Di hari pertamanya di Kantor Kelurahan, Budi tampak heran karena kantor masih sangat
sepi. Kemudian terdapat dua warga yang ingin mengurus berkas di kelurahan. Pada saat Budi
hendak memberikan pelayanan, teman-teman kantornya berdatangan dan menyampaikan
banyak alasan atas keterlambatan mereka. Pada saat kantor sedang sepi, salah satu pegawai
justru meminta izin untuk pulang terlebih dahulu dan menjemput anaknya dari sekolah. Hal itu
membuat Budi menjadi prihatin. Suatu malam, kakak Budi memberitahu bahwa ibu mereka
sedang sakit. Kakaknya meminta Budi untuk pulang dan segera menengok ibunya yang sedang
sakit. Namun Budi tetap memegang tanggungjawabnya sebagai PNS dengan mendahulukan
kepentingan publik, di atas kepentingan pribadinya. Budi berusaha memberi pengertian pada
kakaknya atas hal itu.
Suatu hari di kantor, Budi didatangi Pak Amir yang memprotes lambatnya pengurusan
pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu, hingga 2 minggu lamanya. Pak Lurah yang
mendengar suara keras Pak Amir kemudian keluar dari ruangannya dan menanyakan perihal apa
yang terjadi. Namun hadirnya Pak Lurah ini justru semakin memperkeruh suasana. Terjadi
perdebatan antara Pak Amir dengan Pak Lurah. Pak Lurah justru menyalahkan Pak Amir yang
tidak jauh-jauh hari mengurus surat tersebut. Padahal, surat tersebut sudah diajukan sejak 2
minggu sebelumnya. Kejadian ini disaksikan oleh pegawai-pegawai dan para warga yang mulai
berdatangan ke Kantor Kelurahan. Lalu dengan kepala dingin, Budi mengambil alih pemrosesan
surat tersebut dan berusaha meyakinkan Pak Amir bahwa surat yang diminta akan selesai hari
itu juga. Pak Amir pun mulai bisa menenangkan diri.
1
Teman-teman Budi menilai bahwa upaya Budi meyakinkan terselesaikannya surat
tersebut hanyalah omong kosong belaka, agar berdebatan antara Pak Lurah dengan Pak Amir
tidak berlanjut. Namun Budi memegang kata-kata yang diucapkannya. Budi menyelesaikan surat
tersebut dan langsung menyampaikannya pada Pak Amir. Pak Lurah kemudian memanggil Budi
dan memintanya agar tidak terlalu memanjakan masyarakat dengan mempermudah akses
pelayanan, karena menurut Pak Lurah hal tersebut bisa membuat warga semena-mena terhadap
para pegawai di Kelurahan.
Di tengah perbincangan itu, Budi menerima kabar bahwa ibunya masuk Rumah Sakit.
Teman-teman Budi memberi saran agar Budi meminta izin dan segera menengok ibunya. Di saat
yang sama, seorang Ibu datang ke Kantor Kelurahan dan meminta Surat Keterangan Tidak
Mampu untuk suaminya yang sedang kritis di Rumah Sakit. Budi dihadapkan pada sebuah pilihan.
Pilihan untuk menyelesaikan tugasnya di kantor serta membantu kepengurusan Surat
Keterangan Tidak Mampu, atau memilih untuk pulang dan menjaga ibunya di Rumah Sakit.
Namun Budi yang sempat goyah itu akhirnya memilih tetap menyelesaikan tugasnya di kantor
karena bagi ibunya tidak ada bedanya Budi datang kapan saja, karena ibunya sedang sakit dan
sudah dijaga oleh kakaknya, dekat dengan dokter dan perawat. Sementara ada seorang Ibu yang
jauh lebih membutuhkan bantuan Budi mengurus surat untuk suaminya yang sedang kritis.
Dengan kegigihan dan akuntabilitasnya sebagai seorang PNS, Budi akhirnya menjadi
Lurah setelah mengabdi selama beberapa tahun. Tanggungjawab sebagai PNS, pelayanan yang
baik, serta ramah melayani masyarakat senantiasa konsisten dilakukan oleh Budi.
Analisis Penerapan Nilai-Nilai Dasar PNS, Pelanggaran, Serta Dampak yang Dapat
Ditimbulkan
Pada film pendek “Sebuah Pilihan”, tampak beberapa penerapan nilai-nilai dasar Etika
Publik sebagaimana tercantum di dalam Undang-Undang ASN. Penerapan nilai-nilai tersebut
diantaranya:
2
Nilai-nilai Dasar Etika Publik Keterangan
3
Budi memberikan pelayanan kepada warga
Mempertanggung jawabkan tindakan
dan kinerjanya kepada publik
dengan baik, sebagai bentuk perwujudan ASN yang
bertanggungjawab dan siap melayani masyarakat.
Taat pada aturan, dengan datang ke kantor
Memiliki kemampuan dalam
sebelum pelayanan dibuka, dan selalu memegang
melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah teguh prinsip ASN, tidak terpengaruh oleh
lingkungan kerja yang kurang baik.
Budi selalu menyambut warga dengan ramah dan
selalu sigap dalam melayani warga yang datang.
Memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat, Dengan kepala dingin, Budi mampu menenangkan
akurat, berdaya guna, berhasil guna, suasana tegang akibat perdebatan antara Pak Amir
dan santun dan Pak Lurah. Kemudian Budi segera
menyelesaikan pengurusan Surat Keterangan
Tidak Mampu yang dibutuhkan oleh Pak Amir.
Hal ini dapat dilihat dari diangkatnya Budi menjadi
Lurah setelah beberapa tahun bertugas di unit
Mengutamakan kepemimpinan pelayanan Kantor Kelurahan. Saat menjadi Lurah,
berkualitas tinggi Budi tetap mengedepankan prinsip ASN dan
bertanggungjawab memberikan pelayanan publik
yang baik.
Budi tidak segan untuk mengajak rekan-rekannya
Mengutamakan pencapaian hasil dan melakukan perubahan sikap dan perilaku yang
mendorong kinerja pegawai dapat dimulai dari diri sendiri, demi meningkatkan
mutu pelayanan publik.
Film pendek “Sebuah Pilihan”, menggambarkan situasi yang biasa terjadi di lingkungan
PNS. PNS sebagai abdi negara juga bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada warga masyarakat. Akan tetapi, mereka juga dihadapkan pada realita bahwa
kesehariannya tidak terlepas dari kepentingan pribadi atau yang berkaitan dengan itu, misalnya
kepentingan keluarga, bahkan dalam kondisi yang mendesak sekalipun. Situasi dilematis ini bisa
saja mengganggu kualitas kerja dari setiap PNS.
Kurangnya atau lunturnya semangat PNS dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
berpengaruh besar pada atmosfer lingkungan kerja. Seperti yang tertanam pada rekan-rekan
kerja Budi yang menganggap bahwa tidak taat aturan adalah hal yang biasa dilakukan oleh PNS.
Hal ini dapat berakibat pada semakin menurunnya kualitas layanan kepada warga masyarakat.
Sikap pimpinan juga memberi pengaruh yang besar pada keberlangsungan suatu instansi.
Penggambaran sikap emosional dan menyudutkan warga yang ditunjukkan oleh Pak Lurah ini,
akan berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan warga terhadap instansi tersebut,
terlebih pada PNS secara umum.
Teguran Pak Lurah kepada Budi, untuk tidak terlalu memanjakan masyarakat dengan
mempermudah akses pelayanan, dikarenakan bagi Pak Lurah hal tersebut bisa membuat warga
4
semena-mena terhadap para pegawai di Kelurahan, tentunya sikap tersebut tidak patut untuk
ditiru. Pada dasarnya setiap individu memiliki tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Apabila
memiliki pimpinan seperti yang tergambar dalam sosok Pak Lurah, maka hal ini akan berdampak
pada menurunnya semangat pegawai dalam memberikan pelayanan kepada warga.
Hal-hal di atas merupakan aktualisasi dari nilai-nilai dasar Etika Publik. Adapun nilai-nilai
dasar yang tampak dalam film pendek tersebut diantaranya adalah: memegang teguh nilai-nilai
ideologi Negara Pancasila; menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian; menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur; mempertanggung jawabkan tindakan
dan kinerjanya kepada publik; memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah; memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; mengutamakan kepemimpinan berkualitas
tinggi; serta mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.