Spesifikasi Khusus Seksi 63a Campuran Beraspal Panas Dengan Asbuton
Spesifikasi Khusus Seksi 63a Campuran Beraspal Panas Dengan Asbuton
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 6.3.a
SKh.6.3.a - 1
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
2) Pekerjaan Seksi Lain Pada Spesifikasi Umum Yang Berkaitan Dengan Spesifikasi
Khusus ini.
a) Persiapan : Seksi 1.2
b) Lapis Resap Perekat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
3) Toleransi
a) Toleransi tebal lapisan ditunjukkan pada Tabel 1.
b) Bilamana Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang dihampar lebih dari satu
lapis, seluruh tebal lapisan beraspal tidak boleh lebih dari toleransi yang disyaratkan
dalam Tabel 1.
SKh.6.3.a - 2
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
c) Seluruh tebal lapisan tidak boleh lebih dari toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 1.
SKh.6.3.a - 3
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
(d) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke Unit
Pencampur Aspal melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds)
sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan
dengan baik.
(e) Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel 2 untuk partikel kepipihan dan
kelonjongan dapat dinaikkan oleh Direksi Teknis agregat tersebut
memenuhi semua ketentuan lainnya dan semua upaya yang dapat
dipertanggungjawabkan telah dilakukan untuk memperoleh bentuk partikel
agregat yang baik.
(f) Pembatasan lolos # 200 < 1%, pada ayakan kering karena agregat kasar
yang dilekati lumpur tidak dapat dipisahkan pada waktu pengeringan
sehingga tidak dapat dilekati aspal.
(3) Agregat Halus
(a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri atas pasir atau
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8 (2,36
mm) sesuai SNI 03-6819-2002.
(b) Fraksi agregat kasar, agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditumpuk
terpisah.
(c) Pasir boleh digunakan dalam Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton.
Persentase maksimum yang dijinkan adalah 10 %.
SKh.6.3.a - 4
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
(d) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari
lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus
harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal
SKh.6.3.a.2.4).a).(1). Agar dapat memenuhi ketentuan Pasal ini batu pecah
halus harus diproduksi dari batu yang bersih.
(e) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan dipasok ke Unit
Pencampur Aspal dengan melalui pemasok penampung dingin (cold bin
feeds) yang terpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat pecah halus
dan pasir dapat dikontrol dengan baik.
(f) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Ketentuan Agregat Halus
Pengujian Standar Nilai
Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 50 %
Material Lolos Saringan No. 200 SNI 03-4142-1996 Maks. 8 %
Angularitas SNI 03-6877-2002 Min 45
SKh.6.3.a - 5
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
(3) Jenis Asbuton Butir yang dapat digunakan adalah salah satu dari Asbuton butir
yang memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 8 dan harus
yang disetujui Direksi Pekerjaan. Takaran pemakaian Asbuton Butir harus
sesuai dengan Formula Campuran Rancangan (DMF), sedangkan metoda kerja
proses pencampuran (di pugmill) serta lama pencampurannya harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Asbuton yang telah disetujui untuk dikirim harus dalam kemasan kantong atau
kemasan lain yang kedap air serta mudah penanganannya saat dicampur di
ruang pencampur (pugmill). Asbuton butir tersebut harus ditempatkan pada
tempat yang kering dan beratap sehingga Asbuton terlindung dari hujan atau
sinar matahari langsung. Tinggi penimbunan Asbuton butir tidak boleh lebih
dari 2 meter.
Kemasan asbuton harus memiliki label yang jelas dan memuat informasi
berikut:
logo pabrik
kode pengenal antara lain tipe, berat, penetrasi bitumen, diameter butir dan
kelas kadar bitumen asbuton
(4) Pengambilan contoh Bitumen/aspal dan asbuton butir
Pengambilan contoh Bitumen/aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 03-
6399-2000. Pengambilan contoh Bitumen/aspal keras dari tiap truk tangki harus
dilaksanakan pada bagian atas, tengah dan bawah. Contoh pertama yang diambil
harus langsung diuji di laboratorium lapangan untuk memperoleh nilai penetrasi
dan titik lembek. Bitumen/Aspal di dalam truk tangki tidak boleh dialirkan ke
dalam tangki penyimpan sebelum hasil pengujian contoh pertama tersebut
memenuhi ketentuan dari Spesifikasi Khusus ini. Bilamana hasil pengujian
contoh pertama tersebut lolos pengujian, tidak berarti Bitumen/ aspal dari truk
tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali aspal dan contoh yang
mewakili telah memenuhi sernua sifat-sifat Bitumen/aspal yang disyaratkan
dalam Spesifikasi Khusus ini.
Adapun pengambilan contoh Asbuton Butir harus dilakukan untuk setiap akar 3
( ³√ ) dari jumlah kemasan. Contoh pertama yang diambil harus langsung diuji
SKh.6.3.a - 6
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
SKh.6.3.a - 7
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
5) Campuran
a) Komposisi Umum Campuran
Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton terdiri dari agregat, filler dan
Bitumen/Aspal dengan atau tanpa asbuton butir. Bila diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, aditif dapat ditambahkan untuk menghasilkan sifat-sifat khusus di luar
Tabel 9.
b) Kadar aspal/bitumen Dalam Campuran
Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran akan bergantung
pada penyerapan agregat yang digunakan dan kadar bitumen dari asbuton.
c) Prosedur Rancangan Campuran
(1) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap Campuran Beraspal Panas
dengan Asbuton dalam pekerjaan, Penyedia Jasa disyaratkan untuk
menunjukkan semua usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan
SKh.6.3.a - 8
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
Dimana :
Pb = kadar aspal/bitumen perkiraan
CA = agregat kasar tertahan saringan No.8
FA = agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan No.200
Filler = agregat halus lolos saringan No.200
Nilai konstanta sekitar 0,5 – 1,0.
SKh.6.3.a - 9
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
SKh.6.3.a - 10
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
bahwa setiap alat laik kerja, paver mampu menghampar bahan sesuai
dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores, dsb. dan
kombinasi penggilas yang diusulkan untuk mampu mencapai kepadatan
yang disyaratkan selama penghamparan produksi normal.
Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk
membuat benda uji Marshall maupun untuk pemadataan membal
(refusal). Hasil pengujian ini harus dibandingkan dengan ketentuan sifat
campuran yang dipilih sesuai Tabel 9. Bilamana percobaan tersebut
gagal memenuhi Spesifikasi pada salah satu ketentuannya maka perlu
dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang kembali. Direksi
Pekerjaan tidak akan menyetujui campuran rancangan sebagai Formula
Campuran Kerja (JMF) sebelum penghamparan percobaan yang
dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui.
(2) Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari campuran yang
digunakan dalam penghamparan percobaan dan diambil dari Unit
Pencampur Aspal atau dari muatan truk di Unit Pencampur Aspal untuk
selanjutnya dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi.
Benda uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada viskositas yang
disyaratkan dalam Tabel 11 dan menggunakan jumlah penumbukan
yang disyaratkan. Dari dua belas benda uji yang memenuhi ketentuan
salah satu dari Tabel 9 saja yang dirata-ratakan untuk menjadi
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang selanjutnya
digunakan sebagai rujukan kepadatan Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton terhampar dalam pekerjaan.
(3) Percobaan campuran di Unit Pencampur Aspal (AMP) dan percobaan
pelaksanaan yang memenuhi ketentuan disetujui sebagai Formula
Campuran Kerja (JMF).
(e) Penerapan Formula Campuran Kerja dan Toleransi Yang Diijinkan
(1) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan
Formula Campuran Kerja, dalam batas rentang toleransi yang
disyaratkan dalam Tabel 10 di bawah ini.
(2) Setiap hari Direksi Teknis akan mengambil benda uji, baik bahan
maupun campurannya seperti yang digariskan dalam Pasal SKh
6.3.a.4.3) dan SKh 6.3.a.4.4) dari Spesifikasi ini, atau benda uji
tambahan yang dianggap perlu untuk pemeriksaan keseragaman
campuran. Setiap bahan yang gagal memenuhi batas-batas yang
diperoleh dari Formula Campuran Kerja (JMF) dan Toleransi Yang
Diijinkan harus ditolak.
(3) Bilamana setiap bahan memenuhi batas-batas yang diperoleh dari
Formula Campuran Kerja (JMF) dan Toleransi Yang Diijinkan, tetapi
menunjukkan perubahan atau tidak konsisten dan sangat berarti atau
perbedaan yang tidak dapat diterima atau jika sumber setiap bahan
berubah, maka suatu Formula Campuran Kerja (JMF) baru atas biaya
Penyedia Jasa dan harus diserahkan dengan cara seperti yang disebut di
atas untuk disetujui, sebelum Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton baru dihampar di lapangan.
(4) Interpretasi Toleransi Yang Diijinkan
Batas-batas absolut yang ditentukan oleh Formula Campuran Kerja
maupun Toleransi Yang diijinkan menunjukkan bahwa Penyedia Jasa
harus bekerja dalam batas-batas yang digariskan pada setiap saat.
Adanya batas-batas toleransi tidak berarti gradasi pelaksanaan boleh
keluar dari titik-titik kontrol dan memotong daerah larangan (restricted
zone).
SKh.6.3.a - 12
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
6) Lapisan Perata
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, maka setiap jenis Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton dapat digunakan sebagai lapisan perata dengan sebutan :
Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Lapis Aus Perata (AC-WC Asb L), Campuran
Beraspal Panas dengan Asbuton Lapis Permukaan Antara Perata (AC-BC Asb L),
Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Lapis Pondasi Perata (AC-Base Asb L).
7) Unit Pencampur Aspal (UPA)
a) Umum
Unit Pencampur Aspal yang dapat digunakan adalah pusat pencampuran dengan
sistem penakaran (batching)
Unit Produksi Campuran Aspal (UPA) harus memiliki kapasitas yang cukup untuk
memasok mesin penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran
pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki. Instalasi ini harus
dirancang, dikoordinasi dan dioperasikan sedemikian hingga dapat menghasilkan
campuran dalam rentang toleransi perbandingan campuran.
Unit Produksi Campuran Beraspal harus dipasang di lokasi yang jauh dari
pemukiman dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan sehingga tidak mengganggu
ataupun protes dari penduduk di sekitarnya.
Unit Produksi Campuran Aspal (UPA) harus dilengkapi dengan silo filler (filler
storage) dan alat pemasok asbuton butir yang dapat menjamin pasokan asbuton ke
pugmill atau timbangan filler secara kontinu. Bilamana salah satu sistem rusak atau
tidak berfungsi maka instalasi pencampur aspal tidak boleh dioperasikan.
b) Timbangan Pada Unit Pencampur Aspal (UPA)
(1) Timbangan untuk setiap kotak timbangan atau penampung (hopper) harus
berupa jenis jam (pembacaan jarum) tanpa pegas dan merupakan produksi
standar serta dirancang dengan ketelitian berkisar antara setengah sampai satu
persen dari beban maksimum yang diperlukan.
(2) Ujung jarum harus dipasang sedekat mungkin dengan permukaan jam dan harus
berupa jenis yang bebas dari paralaks (pembiasan sinar) yang berlebihan.
Timbangan harus dilengkapi dengan tanda (skala) yang dapat disetel untuk
mengukur berat masing-masing bahan yang akan ditimbang pada setiap kali
pencampuran. Timbangan harus terpasang kokoh dan bilamana mudah berubah
harus segera diganti. Semua jam (pembacaan jarum) timbangan harus
diletakkan sedemikian hingga mudah terlihat oleh operator pada setiap saat.
(3) Timbangan yang digunakan untuk menimbang aspal harus memenuhi ketentuan
untuk timbangan agregat dengan ketelitian pembacaan tidak boleh melebihi dari
1 kilogram dan harus memiliki kapasitas dua kali lebih besar dari bahan yang
akan ditimbang serta harus dapat dibaca sampai satu kilogram yang terdekat.
SKh.6.3.a - 13
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
(4) Bilamana dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan, maka timbangan yang telah
disetujuipun tetap harus diperiksa berulang kali sehingga ketepatannya dapat
selalu dijamin. Penyedia Jasa harus senantiasa menyediakan tidak kurang dari
10 buah beban standar 20 kg untuk pemeriksaan semua timbangan.
c) Tangki Bitumen / Aspal
Tangki aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat dikendalikan dengan
efektif dan handal sampai suatu temperatur dalam rentang yang disyaratkan.
Pemanasan harus dilakukan melalui pipa oli atau cara lainnya sehingga api tidak
langsung memanasi pipa pemanas. Sirkulasi aspal harus lancar dan terus menerus
selama periode pengoperasian. Temperatur aspal yang disyaratkan di dalam pipa,
meteran, ember penimbang, batang semprot, dan tempat-tempat lainnya dari sistem
saluran, harus dipertahankan dengan cara isolasi. Bila diperlukan di antara tangki
dan alat pencampur dapat ditempatkan “booster” (penguat) untuk menaikkan
temperatur aspal.
Apabila akan digunakan Bitumen Asbuton Modifikasi, ketel aspal harus dilengkapi
dengan pengaduk yang bisa menjamin homogenitas Campuran Beraspal Panas
dengan Asbuton.
Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah 30.000 liter dan paling sedikit
harus disediakan dua tangki yang berkapasitas sama. Tangki-tangki tersebut harus
dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing tangki dapat
diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke alat pencampur.
d) Tempat Penyimpanan dan Pemasokan Asbuton Butir
Apabila jenis campuran yang akan diproduksi adalah campuran beraspal panas
dengan menggunakan asbuton butir maka untuk tempat penyimpanan dan
pemasokan pada saat produksi campuran dapat menggunakan tempat penyimpanan
bahan pengisi (filler storage atau silo filler) yang dilengkapi dengan alat
pemasoknya (bucket cold elevator screw) dan timbangan atau tempat khusus yang
dilengkapi dengan alat pemasok asbuton butir ke tempat pencampur (pugmill)
seperti jenis ban berjalan (belt conveyor) atau sesuai persetujuan Direksi Teknik.
Kecepatan pasokan asbuton butir, baik dari tempat penyimpanan bahan pengisi
(filler storage atau silo filler) ataupun dari jenis ban berjalan (belt conveyor) harus
diatur sehingga sesuai dengan proporsi yang diperlukan.
Ruang pencampur (pugmill) harus dilengkapi dengan pintu pemasok asbuton butir
dengan ukuran yang cukup atau dengan memodifikasi sehingga pasokan asbuton
butir dapat masuk ke dalam ruang pencampur (pugmill) tanpa hambatan dan
material asbuton harus dapat tersebar merata pada seluruh campuran sehingga
diperoleh kadar campuran asbuton yang tetap (konstan), baik berasal dari silo filler
(filler storage) ataupun tempat khusus yang menggunakan sejenis ban berjalan.
e) Pemasok Untuk Mesin Pengering (Feeder for Drier)
Pemasok yang terpisah untuk masing-masing agregat harus disediakan. Pemasok
untuk agregat halus harus dari jenis ban berjalan. Atas persetujuan Direksi Teknik,
jenis lain diperkenankan hanya jika pemasok tersebut dapat menyalurkan bahan
basah pada kecepatan yang tetap tanpa menyebabkan terjadinya penyumbatan dan
penggumpalan. Seluruh pintu penampung (bin gate) harus dikalibrasi. Bukaan pintu
dan pengatur kecepatan harus dapat dikunci untuk setiap perbandingan campuran
yang telah disetujui. Sekali ditetapkan, kedudukan pintu tidak boleh diubah tanpa
persetujuan dari Direksi Teknik.
f) Alat Pengering (Drier)
Alat pengering berputar harus mampu mengeringkan dan memanaskan agregat
sampai ke temperatur yang disyaratkan.
SKh.6.3.a - 14
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
g) Saringan
Saringan harus mampu menyaring seluruh agregat sampai ukuran dan proporsi yang
disyaratkan dan memiliki kapasitas normal sedikit di atas kapasitas penuh alat
pencampur. Saringan harus memiliki efisiensi pengoperasian yang sedemikian rupa
sehingga agregat yang tertampung dalam setiap penampung (bin) tidak mengandung
lebih dari 10 % bahan yang berukuran lebih atau lebih kecil.
h) Penampung (Bin) Panas
Penampung panas harus berkapasitas cukup dalam melayani alat pencampur bila
dioperasikan dengan kapasitas penuh. Jumlah penampung minimum tiga buah (tidak
termasuk penampung bahan pengisi) sehingga menjamin kemudahan pembentukan
gradasi sesuai Formula Campuran Kerja (FCK). Setiap penampung panas harus
dilengkapi dengan pipa pembuang yang ukuran maupun letaknya sedemikian rupa
sehingga dapat mengeluarkan kelebihan kapasitas penampung dan mencegah
masuknya bahan ke dalam penampung lainnya. Penampung harus dibuat
sedemikian rupa agar benda uji dapat mudah diambil.
i) Unit Pengendali Aspal
(1) Perlengkapan pengendali aspal yang handal, baik jenis penimbangan ataupun
meteran harus disediakan untuk memperoleh jumlah aspal yang tepat untuk
Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton dengan rentang toleransi yang
disyaratkan dalam rumus perbandingan campuran.
(2) Untuk UPA sistem penakaran (batching plant), perangkat timbangan atau
meteran harus dapat menyediakan kuantitas aspal sesuai rancangan untuk setiap
penakaran campuran. Untuk UPA sistem menerus (continuous plant), pompa
meteran aspal haruslah jenis rotasi dengan sistem pengaliran yang handal serta
memiliki susunan nosel penyemprot yang teratur pada alat pencampur. Volume
penyaluran dari pompa harus dapat disinkronkan dengan aliran agregat ke alat
pencampur dengan pengendali otomatis. Perlengkapan untuk memeriksa
kuantitas atau kecepatan aliran bahan aspal ke alat pencampur harus dikalibrasi
terlebih dahulu.
j) Perlengkapan Pengukur Panas
(1) Termometer logam dengan bacaan sampai dengan 200ºC harus dipasang di
tempat mengalirnya pasokan aspal dekat katup pengeluaran (discharge) pada
alat pencampur dan mudah dibaca dari ruang operasi atau termometer sistim
digital.
(2) Instalasi juga harus dilengkapi dengan termometer, baik jenis arloji
(pembacaan jarum), air raksa (mercury-actuated), pyrometer listrik ataupun
perlengkapan pengukur panas lainnya yang disetujui, yang dipasang pada
corong pengeluaran dari alat pengering untuk mengukur temperatur agregat
yang dipanaskan. Sebuah termo elemen (thermo couple) atau bola sensor
(resistance bulb) harus dipasang di dekat dasar penampung (bin) untuk
mengukur temperatur agregat halus sebelum memasuki alat pencampur.
k) Pengumpul Debu (Dust Collector)
UPA harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu baik metoda basah atau metoda
kering yang dibuat sedemikian rupa agar dapat membuang atau mengembalikan
secara merata ke elevator, baik seluruh maupun sebagian bahan yang dikumpulkan,
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
l) Pengendali Waktu Pencampuran
UPA harus dilengkapi dengan perlengkapan yang handal untuk mengendalikan
waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran tetap konstan kecuali kalau
diubah atas perintah Direksi Pekerjaan.
SKh.6.3.a - 15
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
SKh.6.3.a - 16
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
SKh.6.3.a - 18
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
Alat pemadat roda baja harus mempunyai berat statis tidak kurang dari 8 ton
dan 10 ton untuk pemadatan akhir. Roda gilas harus bebas dari permukaan yang
bopeng atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan.
(4) Peralatan penunjang terdiri atas:
(a) Mesin tumbuk tangan (stamper) berat 50 kg
(b) Baby Roller Vibro berat 600 kg
(c) Mistar Perata (Straight edge) 3 m
(d) Termometer lapangan 200°C
(e) Mesin gergaji aspal beton
(f) Penggaruk bergigi dan penumbuk tepi dengan berat 7,5 kg yang terbuat dari
plat besi 50 x 10 x 2 cm3.
SKh.6.3.a - 19
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
SKh.6.3.a - 20
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
(2) Setiap truk yang telah dimuati harus ditimbang di rumah timbang dan setiap
muatan harus dicatat berat kotor, berat kosong dan berat netto.
(3) Penghamparan dan pemadatan hanya dilaksanakan pada saat masih terang
terkecuali tersedia penerangan minimal 100 lux yang dapat diterima oleh
Direksi Teknik.
4) Penghamparan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton
a) Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisi
(1) Semua permukaan yang akan dilapisi atau akan diberi lapis perata harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga didapat kondisi yang baik. Permukaan yang
dalam kondisi rusak, harus dibongkar dan diperbaiki sampai diperoleh
SKh.6.3.a - 21
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
permukaan yang keras dengan bahan yang disetujui oleh Direksi Teknik yang
setelah diperbaiki memenuhi toleransi yang disyaratkan.
(2) Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus
dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu
mekanis (power broom) dan compressor yang dibantu dengan cara manual bila
diperlukan. Lapis Perekat (tack coat) atau Lapis Resap Ikat (prime coat) harus
diterapkan sesuai dengan Seksi 6.1 dari Spesifikasi Umum.
b) Acuan Tepi
Acuan tepi yang tersedia pada finisher harus digunakan bila diperlukan dapat pula
digunakan balok kayu lurus atau acuan lain yang disetujui dan harus dipasang sesuai
dengan garis serta ketinggian sesuai rencana ketebalan hamparan.
c) Penghamparan dan Pembentukan
(1) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) harus bersih, licin, tidak
cacad, tidak ada butiran batuan atau sisa campuran yang terselip pada
sambungan (dibawah crown control) dan harus dipanaskan dengan alat pemanas
yang terdapat pada Alat Penghampar. Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton harus dihampar sesuai dengan ketebalan yang direncanakan dan
diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang
yang disyaratkan.
(2) Pengendalian tebal rencana dapat dilakukan secara manual atau dengan
pengendalian tebal mekanis berupa taut string (wire), short skies, dan long
skies.
(3) Crawler atau roda finisher harus duduk di atas lapisan dasar, tidak boleh
menginjak ceceran-ceceran campuran.
(4) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang rendah terlebih dahulu bilamana
pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
(5) Peralatan pra-pemadat vibrasi pada alat perata harus dijalankan dan berfungsi
dengan baik selama penghamparan dan pembentukan.
Bila digunakan alat penumbuk untuk pemadatan awal maka alat penumbuk
tidak boleh telah aus sedemikian rupa sehingga tidak berfungsi memberikan
kepadatan awal.
(6) Temperatur sisa campuran beraspal panas dengan asbuton yang belum
terhampar di bawah alat perata harus dipertahankan sesuai temperatur atau
viskositas yang disyaratkan dalam Tabel 11.
(7) Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang konstan dan
tidak menyebabkan terjadinya segregasi, terseret, retak permukaan,
ketidakseragaman atau bentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan.
Kecepatan penghamparan harus disesuaikan dengan kapasitas produksi UPA
dan ketebalan hamparan sebagai yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan Teknik
dan harus ditaati.
(8) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat
penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai
penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
(9) Penaburan tidak boleh dilakukan di atas permukaan hamparan yang telah rapi,
butiran kasar sisa penaburan di daerah yang tidak rapi tidak boleh dikembalikan
untuk dihampar.
d) Pemadatan
(1) Segera setelah campuran beraspal panas dengan asbuton dihampar dan
diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan
yang terjadi harus diperbaiki. Temperatur campuran beraspal panas dengan
asbuton yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan
SKh.6.3.a - 22
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
SKh.6.3.a - 23
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
(10) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
(11) Bahan bakar, pelumasan dan gemuk yang tumpah atau tercecer dari kendaraan
atau perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan
perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi,
selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia
Jasa. Penyedia Jasa harus mencegah agar tidak terjadi ceceran aspal di atas
permukaan perkerasan.
(12) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan elevasi,
lereng melintang, kelandaian, dan berada dalam batas lereng melintang dan
kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap Campuran
Beraspal Panas dengan Asbuton padat yang lepas atau rusak, tercampur
dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti
dengan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang baru serta
dipadatkan secepatnya agar sama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-
tempat tertentu dari Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton terhampar
dengan luas minimal 0,1 m2 (tunggal) yang menunjukkan kelebihan atau
kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan
setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi
permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
(13) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa harus
memotong dengan gergaji tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap hamparan
yang berlebihan, dan sambungan memanjang dan melintang yang akan
disambung dengan lajur baru harus dipotong tegak lurus setelah penggilasan
akhir, dan dibuang oleh Penyedia Jasa di luar daerah milik jalan yang
lokasinya disetujui oleh Direksi Teknik.
e) Sambungan
(1) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus
diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris
dengan sambungan lapis dibawahnya. Sambungan memanjang harus diatur
sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas harus berada di pemisah
jalur atau pemisah lajur lalu lintas.
(2) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton tidak boleh dihampar di samping
Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang telah dipadatkan sebelumnya
kecuali bilamana tepinya telah dibentuk tegak lurus atau telah dipotong tegak
lurus. Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama
dan baru harus diberikan sebelum campuran beraspal panas dengan asbuton
dihampar di sebelah Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang telah
digilas sebelumnya. Sapuan aspal lapis perekat tidak boleh mengenai
permukaan lapis sebelumnya.
5) Perbaikan Pada Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
Lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang disyaratkan, juga lokasi yang
tidak memenuhi ketentuan dalam segi lainnya, tidak akan dibayar sampai diperbaiki
oleh Penyedia Jasa seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan dapat
meliputi pembongkaran dan penggantian, penambahan lapisan "Campuran Beraspal
Panas dengan Asbuton " harus mengindahkan tebal lapis minimum dan/atau tindakan
lain yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan.
Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran
haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak
SKh.6.3.a - 24
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
ada pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan
yang diperlukan untuk perbaikan.
SKh.6.3.a - 25
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
b) Pengendalian Proses
Frekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari Penyedia Jasa untuk maksud
pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 13 di bawah ini
atau sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Contoh yang diambil dari alat penghamparan Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton setiap hari harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi
yang diperintahkan dalam Pasal SKh.6.3.a.4.3) dan SKh.6.3.a.4.4). Enam cetakan
Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada
temperatur yang disyaratkan dalam Tabel 11 dan dalam jumlah tumbukan yang
disyaratkan dalam Tabel 9. Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua cetakan
Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Marshall Harian.
Contoh yang diambil dari campuran beraspal pada setiap hari harus dengan cara
yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang diperintahkan dalam Pasal
SKh.6.3.a.4.3).a) dan SKh.6.3.a.4.4).
Apabila terjadi kepadatan Marshall harian rata-rata dari setiap produksi selama
empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 % dari Kepadatan Standar Kerja (JSD),
maka Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Penyedia Jasa untuk menghentikan
produksi campuran dan mengevaluasi penyebab dari penyimpangan tersebut.
Pekerjaan dapat dimulai kembali apabila Penyedia Jasa sudah menemukan
penyebabnya dan memperbaiki.
Ulangi proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana
Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari
berturut-turut berbeda lebih 1 % dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).
Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian,
Penyedia Jasa dapat memilih untuk mengambil contoh di atas ruas yang lebih
panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari yang diperlukan dalam
Tabel 12.
c) Pemeriksaan dan Pengujian Rutin
Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di bawah
pengawasan Direksi Teknik untuk menguji pekerjaan yang sudah diselesaikan
sesuai toleransi-toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan, pemadatan dan setiap
ketentuan lainnya yang disebutkan dalam Spesifikasi ini.
Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah diperbaiki,
pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan, semua biaya
pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan maupun perbaikan dan pengujian
kembali menjadi beban Penyedia Jasa atau untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak
dapat diperbaiki, Penyedia Jasa dapat dikenakan denda.
d) Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton
Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor uji inti (core) yang mampu memotong
benda uji inti berdiameter 4” maupun atau 6” tergantung dari ukuran butir
maksimum campuran pada lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya dan
benda uji inti untuk pengendalian proses harus sudah termasuk ke dalam harga
satuan Penyedia Jasa untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar
secara terpisah.
Dalam kondisi tertentu pasal ini dapat diubah dimana alat uji disediakan oleh
Penyedia Jasa, namun pengambilan contoh uji, dan uji dilakukan oleh petugas
Direksi Teknik atau uji dilakukan oleh pihak lain dengan biaya Penyedia Jasa.
4) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton
a) Penyedia Jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan tersebut harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa keterlambatan.
SKh.6.3.a - 26
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hasil dan catatan
pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta lokasi
penghamparan yang sesuai Pasal SKh.6.3.a.4.3:
(1) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat dari setiap
penampung panas.
(2) Temperatur campuran saat pengambilan contoh di Unit Pencampur Aspal
(UPA) maupun di lokasi penghamparan (satu per jam).
(3) Kepadatan Marshall Harian dengan detail dari semua benda uji yang diperiksa.
(4) Kepadatan dan persentase kepadatan lapangan relatif terhadap Kepadatan
Campuran Kerja (Job Mix Density) untuk setiap benda uji inti (core).
(5) Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh.
(6) Kadar aspal/bitumen dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi
kadar aspal/bitumen paling sedikit dua contoh. Bilamana cara ekstraksi
sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti yang
disyaratkan SNI 03-3640-1994.
(7) Rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal), yang dihitung
berdasarkan Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (SNI 06-6893-
2002).
(8) Kadar aspal/bitumen yang terserap oleh agregat, yang dihitung berdasarkan
Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (SNI 06-6893-2002).
5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton
Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran, Campuran
Beraspal Panas dengan Asbuton yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket
pengiriman Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton dari rumah timbang sesuai
dengan Pasal SKh.6.3.a.2.3).e) dari Spesifikasi Khusus ini.
6) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya
harus segera ditutup kembali dengan bahan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton
oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai
dengan toleransi yang diperkenankan dalam Spesifikasi Khusus ini.
SKh.6.3.a - 27
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
tempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal/bitumen yang tidak memenuhi ketentuan
toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi Khusus ini tidak akan diterima untuk
pembayaran.
c) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang dihampar langsung di atas
permukaan aspal lama yang dilaksanakan pada kontrak yang lalu, menurut pendapat
Direksi Pekerjaan memerlukan koreksi bentuk yang cukup besar, harus dihitung
berdasarkan tebal rata-rata yang diterima yang dihitung berdasarkan berat Campuran
Beraspal Panas dengan Asbuton yang diperoleh dari penimbangan muatan di rumah
timbang dibagi dengan luas penghamparan aktual dan kepadatan lapangan hasil
pengujian benda uji inti (core), dan luas lokasi penghamparan yang diterima. Bilamana
tebal rata-rata Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang telah diperhitungkan,
melebihi dari tebal aktual dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal
rata-rata yang ditentukan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan harus berdasarkan atas
suatu perhitungan yang tidak berat sebelah dari tebal rata-rata yang dibutuhkan.
d) Kecuali yang disebutkan dalam c) di atas, maka tebal Campuran Beraspal Panas
dengan Asbuton yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal
nominal rancangan yang ditunjukkan dalam Tabel 1 di atas atau tebal rancangan yang
ditentukan dalam Gambar Rencana.
Direksi Pekerjaan dapat menyetujui atau menerima suatu ketebalan yang kurang
berdasarkan pertimbangan teknis atau suatu ketebalan lebih untuk lapis perata
seperti yang diijinkan menurut Pasal SKh.6.3.a.5.1).c) dari Spesifikasi ini maka
pembayaran Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton akan dihitung berdasarkan
luas atau volume hamparan yang dikoreksi menurut butir h) di bawah dengan
menggunakan faktor koreksi berikut ini :
Tebal nominal yang diterima
Ct = -----------------------------------
Tebal nominal rancangan
Diagram penggunaan rumus di atas diberikan terdapat dalam Lampiran 6.3.A dari
Spesifikasi Umum.
Tidak ada penyesuaian luas atau volume hamparan seperti di atas yang dapat
diterapkan untuk ketebalan yang melebihi tebal nominal rancangan bila Campuran
Beraspal Panas dengan Asbuton tersebut dihampar di atas permukaan yang juga
dikerjakan dalam kontrak ini, kecuali jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan
atau ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
e) Lebar hamparan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang akan dibayar harus
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan harus diukur dengan pita ukur
oleh Penyedia Jasa dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus
dilakukan tegak lurus sumbu jalan dan tidak termasuk lokasi hamparan yang tipis atau
tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi hamparan. Interval jarak pengukuran
memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi harus selalu
berjarak sama dan tidak kurang dari 25 meter. Lebar yang akan digunakan dalam
menghitung luas untuk pembayaran setiap lokasi perkerasan yang diukur, harus
merupakan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui.
f) Pelapisan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton dalam arah memanjang harus
diukur sepanjang sumbu jalan dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu
ukur tanah.
g) Bilamana Direksi Pekerjaan menerima setiap Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton dengan kadar aspal/bitumen rata-rata yang lebih rendah dari kadar
aspal/bitumen yang ditetapkan dalam rumus perbandingan campuran. Pembayaran
Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton akan dihitung berdasarkan luas atau
volume hamparan yang dikoreksi menurut dalam butir (h) di bawah dengan
menggunakan faktor koreksi berikut ini. Tidak ada penyesuaian yang akan dibuat
SKh.6.3.a - 29
Spek Khusus Campuran Panas dengan Asbuton-Des 2006
SKh 6.3.a.(2a) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Lapis Antara Meter Kubik
(AC-BC Asb) , Tipe .....
SKh 6.3.a.(2b) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Lapis Antara Ton
Perata (AC-BC Asb L) , Tipe .....
SKh 6.3.a.(3a) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Lapis Pondasi Meter Kubik
(AC-Base Asb) , Tipe .....
SKh 6.3.a.(3b) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Lapis Pondasi Ton
Perata (AC-Base Asb L) , Tipe .....
SKh.6.3.a - 30