GELADIKARYA
Oleh:
Muhammad Ridwan
NIM 087007066
NIM : 087007066
Menyetujui
Komisi Pembimbing
ALUMINIUM ALLOYS) ”
Adalah benar hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan, judul yang dimaksud
belum pernah dimuat atau dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang
(Muhammad Ridwan)
087007066
ii
tembaga dan lain-lain yang sangat dibutuhkan terutama pada infrastruktur dan
yaitu industri antara yang menghubungkan industri primer dengan industri hilir
aluminium. Sejak didirikan tahun 2000 hingga saat ini industri tersebut masih
belum beroperasi. Kondisi ini tentu saja merugikan mengingat industri hilir
Dua Kecamatan yaitu Sei Suka dengan luas wilayah 17.147 Ha dan Kecamatan
Medang Deras dengan luas wilayah 6.547 Ha. Lahan yang digunakan sebagai
iii
ditetapkan sebagai Global Hub untuk Koridor Ekonomi Sumatera. Hal ini akan
Kuala Tanjung.
kawasan industri Kuala Tanjung memiliki potensi yang besar bagi pengembangan
baku aluminium cair dan biaya transportasi bahan baku yang murah. Selain itu
Daerah Regional Bruto Kabupaten Batu Bara melalui nilai tambah dari industri
hilir tersebut.
Inalum sebagai sentral industri aluminium. Selain itu industri terkait dan
iv
Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara, pada 15 Mei 1972, sebagai anak
kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan Alm. Abdul Wahid dan Almh. Umi
Kalsum Siregar.
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1985 tamat dari Sekolah Dasar Negeri 050757 Alur Dua Pangkalan
3. Tahun 1991 tamat dari Sekolah Menengah Atas Negeri Pangkalan Brandan,
Riwayat Pekerjaan
vi
Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya akhirnya Geladikarya ini dapat diselesaikan dengan judul :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA (K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi
Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga M.Eng dan Drs. Irwan Djanahar
Ak. MAFIS Selaku dosen Pembimbing
6. Seluruh Dosen dan Pegawai yang telah banyak berjasa selama perkuliahan
penulis
vii
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala koreksi, kritik dan
saran serta bantuan yang diberikan sehingga Geladikarya ini dapat
diselesaikan dengan baik.
(Muhammad Ridwan)
087007066
viii
Halaman
LEMBAR PENYATAAN....................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................4
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ...........................................5
1.5.1 Batasan Penelitian....................................................................5
1.5.2 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................5
ix
LAMPIRAN
xi
xii
No. Teks
xiii
tembaga dan lain-lain yang sangat dibutuhkan terutama pada infrastruktur dan
pendukung sektor industri lainnya seperti: mesin, suku cadang otomotif, badan
rumah tangga.
bahan baku berupa alumina didalam tungku yang dikenal sebagai pot reduksi.
Produk yang dihasilkan berupa aluminium primer yang selanjutnya akan diproses
lanjut menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi seperti: batangan ingot, pelet,
butiran, serbuk, slab/pelat, billet/pipa pejal dan pipa berlubang seperti Tabel 1.1:
Forging castings
Aluminium powder
dengan kapasitas terpasang 225.000 ton per tahun. Jenis produk sesuai kesepakatan
antara pihak Jepang dan Indonesia hanya terbatas dalam bentuk ingot saja. Saat ini
produk yang dihasilkan sekitar 250.000 ton per tahun dimana penjualan produk
sesuai dengan proporsional saham, 60% diekspor ke Jepang dan 40% untuk
kebutuhan dalam negeri. Realisasi penjualan domestik PT Inalum pada tahun fiskal
Jabodetabek
Medan
64% Surabaya
17%
19%
Industri hilir aluminium sebagian besar berlokasi di Pulau Jawa dan sebagian
di Sumatera Utara. Sebagian industri hilir aluminium tersebut melebur ingot untuk
pengelolaan PT Inalum akan terbuka peluang industri hilir aluminium dalam negeri
diekspor ke Jepang guna menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih
tinggi baik untuk produk dalam negeri maupun produk orientasi ekspor.
industri yang bersifat strategis dan sekaligus guna meningkatkan nilai tambah pabrik
paduan aluminium (aluminium alloy casthouse) dengan billet dan foundry alloy
Kuala Tanjung sebagai industri antara yang akan menjembatani antara industri hulu
aluminium dengan industri hilir aluminium namun hingga kini industri tersebut
Kenyataan:
Harapan:
Sebagian bahan baku billet/alloy berasal dari industri antara yang ada
di dalam negeri
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
Indonesia.
antara (semi finished product) dalam bentuk billet dan foundry alloy
estimasi harga bahan baku, produk serta nilai asset berdasarkan kondisi
sebahagian dari 60% produk ingot yang selama ini diekspor ke Jepang
Manajemen Keuangan.
Industri aluminium terdiri dari industri primer, industri antara dan industri
hilir. Industri primer adalah industri peleburan alumina menjadi aluminium. Bentuk
Handbook 2:1999):
1. Aluminium ingot tanpa bahan tambahan. Ingot ini akan dilebur kembali sebelum
dicetak menjadi produk akhir. Berat yang umum 25 kg per batang, sedangkan
2. Aluminium ingot dengan bahan tambahan. Ingot ini juga dilebur kembali
sebelum dicetak menjadi produk akhir. Berat yang umum per tumpuk 500
3. Pelet, butiran dan serbuk. Pelet berukuran diameter 3 hingga 20 mm, butiran
0.5 mm.
2500 x 600 x 3900 mm), billet/pipa pejal dan pipa berlubang dengan diameter
hingga 500 mm dan panjang 3900 mm serta berat 2 ton, persegi dengan panjang
kendaraan khusus.
6
diproses lanjut oleh industri antara menjadi produk setengah jadi ataupun oleh
industri hilir menjadi produk jadi yang dapat digunakan oleh konsumen,
(Sumber: http://www.kemenperin.go.id)
Nilai tambah dari setiap kegiatan proses di atas terlihat pada rantai nilai
produksi aluminium seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2 rantai nilai produksi
aluminium. Dari gambar tersebut, nilai tambah (added value) dari produk primer ke
produk setengah jadi sebesar 10 ~100% sedangkan nilai tambah dari produk primer
(Sumber: http://www.scielo.br/scielo.php)
fungsional dari beberapa pelaku yang dikonsentrasikan pada letak geografis, jenis
industri maupun ketersediaan sumber daya alam tertentu sehingga sering disebut
specialized input supplier, and technological supplier) maka para pelaku dapat
- Inovatif: merupakan output dari interaksi sinergis oleh para aktor, termasuk
Economic Co-Operation and Development (OECD 1999, Dedy Saputra dkk) yaitu:
4. Qualitative case study Porter yang dikenal dengan Diamond Porter, digunakan
(Sumber: Porter,1998)
komparatif adalah hibah (pemberian) termasuk tanah, sumber daya alam, tenaga
kerja, dan ukuran penduduk setempat. Michael E Porter berpendapat bahwa suatu
bangsa dapat menciptakan faktor yang lebih maju seperti tenaga kerja terampil,
teknologi yang kuat dan basis pengetahuan, dukungan pemerintah dan budaya.
10
sumber daya yang terampil dan basis teknologi. Faktor-faktor produksi seperti
tenaga kerja tidak terlatih dan bahan baku dapat dengan mudah dimiliki oleh
2. Kondisi Permintaan
- Penerimaan yang baik sebuah produk oleh pasar lokal akan berdampak
- Dukungan industri terkait dan industri inti akan meningkatkan daya saing
industri.
pertumbuhan ekonomi ada beberapa metode penilaian yang digunakan antara lain:
3. Metode multiflier.
digunakan dalam penilaian apakah yang diusulkan proyek, program atau kebijakan
12
membandingkan total biaya yang diharapkan pada setiap pilihan dengan total
adalah Discounted Cash Flow yaitu metode untuk memberi peringkat proposal
investasi yang menggunakan konsep nilai waktu dari uang (Eugene F, 2001) dengan
penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat
didefinisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan
input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara
nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup
komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan
M =NP-NB, dimana:
13
sebagai akibat dari adanya tambahan investasi di suatu sektor seperti ditunjukkan
(2000).
Dari tabel di atas terlihat bahwa multiflier investasi terbesar pada sektor
industri makanan dan minuman sebesar 3,025 sedangkan pada sektor industri logam
dasar besi dan baja sebesar 2,352. Hal ini berarti setiap peningkatan investasi di
sektor industri logam dasar besi dan baja sebesar Rp 1 milyar akan menghasilkan
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Faktor kondisi
Pengembangan Industri
4. Kondisi permintaan Aluminium yang terintegrasi
di Kuala Tanjung
15
Pendekatan ini memberikan gambaran yang tentang industri hilir aluminium saat ini
A. Lokasi Penelitian
B. Waktu Penelitian
Data atau informasi yang digunakan berupa data sekunder. Data sekunder
diperoleh dari laporan, jurnal, buletin, maupun proseding aluminium serta website
16
dari laporan, buletin, jurnal tentang industri aluminium dan observasi langsung pada
Benefit Analysis dan analisa Nilai Tambah. Dengan metode cost benefit analysis
diperoleh margin pendapatan bersih, IRR, ROI dan payback period. Sedangkan
17
Kuala Tanjung terletak di kabupaten Batu Bara yang merupakan salah satu
kabupaten di propinsi Sumatera Utara yang baru terbentuk pada tahun 2007
ditunjukkan pada Gambar 5.1. Kabupaten Batu Bara merupakan pemekaran dari
kabupaten Asahan, terletak di sebelah timur pulau Sumatera dengan jarak tempuh
Simalungun dan sebelah timur : selat Malaka. Luas kabupaten Batu Bara 90.496 Ha
(PDRB) atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha seperti pada tabel berikut:
Sumber : bappeda.batubarakab.go.id
PDRB tahun 2003 – 2008 sebesar 3.86% dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun
2003 sebesar 4,57%. Khusus untuk sektor industri, rata-rata pertumbuhan sebesar
2. Struktur Ekonomi
Konstribusi per sektor terhadap total nilai PDRB ditampilkan pada tabel berikut:
19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Batu Bara 2002-2007
Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 19.70 19.88 17.40 16.06 17.34 15.30
Penggalian 0.14 0.14 0.13 0.12 0.12 0.11
Industri Pengolahan 48.12 48.71 51.14 52.20 50.94 53.14
Listrik dan Air Minum 0.73 0.72 0.75 0.75 0.70 0.70
Bangunan 1.74 1.59 1.53 1.54 1.54 1.53
Perdagangan, Hotel dan
Restoran 24.32 23.71 23.51 23.73 23.77 23.54
Angkutan dan Komunikasi 2.38 2.31 2.58 2.57 2.68 2.61
Keuangan Perusahaan dan
Jasa Perusahaan 1.27 1.29 1.31 1.34 1.35 1.34
Jasa – Jasa 1.61 1.65 1.66 1.68 1.56 1.72
Jumlah 100 100 100 100 100 100
Sumber : bappeda.batubarakab.go.id
oleh sektor industri pengolahan; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian.
Tabel 5.3 PDRB Batubara dan Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha
Sumber : bappeda.batubarakab.go.id
terhadap PDRB, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran berfluktuasi dan
cenderung menurun pada kisaran 25% ke 23% seperti terlihat pada Tabel 5.3. Sektor
20
Universitas Sumatera Utara
pertanian merupakan sektor ke-3 paling dominan dalam pembentukan PDRB, peranan
sektor ini dari tahun ke tahun rata-rata menyumbang sekitar 19 %. Pada tahun 2008,
sektor industri; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian, memberikan peranan
sebesar 92 % dalam pembentukan nilai total PDRB atas dasar harga berlaku.
Sumbangan ketiga sektor tersebut masing-masing sebesar 51%, 24% dan 17%.
Penduduk (SP) 2000 adalah 935.855 jiwa termasuk penduduk yang bertempat tinggal
tidak tetap dan termasuk urutan ketiga terbesar se-Sumatera Utara setelah Kabupaten
Deli Serdang dan Kota Medan. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun
1990 -2000 berdasarkan angka terakhir SP 2000 adalah 0,58 % per tahun.
Jumlah penduduk Batu Bara keadaan Bulan Juni Tahun 2008 diperkirakan
sebesar 380.570 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 421 jiwa per km2. Sebagian
besar penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 77,11 % dan
sisanya 22,89 % tinggal di daerah perkotaan. Jumlah rumah tangga sebanyak 85.364
rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh sekitar 4,5 jiwa,
sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sebesar 1,80 %. Bila dilihat
per kecamatan maka Kecamatan Lima Puluh merupakan kecamatan dengan jumlah
Kecamatan Sei Balai adalah yang terkecil yaitu 7,63 %. Untuk Kecamatan terpadat
urutan pertama adalah Kecamatan Medang Deras dengan kepadatan mencapai 705
jiwa per km2 disusul dan yang terjarang adalah Kecamatan Sei Suka yaitu 311 jiwa
per km2.
21
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan PT Inalum dan industri / kontraktor yang terkait yang umumnya
bermukim di kecamatan Medang Deras dan Sei Suka juga berpengaruh kepada
kualitas tenaga kerja. Sebagian tenaga kerja yang ada di industri aluminium primer
adalah putra daerah Kuala Tanjung. Dengan keahlian di bidang industri aluminium
primer, tenaga kerja kerja yang ada di daerah ini tentu saja siap tempa untuk bekerja
impor. Bahan baku tersebut pada umumnya diimpor dari China, Dubai dan lain-lain.
Akibatnya impor tesebut biaya produksi cukup tinggi sehingga harga produk juga
tinggi.
Pada tahun 2013 akan berakhir masa kerja sama antara pemegang saham
peluang industri hilir aluminium dalam negeri untuk menyerap sebahagian atau
keseluruhan 60% produk ingot yang selama ini diekspor ke Jepang. Dengan bahan
baku yang berasal dari dalam negeri maka biaya produksi akan menjadi lebih rendah.
Konsumsi energi listrik yang dibutuhkan oleh industri hilir aluminium bila
Salah satu keunggulan industri hilir yang ada di Kuala Tanjung adalah peluang untuk
menggunakan aluminium cair sebagai bahan bakunya. Akibatnya industri yang ada
dapat menghemat energi listrik yang digunakan untuk mencairkan bahan baku
22
Universitas Sumatera Utara
6. Jalan Raya
mendorong roda perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas
penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di seluruh Kabupaten Batu Bara pada tahun 2008 mencapai 523,02 km
yang terbagi atas jalan negara (47,88 km), jalan propinsi (48,34 km) dan jalan
kabupaten (426,8 km). Untuk jalan kabupaten sebagian besar permukaannya adalah
batu yaitu sebesar 36,2 %, disusul 22,3 % tanah, 19 % aspal, 21 % hotmix dan 1,5 %
kerikil. Akses jalan ke kawasan indusri Kuala Tanjung baik mengingat banyak
industri yang tumbuh di jalan tersebut. Hal ini menyebabkan potensi pengembangan
7. Listrik
Kebutuhan listrik penduduk kabupaten Batu Bara sebagian besar dipasok oleh
menikmati listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah dikenal sebagai
Rasio Elektrifikasi. Infrastruktur listrik di daerah yang ada di Sumatera Utara telah
Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa Rasio Elektrifikasi Sumatera Utara 78,2%
(lebih tinggi dibanding rata-rata Indonesia tahun 2008 sebesar 63,5%). Infrastruktur
listrik di daerah yang ada di Sumatera Utara telah terinterkoneksi satu dengan
lainnya. Jaringan listrik PLN di Kuala Tanjung telah terinterkoneksi dengan jaringan
listrik yang ada di PT Inalum. Interkoneksi ini membuat kondisi listrik di Kuala
23
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4 Rasio Elektrifikasi
Tahun
No Provinsi/Daerah/Wilayah
2003 2008 2013
1 Batam 68.7 96.0 100.0
2 Tarakan 66.0 87.9 100.0
3 Sumatera Utara 67.1 78.2 93.2
4 Sumatera Barat 60.5 72.9 94.3
5 Bangka Belitung 57.8 71.7 87.1
6 Nangro Aceh Darussalam 56.2 69.8 86.5
7 Jawa-Bali-Madura 59.5 67.3 77.3
8 Kalimantan Timur 49.8 65.4 91.1
9 Maluku and Maluku Utara 48.3 64.3 89.7
10 Kalimantan Tengah dan Selatan 51.1 61.2 73.6
11 Kalimantan Barat 43.3 57.3 78.9
12 Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara 53.7 55.7 58.1
13 Sulawesi Utara. Sulawesi Tengah. dan Gorontalo 46.2 53.5 63.0
14 Lampung 34.0 50.7 78.7
15 Sumatera Selatan. Jambi dan Bengkulu 38.6 49.9 65.8
16 Riau 38.5 47.1 56.9
17 Papua 27.4 34.0 42.6
18 Nusa Tenggara Barat 28.4 33.1 40.7
19 Nusa Tenggara Timur 22.4 28.7 37.2
Total Indonesia 54.8 63.5 75.2
http://www.oocities.org/markal_bppt/publish/slistrk/slmuch.pdf
dalam RUPTL, rata-rata pertumbuhan kelistrikan nasional sebesar 9,2% per tahunnya.
Pertumbuhan kelistrikan di Jawa Bali diprediksi sebesar 8,92% per tahun, Indonesia
Barat 10,2% per tahun dan Indonesia Timur mencapai 10,6% per tahun.
(www.esdm.go.id)
Batu Bara terletak di sebelah timur pulau Sumatera, mempunyai jarak tempuh sekitar
100 km dari kota Medan. Di kawasan strategis tersebut telah berdiri beberapa
24
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, antara lain : PT Inalum, PT Multimas Nabati Asahan dan PT Domba
Mas. Disamping perusahaan – perusahaan yang sudah eksis beroperasional ada juga
tersebut, antara lain : PT Citra Raya Perkasa Abadi bergerak dibidang pengolahan
aspal, PT Gunung Pantara Barisan bergerak dibidang pengolahan semen dan PT.
lahan seluas ± 1000 Ha di kecamatan Sei Suka dan Medang Deras dapat
perlu di dukung dengan ketersediaan infrastruktur yang handal serta badan pengelola
pemerintah daerah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus antara lain kawasan industri
Kuala Tanjung dan kawasan industri Labuhan Angin di Sumatera Utara. Pemerintah
akan memilih tujuh daerah dari hasil verifikasi dan seleksi tahap awal. Selanjutnya,
dari tujuh daerah itu akan dipilih menjadi dua daerah yang ditetapkan menjadi
kawasan ekonomi khusus. Daerah ekonomi khusus tersebut diperkirakan baru dapat
25
Universitas Sumatera Utara
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, yang menyebutkan operasionalisasi
kawasan ekonomi khusus harus sudah berlaku minimal tiga tahun setelah ditetapkan.
Daerah tersebut juga harus memiliki kesiapan infrastruktur dasar seperti pelabuhan,
jalan, dan energi, dan telah mendapatkan persetujuan dari stakeholder di daerahnya.
Fasilitas fiskal yang akan diberikan pemerintah dalam suatu kawasan ekonomi berupa
insentif pajak penghasilan bagi badan usaha. Fasilitas lainnya adalah penangguhan
bea masuk, pembebasan cukai, tidak dipungut pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah untuk barang kena pajak, dan tidak dipungut pajak
Bara terletak di Dua Kecamatan yaitu Sei Suka dengan luas wilayah 17.147 Ha dan
Kecamatan Medang Deras dengan luas wilayah 6.547 Ha. Lahan yang digunakan
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah seluas + 1000 Ha, disebabkan di
daerah tersebut telah berdiri perusahaan – perusahaan industri berskala besar seperti
tersebut telah memiliki pelabuhan khusus yang dapat digunakan untuk ekspor/impor
hasil-hasil produknya.
(MP3EI)
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur yang diwujudkan melalui 3 (tiga)
1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta
distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan
integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan
perekonomian nasional.
innovation-driven economy
Indonesia (MP3EI), Kuala Tanjung dan Batam ditetapkan sebagai Global Hub untuk
Dengan ditetapkannya Kuala Tanjung sebagai salah satu Global Hub, maka
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Global Hub Kuala Tanjung
pengembangan industri aluminium sebagai salah satu industri yang bersifat strategis.
Proyek ini akan meningkatkan nilai tambah produk pabrik peleburan Aluminium di
Kuala Tanjung (PT Inalum). Pada tahun 1980-an Pemerintah menugaskan Otorita
Hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh M+F Engineering Consultants yang
berkantor di Zurich Swiss selesai pada Juni 1988. Hasil studi menunjukkan bahwa
proyek tersebut layak dibangun dengan tingkat pengembalian modal (rate of return
28
Universitas Sumatera Utara
on capital) sekitar 10-12% atau setingkat dengan pengembalian modal industri sejenis
di luar negeri.
pada awal pendirian, 60% PT Aldevco dan 40% Inter Asia Commodities Ltd, dengan
Pembangunan pabrik PT AAA dimulai pada tahun 1990 dan rampung pada
tahun 2002 dengan total investasi sebesar USD 32,9 juta serta komposisi kepemilikan
PERSENTASE
No. PEMEGANG SAHAM
(%)
1 Inter Asia Commodities Ltd. 40.18
2 Prayogo Pangestu 15.29
3 PT. Setiabhakti Mayapersada 14.8
4 PT. Aldevco 9.91
5 PT. PP. Berdikari 9.91
6 Mohamad Hasan 9.91
TOTAL 100
(Sumber: KLH Notonegoro, 2003)
PT. AAA adalah industri antara aluminium yang memproduksi billet dan
dicetak dengan menggunakan Wagstaff Airslip Casting dengan diameter : 152 – 302
29
Universitas Sumatera Utara
mm dan panjang : 380 – 1250 mm dan 6 m. Billet (380 – 1250 mm) dikemas dalam
tumpukan piramida atau kotak serta berat maks. 1500 kg/bundle. Sedangkan Log
Billet (6 m) dikemas dalam tumpukan kotak serta berat maks. 6000 kg/bundle.
2. Foundry alloy
(Tahap Lanjut)
Bahan baku yang digunakan pada proses produksi PT AAA adalah aluminium
cair (PT Inalum) dan aluminium skrap. Fasilitas Casthouse dibangun di atas tanah
seluas 10 Ha dengan luas gedung casthouse 7.740 m2 serta luas sarana penunjang
2.720 m2.
Bahan baku berupa aluminium cair dan skrap dimasukkan ke dalam melting
pendukung sesuai jenis alloy yang diinginkan. Aluminium cair dibersihkan kembali
degassing dan filtering untuk membersihkan gas-gas yang terjebak dalam cairan dan
30
Universitas Sumatera Utara
dipotong sesuai ukuran yang diinginkan dan akhirnya produk siap untuk dijual. Alur
31
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
dari laporan, buletin, jurnal tentang industri aluminium. Hasil survei industri
aluminium nasional diperoleh dari institusi yang bergerak dalam riset pasar dan
industri (Dataindo Inti Swakarsa - DIS). Untuk analisa nilai tambah dilakukan
pengumpulan data dan observasi langsung pada PT. Asahan Aluminium Alloy di
terbesar pada industri logam bukan-besi, karena baru dimulai hanya sekitar satu abad
yang lalu. Aluminium dihasilkan pabrik peleburan aluminium melalui proses terhadap
bahan baku berupa alumina didalam tungku yang dikenal sebagai pot reduksi.
Alumina ini kemudian akan direduksi melalui proses elektrolisis yang disebut proses
tahun 1982. Hal ini ditandai dengan beroperasinya pabrik peleburan aluminium PT.
industri hilir aluminium di Indonesia sudah ada sejak era 1970 dengan produk
utamanya aluminium ekstrusi dan plat aluminium yang mencapai total produksi
sebesar 27.500 ton pada tahun 1982/83 (Bappenas, 1983). Sementara itu, di dalam
32
Universitas Sumatera Utara
negeri sejalan dengan perkembangan industri pemakainya seperti sektor konstruksi,
industri komponen otomotif, industri peralatan rumah tangga dan lain sebagainya
2009.html).
Berdasarkan kajian Tim Teknis Proyek Asahan, total produksi produk hilir
sheet, dan aluminium foil hanya 375.001 ton pada 2009. Padahal, total kebutuhan
produk hilir aluminium di dalam negeri pada saat itu mencapai 535.093 ton sehingga
terjadi defisit sekitar 29,92% atau setara 160.092 ton (Yusuf, BI 2010).
Dari tabel di atas terlihat bahwa transaksi perdagangan impor dan ekspor
komoditas aluminium masih mengalami defisit. Hal ini antara lain disebabkan oleh
tingginya kebutuhan produk hilir aluminium di dalam negeri dan rendahnya nilai
33
Universitas Sumatera Utara
6.1.1 Permintaan dan Penawaran Aluminium
Jumlah (kg)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa permintaan aluminium pada industri
otomotif sebesar 357.280 ton, diikuti struktur sebesar 154.560 ton, peralatan rumah
tangga sebesar 134.400 ton dan kelistrikan 104.800 ton. Jenis permintaan didominasi
34
Universitas Sumatera Utara
oleh bentuk aluminium ingot 289.840 ton, diikuti oleh secondary grade 277.200 ton,
Kapasitas (MT/th)
Jenis Produksi
2006 2010
Aluminium ingot primer 225,000 225,000
Aluminium secondary alloy ingot 165,000 180,000
Aluminium ekstrusi 120,000 150,000
Aluminium sheet 116,000 160,000
Aluminium foil 20,000 40,000
Aluminium rod 114,000 114,000
Total 760,000 871,010
(Sumber: Abubakar Subiantoro, 2011)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan kapasitas terpasang
industri aluminium sebesar 14,61% dari 760.000 ton pada tahun 2006 menjadi
871.010 ton pada tahun 2010. Kenaikan kapasitas produksi sebesar 3,65% per tahun.
Dari Tabel 6.4 dapat dilihat bahwa industri hilir aluminium sebagian besar tersebar di
35
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.4 Lokasi Industri Hilir Aluminium di Indonesia
Jumlah industri Tenaga kerja Kapasitas
Lokasi
(perusahaan) (orang) (ton)
JABODETABEK 50 18,396 162,393
BANDUNG 3 426 2,340
SURABAYA 11 5,085 88,745
MEDAN 11 2,790 48,530
Total 75 26,697 302,008
(Sumber : PT Inalum)
Tabel 6.5:
KAPASITAS
NAMA PERUSAHAAN PRODUK LOKASI
(TON)
dan mulai beroperasi pada 1983. ALMI merupakan anak perusahaan Grup
kapasitas produksi ALMI sebesar 12.000 ton aluminium sheet per tahun.
sheet mencapai 70.000 ton per tahun. Dengan demikian, ALMI tercatat
36
Universitas Sumatera Utara
sebagai produsen aluminium sheet terbesar di Indonesia, bahkan juga tercatat
industri peralatan dapur dan rumah tangga, peralatan listrik dan bahan
kulkas, kompor gas, pompa air, kipas angin dan lain-laini. Grup ini juga
Pada 1985 ALMI mulai merintis pasar di luar Grup Maspion yaitu
Pada 1998 ALMI menambah mesin baru merk VAI dari Austria
dengan investasi sebesar US$ 15 juta. Mesin tersebut memiliki speed 1.500
meter/ menit, mesin ini juga mampu menghasilkan produk yang kualitasnya
meraih sertifikasi ISO 9002 dari Lloyd's Register dan disesuaikan menjadi
dihasilkan telah melalui standar baku proses dan telah mendapat pengakuan
international.
ton per tahun. Ekspansi kapasitas ini dilakukan melalui penambahan mesin
juga produksi aluminium foil dengan kapasitas 4.800 ton per tahun. Kini
37
Universitas Sumatera Utara
ALMI meningkatkan kapasitas produksi aluminium foil menjadi 15.600 ton
per tahun. Produk aluminium foil untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
industri kemasan.
1. Bahan Baku
250.000 ton per tahun. Pasokan bahan baku industri hilir aluminium nasional
PT Inalum.
mengimpor 77% dari bahan bakunya. Saat ini, 77% bahan baku Alumindo
tersebut, biaya bahan baku mencapai 80% dari total beban pokok pendapatan
38
Universitas Sumatera Utara
Industri hilir adalah industri yang padat modal dengan jumlah tenaga
kerja sebesar 150-200 orang. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada 11
industri hilir aluminium yang ada di Sumatera Utara sebanyak 2.700 orang.
Industri aluminium primer PT Inalum saat ini menyerap sekitar 2.000 orang
tenaga kerja. Tenaga kerja kerja tersebut umumnya berasal dari berbagai
3. Infrastruktur fisik
digunakan untuk umum dan dapat disandari kapal berbobot 3.000 DWT. Hal
ini akan memudahkan kegiatan ekspor impor maupun pengadaan bahan baku
39
Universitas Sumatera Utara
ditopang dengan infrastruktur listrik, jalan dan lain yang mendukung program
pemerintah tersebut.
4. Teknologi
umumnya adalah teknologi pada tahun 70-an. Industri hilir aluminium dengan
Kuala Tanjung adalah teknologi tahun 90-an yang dilengkapi dengan fasilitas
40
Universitas Sumatera Utara
Persaingan antar perusahaan rendah karena jumlah produsen yang
banyak dengan barang yang mirip. Strategi yang diterapkan umumnya strategi
aluminum.
yang kuat.
Industri hilir saat ini yang ada di kota Medan 11 industri, sedangkan di
industri hilir aluminium tentu saja akan oleh industri pendukung yang ada
seperti: industri batu tahan api, flux dan pihak-pihak yang terkait dengan
41
Universitas Sumatera Utara
6.2.4 Kondisi Permintaan.
Tabel 6.7 Komponen Keunggulan Bersaing Diamond Porter Industri Hilir Aluminium
LEVEL POTENSI
KOMPONEN ITEM
Nasional * Kuala Tanjung
Kondisi faktor Sumber bahan baku Rendah Tinggi
Sumber daya manusia Sedang Tinggi
Teknologi Sedang Tinggi
Infrastruktur jalan Sedang Tinggi
Infrastruktur listrik Tinggi Tinggi
Strategi, struktur dan Strategi perusahaan Sedang Tinggi
persaingan antar perusahaan Struktur dan persaingan Tinggi Rendah
Industri terkait dan Industri terkait Tinggi Tinggi
pendukung Industri pendukung Sedang Tinggi
Kondisi permintaan Ukuran market dalam negeri Tinggi Tinggi
Kualitas permintaan Sedang Sedang
(Catatan: * survey oleh DIS 2011)
aluminium di Kuala Tanjung memiliki potensi yang tinggi (besar) dengan keunggulan
pada komponen kondisi faktor khususnya sumber bahan baku dan teknologi.
42
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.2 Model Diamond Porter Industri Hilir Aluminium di Kuala Tanjung
Dari Gambar 6.2 dapat dilihat bahwa keunggulan industri hilir aluminium di
Kuala Tanjung terutama dari kondisi faktor yaitu kemudahan dalam memperoleh
bahan baku aluminium cair dan infrastruktur industri yang tersedia. Selain itu
43
Universitas Sumatera Utara
6.3 Analisis Manfaat Ekonomis PT Asahan Aluminium Alloys di Kuala Tanjung
diantaranya:
3. Belum ada kesepakatan untuk pembelian bahan baku molten cair yang
domestik.
gambar berikut:
10 ~ 100% 60 ~ 325%
Added Value
Indonesia mencapai 36.000 ton pada tahun 2009 dengan pertumbuhan 4% per
Dari data investasi awal, kondisi fasilitas saat ini dilakukan rekalkulasi
45
Universitas Sumatera Utara
Dari Lampiran 1 dan Lampiran 2 ditampilkan kelayakan investasi secara
- IRR : 51%
- ROI : 63%
Jika dibandingkan IRR pada saat studi kelayakan, IRR yang diperoleh
dari hasil perhitungan peneliti jauh lebih atraktif dibanding studi kelayakan
awal. Hal ini disebabkan oleh utilitas pabrik pada 10 tahun sejak berproduksi
dilakukan oleh peneliti, utilitas pabrik 55% pada tahun pertama dan 100%
billet dan foundry alloys pada tahun 2010 sebesar 77% dari kapasitas
permintaan akan lebih besar dari kapasitas terpasang dalam waktu 5 tahun ke
depan.
Diketahui bahwa:
Akuisisi = 20
46
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel multiplier berbagai sektor diketahui untuk sektor industri logam
dasar besi dan baja, faktor multiplier investasi sebesar 2.352. Metode
= 46.4 x 2.352
M =NP-NB, dimana:
NP = nilai produk
NT= M x Q, dimana:
NT = nilai tambah
Q = jumlah produk
Dengan proyeksi harga billet 2.843 US$ per ton dan harga bahan baku 2.311
US$ per ton dan proyeksi harga foundry alloys 3.000 US$ per ton dan harga
47
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, nilai tambah yang dihasilkan dari operasional PT Asahan
billet dengan kapasitas produksi sebesar 50.000 ton billet per tahun dan 20.000
ton foundry alloy per tahun sebesar 26,60 + 13,78 = 40,38 juta US$ per tahun
48
Universitas Sumatera Utara
BAB VII
7.1 Kesimpulan
- Biaya transportasi bahan baku yang lebih murah bagi produk orientasi
ekspor.
Pendapatan Daerah Regional Bruto kabupaten Batu Bara dengan nilai tambah
49
Universitas Sumatera Utara
7.2 Saran
sentral industri aluminium. Industri terkait dan pendukung industri hilir juga
aluminium.
2. Potensi industri hilir yang ada (PT AAA) dapat dikembangkan dengan
50
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Cuihong, Yang, 2000, “Study on Multiplier Effect of China Township and Village
Enterprises on National Economy, Institute of Systems Science. Chinese
Academy of Sciences. Paper submitted to the 13th International Conference on
Input-Output Technique, August 21-25, 2000, Macerata, Italy.
Doeringer, P.B., dan Terkla, D.G. 1995, “Business Strategy and Cross-industri
Clusters”, Economic Development Quarterly, Vol.9, No.3, 225_237, SAGE
Publications
Hayami Y., Thosinori, M., dan Masdjidin S. 1987, “Agricultural Markerting and
Processing in Upland Java: A prospectif From A Sunda Village”, Bogor.
Outlook Ekonomi Indonesia 2008 - 2013, Edisi Juli 2008 Economy, Institute of
Systems Science. Chinese Academy of Sciences.
51
Universitas Sumatera Utara
Porter M. E., 1998,” The Competitive Advantage of Nations”. The Free Press, New
York.
Yusuf W. J., “RI defisit produk hilir aluminium” Harian Bisnis Indonesia, 12 Jun
2010
http://www.bappeda.batubarakab.go.id/
http://www.datacon.co.id/Al-Stainless1-2009.html
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/15527/65-Daerah-Diusulkan-Jadi-
Kawasan-Ekonomi-Khusus
http:// www.kemenperin.go.id
http://www.scielo.br/scielo.php/
http://www.wikipedia.com/
http://www.oocities.org/markal_bppt/publish/slistrk/slmuch.pdf
http://www.esdm.go.id/berita/listrik/
52
Universitas Sumatera Utara
PT. ASAHAN ALUMINIUM ALLOYS 16,427,621 400.00 0.92 399.08 LAMPIRAN 1
Proyeksi Laba Rugi (US $) 2,576,358 0.2290%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keterangan / Tahun Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rugi Laba
Rencana Penjualan ton 40,000 45,000 55,000 60,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000
Billet 40,000 45,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
Foundry 5,000 10,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000
93,510,565 104,877,340 127,910,892 139,277,668 161,911,489 161,932,294 161,936,605 162,069,280 161,754,203 161,754,203 161,754,205 161,754,207 161,754,209 161,754,211 161,754,213 161,754,215 161,754,217 161,754,219 161,754,221 161,754,223
Harga Pokok Penjualan US Dollar 2,338 2,331 2,326 2,321 2,313 2,313 2,313 2,315 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311 2,311
Margin Keuntungan 662 669 674 679 687 687 687 685 689 689 689 689 689 689 689 689 689 689 689 689
Harga Jual Billet 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843 2,843
Harga Jual Foundry 4,639 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000
Penerimaan Penjualan Billet 61.29% 113,731,200 127,947,600 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 142,164,000 billet
Foundry - - 15,000,000 30,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 foundr
Total Penjualan 113,731,200 127,947,600 157,164,000 172,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000 202,164,000
1. Biaya Produksi
- Variabel 90,726,480 102,067,290 124,748,910 136,089,720 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340 158,771,340
- Tetap 2,344,790 2,344,790 2,644,790 2,644,790 2,560,255 2,560,255 2,564,566 2,564,566 2,249,489 2,249,489 2,249,490 2,249,491 2,249,492 2,249,493 2,249,494 2,249,495 2,249,496 2,249,497 2,249,498 2,249,499
Sub total 93,071,270 104,412,080 127,393,700 138,734,510 161,331,595 161,331,595 161,335,906 161,335,906 161,020,829 161,020,829 161,020,830 161,020,831 161,020,832 161,020,833 161,020,834 161,020,835 161,020,836 161,020,837 161,020,838 161,020,839
Laba (Rugi) kotor 20,659,930 23,535,520 29,770,300 33,429,490 40,832,405 40,832,405 40,828,094 40,828,094 41,143,171 41,143,171 41,143,170 41,143,169 41,143,168 41,143,167 41,143,166 41,143,165 41,143,164 41,143,163 41,143,162 41,143,161
2. Biaya Non Produksi
- Variabel 207,727 233,692 285,624 311,590 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522 363,522
- Tetap 231,568 231,568 231,568 231,568 216,372 237,177 237,177 369,852 369,852 369,852 369,853 369,854 369,855 369,856 369,857 369,858 369,859 369,860 369,861 369,862
Sub total 439,295 465,261 517,192 543,158 579,893 600,699 600,699 733,374 733,374 733,374 733,375 733,376 733,377 733,378 733,379 733,380 733,381 733,382 733,383 733,384
Laba (Rugi) Usaha 20,220,635 23,070,260 29,253,108 32,886,332 40,252,511 40,231,706 40,227,395 40,094,720 40,409,797 40,409,797 40,409,795 40,409,793 40,409,791 40,409,789 40,409,787 40,409,785 40,409,783 40,409,781 40,409,779 40,409,777
- - - - - - - - - - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 20,220,635 23,070,260 29,253,108 32,886,332 40,252,511 40,231,706 40,227,395 40,094,720 40,409,797 40,409,797 40,409,796 40,409,795 40,409,794 40,409,793 40,409,792 40,409,791 40,409,790 40,409,789 40,409,788 40,409,787
3. Pajak 25 % (*) 25% 5,055,159 5,767,565 7,313,277 8,221,583 10,063,128 10,057,926 10,056,849 10,023,680 10,102,449 10,102,449 10,102,449 10,102,449 10,102,449 10,102,448 10,102,448 10,102,448 10,102,448 10,102,447 10,102,447 10,102,447
Laba (Rugi) Bersih 15,165,477 17,302,695 21,939,831 24,664,749 30,189,383 30,173,779 30,170,546 30,071,040 30,307,348 30,307,348 30,307,347 30,307,346 30,307,346 30,307,345 30,307,344 30,307,343 30,307,343 30,307,342 30,307,341 30,307,340
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Keterangan / Tahun Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ROI 63
Discount rate 7.50% 7.50% 2,469,879 2,469,879 2,370,148 2,370,148 2,370,148 2,370,148 2,049,921 2,049,921 2,049,921 2049921.251 2049921.251 2049921.251 2049921.251 2049921.251 2049921.251 2049921.251 2049921.251 2049921.251
NPV $ 2,204,810 247,832,173
IRR 6.03% 50.81%
File name : proposal2