Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN (KOMUNIKASI


INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI MASSA)

DOSEN PENGAMPU

Febry Heldayasari Perbandari S.ST. M.Keb

OLEH

NORITA MAIA PINTO 20200003

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN GUNA BANGSA YOGYAKARTA PRODI D3


KEBIDANAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya saya dapat
menyeselaikan makalah yang berjudul tentang “Komunikasi dalam pratek kebidanan
(Komunikasi interpesonal dan Komunikasi Massa)” dengan lancar. Dengan kerendahan hati
dan penuh harapan semoga makalah ini bermanfaat dan saya menyadari didalam makalah ini
masih banyak kekurangan sehingga saya sebagai penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 21 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang


1.2. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2

2.1. Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan

A. Komunikasi Interpersonal serta contohnya

B. Komunikasi Massa serta contohnya

BAB III PENUTUP....................................................................................................6

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut (Febrina, 2008) Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua
arah, verbal dan non verbal yang saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan
individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. Komunikasi Interpersonal adalah proses
penyebaran dan berbagi yang dilakukan minimal oleh dua orang, secara langsung, dengan tatap
muka, dan bersifat dua arah. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara
tatap muka, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai
kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media
massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications
diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of
mass communication.
1.2. Tujuan
Pengertian Komunikasi dalam praktek kebidanan
A. Untuk mengetahui Komunikasi Interpersinal (KIP) beserta contohnya.
B. Untuk mengetahui komunikasi Massa beserta contohnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan


Manurut Bulaeng (2002: 21) mendefenisikan bahwa komunikasi adalah pengolahan pesan-pesan
dengan tujuan menciptakan makna. Terjadinya komuniksi kapan dan di mana saja seseorang dapat
berusaha menggapai suatu pesan, berusaha memberikan makna kepadanya. Komunikasi adalah proses
pertukaran informasi antar pribadi dengan menggunakan symbol, baik verbal maupun non verbal.
Sedangkan Komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada klien, seperti ketika seorang bidan mencari data atau mengkaji
data klien, melaksanakan asuhan ataupun melakukan evaluasi terhadap asuhan yang sudah diberikan.
Unsur komunikasi yang harus dipenuhi dalam melakukan komunikasi, menurut Aristoteles, siapa yang
berbicara (komunikator), apa yang dibicarakan (pesan), siapa yang mendengarkan (komunikan), media
apa yang digunakan (chanel) dan apa umpan baliknya (feed back) (Sannon & Weaver, 1949).
Jenis-Jenis Komunikasi dibagi menjadi komunikasi Interpersonal dan komunikasi Massa:
A. Komunikasi Interpersonal (KIP)
 Menurut (Febrina, 2008) Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang,
dua arah, verbal dan non verbal yang saling berbagi informasi dan perasaan antara individu
dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
 Komunikasi Interpersonal adalah proses penyebaran dan berbagi yang dilakukan minimal
oleh dua orang, secara langsung, dengan tatap muka, dan bersifat dua arah. Komunikasi
Interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, baik secara verbal
maupun nonverbal.
 Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau pemikiran antar
manusia (individu) secara tatap muka (face to face), invidu dengan individu (person to
person), verbal non-verbal. Karena sifat dari interaksi adalah langsung dan segera,
komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antar manusia (all human
relation ships).
1. Proses Komunikasi Interpersonal
Proses komunikasi interpersonal merupakan suatu proses dua arah, lingkaran interaktif di mana
pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan nonverbal. Kedua pihak
menjadi pengirim maupun penerima pesan. Dalam prosesnya, penerima pesan menafsirkan pesan dari
pengirim pesan sebelumnya dan memberikan tanggapan dengan pesan.
2. Ciri-ciri KIP menurut Rogers adalah: Arus pesan dua arah, Konteks komunikasi dua arah,
Tingkat umpan balik tinggi, Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi, Kecepatan jangkauan terhadap
khalayak relatif lambat, Efek yang terjadi perubahan sikap.
3. Efektifitas KIP merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku seseorang. Menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KIP sebagai berikut:
a. Keterbukaan (openess).

2
b. Empati (empathy).
c. Dukungan (supportiveness).
d. Rasa positif (positiveness).
e. Kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh dalam KIP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar
dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan. David Berlo (1997:172) mengembangkan
konsep empati menjadi teori komunikasi.
Faktor individual adalah factor uynag berorientasi kultural (keterikatan budaya) yang
merupakan faktor yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari beberapa faktor sebagai berikut. 1) Faktor fisik - kepekaan panca indra. 2) Sudut
pandang – nilai-nilai 3) Faktor sosial 4) Bahasa
Faktor- faktor yang berkaitan dengan interaksi : Tujuan dan harapan terhadap komunikasi,
Sikap terhadap interaksi, Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan,
perhatian, dan dukungan)
Faktor situasional, Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan (misalnya,
situasi percakapan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi dengan
pelanggar lalu lintas). Ketika Bidan melakukan konseling, ada beberapa hal yang harus diketahui
karena sangat penting dalam pelaksanaan KIP sehingga konseling yang diberikan dapat efektif.
Perhatian pada tanda verbal dan non verbal.
Tanda verbal dan non verbal yang ditunjukkan bidan mempunyai efek panjang terhadap yang ingin
kita capai.
a. Mendapat kepercayaan dari klien
b. Perlu introspeksi.
c. Indikator hubungan interpersonal yang positif.
d. Menyambut klien.
e. Ramah dan terbuka.
f. Menyediakan waktu untuk mendengar mereka.
g. Menjawab semua pertanyaan dengan benar dan memuaskan.
h. Tetap sabar walaupun klien bertanya hal yang sama berulang-
ulang.

Pentingnya KIP Komunikasi interpersonal memiliki beberapa manfaat penting sebagai berikut.
a. Agar dapat memberikan informasi secara efektif kpd klien.
b. Agar dapat lebih memahami perasaan dan pikiran klien.
c. Agar lebih siap dan percaya diri dlm menghadapi klien yang
sulit.
d. Agar membantu pekerjaan.
e. Untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Untuk kepentingan pribadi yaitu agar dapat berkomunikasi lebih baik dan Perilaku dalam KIP Ada
tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal yang harus dipahami oleh bidan sebagai berikut :

3
Perilaku spontan, yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi serta dilakukan tanpa
sensor dan revisi secara kognisi.
Perilaku menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasar kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan
pada suatu keadaan, misalnya mengucapkan selamat pagi.
Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasar situasi yang ada. Pada saat berada dalam
pelayanan, khusunya bidang kesehatan, tidak cukup memberikan pengobatan dan perawatan saja
tetapi juga melibatkan klien dalam proses penyembuhannya, yaitu dengan mengajak berkomunikasi.
Dalam perawatan, klien mempunyai hak-hak sebagai berikut :
 Hak memperoleh informasi,
 Hak bertanya,
 Hak dilayani secara pribadi,
 menyatakan pendapat/pandangan,
 Hak memutuskan secara bebas.

Contoh Komunikasi Interpersonal dalam Praktek Bidan yaitu


Melakukan Konseling KB

Langkah konseling SATU TUJU menurut (Saiffudin 2006) :


SA : Sapa dan Salam :
a. Sapa klien secara terbuka dan sopan
b. Beri perhatian sepenuhnya
c. Jaga privasi pasien
d. Bangun percaya diri pasien
e. Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya.
T : Tanya :
a. Tanyakan informasi tentang dirinya
b. Bantu klien pengalaman tentang KB dan ksesehatan reproduksi.
c. Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraikan
a. Uraikan pada klien mengenai pilihannya.
b. Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis
yang lain.
TU : Bantu
a. Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
b. Tanyakn apakah pasangan mendukung pilihannya.
J : Jelaskan
a. Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya
setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
b. Jelaskan bagaimana penggunaannya.
c. Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi.
U : Kunjungan Ulang :
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau
permintaan kontrasepsi yang dibutuhkan.
Komunikasi Massa
Pengertian Komunikasi Massa

