1 SM
1 SM
ABSTRACT
Ecotourism is viewed as an economic incentive for the communities living
near the protected areas, as well as a tool to enhance their participation to preserve
an ecosystem. Pasirpanjang Ecotourism Area in Lembeh Island has been
developed since some part of its’ waters were promoted as a Coastal and Small
Island Conservation Area of Bitung City in 2014. The aims of this study are to
estimate the economic value of Pasirpanjang Ecotourism Area using Zonal Travel
Cost Method and resulting a policy recommendation to develop Pasirpanjang
Ecotourism. This study was conducted in Pasirpanjang village, Sub-district of
South Lembeh on May 2018. The result showed the total economic value of
Pasirpanjang Ecotourism is Rp. 1,610,786,697 per annum. The result also
indicated the importance of ecotourism concept to be considered by government
in managing mangrove ecosystems. The potential value of the area of
Pasirpanjang Ecotourism could be considered as a long term economic asset and
for the sustainability of the conservation as well.
Key Words: Economic Value, Pasirpanjang Ecotourism Area, Economic Incentive,
Zonal Travel Cost Method
ABSTRAK
Ekowisata dipandang sebagai insentif ekonomi bagi masyarakat yang
berada di sekitar area perlindungan, serta menjadi alat untuk meningkatkan
partisipasi mereka dalam upaya pelestarian suatu ekosistem. Ekowisata
Pasirpanjang di Pulau Lembeh telah dikembangkan sejak wilayah perairan di
sekitarnya dicadangkan sebagai Kawasan Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Kota Bitung pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menaksir
nilai ekonomi dari Ekowisata Pasirpanjang menggunakan Metode Biaya
Perjalanan Zonasi (Zonal Travel Cost Method) dan menghasilkan rekomendasi
kebijakan untuk pengembangan kawasan Ekowisata Pasirpanjang. Penelitian ini
dilakukan di Kelurahan Pasirpanjang di bagian selatan Pulau Lembeh pada bulan
Mei 2018. Berdasarkan estimasi nilai ekonomi dari Ekowisata Pasirpanjang adalah
sebesar Rp. 1.610.786.697 per tahun. Estimasi nilai tersebut menunjukan
pentingnya konsep ekowisata sebagai pertimbangan oleh pemerintah dalam
mengelola ekosistem mangrove. Potensi nilai Ekowisata tersebut juga dapat
dipertimbangkan sebagai aset ekonomi jangka panjang dan keberlanjutan
pelestarian.
24
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
25
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
26
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
27
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
𝑉𝑖
Xi = x 1000 HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑁𝑖
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Hasil sampling pengunjung di
Kawasan Ekowisata Pasirpanjang
lokasi penelitian digunakan untuk
secara administratif masuk ke dalam
mengidentifikasi karakteristik para
wilayah Kelurahan Pasirpanjang,
pengunjung Ekowisata Pasirpanjang,
Kecamatan Lembeh Selatan, Kota
seperti biaya perjalanan dan
Bitung. Luas Kelurahan Pasirpanjang
pengeluaran konsumsi. Rata-rata
adalah 250 ha, terdiri atas pemukiman
pengeluaran biaya konsumsi dari
warga seluas 50 ha, perkebunan 177,3
sampel pengunjung digunakan sebagai
ha, taman 0,50 ha, perkantoran 0,2 ha,
asumsi untuk menghitung biaya total
lahan pekuburan 1 ha, dan prasarana
perjalanan dalam perhitungan valuasi
umum 1 ha. Wilayah kelurahan terbagi
ini.
atas 1 Lingkungan dan 4 Rukun
Mengacu pada Haab dan
Tetangga (RT). Kelurahan Pasirpanjang
McConnel (2002) bahwa asumsi dasar
di sebelah utara berbatasan dengan
yang harus dibangun agar penilaian
Kelurahan Batulubang, di selatan
terhadap sumberdaya alam tidak bias
berbatasan dengan Laut Maluku, di
melalui TCM yaitu; biaya perjalanan dan
sebelah timur berbatasan dengan
biaya waktu mewakili total harga
Kelurahan Dorbolaang, dan di sebelah
rekreasi, waktu perjalanan bersifat
barat berbatasan dengan Kelurahan
netral, dan biaya perjalanan merupakan
Paudean.
perjalanan tunggal.
Jumlah penduduk Keluruhan
Maka unit utama yang digunakan
Pasirpanjang adalah 478 jiwa, terdiri
untuk mengestimasi biaya perjalanan
atas 249 laki-laki dan 229 perempuan,
adalah biaya transportasi dari zona asal
sementara jumlah Kepala Keluarga
ke lokasi ekowisata, tarif masuk, biaya
adalah 132. Mayoritas masyarakat
konsumsi, dan biaya waktu (opportunity
Pasirpanjang secara berurutan berasal
cost). Analisis regresi sederhana juga
dari suku Sangihe, Gorontalo, dan
digunakan untuk menguji hubungan
Minahasa. Jumlah masyarakat yang
variabel bebas yaitu biaya perjalanan
beragama Kristen sebanyak 468 orang,
(travel cost) dalam memprediksi tingkat
sedangkan yang beragama Islam 10
kunjungan (visitation rate) sebagai
orang. Mata pencaharian utama
variabel terikat.
sebagian besar masyarakat adalah
VZ/NZ = f (C, X) Petani sejumlah 73 orang, dan Nelayan
70 orang.
dimana, Vz adalah jumlah kunjungan
Menurut informasi masyarakat
zona z, Nz adalah populasi di zona z,
sekitar, pesisir Pantai Kahona terbentuk
dan C adalah total biaya perjalanan dari
secara alami akibat imbas dari tsunami
zona z ke lokasi ekowisata, sedangkan
di Jepang tahun 2011 silam. Kala itu
X adalah variabel sosial-ekonomi
karang-karang pindah ke pantai,
termasuk tingkat pendapatan (OECD,
sementara masyarakat menjauh dari
2002).
pesisir. Fenomena alam tersebut
Pada penelitian ini, VZ/NZ = f(C)
akhirnya meninggalkan pantai berpasir
karena tidak dilakukan survei sosial-
karang sepanjang ±2 km (Lampiran 1),
ekonomi kepada pengunjung Ekowisata
dan hutan mangrove seluas ±4 hektar
Pasirpanjang, sehingga tidak ada
yang menjadi benteng pertahanan
variabel sosial-ekonomi yang
pesisir sekaligus daya tarik wisata di
dimasukan (X) dalam estimasi. Hasil
Kelurahan Pasirpanjang.
perhitungan jumlah kunjungan (VZ/NZ)
Daerah Perlindungan Laut (DPL)
adalah fungsi dari total biaya perjalanan
di Kelurahan Pasirpanjang memiliki
(C) zona z.
zona inti seluas 6 Ha, dan zona
28
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
Gambar 03. Peta Pencadangan KKPD Kota Bitung (DKP Bitung, 2014)
Jenis kawasan yang dimaksud pencadangan, penetapan, dan
adalah Kawasan Taman Pesisir yang selanjutnya pengelolaan Kawasan
dikelola oleh Perangkat Daerah yang Konservasi Perairan (KKP) merupakan
membidangi Kelautan dan Perikanan strategi yang dipilih untuk melindungi
Kota Bitung. Di mana melalui SK sumber daya ikan.
tersebut, Kawasan Ekowisata Berdasarkan Panduan Umum
Pasirpanjang masuk dalam kawasan Pemanfaatan Kawasan Konservasi
konservasi perairan Kota Bitung. Upaya Perairan untuk Kegiatan Pariwisata
29
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
Alam Perairan (2010), KKP yang dibeli langsung dari tukang kayu di
dikategorikan Kawasan/Taman Wisata sekitar Kelurahan Pasirpanjang.
Perairan yaitu KKP yang dimanfaatkan Sebulan sekali pihak pengelola
bagi kepentingan wisata perairan dan melakukan perawatan jalur tracking
rekreasi. Berdasarkan tujuannya, dengan mengganti bagian kayu yang
kawasan tersebut setidaknya memiliki telah rusak dengan yang baru. Setiap
zona inti dan zona pemanfaatan yang bulan pengelola ekowisata
terbatas untuk kegiatan periwisata atau mengeluarkan sekitar Rp.500.000-
penelitian dan pendidikan yang 600.000 untuk biaya perawatan jalur
mendukung peruntukannya. Maka tracking. Sementara kisaran
wisata alam perairan pada kawasan pendapatan Ekowisata Pasirpanjang
konservasi perairan dapat dikatakan dari tiket masuk dan biaya parkir adalah
sebagai suatu perjalanan ke wilayah Rp. 6.359.000 setiap bulan. Tarif masuk
kawasan konservasi untuk dapat ke kawasan tersebut adalah
menikmati keunikan dan keindahan Rp.3000/orang, biaya parkir untuk motor
alam yang ada di dalamnya. Berbagai Rp. 5000 dan untuk mobil Rp. 10.000
macam kegiatan wisata di dalam dari kisaran jumlah pengunjung
kawasan konservasi perairan didukung sebanyak 673 orang setiap bulan.
oleh fasilitas dan layanan yang Aksesibilitas menuju lokasi
disediakan oleh masyarakat, Ekowisata Pasirpanjang harus melalui
pengusaha ataupun unit pengelola jalur laut dengan menggunakan Perahu
kawasan konservasi sebagai pihak yang Taksi atau Kapal Feri selama 10-15
mewakili pemerintah. Pengembangan menit perjalanan. Karena tidak ada
ekowisata perairan berbasis masyarakat penyebrangan langsung ke
diharapkan dapat bersinergi dengan Pasirpanjang yang terletak di sebelah
kebijakan pemanfaatan KKP untuk selatan Pulau Lembeh, perahu atau
pariwisata. Masyarakat yang kapal umumnya berlabuh di Dermaga
sebelumnya cenderung berperilaku Kelurahan Papusungan atau Dermaga
ekstraktif dalam memanfaatkan sumber Kelurahan Batulubang. Selanjutnya,
daya ikan di dalam KKP, dapat dari dermaga ke lokasi Ekowisata
dilibatkan secara aktif untuk Pasirpanjang ditempuh melalui jalur
mengembangkan aktivitas pariwisata darat. Jika tidak membawa kendaraan
alam perairan yang notabene pribadi, pengunjung bisa menggunakan
merupakan pemanfaatan yang non- jasa ojek dengan tarif Rp.10.000 dari
ekstraktif. Dermaga Batulubang, atau Rp.20.000
dari Dermaga Papusungan karena
Pengelolaan Ekowisata Pasirpanjang
jaraknya yang lebih jauh ke Ekowisata
Ekowisata Pasirpanjang dikelola Pasirpanjang.
oleh Kelompok Pengelola Ekowisata
Isu Pengelolaan Kawasan
yang dibentuk pada tahun 2013,
Pasirpanjang
sekaligus menjadi awal berdirinya
tempat ekowisata tersebut. Pengelolaan Semenjak didirikan sebagai
Ekowisata di Pasirpanjang adalah tempat wisata, pengembangan
berbasis masyarakat (community-based Ekowisata Pasirpanjang telah didukung
ecotourism), sementara oleh sejumlah pihak seperti DKP Kota
pengembangannya dibantu oleh Dinas Bitung yang membidangi
Kelautan Perikanan dan Pemerintah pemberdayaan masyarakat pesisir,
Kota Bitung. International Fund for Agricultural
Ekowisata Pasirpanjang memiliki Development (IFAD), dan beberapa
fasilitas jalur tracking sepanjang 630 akademisi. Pihak DKP Kota Bitung juga
meter di sepanjang hutan mangrove menyatakan bahwa mereka masih
(Lampiran 5). Jalur tracking dibuat kesulitan melakukan pendekatan
menggunakan kayu pohon kelapa yang kepada masyarakat, sehingga saat ini
30
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
Gambar 04. Peta Zona Asal Pengujung Ekowisata Pasirpanjang (Analisis data
sekunder, diolah 2018)
31
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
32
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
33
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
tahun 2017 (Gambar 11). Berdasarkan lokasi tujuan. Begitu juga dengan biaya
persentase tersebut dapat dilihat bahwa perjalanan yang dihitung berdasarkan
semakin jauh jarak yang ditempuh, ketetapan tarif angkutan umum dari
maka semakin rendah jumlah kunjungan masing-masing zona berdasarkan
ke lokasi ekowisata. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara
Jarak dan waktu perjalanan dihitung Nomor 2 tahun 2015 Tentang
dalam satu kali perjalanan pergi dan Penyesuaian Tarif Angkutan
pulang (round trips) dari daerah asal ke Penumpang Antar Kota.
Pengunjung Waktu
Jarak
No Zona Perjalanan
Jumlah % (km)
(menit)
1 Bitung 4.712 53,9 39,2 248
2 Minahasa Utara 618 7,1 86,6 332
3 Manado 2.532 29,0 120,6 364
4 Minahasa 606 6,9 116,6 386
5 Minahasa Selatan 278 3,2 254,6 629
Total 8746 100 617,6 1979
Analisis data sekunder, diolah 2018
Hasil perhitungan tingkat kunjungan per 1000 penduduk dari masing-masing zona
dapat dilihat pada Tabel 2.
Zona dengan tingkat kunjungan tertinggi Kabupaten Minahasa Selatan yaitu 1,3
adalah Kota Bitung yaitu 22,2 per 1000 per 1000 penduduk.
penduduk, sedangkan zona dengan Langkah selanjutnya adalah
tingkat kunjungan terendah adalah menghitung total biaya perjalanan dari
34
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
35
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
36
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6:(2), Juli 2018 ISSN: 2302-3589
37
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax