Anda di halaman 1dari 20

Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

HAKIKAT PENDIDIKAN BERDASARKAN KEBUTUHAN USIA

FAMAHATO LASE, S.Pd., M.Pd.


Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)
FIP IKIP Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara
E-mail: famstemos@gmail.com

ABSTRAK
Kebutuhan belajar setiap individu berdasarkan usia berbeda-beda. Anak usia dini
berbeda kebutuhannya dengan anak usia sekolah dasar, remaja dan dewasa. Setiap
pembelajaran yang dirancang selalu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang didasarkan pada kebutuhan (needs) peserta didik. Dari berbagai hal
dimaksud, maka salah satu di antaranya adalah kebutuhan belajar yang berbeda-beda
berdasarkan usia. Kebutuhan umur yang sama pun berbeda-beda. Oleh karena itu dalam
merancang pembelajaran, pendidik perlu melakukannya sesuai dengan kebutuhan setiap
peserta didik.
Kata kunci: pendidikan, kebutuhan, usia.

A. PENDAHULUAN dan diikuti oleh setiap warga masyara-


Manusia tidak dirancang untuk kat seperti cara berpikir dan bertingkah
dapat hidup secara langsung tanpa pro- laku berupa kebiasaan, tradisi, adat isti-
ses belajar terlebih dahulu untuk mema- adat, ide-ide, kepercayaan, nilai-nilai, di
hami jati dirinya dan menjadi dirinya. samping cita-cita, aspirasi dan harapan
Pada kenyataan, hidupnya menunjukkan (Allan & Daniel, 2011:287).
bahwa ia membutuhkan suatu proses Kecenderungan dalam kehidupan
belajar yang memungkinkannya menya- modern seperti sekarang ini, produk
takan eksistensi diri secara utuh dan pendidikan sering hanya diukur dari pe-
seimbang. Dalam proses belajar, se- rubahan eksternal yaitu kemajuan fisik
seorang saling tergantung dengan yang dan material yang dapat meningkatkan
lain, yang dimulai dengan orang ter- pemuasan kebutuhan manusia, namun
dekatnya, selanjutnya proses belajar itu- mengabaikan didikan nilai-nilai moral
lah yang menjadi basis pendidikan. Pen- dan karakter. Masalahnya adalah bah-
didikan adalah instrumen untuk mem- wa manusia dalam memenuhi kebutu-
pertahankan dan mewariskan kebudaya- hannya cenderung bersifat tidak terbatas
an (Ansyar, 2015:143), yang mencakup dan subjektif yang justru mengarah pa-
semua pola tingkah laku dan sikap war- da kehancuran harkat kemanusiaan yang
ga masyarakat yang terus berkembang paling dalam yaitu kehidupan rohani-

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 102


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

nya. Sehingga produk pendidikan beru- kan berdasarkan kebutuhan usia remaja;
bah menghasilkan manusia yang rakus, dan 8) pendidikan berdasarkan kebutu-
serakah, egois, dan berbagai kejahatan han usia dewasa.
lainnya, walau cerdas dan terampil un- B. PENDIDIKAN USIA PAUD
tuk melakukan pekerjaannya, tetapi be- Pendidikan anak usia dini
lum terdidik dalam nilai-nilai moral dan (PAUD) merupakan bagian dari penca-
karakter. Maka tidak heran kalau para paian tujuan pendidikan nasional seba-
pelaku kejahatan di negeri ini, seperti gaimana sejak diatur dalam Undang-
korupsi, penipuan, kebohongan, peri- Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
laku teror, pembunuhan, seks bebas dan Sistem Pendidikan Nasional, yaitu men-
sejenisnya, adalah orang-orang yang cerdaskan kehidupan bangsa dan me-
telah tersekolah tetapi belum terdidik ngembangkan manusia Indonesia se-
dalam nilai moral dan karakter. Sebab utuhnya. Anak usia dini adalah sosok
ilmu pengetahuan yang dikembangkan- individu yang unik dan sedang menjala-
nya menjadi instrumen kekuasaan dan ni proses perkembangan pesat dan fun-
kesombongan untuk memperdayai damental bagi kehidupan selanjutnya
orang lain, kecerdikannya digunakan yang perlu dikembangkan melalui pen-
untuk menipu dan menindas orang lain, didikan yang cocok dan sesuai dengan
dan sejenisnya. tahap-tahap perkembangannya. Berda-
Berkenaan dengan ini akan di- sarkan Undang-Undang Nomor 20
bahas pada bagian berikut mengenai Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
hakikat pendidikan berdasarkan kebutu- Nasional pada pasal 28 ayat 1 yang
han usia, yang meliputi: 1) pendidikan berbunyi “Pendidikan anak usia dini
berdasarkan kebutuhan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di-
(PAUD); 2) landasan filosofi pendidi- tujukan pada anak sejak lahir sampai
kan anak usia dini; 3) landasan teori- pada usia enam tahun yang dilakukan
teori (klasik) pendidikan anak usia dini; melalui pemberian rangsangan pendidi-
4) hakikat pendidikan anak usia dini; 5) kan untuk membantu pertumbuhan dan
implikasi pelaksanaan pendidikan anak perkembangan jasmani dan rohani agar
usia dini; 6) pendidikan berdasarkan ke- mereka memiliki kesiapan dalam me-
butuhan usia sekolah dasar; 7) pendidi- masuki pendidikan lebih lanjut” (Dep-

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 103


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

diknas, 2004:4). Pendidikan anak usia ataukah perlu dibelajarkan? Dimensi


dini dilakukan secara terpadu dan kom- perkembangan yang mereka miliki? Ka-
prehensif, dengan pemberian gizi dan rakteristik dan kebutuhan khusus? Ling-
kesehatan (Depdiknas, 2002:5). kungan yang memberikan pengaruh
Pokok masalah mengenai pen- yang besar? Dibekali dengan potensi
didikan berdasarkan kebutuhan anak kecerdasan tunggal atau majemuk? Po-
usia dini (PAUD) adalah: 1) landasan tensi baik atau buruk? Perbedaan de-
filosofi, 2) landasan teori-teori (klasik), ngan orang dewasa? Mereka perlu di-
3) hakikat PAUD, dan 4) implikasi pe- kembangkan? Perikaku mereka? Mere-
laksanaan pendidikannya. ka harus dibelajarkan? Mereka belajar?
1. Landasan Filosofi PAUD Mereka berkembang dan bertingah la-
Sebagai manusia, anak merupa- ku? Kalau dibiarkan atau dipersiapkan?
kan makhluk Tuhan yang paling tinggi Pada hakikatnya filsafat PAUD
derajatnya, paling unik, penuh dinamika adalah penerapan pandangan-pandangan
dalam perkembangannya dan memiliki filsafat dalam arah pendidikan mereka,
potensi untuk mengembangkan dirinya yaitu pengaplikasian analisis-analisis
yang dianugerahkan kepadanya bila atau kajian-kajian filsafat dalam penye-
mendapatkan layanan yang sesuai. Para lenggaraan pendidikan baik menyang-
filosof meyakini bahwa anak sejak ber- kut kurikulum, aspek pendidikan, tu-
usia dini telah dibekali dengan berbagai juan, objek, pendekatan, model pembe-
potensi yang perlu dikembangkan agar lajaran, maupun proses asesmen dalam
kelak dapat menjalankan fungsi dan pendidikan mereka. Tujuannya adalah
perannya sebagai manusia secara efektif untuk membantu merumuskan peran
dan produktif dalam menjalani kehidu- proses penyelenggaraan pendidikan
pan sehari-hari. Beberapa pertanyaan mereka di dalam masyarakat, me-
telah diajukan oleh ahli pendidikan anak nafsirkan peran-peran tersebut dan pe-
dan berusaha mencari jawabannya (Staf ngarahannya untuk merealiasikan tujuan
UNY, 2016). Pertanyaan itu di antara- dalam mengabdi kepada masyarakat
nya adalah siapakah, apakah, mengapa baik untuk masa sekarang maupun
dan bagaimana dibekali dengan kemam- nanti.
puan ketika dilahirkan? Belajar sendiri

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 104


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

2. Pandangan Filosofi PAUD gendongan orangtua sampai akhir


Ada banyak pandangan mengenai hayat.
anak dan berbeda-beda. Ada yang me- b. Ki Hajar Dewantara. Tokoh ini ber-
ngatakan bahwa anak lahir sudah di- pendapat bahwa anak-anak adalah
bekali dengan potensi-potensi positif. makhluk hidup yang memiliki ko-
Ada yang menganggap anak adalah dratnya masing-masing. Kaum pen-
lahir tergantung dan membutuhkan didik hanya membantu menuntun
orang lain untuk menentukan arah per- kodratnya tersebut. Jika anak memi-
kembangannya. Ada juga yang melihat liki kodrat yang tidak baik, maka
anak berkembang dipengaruhi oleh po- tugas pendidik untuk membantunya
tensi bawaannya dan membutuhkan in- menjadi baik. Jika anak sudah
teraksi dinamis dengan orang dewasa memiliki kodrat yang baik, maka ia
untuk mengoptimalkan potensi bawaan- akan lebih baik lagi jika dibantu
nya. Dan ada pandangan yang melihat melalui pendidikan. Kodrat dan
anak sebagai individu yang tergantung lingkungan merupakan konvergensi
dan tidak membawa apa-apa. Berikut ini yang saling berkaitan dan mempe-
dibahas secara mendalam beberapa pe- ngaruhi satu sama lain.
mikiran filosofi (Staf UNY, 2016), c. Martin Luther King (1483–1546).
yaitu: Beliau menekankan pada anak agar
a. Filosofi Islam. Tokoh dan pemikir menggunakan sekolah sebagai sa-
utama pendidikan anak usia dini rana untuk mengajar mereka mem-
adalah Nabi Muhammad S.A.W. baca. Ia juga percaya bahwa keluar-
Beliau menganjurkan pendidikan se- ga sebagai institusi yang paling
bagai proses “life long of educa- penting merupakan peletak dasar
tion”, yang berkata “tuntutlah ilmu pendidikan bagi anak. Tanpa pen-
dari ayunan sampai ke liang lahat” didikan maka anak tidak akan
(utlubul ilma minal mahdi illal mendapatkan bekal bagi hidupnya
lahdi). Ini menegaskan pendidikan di masa yang akan datang. Karena
yang harus dilakukan sejak usia dini itu pendidikan dan sekolah bukan
dan merupakan proses yang konti- hanya sekedar tempat anak bersosia-
nuitas mulai dari anak dalam lisasi, tetapi juga memiliki makna

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 105


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

sebagai sarana religius dan penegak dapat memberikan sendi-sendi da-


moral. lam pendidikan jasmani, budi pe-
d. John Amos Comenius (1592–1670). kerti dan agama.
Comenius sangat percaya bahwa f. Jean Jacques Rousseau (1712–
pendidikan harus dimulai sejak dini. 1778). Rousseau selalu menekankan
Pendidikan yang berlangsung harus pembelajaran yang dilakukan harus
mengikuti perkembangan alam anak menggunakan pendekatan alam
(kematangan) dan memberi kesem- yang disebutnya pendekatan natura-
patan pada anak untuk mengguna- listik. Pendidikan naturalistik mem-
kan seluruh inderanya. Pembelaja- biarkan anak tumbuh tanpa inter-
ran semacam itu merupakan pembe- vensi dengan cara tidak memban-
lajaran yang paling baik, karena dingkan anak satu sama lain serta
pengalaman-pengalaman sensorial memberikan kebebasan anak untuk
yang dialami anak usia dini merupa- mengeksplorasi tanpa membahaya-
kan dasar semua pembelajaran. kan diri sendiri dan orang lain.
e. J.H. Pestalozi (1747–1827). Beliau g. Frederich Wilhelm Frobel (1782–
sangat menekankan pada pendidikan 1852). Pandangan dasar dari Frobel
yang memperhatikan kematangan adalah: (1) Pengembangan otoakti-
anak. Pendidikan harus didasarkan vitas merupakan prinsip utama.
pada pengaruh “objek pembelaja- Anak didik harus didorong untuk
ran”, misalnya guru membawa ben- aktif sehingga dapat melakukan ber-
da sesungguhnya ketika mengajar. bagai kegiatan (pekerjaan) yang pro-
Pada pengembangan aspek sosial duktif. (2) Kebebasan atau suasana
sehingga anak dapat beradaptasi merdeka. Otoaktivitas anak akan
dengan lingkungan sosialnya dan tumbuh dan berkembang jika pada
mampu menjadi anggota masyarakat anak diberikan kesempatan dalam
yang berguna. Pendidikan sosial suasana bebas sehingga anak mam-
akan berkembang jika pendidikan pu berkembang sesuai potensinya
dimulai dengan pendidikan keluarga masing-masing. (3) Pengamatan dan
yang baik. Peran utama pendidikan peragaan terutama dalam mengem-
sangat ditekankan pada ibu yang bangkan seluruh indera anak. Agar

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 106


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

pembelajaran tidak verbalistik maka tidak akan muncul lagi apabila tidak
anak harus diberi kesempatan untuk diberikan kesempatan untuk ber-
melakukan pengamatan terhadap kembang, tepat pada waktunya.
berbagai kondisi lingkungan alam di i. John Locke (1632-1704). Locke
sekitar. adalah pencetus teori “Tabula Rasa”
h. Maria Montessori (1870-1952). yang menganggap bahwa anak se-
Lingkungan diatur sedemikian rupa bagai kertas putih atau tablet yang
sehingga dapat digunakan oleh kosong. Anak hidup di dalam ling-
anak-anak untuk belajar. Prinsip- kungannya yang sangat berpengaruh
prinsip yang diyakini oleh Maria dalam proses pembentukan seorang
Montessori yaitu: (1) Menghargai anak. Melalui pengalaman-penga-
anak. Setiap anak adalah unik se- laman yang dilalui anak bersama
hingga pendidik dalam memberikan lingkungannya, akan menentukan
pelayanan harus secara individual. karakter anak. Dia sangat memper-
Anak memiliki kemampuan yang cayai bahwa untuk mendapatkan
berbeda satu dengan lainnya. (2) pembelajaran dari lingkungannya,
Absorbent mind (pemikiran yang maka satu-satunya cara bagi anak
cepat menyerap). Informasi yang adalah mendapatkan pelatihan-pela-
masuk melalui indera anak dengan tihan sensoris.
cepat terserap ke dalam otak. Daya 3. Teori-teori (Klasik) PAUD
serap otak anak dapat diibaratkan a. Howard Gardner (1943). Gardner
seperti sebuah sponse yang cepat memandang bahwa setiap anak me-
menyerap air. Untuk itu pendidik miliki peluang untuk belajar dengan
hendaknya jangan salah dalam gayanya masing-msing. Ia mengata-
memberikan konsep-konsep pada kan bahwa pada hakikatnya setiap
anak. (3) Sensitive periods (masa anak adalah anak yang cerdas. Ke-
peka). Masa peka dapat digambar- cerdasan bukan hanya dipandang
kan sebagai sebuah pembawaan atau dari faktor IQ, tetapi juga ada kecer-
potensi yang akan berkembang sa- dasan-kecerdasan lain yang akan
ngat pesat pada waktu-waktu ter- mengantarkan mereka pada kesuk-
tentu. Potensi ini akan mati dan sesan. Macam-macam kecerdasan

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 107


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

menurut Gardner adalah: a) Kecer- ngasuhnya dan tersenyum ketika


dasan bahasa, yaitu kecerdasan anak pengasuhnya datang atau memberi
dalam mengelola kata-kata. b) makan. Meskipun respon sosial bayi
Kecerdasan logika, yaitu kecerdasan pada awalnya tanpa diskrimisasi,
dalam bidang angka dan alasan anak yang kehilangan kesempatan
logis. c) Kecerdasan musik, yaitu untuk memperoleh hubungan sosial
kecerdasan dalam bidang musik. d) dengan orang lain akan mempe-
Kecerdasan gerak (kinestetik), yaitu ngaruhi perkembangan sosialnya.
kecerdasan dalam mengolah ang- c. Jean Piaget (1907–1980). Piaget
gota tubuh. e) Kecerdasan gambar merumuskan tahap perkembangan
(spasial), yaitu kecerdasan anak da- intelektual anak dalam 3 tahap
lam permainan garis, warna, dan yaitu: 1) Tahap sensori motorik
ruang. f) Kecerdasan diri (intraper- (usia 0–2 tahun). Pada tahap ini
sonal), yaitu kecerdasan dalam bi- anak berpikir adalah memahami diri
dang pengenalan terhadap diri sen- dan lingkungannya melalui kesan-
diri. g) Kecerdasan bergaul (inter- kesan sensori dan gerakan-gerakan
personal), yaitu kecerdasan dalam motoriknya. Pikiran anak berkem-
membina hubungan dengan orang bang dengan pesat, berpikir anak
lain. h) Kecerdasan alami (natura- belum sistematis, sering meloncat-
list), yaitu kecerdasan yang berhu- loncat dari satu ide ke ide lain, dan
bungan dengan alam. i) Kecerdasan belum logis, salah satu simbol yang
rohani (spiritual), yaitu kecerdasan digunakan adalah bahasa, sehingga
mengolah rohani. bahasa anak berkembang dengan
b. John Bowlby (1907–1990). Bowlby pesat. b) Tahap preoperational kon-
mengemukakan perkembangan at- kret (usia 2–6 tahun). Pada usia ini
tachment bayi. Attachment yang di- anak sudah mulai berpikir secara
maksud adalah keteraturan, kesena- mental meskipun belum sempurna.
ngan, keinginan untuk melekat ter- Pada usia ini khayalan masih men-
hadap orang-orang yang diakrabkan. dominasi pikiran anak, anak sering
Salah satu attachment bayi adalah mengkhayalkan sesuatu sebagai-
menangis ketika ditinggalkan pe- mana kenyataan. Ciri utama berpikir

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 108


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

anak usia dini adalah berpikir ego- Vigotsky mengemukakan tiga per-
sentris, kemampuan merekam ting- lengkapan manusia yaitu tools of the
gi, rasa ingin tahu tinggi, sering minds, zone of proximal develop-
melakukan dusta khayal, animistik, ment (ZPD) dan scoffolding. Teori
anak sudah dapat menggunakan belajar Vigotsky memiliki empat
simbol-simbol sederhana untuk me- prinsip umum yaitu: a) Anak meng-
nyatakan perasaan dan pikirannya. konstruksi pengetahuan akan lebih
Pendidikan dimulai melalui anak mudah bila tersedia tools of minds
belajar melalui pengetahuan lang- yang lebih kaya dan bervariasi. b)
sung dan interaksi sosial. 3) Tahap Belajar terjadi dalam konteks sosial.
operasionalisasi (usia 6–12 tahun). Oleh karena itu, untuk membantu
Anak yang berada pada tahap ini mengoptimalkan perkembangan
umumnya sudah belajar di sekolah anak, dia harus dilibatkan sebanyak
dasar, dan seterusnya. 4) Tahap ope- mungkin dalam interaksi sosial de-
rasi formal (12 tahun ke atas). Ta- ngan sebaya, guru, orangtua, dan
hap ini merupakan tahap akhir me- orang dewasa lainnya. d) Belajar
ngadakan penalaran dengan meng- mempengaruhi perkembangan men-
gunakan hal-hal abstrak, dan se- tal. e) Bahasa memegang peranan
terusnya. penting dalam membantu perkemba-
d. Lev Vigotsky (1896–1934). Vigot- ngan mental anak. Oleh karena itu,
sky mengemukakan bahwa perkem- untuk mengoptimalkan perkemba-
bangan manusia melalui interaksi ngan berpikir anak, pengembangan
sosial yang memegang peranan pen- bahasa atau literasi anak harus pula
ting dalam perkembangan kognitif dioptimalkan melalui melibatkan
anak. Anak belajar melalui dua taha- anak dalam aktivitas literasi di
pan yaitu interaksi dengan orang rumah, di lembaga PAUD dan di
lain, orangtua, saudara, teman se- masyarakat.
baya, guru dan belajar secara indivi- 4. Hakikat PAUD
dual lewat pengintegrasian segala Berdasarkan Undang-Undang
sesuatu yang dipelajari dari orang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
lain dalam struktur kognitifnya. Pendidikan Nasional bab 1, pasal 1,

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 109


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

butir 14 yang berbunyi: “Pendidikan sebagai bentuk perlakuan yang diberi-


anak usia dini adalah suatu upaya kan pada anak harus memperhatikan
pembinaan yang ditujukan kepada anak karakteristik yang dimiliki setiap taha-
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun pan perkembangan anak.
yang dilakukan melalui pemberian rang- Pendidikan anak usia dini juga
sangan pendidikan untuk membantu merupakan pendidikan yang dapat
pertumbuhan dan perkembangan jas- membentuk karakter anak. Anak-anak
mani dan rohani agar anak memiliki secara lahiriah tidak buruk, tetapi se-
kesiapan dalam memasuki pendidikan baliknya mereka seperti selembar kertas
lebih lanjut”. kosong atau sering disebut tabula rasa.
Anak usia dini merupakan sosok Mereka tidak mengetahui apa yang
individu yang sedang menjalani suatu dimiliki dalam dirinya dan apa yang
proses perkembangan dengan pesat dan harus dikembangkan dalam dirinya.
fundamental bagi kehidupan selanjut- Oleh karena itu anak-anak yang berada
nya. Pada masa ini proses pertumbuhan pada usia dini perlu dikembangkan se-
dan perkembangan dalam berbagai cara optimal dan sesuai dengan tingkat
aspek sedang menjalani masa yang perkembangannya melalui pendidikan.
cepat dalam rentang perkembangan hi- Pendidikan yang dilalui dapat memberi-
dup manusia. Pendidikan anak usia dini kan pengalaman untuk menentukan ka-
juga merupakan salah satu bentuk pe- rakter anak bagi kehidupan selanjutnya.
nyelenggaraan pendidikan yang meni- Bukan hanya karakter yang di-
tikberatkan pada peletakan dasar ke bentuk dalam PAUD tetapi potensi yang
arah pertumbuhan dan perkembangan dimiliki oleh anak harus dikembangkan.
fisik (motorik halus dan motorik kasar), Sebab pada hakikatnya anak didik ada-
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, ke- lah pribadi yang memiliki sejumlah po-
cerdasan emosi, kecerdasan spiritual), tensi yang perlu dikembangkan. Anak
sosial emosional (sikap dan perilaku usia dini juga memiliki kesempatan un-
serta beragama), bahasa dan komuni- tuk mengembangkan dan bersosialisasi,
kasi, sesuai dengan keunikan dan tahap- karena mereka seharusnya tidak hanya
tahap perkembangan yang dilalui oleh sebagai makhluk individu, akan tetapi
anak usia dini. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai anggota ma-

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 110


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

syarakat. PAUD pada dasarnya meliputi usia dini dengan keberhasilan mereka
seluruh upaya dan tindakan yang di- dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya,
lakukan oleh pendidik dan orangtua anak-anak yang hidup dalam lingku-
dalam proses perawatan, pengasuhan ngan (baik di rumah maupun di seko-
dan pendidikan pada anak dengan lah) yang kaya interaksi dengan meng-
menciptakan suasana dan lingkungan di gunakan bahasa yang baik dan benar
mana anak dapat mengeksplorasi penga- akan terbiasa mendengarkan dan meng-
laman yang memberikan kesempatan ucapkan kata-kata dengan benar, se-
kepadanya untuk mengetahui dan hingga ketika mereka masuk sekolah,
memahami pengalaman belajar yang mereka sudah mempunyai modal untuk
diperolehnya dari lingkungan, melalui membaca (White House, 2017).
cara mengamati, meniru dan berekspe- Tujuan PAUD adalah: a) Membe-
rimen yang berlangsung secara ber- rikan pengasuhan dan pembimbingan
ulang-ulang dengan melibatkan seluruh yang memungkinkan anak usia dini
potensi serta kecerdasan mereka. tumbuh dan berkembang sesuai dengan
Berdasarkan uraian di atas, dapat usia dan potensinya. b) Mengidentifi-
disimpulkan bahwa PAUD merupakan kasi penyimpangan yang mungkin ter-
pendidikan yang sangat awal dan pen- jadi, sehingga jika terjadi penyimpa-
ting bagi anak usia dini guna mengem- ngan, dapat dilakukan intervensi dini. c)
bangkan perkembangan mereka seopti- Menyediakan pengalaman yang ber-
mal mungkin dan sesuai dengan tahapan aneka ragam dan mengasyikkan anak,
usianya. yang memungkinkan mereka mengem-
5. Fungsi dan Tujuan PAUD bangkan potensi dalam berbagai bidang,
Fungsi utama PAUD adalah me- sehingga siap untuk mengikuti pendidi-
ngembangkan semua aspek perkemba- kan pada jenjang sekolah dasar.
ngan anak, meliputi perkembangan 6. Perkembangan dan Lingkungan
kognitif, bahasa, fisik motorik kasar dan PAUD
halus, sosial dan emosional. Berbagai Usia dini disebut juga sebagai
hasil penelitian menunjukkan bahwa golden age yang merupakan usia yang
ada hubungan yang sangat kuat antara sangat penting bagi perkembangan
perkembangan yang dialami anak pada anak. Perkembangan usia golden age ini

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 111


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

sudah dimulai sejak pranatal, yang pada sebagai individu yang memiliki lebih
saat itu terjadi dengan sangat pesat per- dari satu bakat (William Stern dalam
kembangan otak sebagai pusat kecer- Semiawan, 2002). Konsep ini diperkuat
dasan. Sel-sel otak setelah lahir me- dengan teori Multiple Intelligences dari
ngalami mielinasi dan membentuk jali- Howard Gardner (2003), yang juga
nan yang kompleks (embassy), sehingga menegaskan bahwa anak memiliki lebih
nantinya anak bisa berpikir logis dan dari satu bentuk kecerdasan. Begitu
rasional. Berkembang juga dengan pesat juga beberapa pemikiran lain yang men-
organ sensoris seperti pendengar, peng- dukung konsep ini seperti teori perkem-
lihatan, penciuman, pengecap, peraba- bangan kognitif Piaget, kontekstual
an, dan organ keseimbangan. Sedikit Vygotsky, psikososial Erik Erikson,
demi sedikit anak dapat menyerap infor- kegiatan bermain Smilansky, dan
masi dari lingkungannya melalui organ Bronfenbrenner tentang sosialisasi anak
sensoris dan memprosesnya dengan dalam konteks ekologi. Perkembangan
menggunakan otaknya. Para pakar psi- anak ditentukan oleh berbagai fungsi
kologi/pendidikan memberi perhatian lingkungan yang saling berinteraksi
yang sangat besar terhadap betapa pen- dengan individu, melalui pendekatan
tingnya perkembangan otak ini. Mereka yang sifatnya memberikan perhatian,
menyatakan bahwa pendidikan untuk kasih sayang dan peluang untuk meng-
anak usia dini harus disesuaikan dengan aktualisasikan diri sesuai dengan taraf
pertumbuhan dan perkembangan mere- dan kebutuhan perkembangannya atau
ka. Prinsip tersebut dinamakan praktik- developmentally appropriate practice
praktik yang sesuai dengan perkemba- (Horowitz, 2005).
ngan anak atau developmentally appro- 7. Pendekatan dalam PAUD
priate practice atau DAP (Bredekamp, Ada beberapa pendekatan yang
1987). dirasa cocok dengan anak usia dini,
Teori konvergensi yang menge- yaitu:
depankan perpaduan antara faktor gene- a. Pendekatan Montessori, dengan tu-
tis dan pengaruh lingkungan, mendu- juan adalah mengoptimalkan selu-
kung konsep bahwa anak lahir sebagai ruh kemampuan anak melalui stimu-
unitas multipleks, yaitu anak yang lahir lasi yang dipersiapkan. Lingkungan

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 112


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

dipersiapkan dengan materi-materi ngulang (plan - do - rewiew). (3)


yang telah terstruktur, misalnya be- Pengalaman kunci (key experience).
rupa: (1) Materi sensorial. Anak (4) Penggunaan catatan anekdot un-
dapat berlatih untuk memperluas tuk mencatat kemajuan yang dipero-
dan memperhalus persepsi sensori- leh anak (benda-benda yang dapat
nya. Materi yang digunakan adalah dieksplor anak, manipulasi benda-
alat-alat yang mengandung konsep benda oleh anak, pilihan bagi anak
tentang ukuran, bentuk, warna, tentang apa yang harus dilakukan-
suara, tekstur, bau, berat ringan, dll. nya, bahasa anak, dan dukungan
(2) Materi konseptual yang meru- dari orang dewasa).
pakan bahan-bahan konkret untuk c. Beyond Centres and Circle Times
melatih anak membaca, menulis, (BCCT), yang dikembangkan ber-
matematika dan pengetahuan sosial. dasarkan pada teori perkembangan
(3) Materi kehidupan praktis sehari- anak, teori neuriscience, teori
hari, misalnya menyapu lantai, men- multiple intellegence, yang dipadu-
cuci piring, menyiram tanaman, me- kan dengan pengalaman guru. Pija-
ngancingkan baju, dll. kan yang dikembangkan dalam
b. Pendekatan High/Scope yang di- pendekatan ini mencakup pijakan
kembangkan oleh David Weikart, lingkungan main, sebelum main,
yang melibatkan anak sebagai pem- selama anak main, dan setelah main.
belajar aktif yang memberikan ke- 8. Implikasi Pelaksanaan PAUD
sempatan kepada mereka untuk me- Pada praktiknya, implikasi pelak-
milih sendiri aktivitas bermainnya sanaan PAUD adalah: (1) Anak akan
dan menyebutkan bahwa anak akan belajar dengan baik ketika mereka
memiliki hubungan sosial dan emo- menggunakan sensorinya. (2) Semua
sional yang baik. Komponen pro- anak dapat dididik. (3) Setiap anak ha-
gram ini adalah: (1) Anak sebagai rus dioptimalkan potensinya. (4) Pen-
pembelajar aktif yang menggunakan didikan harus dimulai sejak dini. (5)
sebagian besar waktunya di dalam Anak tidak dapat dipaksa belajar jika
learning center yang beragam. (2) belum siap belajar. (6) Mempersiapkan
Merencanakan - melakukan – me- anak bagi perkembangan selanjutnya

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 113


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

dalam belajar. (7) Kegiatan pembelaja- pai pada pelaksanaannya untuk se-
ran harus menarik dan bermakna. (8) mua mata pelajaran.
Interaksi sosial dengan guru dan kelom- 2. Mereka senang bergerak. Tidak se-
pok usia bersifat penting. (9) Guru ha- perti orang dewasa yang sanggup
rus menyayangi dan menghargai semua duduk berjam-jam, bagi peserta
anak. (10) Guru harus memiliki dedi- didik SD ini hanya dapat duduk
kasi untuk mengajar secara profesional. dengan tenang paling lama sekitar
(11) Pengajaran yang baik harus ber- 30 menit, lebih dari itu, mereka
dasarkan teori, filosofi, tujuan dan sasa- mulai merasa bahwa duduk dengan
ran. (12) Mengajar anak menggunakan tenang sebagai siksaan. Berdasarkan
materi sebenarnya. (13) Pengajaran di- kebutuhan belajar ini, guru perlu
mulai dari yang konkret sampai abstrak. merancang model pembelajaran
(14) Observasi penting guna menge- yang memungkinkan anak bisa ber-
tahui proses belajar anak. (15) Penga- gerak.
jaran harus berpusat pada anak, bukan 3. Mereka senang bekerja dalam ke-
berpusat pada guru. (16) Keluarga me- lompok. Berdasarkan kebutuhan be-
rupakan lembaga yang paling penting. lajar ini, guru perlu merancang
(17) Orangtua adalah pendidik utama model pembelajaran yang membuat
bagi anak. peserta didik bekerja dalam kelom-
C. PENDIDIKAN USIA SD pok. Melalui kelompok, anak bela-
Ada beberapa karakteristik kebu- jar aspek-aspek yang penting dalam
tuhan belajar anak di usia sekolah dasar proses sosialisasi, seperti belajar
(SD) yang perlu diketahui para guru, memenuhi aturan-aturan kelompok,
agar lebih memahami mereka (Girlss, setia kawan, menerima tanggung
2016), yaitu: jawab, bersaing secara sehat, keadi-
1. Mereka senang bermain. Kebutuhan lan dengan demokrasi, dan sejenis-
belajar ini menuntut guru untuk me- nya.
rancang kegiatan pembelajaran yang 4. Mereka senang merasakan atau
bermuatan permainan, mulai dari memperagakan/melakukan sesuatu
rancangan model pembelajaran sam- secara langsung. Berdasarkan kebu-
tuhan belajar ini, guru perlu meran-

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 114


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

cang pembelajaran yang dapat mem- yang indah. Selain masa ini merupakan
buat peserta didik seperti yang di- masa yang menentukan, di mana anak
senangi ini. Sebab apa yang dirasa- banyak mengalami perubahan fisik dan
kan, dilakukan dan dikerjakan oleh psikis, yang mulai menuntut untuk di-
peserta didik itulah yang dipelajari- beri kesempatan mengemukakan pen-
nya. Sehingga melalui ini mereka dapat, suka mencetuskan perasaan,
menghubungkan konsep-konsep ba- memberontak karena merasa diri bukan
ru dengan konsep-konsep lama. De- lagi anak-anak dan belum diakui ke-
ngan pengalaman ini, siswa mem- dewasaannya hingga mengakibatkan
bentuk konsep-konsep tentang ang- kegelisahan serta kurang tenang dengan
ka, ruang, waktu, fungsi-fungsi ba- keadaan lingkungan (Akademia Edu,
dan, peran jenis kelamin, moral, dan 2016). Remaja suka mencari perhatian
sebagainya. di dalam lingkungannya, sangat tertarik
Melalui pemahaman karakteristik kepada kelompok sebaya, emosi yang
kebutuhan belajar peserta didik ini, guru meluap-luap, dan pertumbuhan fisik
dapat menentukan tujuan pembelajaran, mengalami perubahan yang pesat. Di
materi untuk mencapai tujuan dan eva- sisi lain, kehidupan remaja sangat
luasi. kompleks dengan berbagai kreativitas
D. PENDIDIKAN USIA REMAJA dan keinginan untuk mencoba segala
Pada suatu periode dalam masa yang ada di sekitarnya, baik dalam bi-
perkembangan yang merupakan fokus dang pergaulan maupun intelektual.
yang menarik untuk dikaji adalah re- Berdasarkan pemahaman kebutu-
maja. Sebab pada masa ini, individu han belajar usia remaja ini, guru dapat
remaja mengalami masa penyesuaian merancang pembelajaran yang cocok
diri dengan lingkungan yang ada di dan sesuai dengan mereka. Pendidikan
sekitarnya, khususnya dengan tatanan merupakan usaha sadar dan dilakukan
norma, nilai, adat, dan etika yang oleh pendidik dengan berencana, ter-
berlaku di masyarakat. Masa remaja program dan terkendali untuk menyiap-
merupakan masa penghubung atau masa kan individu melalui kegiatan bimbi-
peralihan antara masa kanak-kanak dan ngan pengajaran atau latihan bagi pera-
masa dewasa dan juga termasuk masa nannya di masa yang akan datang.

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 115


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

Dengan pendidikan itulah individu re- Proses belajar mengajar pada


maja mengaktualisasikan potensi-poten- orang dewasa merupakan sebuah proses
si yang dimilikinya melalui alat atau transfer of knowledge atau skill yang
media pendidikan hingga mereka mam- sifatnya kedua belah pihak, antara pen-
pu menemukan aktivitasnya sendiri didik dan peserta didik, serta antara pe-
serta dapat mengalami perubahan positif serta didik dan peserta didik. Pembe-
dalam aspek kepribadiannya menyang- lajaran juga merupakan pengalaman
kut tiga domain, yaitu perubahan kog- belajar berdasarkan kebutuhan dan
nitif, afektif dan psikomotor. minat orang; mereka pada tingkatan ke-
E. PENDIDIKAN USIA DEWASA mampuan dan pengetahuan yang ber-
1. Pendidikan Orang Dewasa beda untuk mendukung perubahan
Orang dewasa tumbuh sebagai peranan serta tanggung jawab dalam
pribadi dan memiliki kematangan kon- kehidupan orangnya. Pendidikan orang
sep diri bergerak dari ketergantungan dewasa mencakup segala aspek penga-
seperti yang terjadi pada masa kanak- laman belajar yang diperlukan oleh
kanak menuju ke arah kemandirian atau mereka, baik pria maupun wanita, se-
pengarahan diri sendiri. Kematangan suai dengan bidang keahlian dan ke-
psikologi orang dewasa sebagai pribadi mampuannya masing-masing. Dengan
yang mampu mengarahkan diri sendiri, demikian hal tersebut dapat berdampak
bukan diarahkan, dipaksa dan dimani- positif terhadap keberhasilan pembe-
pulasi oleh orang lain (Sunhaji, 2013:1). lajaran yang tampak dengan adanya
Pendidikan bagi mereka merupakan perubahan perilaku ke arah pemenuhan
kegiatan membimbing dan membantu pencapaian kemampuan/keterampilan
dalam proses penemuan (pengetahuan, yang memadai.
keterampilan, dan sikap) sepanjang ha- Beberapa hal yang harus diper-
yat terhadap sesuatu yang dibutuhkan hatikan dari sisi peserta didik orang de-
dan diperlukan untuk kehidupannya, wasa adalah tahap belajar, gaya belajar,
prosesnya tidak didasarkan pada pertim- suasana belajar, jenis belajar dan faktor
bangan pendidik, akan tetapi didasarkan lainnya yang mempengaruhi belajar.
pada kepentingan peserta didik. Dari sisi pendidik adalah sikap mereka
terhadap peserta didiknya, metode yang

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 116


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

diterapkan dan bagaimana membangun bah dari bersifat tergantung menuju ke


suasana kondusif bagi proses pembela- arah memiliki kemampuan mengarah-
jaran. Orang dewasa jauh berbeda de- kan diri sendiri, dan memerlukan pe-
ngan anak-anak dalam belajar. Perbeda- ngarahan diri walaupun dalam keadaan
an ini didasarkan pada empat asumsi, tertentu mereka bersifat tergantung. b)
yaitu orang dewasa mempunyai: a) Karena prinsip utama adalah mempe-
pengalaman yang berbeda dengan anak- roleh pemahaman dan kematangan diri
anak, b) konsep diri, c) orientasi belajar untuk bisa survive, maka pembelajaran
yang berbeda dengan anak-anak, dan (4) yang lebih utama menggunakan ekspe-
kesiapan untuk belajar. rimen, diskusi, pemecahan masalah,
Umumnya psikolog menetapkan latihan, simulasi dan praktek lapangan.
tentang kriteria usia dewasa sekitar usia c) Orang dewasa akan siap belajar jika
20 tahun sebagai awal masa dewasa dan materi latihannya sesuai dengan apa
berlangsung sampai sekitar usia 40-45 yang ia rasakan sangat penting dalam
tahun, dan pertengahan masa dewasa memecahkan masalah kehidupannya,
berlangsung dari sekitar usia 40-45 ta- oleh karena itu menciptakan kondisi
hun sampai usia 65 tahun, serta masa belajar, alat-alat, serta prosedur akan
dewasa lanjut atau masa tua berlang- menjadikan orang dewasa siap belajar.
sung dari sekitar usia 65 tahun sampai Dengan kata lain, program belajar harus
seterusnya. Meskipun memiliki kemata- disusun sesuai dengan kebutuhan ke-
ngan dalam berbagai hal, setiap peserta hidupan mereka yang sebenarnya dan
didik usia dewasa belum tentu bisa ber- urutan penyajian harus disesuaikan de-
hasil dalam belajar. Hal ini dipengaruhi ngan kesiapan peserta didik. d) Pe-
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan ngembangan kemampuan diorientasikan
eksternal. belajar terpusat kepada kegiatannya.
2. Karakteristik Belajar Dengan kata lain, cara menyusun pela-
Karakteristik belajar orang de- jaran berdasarkan kemampuan-kemam-
wasa berbeda dengan anak-anak dan puan apa atau penampilan yang bagai-
remaja. Perbedaannya adalah: a) Pem- mana yang diharapkan ada pada peserta
belajaran lebih mengarah ke suatu pro- didik (Sunhaji, 2013:5).
ses pendewasaan, seseorang akan beru-

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 117


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

Berkenaan dengan karakteristik yang fleksibel dalam proses belajar


belajar orang dewasa, maka dalam men- mengajar.
didik mereka, lanjut Sunhaji (2013), 3. Faktor-faktor
pendidik perlu memperhatikan prinsip- Ada dua macam faktor yang da-
prinsip dalam mendidik mereka. Ada pat mempengaruhi pendidikan orang
beberapa prinsip dalam mendidik orang dewasa, yaitu faktor internal yang
dewasa, di antaranya yaitu: a) Peserta berasal dari dalam diri individu peserta
didik hendaknya mengerti dan menye- didik dan faktor eksternal dari luar diri
tujui terhadap tujuan suatu kegiatan mereka.
pendidikan/kursus. b) Peserta didik hen- a. Faktor Internal
daknya mau untuk belajar. c) Mencipta- Faktor internal menyangkut: 1)
kan situasi yang bersahabat dan tidak Faktor fisiologis, yaitu faktor-faktor
formal. d) Penataan ruangan hendaknya yang berhubungan dengan kondisi fisik
menyenangkan para peserta didik. e) individu, yang dibedakan menjadi dua
Peserta didik hendaknya berperan serta macam yakni tonus jasmani yang pada
mempunyai tanggung jawab terhadap umumnya sangat mempengaruhi akti-
jalannya proses belajar. f) Belajar itu vitas belajar seseorang, terutama peserta
hendaknya erat hubungannya dengan didik usia lanjut. Kondisi fisik yang
pengalaman pserta didik. g) Fasilitator sehat dan bugar akan memberikan pe-
hendaknya mengenal benar akan materi ngaruh positif terhadap kegiatan belajar-
pembelajarannya. h) Perhatikanlah ke- nya. Sebaliknya, kondisi fisik yang le-
sungguhan dan ketekunan dalam me- mah atau sakit akan menghambat ter-
ngajar. j) Peserta didik hendaknya dapat capainya hasil belajar yang maksimal.
belajar sesuai dengan kecepatan dan ke- Selama proses belajar berlangsung, pe-
mampuannya. k) Peserta didik hendak- ran fungsi fisiologis pada tubuh manu-
nya sadar akan kemajuan dirinya dan sia sangat mempengaruhi hasil belajar.
memiliki rasa kepuasan. l) Gunakan 2) Faktor psikologis, adalah keadaan
metode belajar yang bervariasi. m) Fasi- psikologis sesorang yang dapat mempe-
litator hendaknya merasa turut tumbuh ngaruhi proses belajar. Belajar lebih
dalam proses belajar mengajar. n) Pen- banyak berhubungan dengan aktivitas
didikan hendaknya memiliki rencana jiwa. Dengan kata lain, faktor-faktor

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 118


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

psikis memang memiliki peran yang cahaya, dan sejenisnya. b) Faktor instru-
sangat menentukan dalam belajar. Be- mental, yaitu perangkat belajar (gedung
berapa faktor psikologis yang utama tempat belajar). Orang dewasa memer-
mempengaruhi proses belajar adalah lukan tempat belajar yang baik, nyaman
kecerdasan peserta didik, motivasi, mi- dan aman. Jika dibandingkan dengan
nat, sikap dan bakat. peserta didik anak-anak dan remaja,
b. Faktor Eksternal orang dewasa lebih kritis dalam menilai
Faktor eksternal adalah faktor- kondisi gedung atau tempat belajar
faktor yang berasal dari luar individu mereka. c) Alat-alat belajar, ini meliputi
dan dapat mempengaruhi belajar indi- ketersediaan dan kelengkapan alat be-
vidu, antara lain: 1) Faktor lingkungan lajar seperti buku dan instrumen pem-
sosial sekolah (guru, administrasi, te- belajaran yang diusahakan oleh masing-
man-teman sekelas). 2) Faktor lingku- masing peserta didik maupun disedia-
ngan sosial masyarakat (tempat tinggal kan sekolah/guru. d) Kurikulum kuriku-
peserta didik). 3) Faktor lingkungan lum; pendidikan orang dewasa hendak-
sosial keluarga (ketegangan di dalam nya disesuaikan dengan kebutuhan dan
keluarga, sifat-sifat orangtua, penge- kapasitas setiap individu. e) Peraturan
lolaan keluarga). Permasalahan yang institusi/sekolah yang mengekang. f)
terjadi di dalam keluarga orang dewasa Metode belajar. g) Materi pelajaran atau
sangat berpengaruh terhadap aktivitas bahan yang akan diajarkan tidak sesuai
belajar. Orang dewasa yang sedang di- dengan usia, kebutuhan, metode, dan
rundung masalah dengan pasangannya, kondisi peserta didik.
orangtuanya, mertuanya atau anak- 4. Kesulitan Belajar
anaknya akan mengalami gangguan psi- Walaupun aktivitas belajar peser-
kis sehingga mengganggu konsentrasi ta didik usia dewasa dapat dipengaruhi
mereka dalam belajar. oleh faktor-faktor di atas secara umum,
4) Faktor lingkungan non sosial namun sebaiknya pendidik perlu mema-
meliputi: a) Faktor lingkungan alamiah, hami kesulitan-kesulitan belajar yang
yaitu keadaan alam yang tidak bisa dialami mereka, di antaranya yaitu: a)
ditolak dan dihindari oleh peserta didik, Masalah motivasi, yang menyebutkan
misalnya kondisi udara yang segar, bahwa orang tua lebih sulit diajar,

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 119


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

kurang dapat menyesuaikan diri pada nyesuaian diri yang gawat, sehingga
perubahan, dan terlalu tua untuk belajar. lebih banyak yang meninggalkan situasi
b) Masalah menghilangkan apa yang dan lingkungan baru dari koleganya
sudah dipelajari semula, yaitu meng- yang lebih muda.
alami kesulitan besar dalam membuang F. PENUTUP
kebiasaan lama, dan cenderung mem- Peserta didik yang berusia de-
buat kesalahan yang sama dengan wasa sangat berbeda belajarnya dengan
berulang-ulang. c) Masalah cepat lupa. anak-anak dan remaja. Perbedaan itu
d) Ketahanan terhadap perubahan dan didasarkan atas empat asumsi yaitu pe-
inovasi. Orang tua ternyata sulit mene- ngalaman, konsep diri, orientasi belajar,
rima pendapat, metode, konsep, dan dan kesiapan belajar. Pembelajaran pe-
prinsip baru. Seolah-olah mereka di- serta didik usia dewasa merupakan
halangi oleh pengetahuan dan keyaki- pengalaman belajar berdasarkan kebutu-
nan mereka. Oleh karena itu mereka han dan minat mereka pada tingkatan
tampak kaku dan tidak mau menerima. kemampuan dan pengetahuan yang ber-
Sebagian besar sikap ini berasal dari beda untuk mendukung perubahan pe-
perasaan tidak aman serta kesulitan ranan serta tanggung jawab dalam kehi-
dalam hubungannya dengan orang yang dupan orang dewasa. Keberhasilan me-
lebih muda. Dengan demikian mereka reka dalam belajar dipengaruhi oleh
mengambil sikap otokratik sebagai faktor internal yang meliputi faktor fi-
mekanisme pertahanan (defence mecha- siologis dan psikologis. Faktor eksternal
nism). e) Problema penyesuaian diri. yang meliputi faktor lingkungan sosial
Jika seorang yang berusia lebih tua dan non sosial.
dilatih dan dilatih kembali, dan berhasil,
maka masih ada suatu periode penye- DAFTAR PUSTAKA
suaian diri dalam situasi dan lingkungan Akademia Edu. 2016. “Kebutuhan Pen-
didikan Berdasarkan Usia Re-
kerja yang baru. Periode tersebut meru-
maja.” [Online]. Tersedia di
pakan periode kritis dan terjadi segera www.academia.edu. Diakses 9
September 2016.
sesudah terjadi belajar, ataupun se-
Allan, Ornstein C., Levine U. Daniel,
minggu atau lebih sesudahnya. Pada Gerald L. Gutek, & Vockie E.
David. 2011. Foundation of Edu-
waktu inilah terjadi problema pe-
cation. Belmonth: Wadwarth.

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 120


Famahato Lase, Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia

Ansyar, Mohamad. 2015. Kurikulum: 1993. Very Young. New York:


Hakikat, Fondasi, Desain dan MacMillan.
Pengembangan. Jakarta: Kencana Semiawan, C. 2002. Paradigma Baru
Prenada Media Group. PAUD dalam Rangka Sosialisasi
Bredekamp Sue. 1987. Developmentally PAUD. Jakarta: Depdiknas.
Appropriate Practice in Early Staf UNY. 2016. “Modul PAUD.” [On-
Childhood Program Serving Chil- line]. Tersedia di
dren from Birth Through Age 8. http://staff.uny.ac.id/sites/ de-
Washington: Naeyc. fault/files/modul.paud. Diakses 9
Ditjen Dikti. 2006. Naskah Akademik September 2016.
Pendidikan Profesional Guru. Ja- Sunhaji. 2013. “Konsep Pendidikan
karta: Ditjen Dikti. Orang Dewasa.” Jurnal Kepen-
Gardner, H. 1993. Frame of Mind: the didikan, Vol. 1 No. 1 Nopember
Theory of Multiple Intelligences. 2013. [Online].Tersedia di
New York: Basic Books. https://media.neliti.com/media/.
Girlss. 2016. “Karakeristik dan Kebu- Diakses 31 Maret 2017.
tuhan Peserta Didik Sekolah White House. 2017. “Early Child
Dasar.” [Online]. Tersedia di Hood.” [Online]. Tersedia di
https://dgirlss.com. Diakses 9 http://www.whitehouse. gov/in-
September 2016. focus/earlychild-hood. Diakses 9
Horowitz, F.D., L. Darling-Hammond, September 2016.
J. Bransford, and G.W. Maxim. hz

Jurnal PPKn & Hukum_______________________________Vol. 12 No. 1 April 2017 121

Anda mungkin juga menyukai