4
Komunikasi massa bersala dari istilah bahasa inggris Mass Communication, sebagai
kependekan dari mass media communication yang artinya komunikasi yang menggunakan media
massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications
diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of
mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di
lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam
waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.
Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi
sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Adapun
Pengertian menurut para ahli, diantaranya:
Menurut Effendy (1993) komunikasi massa merupakan sebuah klasifikasi dari studi ilmu
komunikasi yg digolongkan sesuai bentuknya. Dalam encyclopedi internasional ditegaskan bahwa
komunikasi massa adalah sebuah proses penyampaian pesan yang ditransmisikan melalui lebih
dari satu media massa.
Menurut Ellizabeth Noelle Newman penemu dari teori spiral silence dalam
komunikasi,sebagaimana yg dikutip dalam Rachmat (1992) menyebutkan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yg mempunyai empat tanda pokok ,diantaranya:
a. Bersifat tidak langsung artinya harus melalui media teknis.
b. Bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta
komunikasi(para komunikan).
c. Bersifat terbuka artinya ditunjukan kepada publik yang tidak terbatas dan
anonim.
d. Mempunyai publik yang secara geografis terbesar.
Ciri-ciri Komunikasi Massa
1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana.
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim.
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan.
6. Ada pengaruh yang dikehendaki.
7. Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi
masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan
(pemirsanya) tidak bersifat pribadi.
Efek Komunikasi Masa
Berdasarkan teorinya, efek komunikasi masa dibedakan menjadi tiga macam efek, yaitu efek
terhadap individu, masyarakat, dan kebudayaan. Efek komunikasi masa terhadap individu.
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
1) Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi.
2) Efek sosial: menunjukkan status.
Contoh Implementasi Komunikasi Massa
1) Seminar (Misalkan: Diacara seminar kesehatan, seorang Bidan sebagai
pemberi materi sedang berbicara dihadapan para audiensnya, memberikan
materi tentang kesehatan)
2) Penyuluhan Bidan di desa-desa. (Misalkan: Seorang bidan berbicara di depan
warga guna menggalakan program KB).

5
BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang, dan terjadi secara
langsung. Terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, adanya hubungan yang
baik oleh kedua belah pihak. Suasana yang tidak sehat dalam suatu instansi/pustaka
tidak akan terjadi komunikasi interpersonal yang baik. Suasana menjadi dingin dan
tidak mengenakkan, maka salah satu kunci keberhasilan bagi seorang pustakawan
adalah membangun komunikasi interpersonal.
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication,
sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang
menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.
1.2. Saran
Saran saya untuk komunikasi interpesonal dan komunikasi massa sangatlah
penting dipelajari oleh Bidan karena pembahasan ini sangat penting bagi profesi
seorang bidan yang menyangkut pada attidu seseorang serta bisa membina suatu
hubungan yang lebih intim dengan klien dan dengan mempelajari komunikasi ini
tersebut bisa membuat seorang bidan lebih percaya diri dan mampu mengatasi segala
apa yang di perlukan klien.

6
7
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015). 済無 No Title No Title No Title. Analisis
Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3,
103–111.

Sapril. (2011). (2)Komunikasi Interpersonal Pustakawan. Iqra’, 05(01), 6–11.


http://repository.uinsu.ac.id/634/1/%282%29KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PUSTAKAWAN.pdf

Ulya, H. (2016). Sejarah artikel. Jurnal Konseling Gusjigang PGSD Universitas Muria
Kudus, 2(1), 90–96. https://media.neliti.com/media/publications/107461-ID-profil-
kemampuan-pemecahan-masalah-siswa.pdf

Dalami (20012). Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.

Lestari, A. (2010). Buku Saku Kominikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Media.

Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan Konseling: Aplikasi dalam Sarana Pelayanan kesehatan
untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika

Tyastuti, S., Kusmiyati, Y., & Handayani, S. (2010). Komunikasi dan Konseling dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai