Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Dekskriptif Lokasi Penelitian

4.1.1 Data Geografis

Puskesmas Lima Puluh adalah puskesmas yang ada di Kecamatan Lima

Puluh Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 4.04 km2 berbatasan dengan:

Kecamatan Lima Puluh ini memiliki batas – batas Wilayah, yaitu:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbai Pesisir – Kecamatan

Tenayan Raya

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sail – Kecamatan Pekanbaru

Kota

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Senapelan – Kecamatan

Rumbai Pesisir

Wilayah kerja Puskesmas Limapuluh terdiri dari kelurahan, 30 RW dan 126

RT, antara lain:

1. Kelurahan Tanjung Rhu, terdiri dari 7 RW 40 RT dengan luas 1.68 km2

2. Kelurahan Pesisir, terdiri dari 8 RW 33 RT dengan luas 0.86 km2

3. Kelurahan Rintis, terdiri dari 8 RW 29 RT dengan luas 0.68 km2

4. Sekip, terdiri dari 7 RW 24 RT dengan luas 1.68 km2

32
33

4.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Limapuluh sebanyak 46049 jiwa

yang terdiri dari laki – laki 24345 jiwa dan perempuan 21704 jiwa. Kepadatan

penduduknya bervariasi dengan penduduk terdapat di wilayah kelurahan Pesisir

yaitu 12958/km2 dan yang paling rendah terdapat di wilayah kelurahan Tanjung

Rhu yaitu 9758/km2. Jumlah rumah tangga di wilayah Kecamatan Limapuluh

sebanyak 8232.

4.2 Hasil Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Lima Puluh Kota Pekanbaru

dimulai pada Mei – Juni

4.2.1 Data Umum

1. Umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pada Ibu


Menyusui di Puskesmas Lima Puluh Tahun 2017

No Karakteristik Frekuensi (n) Presentasi (%)


Umur Ibu
1 < 20 Tahum 2 2.4
2 20–35 thun 63 76.9
3 >35 Tahun 17 20.7
Total 82 100
Pendidikan
1 SD 8 9.8
2 SMP 10 12.2
3 SMA 55 67.1
4 D3 2 2.4
5 S1 7 8.5
Total 82 100
Pekerjaan
1 IRT 75 91.5
2 Swasta 5 6.1
3 PNS 2 2.4
Total 82 100
Sumber : Data Primer, 2017
34

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas umur ibu 20-35 tahun

sebanyak 63 orang (76.9%), mayoritas responden berdasarkan pendidikan SMA

sebanyak 55 orang (67.2%), dan mayoritas pekerjaan IRT sebanyak 75 orang

(91.5%).

4.2.2 Data Khusus

Data khusus penelitian ini meliputi :

1. Menyusui

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Di Puskesmas Lima Puluh


Tahun 2017
No Menyusui Frekuensi (n) Presentasi (%)
1 Tidak Menyusui 6 7.3
2 Menyusui Non Eklusif 10 12.2
3 ASI Eklusif 66 80.5
Total 82 100
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyusui

ASI eksklusif sebanyak 66 orang (80.5%).

2. Berat Badan Ibu Menyusui

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Perubahan Berat Badan Ibu Menyusui di


Puskesmas Lima Puluh Tahun 2017

No Perubahan Berat Pengelompokan Berat Badan Ibu


Badan 42 – 58 kg 59 – 66 kg 67 – 77 kg
1 Berat Badan Setelah 36 orang 26 orang 20 orang
Melahirkan
2 Berat Badan Setelah 38 orang 30 orang 14 orang
6 bulan
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 mayoritas berat badan setelah melahirkan 42 – 58 kg

sebanyak 36 responden dan minoritas berat badan setelah melahirkan 67 – 77


35

kg sebanyak 20 responden. Berat badan setelah 6 bulan mayoritas 42 -58 kg

sebanyak 38 responden dan minoritas berat badan setelah 6 bulan 67 – 77 kg

sebanyak 14 orang.

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Kenaikan dan Penurunan Berat Badan Ibu
Menyusui di Puskesmas Lima Puluh Tahun 2017

No Berat Eksklus Non Tidak Frekue Persentasi


Badan if Eksklusif Menyusui nsi
(%)
Ibu (n)
1 Naik 1 6 5 12 14.6
2 Turun 65 4 1 70 85.4
Total 66 10 6 82 100
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas berat badan ibu

menyusui menurun sebanyak 70 orang (85.4%).

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pemberian ASI Ibu Menyusui

Berdasarkan hasil penelitian yang dilkukan di Puskesmas Lima Puluh

mengenai ibu menyusui menunjukkan bahwa responden ibu tidak menyusui

sebanyak 6 orang (7.3%), dan responden ibu menyusui non eksklusif 10 orang

(12.2%), dan responden ibu menyusui ASI eksklusif 66 orang (80.5%).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada

bayi berumur 0-6 bulan. Bayi tidak di berikan apa-apa, kecuali makanan yang

langsung diproduksi oleh ibu karena bayi memperoleh nutrisi terbaiknya melalui

ASI (Khasanah, 2010).

Penelitian di Indonesia mengenai pengaruh menyusui eksklusif terhadap

perubahan perubahan pernah dilakukan di kecamatan Karanganyar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa selama 6 minggu setelah melahirkan, sebanyak


36

96% ibu menyusi eksklusif dan 72% ibu menyusi tidak eksklusif mengalami

penurunan berat badan. Rerata penurunan berat badan sebesar 2,08 kg pada ibu

menyusui ASI eksklusif dan 0,89 kg pada ibu menyusui tidak eksklusif.

Menurut asumsi peneliti responden yang memberikan ASI eksklusif

dikarenakan kebanyakan responden yang tidak bekerja (IRT), sehingga ibu tidak

terlalu sibuk dan bisa meluangkan waktu untuk menyusui bayinya, selain itu rata

– rata pendidikan responden yaitu SMA sehingga pengetahuan responden tentang

pemberian ASI sangat banyak. menurut asumsi peneliti responden yang menyusui

non eksklusif dikarenakan bayi tidak mau menyusui, bayinya kurang ASI, dan

karena faktor estetika, responden takut badannya menjadi melar dan payudara

menjadi kendor.

4.3.3 Perubahan Berat Badan Pada Ibu Menyusui

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Lima Puluh mayoritas

berat badan setelah melahirkan 42 – 58 kg sebanyak 36 responden dan berat badan

setelah 6 bulan mayoritas 42 -58 kg sebanyak 38 responden. Pada responden yang

menyusui ASI eksklusif terjadi penurunan berat badan yaitu sebanyak 65

responden (80.5%). Pada responden yang menyusui non eksklusif terjadi kenaikan

berat badan sebanyak 6 responden (15.9%) dan penurunan berat badan terjadi

pada 4 responden (4.9%). Pada responden yang tidak menyusui terjadi kenaikan

berat badan pada 5 responden (6.1%).

Menurut Christina (2007) setelah melahirkan ibu akan mengalami

penurunan berat badan secara alami antara 5,4 kg sampai 11,33 kg disebabkan

proses kelahiran dan menyusui. melahirkan akan menyebabkan ibu kehilangan


37

berat badan selama hamil sekitar 5-6 kg akibat pengeluaran bayi, plasenta, air

ketuban dan darah. Dimana tubuh melakukan adaptasi fisiologis karena semua

organ akan kembali seperti sebelum hamil sejak satu jam plasenta lahir sampai 6

minggu post partum. Pada saat ini terjadi lagi penurunan berat badan sebanyak 2-

3 kg melalui pengeluaran lokhea, dan involusi uteri. Sebagian besar ibu hamper

mencapai kembali berat badan sebelum hamil dalam 6 bulan setelah melahirkan

(Hadiyono 2008).

Berdasarkan hasil penelitian Harum Novi Tri Astuti yang berjudul:

Pengaruh Menyusui Terhadap Perubahan Berat Badan Pada Ibu Menyusui

Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Boyolali Tahun 2013 hasil penelitian pada

responden yang menyusui eksklusif rata – rata berat badan ibu menyusui adalah

49, 63 kg dan menurun menjadi 48, 93 kg dan terdapat perbedaan 0.02 kg. Pada

responden yang tidak menyusui non eksklusif rata – rata 50,71 dan naik menjadi

50, 94 kg dan terjadi kenaikan 0.02 kg.

Penelitian di Bangladesh menyebutkan terjadi penurunan berat badan yang

lebih besar pada wanita yang menyusui sampai ≤ 24 bulan dari pada wanita yang

tidak menyusui. Hasil penelitian pada wanita menyusui di Amerika, selama 12

minggu setelah melahirkan menunjukkan penurunan berat badan pada ibu yang

memberikan ASI eksklusif lebuh besar dibandingkan yang memberikan tambahan

susu formula atau makanan pendamping di awal periode menyusui. Penelitian di

Negeria, menunjukkan penurunan berat badan sebanyak 1,53 kg pada ibu

menyusui eksklusif dan sebanyak 0,33 kg pada ibu ibu yang tidak menyusui

eksklusf selama 6 minggu.


38

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan di

Puskesmas Lima Puluh bahwa responden yang memberikan ASI eksklusif terjadi

penurunan berat badan sedangkan responden yang memberikan ASI non eksklusif

terjadi kenaikan berat badan.

Menurut asumsi peneliti penurunan berat badan terjadi karena responden

yang menyusui frekuensinya sering, dan memberikan ASI secara eksklusif.

Dengan menyusui cadangan lemak dalam tubuh yang memang disiapkan sebagai

sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai energi pembentukan

ASI akan menyusut. Penurunan berat badan pun akan terjadi lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai