemberdayaan Industri Berbasis Sumber Daya Alam
Industri Hijau
❑ Pembangunan Industri Hijau bertujuan untukmewujudkan Industri yang berkelanjutan dalam rangkaefisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat bagi masyarakat
❑ Strategi pengembangan Industri Hijau akan dilakukan yaitu:
a. mengembangkan industri yang sudah ada menuju industri hijau; dan
b. membangun industri baru dengan menerapkan prinsip-prinsip industri hijau.

Industri Strategis
❑ Industri strategis adalah Industri prioritas yang memenuhi kebutuhan yang penting bagi kesejahteraan rakyat atau
menguasai hajat hidup orang banyak, meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis,
atau mempunyai kaitan dengan kepentingan pertahanan serta keamanan negara.
❑ Pengusulan jenis Industri Strategis berdasarkan kriteria:
a. memperkuat ketahanan pangan;
b. memiliki potensi sebagai sumber daya alam yang terbarukan dan yang tidak terbarukan;
c. meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
d. berbasis teknologi tinggi dan terkait dengan pertahanan keamanan dan keutuhan NKRI.

Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri


❑ Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) berperan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi dalam WPI
dan disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1) potensi sumber daya alam (agro, mineral, migas); 6) memiliki potensi energi berbasis sumber daya alam
2) ketersediaan infrastruktur transportasi; 7) memiliki potensi sumber daya air industri;
3) kebijakan affirmatif untuk pengembangan industri ke luar Jawa; 8) memiliki potensi dalam perwujudan industri hijau; dan
4) penguatan dan pendalaman rantai nilai; 9) kesiapan jaringan pemanfaatan teknologi dan inovasi.
5) kualitas dan kuantitas SDM;

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI *Sumber: RIPIN 2015-2035 6


6
Program Substitusi Impor 35% Tahun 2022

KONDISI INDUSTRI FOKUS SEKTOR LANGKAH STRATEGIS

• Perlu Pendalaman Struktur Industri Makanan dan Penurunan Impor Peningkatan Utilisasi
Melalui Substitusi Impor
• Perlu Kemandirian Bahan Baku dan Produksi Minuman Produksi Seluruh Sektor
pada Industri dengan Industri Pengolahan
• Regulasi dan insentif yang Belum Mendukung
Tekstil, Perhiasan, Nilai Impor Besar
• Belum optimalnya Program P3DN
dan Busana
Mendorong Peningkatan Investasi
Automotif Pendalaman dan Penyerapan Tenaga
Struktur Industri Kerja Baru
Kimia
Utilisasi Utilisasi Utilisasi
Elektronik 60% 75% 85%
PROGRAM SUBSTITUSI (2020) (2021) (2022)
Farmasi
IMPOR SEBESAR 35%
PADA TAHUN 2022 • Penyerapan tenaga kerja terdampak PHK
Alkes • Peningkatan kemampuan belanja dalam negeri
• Peningkatan pasar ekspor

Sumber: Kemenperin, 2021


w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI
7
Bahan Baku Industri Mineral Logam Dan Mineral Non-Logam

Kementerian ESDM berperan dalam menyediakan bahan baku industri


w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 8
Analisis Ketahanan Cadangan Mineral Nasional
Produksi Tambang
Fasilitas Pemurnian
Total Cadangan 2017 (ton per tahun) Umur Cadangan Berdasarkan
Komoditas Produk Pemurnian
(Ton Bijih) Jumlah Produksi Bijih per Tahun
Eksisting Rencana
(ton)
120.000.000
Katoda Tembaga
Bijih Tembaga 2 smelter 2 smelter
Tembaga 2,8 Milyar 29 Tahun
3.000.000 (2,4 juta ton per tahun) (3,8 juta ton per tahun)
Anode Slime
Konsentrat Tembaga
NPI
17.000.000 17 smelter 16 smelter
Nikel 3,1 Milyar FeNi 47 Tahun
Bijih Nikel (31 juta ton per tahun) (39 juta ton per tahun)
Nickel Matte
3.900.000
3 smelter Sponge Iron
Bijih Besi dan Pasir Besi 3 smelter
Besi 2,3 Milyar (6,6 juta ton konsentrat per 130 Tahun
3.100.000 (846 ribu ton per tahun)
tahun) Pig Iron
Konsentrat Besi
2.000.000 2 smelter 5 smelter CGA
Bauksit 1,6 Milyar 535 Tahun
Washed Bauxite (4,4 juta ton per tahun) (15 juta ton per tahun) SGA
8.000
Bijih Timbal
Timbal 11,5 Juta Lead Bullion 108 Tahun
5.000
Konsentrat Timbal 4 smelter
Belum ada
18.000 (450.000 ton konsentrat)
Bijih Seng
Seng 11,4 Juta Zinc
2022Oxide 2064 105 Tahun
9.000
Konsentrat Seng
73.000
Bijih Mangan 2 smelter
Mangan 87 Juta Tidak ada SiMn, FeMn 21 Tahun
54.000 (4 ribu ton per tahun)
Konsentrat Mangan
w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 9 9
Beberapa Industri Berbasis Sumber Daya Alam (1/4)

No. Resources Kendala Industri Turunan

- Baru 7 (tujuh) sektor industri yang mendapat


harga gas USD 6/mmbtu: pupuk, petrokimia,
oleokimia, baja, keramik, kaca dan sarung
1. Gas tangan karet
- Logistik mahal karena sumber gas banyak di
luar Pulau Jawa sedangkan permintaan gas
banyak di Pulau Jawa
Sumber: Ditjen Migas Kementerian ESDM, 2018

- Tarif Royalti dari Bijih Laterit selama 30 tahun


- Infrastruktur listrik hijau dan keuntungan tarif
listrik
- Bantuan Investasi:
❑ Pengembangan pertambangan:
Persetujuan awal atas perizinan utama;
dan
2. Nikel ❑ Konstruksi infrastruktur dan bantuan
investasi
- Pembebasan tarif impor atas peralatan dan
bahan baku (raw material)
- Gugatan WTO terkait larangan ekspor nikel
ore
- Belum tersusunnya SOP pengelolaan limbah
Non B3 Terdaftar untuk nikel Sumber: Ditjen Minerba Kementerian ESDM, 2021

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 10


Beberapa Industri Berbasis Sumber Daya Alam (2/4)
No. Resources Kendala Industri Turunan

3. CPO ❑ Kecenderungan penurunan harga CPO/CPKO Global mengikuti


harga Minyak bumi dunia
❑ Harga Minyak Dunia Melemah, harga CPO tinggi, Insentif Biodiesel
B30 dsb akan membengkak
❑ Harga gas Bumi untuk Industri Oloekimia dan Pangan berbasis sawit
masih terlalu tinggi, hendaknya diturunkan
❑ Shortage pasokan Biodiesel AME untuk B30 (kapasitas pasokn 2019:
9,2 Juta KL, Kebutuhan 2020: 9,6 Juta KL), Industri biodiesel FAME
dituntut zero [fault pada operasional industri agar tidak mengganggu
pasokan program mandatory Biodiesel B30.
❑ Kendala Akses pasar,
• terdapat penghapusan insentif pajak produk biofuel dari kelapa
sawit oleh Perancis dimana minyak sawit tidak tergolong dalam
kategori produk biofuel sehingga tidak mendapatkan fasilitas
skema insentif pajak yang telah ditetapkan.
• antisubsidi oleh otoritas Uni Eropa, dimana pada November 2019
Uni Eropa mengeluarkan definitive measure atas biodiesel
Indonesia yang berlaku sejak tanggal 10 Desember 2019-2024.
Pada Desember 2019, EU tetap menerapkan provisional
measures dengan besaran 8% hingga 18.
• kebijakan dan labelling di Uni Eropa seperti Delhaize
Supermarket di Belgia yang melabel selai cokelat bermereknya
yakni "0%palm oil, 100% taste.

Sumber: Kemenperin

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 11


Beberapa Industri Berbasis Sumber Daya Alam (3/4)
No. Resources Kendala Industri Turunan

4. Karet ❑ Pemberdayaan petani karet belum optimal


❑ Tanaman karet rakyat pada umumnya sudah tua
❑ Petani belum menerapkan cara berkebun yang baik
❑ Penanganan pasca panen belum baik
❑ Produk yang dihasilkan masih dalam bentuk Bokar (Bahan
Olahan Karet)
❑ Petani belum terlembaga dengan baik
❑ Unit usaha belum berbadan hukum
❑ Akses kepada sumber permodalan rendah
❑ Belum ada program pemerintah menganai pembiayaan
perkebunan karet rakyat
❑ Legalitas lahan perkebunan rakyat masih rendah
❑ Sebagian lahan perkebunan masih berstatus Kawasan hutan
❑ Pola kemitraan usaha perkebunan karet rakyat belum berjalan
secara optimal
❑ Tataniaga bokar masih didominasi pedagang antara
❑ Harga karet berfluktuasi dan cenderung rendah

Sumber: Kemenperin

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 12


Beberapa Industri Berbasis Sumber Daya Alam (4/4)
No. Resources Kendala Industri Turunan

5. Kakao ▪ Industri Pengolahan kakao kekurangan pasokan bahan baku


dari dalam negeri.

Pada tahun 2019, Industri pengolahan kakao menyerap biji


kakao asal dalam negeri sebesar 196.787 ton, volume biji
kakao yang diekspor pada tahun 2019 yaitu 30.835 ton, maka
volume produksi biji kakao Indonesia diperkirakan hanya
sebesar 227.662 ton, Sedangkan kapasitas terpasang
industri nasional mencapai 798.251 ton

▪ Saat ini untuk impor biji kakao di Indonesia dikenakan bea


masuk 5%, PPN 10% dan PPH 2,5%. Total beban pajak untuk
industri sebesar 17,5%. Sementara produk kakao olahan asal
ASEAN yang masuk ke Indonesia bea masuknya 0% sejak
berlakunya AFTA.

▪ Pengenaan PPN atas Produk Primer Pertanian termasuk


kakao

Sumber: Kemenperin

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 13


KEMENTERIAN KOORDINATOR

Terima Kasih
BIDANG PEREKONOMIAN RI
Gedung Ali Wardhana
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4,
Jakarta Pusat 10710
www.ekon.go.id | @perekonomianRI

Anda mungkin juga menyukai