ABSTRAK
Kebutuhan belajar setiap individu berdasarkan usia berbeda-beda. Anak usia dini
berbeda kebutuhannya dengan anak usia sekolah dasar, remaja dan dewasa. Setiap
pembelajaran yang dirancang selalu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang didasarkan pada kebutuhan (needs) peserta didik. Dari berbagai hal
dimaksud, maka salah satu di antaranya adalah kebutuhan belajar yang berbeda-beda
berdasarkan usia. Kebutuhan umur yang sama pun berbeda-beda. Oleh karena itu dalam
merancang pembelajaran, pendidik perlu melakukannya sesuai dengan kebutuhan setiap
peserta didik.
Kata kunci: pendidikan, kebutuhan, usia.
nya. Sehingga produk pendidikan beru- kan berdasarkan kebutuhan usia remaja;
bah menghasilkan manusia yang rakus, dan 8) pendidikan berdasarkan kebutu-
serakah, egois, dan berbagai kejahatan han usia dewasa.
lainnya, walau cerdas dan terampil un- B. PENDIDIKAN USIA PAUD
tuk melakukan pekerjaannya, tetapi be- Pendidikan anak usia dini
lum terdidik dalam nilai-nilai moral dan (PAUD) merupakan bagian dari penca-
karakter. Maka tidak heran kalau para paian tujuan pendidikan nasional seba-
pelaku kejahatan di negeri ini, seperti gaimana sejak diatur dalam Undang-
korupsi, penipuan, kebohongan, peri- Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
laku teror, pembunuhan, seks bebas dan Sistem Pendidikan Nasional, yaitu men-
sejenisnya, adalah orang-orang yang cerdaskan kehidupan bangsa dan me-
telah tersekolah tetapi belum terdidik ngembangkan manusia Indonesia se-
dalam nilai moral dan karakter. Sebab utuhnya. Anak usia dini adalah sosok
ilmu pengetahuan yang dikembangkan- individu yang unik dan sedang menjala-
nya menjadi instrumen kekuasaan dan ni proses perkembangan pesat dan fun-
kesombongan untuk memperdayai damental bagi kehidupan selanjutnya
orang lain, kecerdikannya digunakan yang perlu dikembangkan melalui pen-
untuk menipu dan menindas orang lain, didikan yang cocok dan sesuai dengan
dan sejenisnya. tahap-tahap perkembangannya. Berda-
Berkenaan dengan ini akan di- sarkan Undang-Undang Nomor 20
bahas pada bagian berikut mengenai Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
hakikat pendidikan berdasarkan kebutu- Nasional pada pasal 28 ayat 1 yang
han usia, yang meliputi: 1) pendidikan berbunyi “Pendidikan anak usia dini
berdasarkan kebutuhan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di-
(PAUD); 2) landasan filosofi pendidi- tujukan pada anak sejak lahir sampai
kan anak usia dini; 3) landasan teori- pada usia enam tahun yang dilakukan
teori (klasik) pendidikan anak usia dini; melalui pemberian rangsangan pendidi-
4) hakikat pendidikan anak usia dini; 5) kan untuk membantu pertumbuhan dan
implikasi pelaksanaan pendidikan anak perkembangan jasmani dan rohani agar
usia dini; 6) pendidikan berdasarkan ke- mereka memiliki kesiapan dalam me-
butuhan usia sekolah dasar; 7) pendidi- masuki pendidikan lebih lanjut” (Dep-
pembelajaran tidak verbalistik maka tidak akan muncul lagi apabila tidak
anak harus diberi kesempatan untuk diberikan kesempatan untuk ber-
melakukan pengamatan terhadap kembang, tepat pada waktunya.
berbagai kondisi lingkungan alam di i. John Locke (1632-1704). Locke
sekitar. adalah pencetus teori “Tabula Rasa”
h. Maria Montessori (1870-1952). yang menganggap bahwa anak se-
Lingkungan diatur sedemikian rupa bagai kertas putih atau tablet yang
sehingga dapat digunakan oleh kosong. Anak hidup di dalam ling-
anak-anak untuk belajar. Prinsip- kungannya yang sangat berpengaruh
prinsip yang diyakini oleh Maria dalam proses pembentukan seorang
Montessori yaitu: (1) Menghargai anak. Melalui pengalaman-penga-
anak. Setiap anak adalah unik se- laman yang dilalui anak bersama
hingga pendidik dalam memberikan lingkungannya, akan menentukan
pelayanan harus secara individual. karakter anak. Dia sangat memper-
Anak memiliki kemampuan yang cayai bahwa untuk mendapatkan
berbeda satu dengan lainnya. (2) pembelajaran dari lingkungannya,
Absorbent mind (pemikiran yang maka satu-satunya cara bagi anak
cepat menyerap). Informasi yang adalah mendapatkan pelatihan-pela-
masuk melalui indera anak dengan tihan sensoris.
cepat terserap ke dalam otak. Daya 3. Teori-teori (Klasik) PAUD
serap otak anak dapat diibaratkan a. Howard Gardner (1943). Gardner
seperti sebuah sponse yang cepat memandang bahwa setiap anak me-
menyerap air. Untuk itu pendidik miliki peluang untuk belajar dengan
hendaknya jangan salah dalam gayanya masing-msing. Ia mengata-
memberikan konsep-konsep pada kan bahwa pada hakikatnya setiap
anak. (3) Sensitive periods (masa anak adalah anak yang cerdas. Ke-
peka). Masa peka dapat digambar- cerdasan bukan hanya dipandang
kan sebagai sebuah pembawaan atau dari faktor IQ, tetapi juga ada kecer-
potensi yang akan berkembang sa- dasan-kecerdasan lain yang akan
ngat pesat pada waktu-waktu ter- mengantarkan mereka pada kesuk-
tentu. Potensi ini akan mati dan sesan. Macam-macam kecerdasan
anak usia dini adalah berpikir ego- Vigotsky mengemukakan tiga per-
sentris, kemampuan merekam ting- lengkapan manusia yaitu tools of the
gi, rasa ingin tahu tinggi, sering minds, zone of proximal develop-
melakukan dusta khayal, animistik, ment (ZPD) dan scoffolding. Teori
anak sudah dapat menggunakan belajar Vigotsky memiliki empat
simbol-simbol sederhana untuk me- prinsip umum yaitu: a) Anak meng-
nyatakan perasaan dan pikirannya. konstruksi pengetahuan akan lebih
Pendidikan dimulai melalui anak mudah bila tersedia tools of minds
belajar melalui pengetahuan lang- yang lebih kaya dan bervariasi. b)
sung dan interaksi sosial. 3) Tahap Belajar terjadi dalam konteks sosial.
operasionalisasi (usia 6–12 tahun). Oleh karena itu, untuk membantu
Anak yang berada pada tahap ini mengoptimalkan perkembangan
umumnya sudah belajar di sekolah anak, dia harus dilibatkan sebanyak
dasar, dan seterusnya. 4) Tahap ope- mungkin dalam interaksi sosial de-
rasi formal (12 tahun ke atas). Ta- ngan sebaya, guru, orangtua, dan
hap ini merupakan tahap akhir me- orang dewasa lainnya. d) Belajar
ngadakan penalaran dengan meng- mempengaruhi perkembangan men-
gunakan hal-hal abstrak, dan se- tal. e) Bahasa memegang peranan
terusnya. penting dalam membantu perkemba-
d. Lev Vigotsky (1896–1934). Vigot- ngan mental anak. Oleh karena itu,
sky mengemukakan bahwa perkem- untuk mengoptimalkan perkemba-
bangan manusia melalui interaksi ngan berpikir anak, pengembangan
sosial yang memegang peranan pen- bahasa atau literasi anak harus pula
ting dalam perkembangan kognitif dioptimalkan melalui melibatkan
anak. Anak belajar melalui dua taha- anak dalam aktivitas literasi di
pan yaitu interaksi dengan orang rumah, di lembaga PAUD dan di
lain, orangtua, saudara, teman se- masyarakat.
baya, guru dan belajar secara indivi- 4. Hakikat PAUD
dual lewat pengintegrasian segala Berdasarkan Undang-Undang
sesuatu yang dipelajari dari orang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
lain dalam struktur kognitifnya. Pendidikan Nasional bab 1, pasal 1,
syarakat. PAUD pada dasarnya meliputi usia dini dengan keberhasilan mereka
seluruh upaya dan tindakan yang di- dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya,
lakukan oleh pendidik dan orangtua anak-anak yang hidup dalam lingku-
dalam proses perawatan, pengasuhan ngan (baik di rumah maupun di seko-
dan pendidikan pada anak dengan lah) yang kaya interaksi dengan meng-
menciptakan suasana dan lingkungan di gunakan bahasa yang baik dan benar
mana anak dapat mengeksplorasi penga- akan terbiasa mendengarkan dan meng-
laman yang memberikan kesempatan ucapkan kata-kata dengan benar, se-
kepadanya untuk mengetahui dan hingga ketika mereka masuk sekolah,
memahami pengalaman belajar yang mereka sudah mempunyai modal untuk
diperolehnya dari lingkungan, melalui membaca (White House, 2017).
cara mengamati, meniru dan berekspe- Tujuan PAUD adalah: a) Membe-
rimen yang berlangsung secara ber- rikan pengasuhan dan pembimbingan
ulang-ulang dengan melibatkan seluruh yang memungkinkan anak usia dini
potensi serta kecerdasan mereka. tumbuh dan berkembang sesuai dengan
Berdasarkan uraian di atas, dapat usia dan potensinya. b) Mengidentifi-
disimpulkan bahwa PAUD merupakan kasi penyimpangan yang mungkin ter-
pendidikan yang sangat awal dan pen- jadi, sehingga jika terjadi penyimpa-
ting bagi anak usia dini guna mengem- ngan, dapat dilakukan intervensi dini. c)
bangkan perkembangan mereka seopti- Menyediakan pengalaman yang ber-
mal mungkin dan sesuai dengan tahapan aneka ragam dan mengasyikkan anak,
usianya. yang memungkinkan mereka mengem-
5. Fungsi dan Tujuan PAUD bangkan potensi dalam berbagai bidang,
Fungsi utama PAUD adalah me- sehingga siap untuk mengikuti pendidi-
ngembangkan semua aspek perkemba- kan pada jenjang sekolah dasar.
ngan anak, meliputi perkembangan 6. Perkembangan dan Lingkungan
kognitif, bahasa, fisik motorik kasar dan PAUD
halus, sosial dan emosional. Berbagai Usia dini disebut juga sebagai
hasil penelitian menunjukkan bahwa golden age yang merupakan usia yang
ada hubungan yang sangat kuat antara sangat penting bagi perkembangan
perkembangan yang dialami anak pada anak. Perkembangan usia golden age ini
sudah dimulai sejak pranatal, yang pada sebagai individu yang memiliki lebih
saat itu terjadi dengan sangat pesat per- dari satu bakat (William Stern dalam
kembangan otak sebagai pusat kecer- Semiawan, 2002). Konsep ini diperkuat
dasan. Sel-sel otak setelah lahir me- dengan teori Multiple Intelligences dari
ngalami mielinasi dan membentuk jali- Howard Gardner (2003), yang juga
nan yang kompleks (embassy), sehingga menegaskan bahwa anak memiliki lebih
nantinya anak bisa berpikir logis dan dari satu bentuk kecerdasan. Begitu
rasional. Berkembang juga dengan pesat juga beberapa pemikiran lain yang men-
organ sensoris seperti pendengar, peng- dukung konsep ini seperti teori perkem-
lihatan, penciuman, pengecap, peraba- bangan kognitif Piaget, kontekstual
an, dan organ keseimbangan. Sedikit Vygotsky, psikososial Erik Erikson,
demi sedikit anak dapat menyerap infor- kegiatan bermain Smilansky, dan
masi dari lingkungannya melalui organ Bronfenbrenner tentang sosialisasi anak
sensoris dan memprosesnya dengan dalam konteks ekologi. Perkembangan
menggunakan otaknya. Para pakar psi- anak ditentukan oleh berbagai fungsi
kologi/pendidikan memberi perhatian lingkungan yang saling berinteraksi
yang sangat besar terhadap betapa pen- dengan individu, melalui pendekatan
tingnya perkembangan otak ini. Mereka yang sifatnya memberikan perhatian,
menyatakan bahwa pendidikan untuk kasih sayang dan peluang untuk meng-
anak usia dini harus disesuaikan dengan aktualisasikan diri sesuai dengan taraf
pertumbuhan dan perkembangan mere- dan kebutuhan perkembangannya atau
ka. Prinsip tersebut dinamakan praktik- developmentally appropriate practice
praktik yang sesuai dengan perkemba- (Horowitz, 2005).
ngan anak atau developmentally appro- 7. Pendekatan dalam PAUD
priate practice atau DAP (Bredekamp, Ada beberapa pendekatan yang
1987). dirasa cocok dengan anak usia dini,
Teori konvergensi yang menge- yaitu:
depankan perpaduan antara faktor gene- a. Pendekatan Montessori, dengan tu-
tis dan pengaruh lingkungan, mendu- juan adalah mengoptimalkan selu-
kung konsep bahwa anak lahir sebagai ruh kemampuan anak melalui stimu-
unitas multipleks, yaitu anak yang lahir lasi yang dipersiapkan. Lingkungan
dalam belajar. (7) Kegiatan pembelaja- pai pada pelaksanaannya untuk se-
ran harus menarik dan bermakna. (8) mua mata pelajaran.
Interaksi sosial dengan guru dan kelom- 2. Mereka senang bergerak. Tidak se-
pok usia bersifat penting. (9) Guru ha- perti orang dewasa yang sanggup
rus menyayangi dan menghargai semua duduk berjam-jam, bagi peserta
anak. (10) Guru harus memiliki dedi- didik SD ini hanya dapat duduk
kasi untuk mengajar secara profesional. dengan tenang paling lama sekitar
(11) Pengajaran yang baik harus ber- 30 menit, lebih dari itu, mereka
dasarkan teori, filosofi, tujuan dan sasa- mulai merasa bahwa duduk dengan
ran. (12) Mengajar anak menggunakan tenang sebagai siksaan. Berdasarkan
materi sebenarnya. (13) Pengajaran di- kebutuhan belajar ini, guru perlu
mulai dari yang konkret sampai abstrak. merancang model pembelajaran
(14) Observasi penting guna menge- yang memungkinkan anak bisa ber-
tahui proses belajar anak. (15) Penga- gerak.
jaran harus berpusat pada anak, bukan 3. Mereka senang bekerja dalam ke-
berpusat pada guru. (16) Keluarga me- lompok. Berdasarkan kebutuhan be-
rupakan lembaga yang paling penting. lajar ini, guru perlu merancang
(17) Orangtua adalah pendidik utama model pembelajaran yang membuat
bagi anak. peserta didik bekerja dalam kelom-
C. PENDIDIKAN USIA SD pok. Melalui kelompok, anak bela-
Ada beberapa karakteristik kebu- jar aspek-aspek yang penting dalam
tuhan belajar anak di usia sekolah dasar proses sosialisasi, seperti belajar
(SD) yang perlu diketahui para guru, memenuhi aturan-aturan kelompok,
agar lebih memahami mereka (Girlss, setia kawan, menerima tanggung
2016), yaitu: jawab, bersaing secara sehat, keadi-
1. Mereka senang bermain. Kebutuhan lan dengan demokrasi, dan sejenis-
belajar ini menuntut guru untuk me- nya.
rancang kegiatan pembelajaran yang 4. Mereka senang merasakan atau
bermuatan permainan, mulai dari memperagakan/melakukan sesuatu
rancangan model pembelajaran sam- secara langsung. Berdasarkan kebu-
tuhan belajar ini, guru perlu meran-
cang pembelajaran yang dapat mem- yang indah. Selain masa ini merupakan
buat peserta didik seperti yang di- masa yang menentukan, di mana anak
senangi ini. Sebab apa yang dirasa- banyak mengalami perubahan fisik dan
kan, dilakukan dan dikerjakan oleh psikis, yang mulai menuntut untuk di-
peserta didik itulah yang dipelajari- beri kesempatan mengemukakan pen-
nya. Sehingga melalui ini mereka dapat, suka mencetuskan perasaan,
menghubungkan konsep-konsep ba- memberontak karena merasa diri bukan
ru dengan konsep-konsep lama. De- lagi anak-anak dan belum diakui ke-
ngan pengalaman ini, siswa mem- dewasaannya hingga mengakibatkan
bentuk konsep-konsep tentang ang- kegelisahan serta kurang tenang dengan
ka, ruang, waktu, fungsi-fungsi ba- keadaan lingkungan (Akademia Edu,
dan, peran jenis kelamin, moral, dan 2016). Remaja suka mencari perhatian
sebagainya. di dalam lingkungannya, sangat tertarik
Melalui pemahaman karakteristik kepada kelompok sebaya, emosi yang
kebutuhan belajar peserta didik ini, guru meluap-luap, dan pertumbuhan fisik
dapat menentukan tujuan pembelajaran, mengalami perubahan yang pesat. Di
materi untuk mencapai tujuan dan eva- sisi lain, kehidupan remaja sangat
luasi. kompleks dengan berbagai kreativitas
D. PENDIDIKAN USIA REMAJA dan keinginan untuk mencoba segala
Pada suatu periode dalam masa yang ada di sekitarnya, baik dalam bi-
perkembangan yang merupakan fokus dang pergaulan maupun intelektual.
yang menarik untuk dikaji adalah re- Berdasarkan pemahaman kebutu-
maja. Sebab pada masa ini, individu han belajar usia remaja ini, guru dapat
remaja mengalami masa penyesuaian merancang pembelajaran yang cocok
diri dengan lingkungan yang ada di dan sesuai dengan mereka. Pendidikan
sekitarnya, khususnya dengan tatanan merupakan usaha sadar dan dilakukan
norma, nilai, adat, dan etika yang oleh pendidik dengan berencana, ter-
berlaku di masyarakat. Masa remaja program dan terkendali untuk menyiap-
merupakan masa penghubung atau masa kan individu melalui kegiatan bimbi-
peralihan antara masa kanak-kanak dan ngan pengajaran atau latihan bagi pera-
masa dewasa dan juga termasuk masa nannya di masa yang akan datang.
psikis memang memiliki peran yang cahaya, dan sejenisnya. b) Faktor instru-
sangat menentukan dalam belajar. Be- mental, yaitu perangkat belajar (gedung
berapa faktor psikologis yang utama tempat belajar). Orang dewasa memer-
mempengaruhi proses belajar adalah lukan tempat belajar yang baik, nyaman
kecerdasan peserta didik, motivasi, mi- dan aman. Jika dibandingkan dengan
nat, sikap dan bakat. peserta didik anak-anak dan remaja,
b. Faktor Eksternal orang dewasa lebih kritis dalam menilai
Faktor eksternal adalah faktor- kondisi gedung atau tempat belajar
faktor yang berasal dari luar individu mereka. c) Alat-alat belajar, ini meliputi
dan dapat mempengaruhi belajar indi- ketersediaan dan kelengkapan alat be-
vidu, antara lain: 1) Faktor lingkungan lajar seperti buku dan instrumen pem-
sosial sekolah (guru, administrasi, te- belajaran yang diusahakan oleh masing-
man-teman sekelas). 2) Faktor lingku- masing peserta didik maupun disedia-
ngan sosial masyarakat (tempat tinggal kan sekolah/guru. d) Kurikulum kuriku-
peserta didik). 3) Faktor lingkungan lum; pendidikan orang dewasa hendak-
sosial keluarga (ketegangan di dalam nya disesuaikan dengan kebutuhan dan
keluarga, sifat-sifat orangtua, penge- kapasitas setiap individu. e) Peraturan
lolaan keluarga). Permasalahan yang institusi/sekolah yang mengekang. f)
terjadi di dalam keluarga orang dewasa Metode belajar. g) Materi pelajaran atau
sangat berpengaruh terhadap aktivitas bahan yang akan diajarkan tidak sesuai
belajar. Orang dewasa yang sedang di- dengan usia, kebutuhan, metode, dan
rundung masalah dengan pasangannya, kondisi peserta didik.
orangtuanya, mertuanya atau anak- 4. Kesulitan Belajar
anaknya akan mengalami gangguan psi- Walaupun aktivitas belajar peser-
kis sehingga mengganggu konsentrasi ta didik usia dewasa dapat dipengaruhi
mereka dalam belajar. oleh faktor-faktor di atas secara umum,
4) Faktor lingkungan non sosial namun sebaiknya pendidik perlu mema-
meliputi: a) Faktor lingkungan alamiah, hami kesulitan-kesulitan belajar yang
yaitu keadaan alam yang tidak bisa dialami mereka, di antaranya yaitu: a)
ditolak dan dihindari oleh peserta didik, Masalah motivasi, yang menyebutkan
misalnya kondisi udara yang segar, bahwa orang tua lebih sulit diajar,
kurang dapat menyesuaikan diri pada nyesuaian diri yang gawat, sehingga
perubahan, dan terlalu tua untuk belajar. lebih banyak yang meninggalkan situasi
b) Masalah menghilangkan apa yang dan lingkungan baru dari koleganya
sudah dipelajari semula, yaitu meng- yang lebih muda.
alami kesulitan besar dalam membuang F. PENUTUP
kebiasaan lama, dan cenderung mem- Peserta didik yang berusia de-
buat kesalahan yang sama dengan wasa sangat berbeda belajarnya dengan
berulang-ulang. c) Masalah cepat lupa. anak-anak dan remaja. Perbedaan itu
d) Ketahanan terhadap perubahan dan didasarkan atas empat asumsi yaitu pe-
inovasi. Orang tua ternyata sulit mene- ngalaman, konsep diri, orientasi belajar,
rima pendapat, metode, konsep, dan dan kesiapan belajar. Pembelajaran pe-
prinsip baru. Seolah-olah mereka di- serta didik usia dewasa merupakan
halangi oleh pengetahuan dan keyaki- pengalaman belajar berdasarkan kebutu-
nan mereka. Oleh karena itu mereka han dan minat mereka pada tingkatan
tampak kaku dan tidak mau menerima. kemampuan dan pengetahuan yang ber-
Sebagian besar sikap ini berasal dari beda untuk mendukung perubahan pe-
perasaan tidak aman serta kesulitan ranan serta tanggung jawab dalam kehi-
dalam hubungannya dengan orang yang dupan orang dewasa. Keberhasilan me-
lebih muda. Dengan demikian mereka reka dalam belajar dipengaruhi oleh
mengambil sikap otokratik sebagai faktor internal yang meliputi faktor fi-
mekanisme pertahanan (defence mecha- siologis dan psikologis. Faktor eksternal
nism). e) Problema penyesuaian diri. yang meliputi faktor lingkungan sosial
Jika seorang yang berusia lebih tua dan non sosial.
dilatih dan dilatih kembali, dan berhasil,
maka masih ada suatu periode penye- DAFTAR PUSTAKA
suaian diri dalam situasi dan lingkungan Akademia Edu. 2016. “Kebutuhan Pen-
didikan Berdasarkan Usia Re-
kerja yang baru. Periode tersebut meru-
maja.” [Online]. Tersedia di
pakan periode kritis dan terjadi segera www.academia.edu. Diakses 9
September 2016.
sesudah terjadi belajar, ataupun se-
Allan, Ornstein C., Levine U. Daniel,
minggu atau lebih sesudahnya. Pada Gerald L. Gutek, & Vockie E.
David. 2011. Foundation of Edu-
waktu inilah terjadi problema pe-
cation. Belmonth: Wadwarth.