PENDAHULUAN
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada
bayi berumur 0-6 bulan. Bayi tidak di berikan apa-apa, kecuali makanan yang
langsung diproduksi oleh ibu karena bayi memperoleh nutrisi terbaiknya melalui
ASI (Khasanah, 2010). ASI merupakan salah satu makanan yang sempurna dan
terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi
penelitian sebanyak 3000 kali bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang
diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, mulai hormon
Menurut provinsi, Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
di Provinsi Riau pada tahun 2015 sebesar 68,8%. Capaian ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 52,4%, meskipun capaian ini terus
meningkat persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi belum mencapai target
eksklusif tertinggi pada tahun 2015 adalah Kota Dumai sebesar 78,8% diikuti
1
2
Kabupaten Rokan Hilir sebesar 78,1% dan Kabupaten Indragiri Hulu (74,4%).
53,6%, diikuti oleh Kabupaten Pelalawan sebesar 59% dan Kabupaten Indragiri
Kabupaten/kota yang telah mencapai target program. Kondisi ini menuntut kerja
manfaat ASI Eksklusif bagi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya masa
Dari data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2016 ASI eksklusif
Dari hasil penelitian Tia Komala Sari tahun 2015 di kabupaten Semarang
(71,7%), pengetahuan ibu yang kurang dalam pemberian ASI eksklusif sebanyak
36 orang (39,1%), pekerjaan ibu dalam pemberian ASI eksklusif berada pada
ASI eksklusif pada kategori rendah 29 orang (31,5%). Sedangkan promosi susu
formula dalam pemberian ASI eksklusif dalam kategori tidak tertarik 44 orang
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (32%) yaitu ibu-ibu
3
menghentikan pemberian ASI karena produksi ASI kurang. Sebenarnya hal ini
tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup melainkan
karena kurangnya pengetahuan ibu. Kedua disebabkan oleh ibu bekerja (28%)
bekerja. ketiga disebabkan oleh gencarnya promosi susu formula (16%), dimana
dalam pemberian ASI eksklusif. Faktor dukungan dari petugas kesehatan (24%)
penggalakan ASI dan kemudian adalah faktor dari keluarga (24%) dimana
banyak ibu yang gagal memberikan ASI eksklusif karena orang tua, nenek atau
ibu mertua mendesak ibu untuk memberikan susu tambahan formula. Kemudian
yang terakhir adalah karena faktor estetika banyak ibu menyusui yang
bertambah dan payudara akan kendor, sehingga inilah yang menyebabkan ibu
nyamanan yang timbul saat proses menyusui, seperti bayi sulit menghisap ASI,
puting susu lecet, bendungan payudara dalam masa nifas, dan pembengkakan
dilakukan pada tahun 201, sebanyak 9 % ibu menyusui di Abuja, selama 6 bulan
pertama. Sebagian besar ibu tiak melakukan pemberian ASI eksklusif karena tidak
berat badan sebanyak 1,53 kg pada ibu menyusui eksklusif dan sebanyak 0,33 kg
pada ibu ibu yang tidak menyusui eksklusif selama 6 minggu. Berdasarkan survey
awal yang dilakukan di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru, pada tanggal 17 Maret
2017 dari hasil wawancara yang dilakukan dengan 10 orang ibu yang memiliki
anak dengan rentang umur 1-12 bulan ditemukan sekitar 7 dari 10 ibu menyusui
eksklusif (70%) berat badannya lebih cepat menurun dan kembali keberat badan
sebelum hamil sedangkan 2 orang yang menyusui secara parsial (20%) ibu
mengatakan berat badannya menurun tapi dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan 1 orang (10%) ibu yang tidak menyusui ibu mengatakan berat
badannya bertambah.
Pemberian ASI dan Perubahan Berat Badan pada Ibu Menyusui di Puskesmas
ini adalah “Bagaimanakah gambaran pemberian Air Susu Ibu dan perubahan berat
Untuk mengetahui gambaran pemberian Air Susu Ibu dan perubahan berat
tahun 2017.
1.4.1 Penulis
penelitian kesehatan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama ini.
pemberian ASI dan perubahan berat badan pada ibu menyusui sehingga bisa
1.4.3 Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan data awal bagi mahasiswa Akademi Kebidanan
Helvetia Pekanbaru yang akan meneliti lebih lanjut tentang perubahan berat