Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih. Suatu larutan terdiri dari
zat terlarut dan pelarut. Zat yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat
yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Tetapi hal ini tidak mutlak. Suatu larutan sudah
pasti berfasa tunggal. Berdasarkan wujud dari pelarutnya, suatu larutan dapat digolongkan ke
dalam larutan padat, cair, ataupun gas. Zat terlarut dalam ketiga fasa larutan tersebut juga
dapat berupa gas, cair, ataupun padat. Campuran gas selalu membentuk larutan karena semua
gas dapat saling campur dalam hal berbagai perbandingan.
Termodinamika merupakan suatu ilmu makroskopik, dan pada tingkat yang paling
mendasar adalah studi tentang dua kuantitas fisik, energi, dan entropi. Energi sebagai
kapasitas untuk melakukan kerja, sementara entropi dapat dianggap sebagai ukuran dari
gangguan dan sistem. Termodinamika sangat erat kaitannya dengan interkonversi energi
panas dan kerja. Dalam kimia, hubungan antara sifat-sifat ini dianggap sebagai kekuatan
pendorong, karena energi yang baik dikeluarkan oleh semua proses kimia dan biokimia,
termodinamika, memungkinkan prediksi apakah reaksi dapat terjadi atau tidak tanpa perlu
mempertahankan sifat materi itu sendiri. Namun ada keterbatasan untuk lingkup praktis
termodinamika yang harus diingat. Adapun rumus termodinamika ion dalam larutan, yaitu :

Sifat-sifat suatu larutan bergantung pada suhu, tekanan dan komposisi larutan tersebut.
Oleh karena itu, Anda dalam membicarakan sifat-sifat larutan perlu mempelajari besaran
molar parsialnya. Contoh yang paling sederhana untuk memahami konsep ini adalah melalui
besaran volum molar parsial. Bahwa besaran molar parsial didefinisikan pada T,P dan n
tetap. Dalam termodinamika larutan, terdapat potensial kimia, fraksi mol, kuantitas molar
parsial, beserta ekuilibrium.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Percobaan :


- Untuk melakukan pengamatan perubahan pada kapur barus dengan variasi yang berbeda
menggunakan Hair Dryer
Pembahasan :

Pada percobaan kapur barus, dimana variasi yang digunakan adalah kapur barus yang
dilapisi tisu kering dengan klip kertas dan tanpa dilapisi dengan tisu kering. Dimana kapur barus
yang dilapisi tisu kering dan dibiarkan terbuka , nantinya akan diberikan uap panas dari Hair
Dryer dengan jarak 15 cm pada 2 kapur barus tersebut secara bersamaan selama 5 menit. Setelah
5 menit, didapati sebuah perubahan. Dari segi tekstur, kapur barus yang dibiarkan terbuka
didapati teksturnya halus. Sedangkan kapur barus yang dilapisi tisu didapati teksturnya kasar.
Dari segi bau, kapur barus yang terbuka didapati baunya sangat menyengat. Sedangkan kapur
barus yang dilapisi tisu kering didapati baunya tidak menyengat.

Anda mungkin juga menyukai