Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengolahan Bahan Galian dengan Flotasi

a) Pengertian Flotasi (Froth Flotation/Flotasi Buih)


Flotasi merupakan pemisahan satu mineral atau lebih dengan mineral lainnya melalui
pengapungan. Mengapungkan mineral tertentu dari mineral lainnya dengan bantuan
gelembung udara sampai ke permukaan air. Secara spesifik pemisahan ini disebut froth
flotation, atau flotasi buih. Media pemisahannya adalah air dan gelembung udara.
b) Operasi Permukaan Mineral yang Akan Dipisah
 Sifat permukaan ini didasarkan pada pemisahannya memanfaatkan perbedaan sifat
kimia-fisika respon permukaan mineral ketika berada dalam air.
 Sifat permukaan ini disebut Hydrophobicity (Hydrophobicity menunjukkan
kecenderungan permukaan mineral untuk dibasahi air).
 Ketika mineral-mineral bijih berada dalam air, maka permukaan mineral-mineral
tersebut akan merespon air sesuai dengan sifat kimia-fisikanya.
 Mineral-mineral yang permukaannya tidak terbasahi oleh air disebut mineral
hydrophobic atau mineral tak suka air, sedangkan mineral-mineral yang
permukaannya terbasahi oleh air disebut mineral hydrophilic, atau mineral suka air.
 Pada metoda flotasi, mineral hydrophobic akan menempel pada gelembung dan naik
ke permukaan air membentuk buih mineral.
 Sedangan mineral hydrophilic tidak dapat menempel pada gelembung, dan tetap di
dalam air.
 Pada awalnya, flotasi digunakan untuk mengambil mineral logam seperti : tembaga,
Pb dan seng.
 Namun perkembangan selanjutnya flotasi digunakan untuk pemisahan mineral logam
seperti : nikel, molybdenum, mangan, chromium dan cobalt.
 Sekarang, flotasi digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk digunakan untuk
mineral non logam seperti : mika, flourite, feldspar dan batubara.
 Bahkan digunakan untuk pengolahan atau penjernihan air.
 Sekarang Flotasi dimanfaatkan untuk mengambil mineral-mineral berbahaya yang
terdapat di dalam air.
Berdasarkan pada mineral yang diapungkannya, flotasi dibagi menjadi dua tipe yaitu :
1. Flotasi langsung
 Pada flotasi langsung, mineral berharga diapungkan dan di keluarkan sebagai
konsentrat.
 Pada flotasi ini mineral berharga adalah mineral hydrophobic.
2. Flotasi tak langsung
 Pada flotasi tak langsung atau Reverse Floatation, mineral gangue (material tidak
berharga yang berada disekitar atau bahkan bercampur dengan mineral yang
diinginkan) akan diapungkan dan di keluarkan sebagai tailing.
 Pada flotasi ini mineral berharga adalah mineral hydrophilic dan tetap berada di
dalam air.
c) Mekanisme Penempelan, Pelekatan Mineral-Gelembung.
 Pelekatan mineral pada gelembung udara tergantung pada kemampuan dari
mineral dan gelembung mengatasi gaya-gaya yang terdapat dalam lapis tipis air.
 Mekanisme pelekatan mineral dan gelembung udara terdiri dari tiga tahap.
1. Gelembung dan atau mineral saling mendekat, kemudian menghasilkan suatu
lapisan tipis air di antaranya. Dalam kondisi ini, partikel mineral bergerak
sesuai dengan hukum hidrodinamika.
2. Mineral dan gelembung terus saling mendekat, hal ini mengakibatkan lapis
tipis air (water film) semakin tipis dan akhirnya terjadi kerusakan atau
pecahnya lapis tipis.
3. Hilangnya lapis tipis akan diikuti dengan terjadinya penempelan mineral-
gelembung. Pelekatan atau penempelan ini diawali dengan terbentuknya
kontak tiga fasa yang dengan cepat meluas dan stabil.
Ada tiga gaya dalam film air yang harus diatasi sampai terjadinya pelekatan :
1. Gaya tarik antar molekul, Van der Waals
2. Gaya elektrostatik yang timbul dari tarik menarik double layer di air dan
sekitar mineral.
3. Hydrasi dari group hydrophilic yang ada pada permukaan mineral.
d) Floatability Mineral Bijih
Floatability atau kemampuan pengapungan didefinisikan sebagai kemampuan
suatu mineral untuk dapat diapungkan. Dalam hal ini, kemampuan pengapungan
menunjukkan kecenderungan mineral untuk menempel pada permukaan gelembung
udara. Floatability suatu mineral sangat tergantung pada sifat permukaan mineral
tersebut. Sifat-sifat yang lainnya hanya berpengaruh sangat kecil. Dalam aplikasinya
sifat permukaan suatu mineral dapat dirubah dan dikendalikan dengan cara pemberian
reagent kimia tertentu. Setelah mineral melekat/ menempel pada permukaan
gelembung, maka terjadi kesetimbangan tegangan antarmuka pada titik kontak tiga
fasa. Kesetimbangan tegangan antarmuka pada titik kontak tiga fasa dapat dinyatakan
sebagai berikut :

Rumus : Tsg = Tsa + Tag cos


sehingga : cos θ akan menjadi : (Tsg- Tsa)/Tag = cos θ
Keterangan : Tsg = tegangan antarmuka mineral-gelembung
Tsa = tegangan antarmuka mineral-air
Tag = tegangan antarmuka air-gelembung

= sudut antara permukaan gelembung dengan mineral disebut sudut


kontak.

Catatan :
 Sudut kontak sering digunakan untuk mengukur kehidrophobian permukaan
mineral.
 Sudut kontak nol (0) = nol, artinya air menutupi atau menyelimuti permukaan
mineral.
 Permukaan mineral dibasahi oleh air (Mineral ini dikatagorikan sebagai mineral
hydrophilic)
 Sudut kontak 180 derajat, atau 180°, artinya udara menutupi atau menyelimuti
permukaan
 Mineral, atau mineral tidak dibasahi oleh air. Mineral ini dikatagorikan sebagai
mineral hydrophobic.
 Sudut kontak terbesar yang dibangun antara mineral, gelembung dan udara adalah
110°. Sudut kontak pada operasi pemisahan yang menggunakan metoda flotasi
adalah antara 60 – 110°.
 Semakin besar sudut kontak semakin besar kemungkinan mineral menjadi
hydrophobic, sehingga semakin besar pula untuk dapat menempel pada gelembung.
Untuk dapat memperbesar sudut kontak, maka cos θ harus diperkecil.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam flotasi adalah :


a. Diameter partikel harus disesuaikan dengan butiran mineral
b. Persen solid yang baik 25% - 45% (pryor), 15% - 30% (gaudin)
c. Sudut kontak yang baik sekitar 60o – 90o, berarti usaha adhesinya besar sehingga udara
dapat menempel pada permukaan mineral yang mengakibatkan mineral dapat
mengapung. Sudut kontak merupakan sudut yan dibentuk antara gelembung udara
dengan mineral pada suatu titik singgung. Sudut kontak mempengaruhi daya kontak
antara bijih dengan gelembung udara. Untuk melepaskan gelembung dan mineral
dibutuhkan usaha adhesi (Wum).
d. pH Kritis
pH kritis merupakan pH larutan yang mempengaruhi konsentrasi kolektor yang
digunakan dalam pengapungan mineral. Pada gambar dibawah menunjukkan hubungan
antara konsentrasi sodium diethyl dithiophosphate dan pH kritis. Mineral yang
digunakan adalah pyrite, galena dan chalcophyrite. Konsentrasi kolektor tersebut dapat
mengapungkan chalcophyrite dari galena pada pH 7 – 9, galena dari pyrite pada pH 4 – 6
dan chalcophyrite dari pyrite pada pH 4 – 9.
Faktor- faktor yang mempengaruhi flotation adalah ukuran partikel, pH larutan ,
surfaktan, dan bahan kimia yang lain, misalnya koagulan. Ukuran partikel yang besar
membuat partikel tersebut cenderung untuk mengendap sehingga susah untuk terflotasi.
Sedangkan pH yang tinggi partkel cenderung mengendap. Fungsi surfaktan adalah
kolektor yang merupakan reagen yang memiliki gugus polar dan gugus non polar
sekaligus. Kolektor akan mengubah sifat partikel dari hidrofil menjadi hidrofob.
Sedangkan penambahan koagulan dapat mengakibatkan ukuran partikel-partikel menjadi
lebih besar. Factor lain yang mempengaruhi flotasi adalah laju udara yang berfungsi
sebagai pengikat partikel yang memiliki sifat permukaan hidrofobik, persen padatan,
untuk flotasi pada partikel kasar dapat dilakukan dengan persen padatan yang besar
demikian sebaliknya, besar laju pengumpanan yang berpengaruh terhadap kapasitas dan
waktu tinggal. Laju udara pembilasan yang berfungsi untuk mengalirkan konsentrrat ke
dalam lounder. Ketebalan lapisan buih dan ukuran gelembung udara juga mempengaruhi
flotasi. 

Macam sel flotasi


Sel flotasi berfungsi untuk menerima pulp dan dilakukan proses flotasi. Jenis sel
mendasarkan atas pemasukan udara, adalah :
1. Agitation Cell
Alat ini jarang digunakan, sebab adanya perkembangan dengan diketemukannya sub aeration
cell. Udara masuk ke dalam cell flotasi karena putaran pengaduk.
2. Sub Aeration Cell
Udara masuk akibat hisapan putaran pengaduk. Alat ini paling praktis sehingga banyak
digunakan.
3. Pneumatic Cell
Alat ini jarang sekali yang menggunakan, udara langsung dihembuskan ke dalam cell
4. Vacum and Pressure Cell
Udara masuk karena tangki dibuat vakum oleh pompa penghisap dan udara dimasukkan oleh
pompa injeksi.
5.      Cascade Cell
Udara masuk karena jatuhnya mineral. Syarat cell adalah :
a. Pulp tidak mengandap (dilengkapi dengan alat agitasi)
b. Ada pengatur tinggi pulp
c. Ada daerah yang relatif tenang sehingga butiran yang menempel gelembung udara
mudah naik ke permukaan
d. Konstruksi dibuat sehingga tidak terjadi short circuit
e. Mempunyai resirkulasi dan pengeluaran middling
f. Harus mempunyai penerimaan pulp dan pengeluaran busa yang menumpuk
g. Mempunyai permukaan bebas untuk gelembung-gelembng yang sudah mengandung
mineral, sehingga tidak mempengaruhi agitasi.
h. Harus dilengkapi dengan pengeluaran froth.

Anda mungkin juga menyukai