DOSEN PENGAMPU
OLEH
Puji dan syukur saya panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya saya dapat
menyeselaikan makalah yang berjudul tentang “Komunikasi dalam pratek kebidanan
(Komunikasi interpesonal dan Komunikasi Massa)” dengan lancar. Dengan kerendahan hati
dan penuh harapan semoga makalah ini bermanfaat dan saya menyadari didalam makalah ini
masih banyak kekurangan sehingga saya sebagai penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Empati (empathy).
c. Dukungan (supportiveness).
d. Rasa positif (positiveness).
e. Kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh dalam KIP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar
dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan. David Berlo (1997:172) mengembangkan
konsep empati menjadi teori komunikasi.
Faktor individual adalah factor uynag berorientasi kultural (keterikatan budaya) yang
merupakan faktor yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari beberapa faktor sebagai berikut. 1) Faktor fisik - kepekaan panca indra. 2) Sudut
pandang – nilai-nilai 3) Faktor sosial 4) Bahasa
Faktor- faktor yang berkaitan dengan interaksi : Tujuan dan harapan terhadap komunikasi,
Sikap terhadap interaksi, Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan,
perhatian, dan dukungan)
Faktor situasional, Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan (misalnya,
situasi percakapan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi dengan
pelanggar lalu lintas). Ketika Bidan melakukan konseling, ada beberapa hal yang harus diketahui
karena sangat penting dalam pelaksanaan KIP sehingga konseling yang diberikan dapat efektif.
Perhatian pada tanda verbal dan non verbal.
Tanda verbal dan non verbal yang ditunjukkan bidan mempunyai efek panjang terhadap yang ingin
kita capai.
a. Mendapat kepercayaan dari klien
b. Perlu introspeksi.
c. Indikator hubungan interpersonal yang positif.
d. Menyambut klien.
e. Ramah dan terbuka.
f. Menyediakan waktu untuk mendengar mereka.
g. Menjawab semua pertanyaan dengan benar dan memuaskan.
h. Tetap sabar walaupun klien bertanya hal yang sama berulang-
ulang.
Pentingnya KIP Komunikasi interpersonal memiliki beberapa manfaat penting sebagai berikut.
a. Agar dapat memberikan informasi secara efektif kpd klien.
b. Agar dapat lebih memahami perasaan dan pikiran klien.
c. Agar lebih siap dan percaya diri dlm menghadapi klien yang
sulit.
d. Agar membantu pekerjaan.
e. Untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Untuk kepentingan pribadi yaitu agar dapat berkomunikasi lebih baik dan Perilaku dalam KIP Ada
tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal yang harus dipahami oleh bidan sebagai berikut :
3
Perilaku spontan, yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi serta dilakukan tanpa
sensor dan revisi secara kognisi.
Perilaku menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasar kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan
pada suatu keadaan, misalnya mengucapkan selamat pagi.
Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasar situasi yang ada. Pada saat berada dalam
pelayanan, khusunya bidang kesehatan, tidak cukup memberikan pengobatan dan perawatan saja
tetapi juga melibatkan klien dalam proses penyembuhannya, yaitu dengan mengajak berkomunikasi.
Dalam perawatan, klien mempunyai hak-hak sebagai berikut :
Hak memperoleh informasi,
Hak bertanya,
Hak dilayani secara pribadi,
menyatakan pendapat/pandangan,
Hak memutuskan secara bebas.
4
Komunikasi massa bersala dari istilah bahasa inggris Mass Communication, sebagai
kependekan dari mass media communication yang artinya komunikasi yang menggunakan media
massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications
diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of
mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di
lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam
waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.
Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi
sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Adapun
Pengertian menurut para ahli, diantaranya:
Menurut Effendy (1993) komunikasi massa merupakan sebuah klasifikasi dari studi ilmu
komunikasi yg digolongkan sesuai bentuknya. Dalam encyclopedi internasional ditegaskan bahwa
komunikasi massa adalah sebuah proses penyampaian pesan yang ditransmisikan melalui lebih
dari satu media massa.
Menurut Ellizabeth Noelle Newman penemu dari teori spiral silence dalam
komunikasi,sebagaimana yg dikutip dalam Rachmat (1992) menyebutkan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yg mempunyai empat tanda pokok ,diantaranya:
a. Bersifat tidak langsung artinya harus melalui media teknis.
b. Bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta
komunikasi(para komunikan).
c. Bersifat terbuka artinya ditunjukan kepada publik yang tidak terbatas dan
anonim.
d. Mempunyai publik yang secara geografis terbesar.
Ciri-ciri Komunikasi Massa
1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana.
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim.
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan.
6. Ada pengaruh yang dikehendaki.
7. Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi
masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan
(pemirsanya) tidak bersifat pribadi.
Efek Komunikasi Masa
Berdasarkan teorinya, efek komunikasi masa dibedakan menjadi tiga macam efek, yaitu efek
terhadap individu, masyarakat, dan kebudayaan. Efek komunikasi masa terhadap individu.
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
1) Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi.
2) Efek sosial: menunjukkan status.
Contoh Implementasi Komunikasi Massa
1) Seminar (Misalkan: Diacara seminar kesehatan, seorang Bidan sebagai
pemberi materi sedang berbicara dihadapan para audiensnya, memberikan
materi tentang kesehatan)
2) Penyuluhan Bidan di desa-desa. (Misalkan: Seorang bidan berbicara di depan
warga guna menggalakan program KB).
5
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang, dan terjadi secara
langsung. Terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, adanya hubungan yang
baik oleh kedua belah pihak. Suasana yang tidak sehat dalam suatu instansi/pustaka
tidak akan terjadi komunikasi interpersonal yang baik. Suasana menjadi dingin dan
tidak mengenakkan, maka salah satu kunci keberhasilan bagi seorang pustakawan
adalah membangun komunikasi interpersonal.
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication,
sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang
menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.
1.2. Saran
Saran saya untuk komunikasi interpesonal dan komunikasi massa sangatlah
penting dipelajari oleh Bidan karena pembahasan ini sangat penting bagi profesi
seorang bidan yang menyangkut pada attidu seseorang serta bisa membina suatu
hubungan yang lebih intim dengan klien dan dengan mempelajari komunikasi ini
tersebut bisa membuat seorang bidan lebih percaya diri dan mampu mengatasi segala
apa yang di perlukan klien.
6
7
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015). 済無 No Title No Title No Title. Analisis
Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3,
103–111.
Ulya, H. (2016). Sejarah artikel. Jurnal Konseling Gusjigang PGSD Universitas Muria
Kudus, 2(1), 90–96. https://media.neliti.com/media/publications/107461-ID-profil-
kemampuan-pemecahan-masalah-siswa.pdf
Dalami (20012). Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Lestari, A. (2010). Buku Saku Kominikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Media.
Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan Konseling: Aplikasi dalam Sarana Pelayanan kesehatan
untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika
Tyastuti, S., Kusmiyati, Y., & Handayani, S. (2010). Komunikasi dan Konseling dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.