Anda di halaman 1dari 20

USULAN PENELITIAN

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN


INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN PRIMIGRAVIDA KALA I
FASE AKTIF DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SAGUNG MADE
SURYAWATI DI DESA ULIAN, KECAMATAN KINTAMANI,
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

Oleh.

SAGUNG MADE SURYAWATI, A.Md.Keb


NIM . 202115302024

POLITEKNIK KESEHATAN KARTINI BALI

TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan saat yang dinanti - nantikan ibu hamil untuk merasakan
kebahagiaan yang didambakan. Namun bagi beberapa wanita, persalinan kadang
diliputi oleh rasa takut dan cemas terhadap rasa nyeri saat persalinan (Prawirohardjo,
2016). Nyeri persalinan muncul karena adanya kontraksi rahim yang menyebabkan
dilatasi dan penipisan serviks dan iskemia rahim yang diakibatkan kontraksi arteri
miometrium. Nyeri yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas yang dapat
memicu produksi hormon progstatglandin yang dapat menyebabkan stress dan
mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. (Maryunani, 2015). World
health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan di
seluruh dunia, dan 20 juta perempuan mengalami kesakitan saat persalinan. Dalam
persalinan sering kali juga timbul rasa cemas, panik, dan takut rasa sakit yang luar
biasa yang dirasakan ibu yang dapat mengganggu proses persalinan dan
mengakibatkan lamanya proses persalinan yang menimbulkan partus macet.
(Kurniasih dalam Handayani, 2014).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2014 mencatat bahwa partus
lama (42,96%) merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal utama disusul
oleh perdarahan 35,26%, dan eklampsia 16,44%. Pada ibu dapat terjadi perdarahan,
syok, dan kematian sedangkan pada bayi dapat terjadi fetal distress, asfiksia dan
caput. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2014, persalinan partus lama
di Rumah Sakit di Indonesia diperoleh proporsi 4,3% yaitu 12,176 dari 281,050
persalinan.

Pada saat persalinan, jika seseorang merasa cemas maka otak akan
mengalirkan zat yang menutup pengeluaran endorphin sehingga sakit yang dirasakan
semakin luar biasa dan menyebabkan ibu stress dalam persalinannya yang membuat
impuls nyeri bertambah banyak sehingga terjadi lemahnya kontraksi otot rahim
(Aprilia, 2010).
Pada persalinan kala I, nyeri yang dirasakan bersifat viseral yang ditimbulkan
dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang dipersyarafi oleh serabut aferen
simpatis dan ditransmisikan ke medula spinalis pada segmen Thorakal 10 – Lumbal 1
melalui serabut saraf delta dan serabut syaraf C yang berasal dari dinding lateral dan
fundus uteri. Nyeri akan bertambah dengan adanya kontraksi isometrik pada uterus
yang melawan hambatan oleh leher rahim/uterus dan perineum (Maryunani, 2015).
Artikel Jepang mengatakan bahwa 77.8% wanita di Prancis mengalami nyeri
persalinan, 61% untuk di Inggris, 26% di Norwegia sedangkan di negara Jepang
angka nyeri persalinan hanya 5.2% (Warnock, 2017).

Terdapat cara untuk mengatasi nyeri persalinan, yaitu dengan metode


farmakologis dan non- farmakologis. Dalam pemberian metode farmakologis, nyeri
persalinan akan berkurang secara fisiologis, namun kondisi psikologis dan emosional
ibu akan terabaikan (Makvandi, 2016). Sedangkan untuk metode non-farmakologis
bersifat efektif tanpa efek samping yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan
selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya
(Maryunani, 2015). Metode ini termasuk terapi panas dan dingin, terapi sentuhan,
pijat, refleksi, relaksasi, menari, permen karet bebas gula, stimulasi saraf trans atau
subkutan, terapi air, menggunakan birth ball, terapi musik, akupresur dan aromaterapi
(Valiani M, 2010).

Aromatherapy adalah metode yang menggunakan minyak esensial untuk


meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan spirit. Efek lainnya adalah menurunkan
nyeri dan kecemasan. Beberapa penelitian menunjukkan efektivitas aromaterapi untuk
rasa sakit dan kecemasan terhadap pasien rawat inap di RS Abbott Northwestern
(Rivard R, 2014). Menurut Tarsikah (2012), Aromatherapy Lavender merupakan
salah satu minyak esensial analgetik yang mengandung 8% terpena dan 6% keton.
Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena yang paling sering ditemukan dalam
minyak atsiri tumbuhan. Ekstrak lavender berkualitas tinggi tidak hanya sesuai
dengan monograf ini namun idealnya melebihi spesifikasi tersebut dengan kandungan
linalil asetat yang lebih tinggi (idealnya 33-45%) dan lavandulil asetat (≥1,5%), dan
batas yang lebih rendah untuk kandungan cineol. yang merupakan senyawa ester yang
terbentuk melalui penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna
untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang
(Appleton J, 2012).
Dalam penelitian Mirzaei F (2015) mengatakan bahwa Aromaterapi dengan
lavender memperbaiki status kegelisahan selama persalinan dan mengurangi sekresi
kortisol dari kelenjar adrenal dan meningkatkan sekresi serotonin. Penelitian yang
dilakukan oleh Susilarini, Winarsih, Idhayanti (2017) dengan judul Pengaruh
Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I
pada Ibu Bersalin didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh pemberian aromaterapi
lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala 1 fase aktif. Berdasarkan
penelitian dari Alipour Z (2012) mengatakan bahwa adanya hubungan antara nyeri
dan masalah psikologi seperti kecemasan. Wanita dengan tingkat kecemasan yang
rendah mengalami sedikit nyeri saat persalinan.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Bidan Praktek Mandiri Sagung


Made Suryawati terdapat 25 pasien bersalin diperoleh 11 pasien mengatakan bahwa
nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, panas menjalar di sepanjang pinggang dan perut
bawah, dan berdasarkan pengamatan langsung saat proses persalinan belum pernah
ada yang menggunakan aromaterapi lavender untuk mengatasi rasa nyeri pada saat
proses persalinan di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati. Sehubung
dengan kejadian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh
Aromatherapy Lavender terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Persalinan
Primigravida Kala I Fase Aktif Di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati Di
Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Tahun 2021.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan uraian diatas masalah yang dapat di rumuskan dalam penelitian
ini adalah “Apakah ada Pengaruh Aromatherapy Lavender Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri pada Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif di Bidan Praktek
Mandiri Sagung Made Suryawati di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli Tahun 2021?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Aromatherapy Lavender terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif di Bidan Praktek
Mandiri Sagung Made Suryawati di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian
aromatherapy lavender pada pembukaan 4-6 cm pada kelompok intervensi.
b. Untuk mengetahui intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian
aromatherapy lavender pada pembukaan 4-6 cm pada kelompok kontrol.
c. Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bidan khususnya yang berhubungan dengan asuhan pada ibu
inpartu kala 1 fase aktif.
b. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menjadi referensi dan juga
perbandingan dalam penelitian yang akan dilakukan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bidan khususnya yang berhubungan dengan
asuhan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif.
2. Manfaat Praktik
a. Untuk masyarakat dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh
aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan
primigravida kala I fase aktif dan dapat mengaplikasikannya dengan mandiri.
b. Untuk tempat penelitian sebagai bahan masukan bagi Bidan Praktek Mandiri
Sagung Made Suryawati agar menerapkan teknik pengurangan nyeri dan
kecemasan dalam persalinan dengan metode Aromatherapy Lavender.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian


Penelitian dilakukan menggunakan jenis penelitian quasi experiment atau
eksperimen semu, dengan desain penelitian non equivalent kelompok control pretest
and posttest, penelitian ini menggunakan 2 kelompok berbeda. Kelompok pertama
yang diberikan aromatherapy lavender yaitu kelompok intervensi, kemudian
kelompok kedua yang tidak diberikan aromatherapy lavender yaitu kelompok kontrol.
1. Kelompok intervensi – pretest – Aromatherapy Lavender – posttest.
2. Kelompok Kontrol – pretest – Asuhan Konvensional – posttest.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada ibu inpartu pada primigravida kala I fase aktif di Bidan
Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati Tahun 2021.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dimulai dari penyusunan proposal hingga rencana publikasi
penelitian yaitu dari April 2021 sampai November 2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam penelitian yang dilakukan adalah seluruh ibu bersalin
primigravida kala I di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati, yaitu
sebanyak 30 orang dari bulan Oktober sampai november 2021.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu primigravida yang
bersalin di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati sebanyak 30 orang.
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan Total Sampling adalah
pengambilan sampel yang dimana jumlah sampel dengan populasi sama.
Karakteristik sampel yang dimasukkan kedalam kriteria inklusi penelitian ini
yaitu :
a. Pasien inpartu primigravida kala I pembukaan 4, aterm dengan kehamilan 37-
40 minggu, kehamilan tunggal, presentasi kepala, rencana melahirkan normal
di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati.
b. Bersedia atau mau menjadi subyek penelitian
c. Tanpa mendapatkan obat anti nyeri dan atau induksi.
Kriteria eksklusinya yaitu ibu tidak memiliki alergi dengan aroma minyak esensial
lavender.
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui baik oleh pihak
akademik.
2. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari pasien.
Pasien inpartu primipara yang datang di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made
Suryawati dilakukan vaginal touche untuk mengetahui tingkat pembukaan, apabila
sudah memasuki kala I aktif yaitu terjadi pembukaan antara 4-6 cm maka pasien
pada kedua kelompok di ukur dengan mengunakan Lembar Observasi Perilaku
dengan Skala Ukur Bourbanis pada tingkat nyeri, kemudian pada kelompok
perlakuan diberikan terapi aroma secara inhalasi sedangkan pada kelompok
kontrol tidak diberikan terapi aroma. Setelah satu jam baik pada kelompok
perlakuan maupun kontrol dilakukan pengukuran kembali tingkat nyeri responden
dengan mengunakan Lembar Observasi Perilaku dengan Skala Ukur Bourbanis.
3. Pengambilan data kontrol dilakukan oleh peneliti sendiri dan peneliti pembantu
yaitu bidan yang telah ditunjuk dan diberi penjelasan tentang cara pengambilan
data. Begitu pula dengan pengambilan data intervensi sebagian dilakukan olah
bidan yang sebelumnya telah diberi penjelasan. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan waktu pengambilan data juga karena waktu melahirkan yang tidak
bisa dipastikan.
4. Penentuan sampel
Peneliti mengidentifikasi calon responden yang memenuhi kriteria sampel
kemudian menemui calon responden dan memperkenalkan diri. Lalu calon
responden diberikan penjelasan mengenai tujuan dan prosedur penelitian. Setelah
calon responden menyetujui dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,
kemudian calon responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan.
5. Prosedur pelaksanaan
a. Pertemuan pertama : peneliti melakukan pengumpulan data mengenai data
demografik dari catatan medis klien dengan menggunakan lembar demograsi.
Setelah itu melakukan pre-test pada klien mengenai nyeri dengan cara
wawancara dengan menggunakan Lembar Observasi Perilaku dengan Skala
Ukur Bourbanis. Wawancara dilakukan ketika responden tidak sedang
kontraksi atau saat relaksasi. Setelah data terkumpul lengkap dan pre-test talah
dilakukan, kemudian pada kelompok intervensi diberikan terapi aroma secara
inhalasi melalui alat uap selama satu jam. Intervensi sesuai prosedur ruangan
tetap dilakukan. Sedangkan pada kelompok kontrol setelah data demografi
terkumpul dan pre-test telah dilakukan, responden tidak mendapatkan
intervensi dari peneliti tetapi mendapat intervensi sesuai prosedur ruangan.
b. Pertemuan kedua dilakukan satu jam setelah kelompok intervensi
mendapatkan terapi aroma dan kelompok kontrol mendapatkan intervensi
sesuai prosedur ruangan, maka dilakukan post-test dengan menggunakan
Lembar Observasi Perilaku dengan Skala Ukur Bourbanis.
E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Observasi Perilaku
dengan Skala Ukur Bourbanis untuk mengobservasi tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukannya intervensi dengan menggunakan diffuser aromatherapy.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah;
pertama, peneliti menentukan tempat penelitian, kemudian peneliti menemui calon
responden dan menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian, selanjutnya calon
responden yang menyutujui untuk dijadikan responden diminta untuk menandatangani
lembar informed consent, kemudian peneliti melakukan pretest dengan menggunakan
lembar observasi Skala Ukur Bourbanis untuk mengukur tingkat nyeri persalinan, dan
peneliti melakukan intervensi dengan memberikan Aromatherapy Lavender selama 60
menit; selanjutnya, peneliti melakukan posttest dengan menggunakan Lembar
Observasi Perilaku dengan Skala Ukur Bourbanis untuk mengukur tingkat nyeri
persalinan. Pengumpulan data ini berlangsung hingga jumlah sampel diperlukan
dalam penelitian terpenuhi.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah; pertama, editing
data, peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah data terkumpul mulai
dari karakteristik responden, penilaian pretest dan postest. Kemudian, peneliti
melakukan Coding data yaitu peneliti membuat kode untuk hasil penelitian yang
didapat. Pada variabel independen yaitu tingkat nyeri peneliti menggunakan kode
jawaban berupa 0 = tidak nyeri; 1-3 = nyeri ringan; 4-6 = nyeri sedang; 7-9 = nyeri
berat; 10 = nyeri sangat berat. Selanjutnya, peneliti melakukan entry data, data yang
sudah diubah menjadi kode kedalam mesin pengolah data. Pemrosesan data dilakukan
dengan memasukkan data ke paket program komputer yang sesuai dengan variabel
masing-masing. Selanjutnya, peneliti melakukan cleaning data, yaitu peneliti
memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin pengolah data
sesuai dengan sebenarnya. Selanjutnya, peneliti melakukan tabulating data dengan
memasukkan hasil penelitian kedalam tabel kemudian diolah dengan bantuan
komputer.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat dalam penelitian menggunakan distribusi frekuensi dengan
hasil presentase yang didapatkan dari nilai pretest dan posttest kemudian di
tabulasi, dikelompokkan, dan diberikan skor. Variabel independennya adalah
aromaterapi lavender dan variable dependennya adalah penurunan tingkat nyeri
pada Ibu Bersalin Primipara Kala 1 merupakan jenis kategorik.
2. Analisis Bivariat
Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji variable - variabel
penelitian yaitu variable independen dengan variable dependen.
Uji statistic Mann-Whitney, digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan Aromaterapi Lavender dalam
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Uji statistik Wilcoxon, digunakan untuk data yang tidak berdistribusi normal
dan untuk mengetahui adanya pengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudah
pemberian Aromaterapi Lavender.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 responden, hasil penelitian dan
pembahasan mengenai “Pengaruh Aromatherapy Lavender terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri pada Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif di Bidan Praktek
Mandiri Sagung Made Suryawati adalah sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian
Aromaterapi Lavender di di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made
Suryawati Tahun 2021

Kelompok Nyeri Sebelu Sebelum Sesudah Sesudah


m (Pre) (Pre) (post) (post)
F % F %
Intervensi Sedang 4 26,7 12 80
Intervensi Berat 11 78,3 3 20
Terkontrol
Kontrol Ringan 4 26,7 0 0
Kontrol Sedang 6 40 1 6,7
Kontrol Berat 5 33,4 12 80
Terkontrol
Kontrol Berat Tidak 0 0 2 13,4
Terkontrol

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada kelompok intervensi,


sebelum diberikan aromaterapi lavender didapatkan mayoritas intensitas nyeri
berat terkontrol yaitu 11 orang (73,3%), dan setelah diberikan aromaterapi
lavender didapatkan mayoritas kategori intensitas nyeri sedang yaitu 12 orang
(80%). Sedangkan pada kelompok kontrol, sebelum periode intervensi didapatkan
mayoritas intensitas nyeri sedang yaitu 6 orang (40%), dan setelah periode
intervensi didapatkan mayoritas kategori intensitas nyeri berat terkontrol yaitu 12
orang (80%).

2. Analisis Bivariat
a. Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender pada
Kelompok Intervensi
Tabel 4.2
Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian
Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi di Bidan Praktek
Mandiri Sagung Made Suryawati Tahun 2021

Kelompok Intervensi Mean SD Min Max P


Sebelum Intervensi 6,80 0,775 5 8 0,003
Sesudah Intervensi 5.67 0,900 4 7 0,003

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata intensitas nyeri pada


kelompok intervensi sebelum diberikan aromaterapi lavender adalah 6,80
sedangkan sesudah diberikan aromaterapi diperoleh rata-rata intensitas nyeri
adalah 5,67, sehingga terjadi perurunan intensitas nyeri sebanyak 1,13 point.
Uji wilcoxon menghasilkan nilai p = 0,003 (α < 0,05) menyimpulkan
bahwa secara statistik terdapat perbedaan intensitas nyeri yang bermaksa
antara sebelum diberi aromaterapi lavender dengan sesudah diberi aromaterapi
lavender pada kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa terjadi
penurunan intensitas nyeri persalinan pada kelompok yang diberi aromaterapi
lavender.
b. Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender pada
Kelompok Kontrol
Tabel 4.3
Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Periode Intervensi
pada Kelompok Kontrol di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made
Suryawati Tahun 2021

Kelompok Intervensi Mean SD Min Max P


Sebelum Intervensi 5,47 1.922 3 8 0,001
Sesudah Intervensi 7,60 1.352 5 10 0,001
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata intensitas nyeri pada
kelompok kontrol sebelum periode intervensi adalah 5,47, sedangkan sesudah
periode intervensi diperoleh rata-rata intensitas nyeri adalah 7,60, sehingga
terjadi peningkatan intensitas nyeri sebanyak 2,13 point.
Uji wilcoxon menghasilkan nilai p = 0,001 (α < 0,05) menyimpulkan
bahwa secara statistik terdapat perbedaan intensitas nyeri yang bermaksa
antara sebelum periode intervensi dengan sesudah periode intervensi pada
kelompol kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan intensitas
nyeri persalinan kala I fase aktif pada kelompok yang tidak diberi aromaterapi
lavender.
c. Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Tabel 4.4
Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Bidan Praktek Mandiri
Sagung Made Suryawati Tahun 2021
Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi

kelompo Mean Median SD Min Max Mean P


k Rank
Kontrol 5,47 6,00 1,922 3-8 8 12.50 0,054
Intervensi 6.80 7,00 0,775 5-8 8 18,50 0,054

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai P = 0,054 (α >


0,05). Mean rank intensitas nyeri pada kelompok kontrol 12,50 lebih kecil
dibandingkan mean rank intensitas nyeri pada kelompok intervensi 18,50.
Sehingga, disimpulkan tidak ada perbedaan nyeri pada kelompok control dan
kelompok intervensi sebelum diberikan aromaterapi lavender.
d. Perbedaan Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Tabel 4.5
Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Bidan Praktek Mandiri
Sagung Made Suryawati Tahun 2021
Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi

Kelompo Mean Median SD Min Max Mean P


k Rank
Kontrol 7,60 7,00 1,352 5 10 21,37 0,000
Intervensi 5,67 6,00 0,900 4 7 9,63 0,000

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan


perubahan intensitas nyeri sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol dengan beda rerata 1,93 point. Mean rank intensitas nyeri
pada kelompok intervensi 9,63 lebih kecil dibandingkan mean rank intensitas
nyeri pada kelompok kontrol 21,37. Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai P
= 0,000 (α < 0,05). Sehingga, disimpulkan bahwa terjadi perbedaan perubahan
nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sesudah diberikan
aromaterapi lavender.

B. Pembahasan
1. Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender Pada
Kelompok Intervensi
Perubahan intensitas nyeri sebelum intervensi dan sesudah intervensi pada
kelompok intervensi terjadi penurunan intensitas nyeri sesudah diberikan
aromaterapi lavender dengan nilai P < 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Rachmitha (2013), tentang perbedaan efektivitas lama pemberian aromaterapi
bunga mawar terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Dari Rachmitha
mengatakan bahwa intensitas nyeri ibu bersalin di Bidan Praktek Mandiri Sagung
Made Suryawati yang telah diberikan aromaterapi mengalami penurunan yang
signifikan ( p = 0,000, dan nilai mean menurun dari 8,8 menjadi 7,7).
Rasa nyeri mempengaruhi proses persalinan dengan lancar dan nyaman
khusunya pada ibu primigravida hal ini merupakan pengalaman pertama.
Hutahaean (2009) mengatakan bahwa rasa nyeri pada satu persalinan
dibandingkan dengan nyeri pada persalinan berikutnya akan berbeda, karena
perbedaan mekanisme pembukaan serviks yaitu pada primipara ostium uteri
internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan
menipis. Dari segi psikis ibu primigravida umumnya cemas dan takut menghadapi
persalinan, sehingga merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu
hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin, akibatnya uterus menjadi semakin
tegang aliran darah dan oksigen ke dalam otot uterus berkurang karena arteri
mengecil dan menyempit akibatnya rasa nyeri yang tak terelakkan. Ibu yang sudah
mempunyai pengalaman melahirkan mampu merespon rasa nyeri, melahirkan
dalam keadaan rileks, lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama secara
harmonis sehingga persalinan akan berjalan lancar, mudah, dan nyaman (Hermina,
2015)
Lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi. Aromaterapi lavender
menurut Tarsikah dalam Susilarini (2017) merupakan salah satu minyak esensial
analgesik yang mengandung 8% terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan
jenis senyawa terpena yang paling sering ditemukan dalam minyak atsiri tanaman.
Pada aplikasi medis monoterpena digunakan sebagai sedatif. Minyak lavender
juga mengandung 30-50% linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester
yang terbentuk melalui penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat
berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak
seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai penenang serta tonikum, khususnya
pada sistem saraf. Wangi yang dihasilkan aromaterapi lavender akan menstimulasi
talamus untuk mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit
alami Enkefalin merupakan neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat
nyeri fisiologi.
Menurut asumsi peneliti, penerapan metode pemberian Aromaterapi Lavender
pada proses persalinan berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan. Ibu yang
diberikan metode Aromaterapi Lavender pada proses persalinan mengalami
intensitas nyeri persalinan yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak
di berikan Aromaterapi Laveder dalam proses persalinan.
2. Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender Pada
Kelompok Kontrol
Perubahan intensitas nyeri sebelum intervensi dan sesudah intervensi pada
kelompok kontrol terjadi peningkatan intensitas nyeri sesudah periode intervensi
dengan nilai P > 0,05.
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada kelompok kontrol diperoleh nilai p =
0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian terdapat perbedaan
intensitas nyeri sebelum intervensi dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan nyeri persalinan pada kala I. Karena pada primipara mengalami
persalinan yang lebih panjang sehingga mereka merasa letih. Hal ini
menyebabkan peningkatan nyeri. Rasa nyeri yang terjadi selama kala I juga
disebabkan oleh kontraksi uterus yang terus meningkat untuk mencapai
pembukaan servik yang lengkap. Semakin bertambahnya volume dan frekuensi
kontraksi uterus maka rasa nyeri juga akan semakin meningkat. Rasa nyeri akan
terus meningkat seiring dengan bertambahnya pembukaan dari 1 cm sampai
pembukaan lengkap yaitu 10 cm (Cunningham, 2013).
Menurut asumsi peneliti, persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis
yang menyertai kehidupan setiap wanita. Walaupun persalinan merupakan proses
yang fisiologis, namun pada umumnya persalinan dapat menjadi menakutkan
karena disertai nyeri yang berat dan terkadang dapat menimbulkan kondisi mental
yang mengancam.
3. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok Intervensi Dan
Kelompok Kontrol
Aromaterapi lavender berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan kala I
fase aktif dengan dibuktikannya ada perbedaan rata-rata intensitas nyeri ibu
bersalin yang diukur dengan lembar observasi perilaku dan skala Bourbanis.
Dapat diketahui bahwa intensitas nyeri sesudah intevensi pada kelompok
intervensi dengan nilai 9,63 lebih rendah dibandingkan pada sesudah intervensi
pada kelompok kontrol dengan nilai 21,37. Dari hasil uji Mann Whitney dapat
disimpulkan terdapat perbedaan intensitas nyeri sesudah intervensi yang bermakna
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,000 (Tabel
4.5).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Restiana (2015), tentang efek lilin aromaterapi lavender terhadap perubahan
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada 8 responden. Dari Restiana
mengatakan bahwa intensitas nyeri didapatkan hasil bahwa ibu bersalin di wilayah
kerja Puskesmas Bergas Semarang yang telah diberikan lilin aromaterapi
mengalami penurunan yang signifikan, (p = 0,000 dan nilai mean menurun dari
5,58 menjadi 3,63).
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek
menenangkan. Penelitian yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek
aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada
aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan
kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha
dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula
hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di
daerah frontal, yang menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk. (Yamada,
et al, 2005).
Minyak lavender terdapat kandungan linalil dan linalol yang dihirup masuk ke
hidung ditangkap oleh bulbus olfactory kemudian melalui traktus olfaktorius yang
bercabang menjadi dua, yaitu sisi lateral dan medial. Pada sisi lateral, traktus ini
bersinap pada neuron ketiga di amigdala, girus semilunaris, dan girus ambiens
yang merupakan bagian dari limbik. Jalur sisi medial juga berakhir pada sistem
limbik. Limbik merupakan bagian dari otak yang berbentuk seperti huruf C
sebagai tempat pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada. Bagian dari
limbik yaitu amigdala bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma.
Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga
tempat bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan
memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan. (Hutasoit dalam Karlina, dkk,
2015)
Oleh karena itu, bau yang menyenangkan akan menciptakan perasaan tenang
dan senang sehingga dapat mengurangi kecemasan. Selain itu, setelah ke limbik
aromaterapi menstimulasi pengeluaran enkefalin atau endorfin pada kelenjar
hipothalamus, periaqueductal gray dan medula rostral ventromedial. Enkefalin
merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus untuk mensekresi serotonin
sehingga menimbulkan efek rileks, tenang dan menurunkan kecemasan. Serotonin
juga bekerja sebagai neuromodulator untuk menghambat informasi nosiseptif
dalam medula spinalis. Neuromodulator ini menutup mekanisme pertahanan
dengan cara menempati reseptor di kornu dorsalis sehingga menghambat
pelepasan substansi P. Penghambatan substansi P akan membuat impuls nyeri
tidak dapat melalui neuron proyeksi, sehingga tidak dapat diteruskan pada proses
yang lebih tinggi di kortek somatosensoris dan transisional. (Hutasoit dalam
Karlina, dkk, 2015). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Tarsikah dalam Susilarini
(2017) merupakan salah satu minyak esensial ndorphin yang mengandung 8%
ndorph dan 6% keton. Monoterpena merupakan jenis senyawa ndorph yang paling
sering ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis ndorphine
digunakan sebagai ndorphi. Minyak lavender juga mengandung 30-50% ndorph
asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui
penggabungan asam ndorph dan ndorph. Ester sangat berguna untuk menormalkan
keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki
khasiat sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada ndorp saraf. Wangi yang
dihasilkan aromaterapi lavender akan menstimulasi ndorphi untuk mengeluarkan
enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan
neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologi. Menurut
asumsi peneliti, penerapan Aromaterapi Lavender pada proses persalinan
berpengaruh terhadap tingkat nyeri persalinan. Ibu yang diberikan Aromaterapi
Lavender pada proses persalinan mengalami tingkat nyeri persalinan yang rendah
dibandingkan dengan ibu yang tidak diberikan Aromaterapi Lavender pada proses
persalinan. Aromaterapi lavender dapat mengurangi rasa cemas serta ketakutan
menjelang persalinan yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri, dan sakit
saat persalinan, dan mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi
ndor, serta meningkatkan kadar ndorphin dan epinerfin dalam tubuh untuk
mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi dalam persalinan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Aromaterapi Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri pada Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif di Bidan
Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati Tahun 2021 dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis diperoleh nilai intensitas nyeri ibu pada kelompok intervensi
sebagian besar nilai nyeri sebelum intervensi mengalami intensitas berat
terkontrol, sedangkan sesudah intervensi dengan kategori nyeri sedang.
2. Dari hasil analisis diperoleh nilai intensitas nyeri ibu pada kelompok kontrol
sebagian besar nilai nyeri sesudah intervensi mengalami intensitas berat tidak
terkontrol, sedangkan sebelum intervensi dengan kategori sedang
3. Ada pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap penurunan intensitas nyeri pada
ibu bersalin kala I fase aktif di Bidan Praktek Mandiri Sagung Made Suryawati
Tahun 2021 dengan p = 0,000 (a< 0,05)

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Disarankan kepada institusi kampus untuk menambahkan sumber-sumber pustaka
khususnya buku Aromaterapi dan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam dengan variabel yang berbeda dan lebih banyak
lagi.
2. Disarankan kepada pelayanan kesehatan agar dapat mengaplikasikan metode
Aromaterapi Lavender sebagai metode asuhan untuk ibu bersalin yang mengalami
nyeri sehingga ibu bersalin dapat menjalankan proses persalinan menjadi nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Appleton, Jeremy. 2012. Lavender Oil for Anxiety and Depression. Natural Medicine
Journal. 4(2): 2157-6769

Aprilia. 2010. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan.
Jakarta: Gagas Media

Buckle J. 2001. Aromatherapy and Diabetes. Diabetes Spectrum. 4(3): 124-126

Cunningham. 2013. Obstetri Williams . Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Dewi, IGA. 2013. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Farmasi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. 2(1): 21-53

Eniyati dan Melisa. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Gustyar, Indah, dan Eka Nouyriana 2017. Penerapan Teknik Pelvic
Rocking dengan Birth Ball pada Ibu Bersalin Terhadap Kemajuan Persalinan
di BPM

Syafrida Kabupaten Kebumen. Tahun 2017 Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKES Muhammadiyah Gombong.

Handayani, dkk. 2014. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Untuk Penurunan Nyeri
Persalinan Dan Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif. Jurnal Ilmiah
Kebidanan. 5(2): 1-15

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. 2014. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi
Menyusui Dini. Jakarta : Buku Acuan dan Panduan Edisi ketiga

Jones. Leanne. 2012. Pain Management for Women in Labour: an Overview of


Systematic Reviews. Journal of Evidence-Based Medicine. : 101-102

Judha, Mohamad, dkk. 2015. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Karlina, Reksohusodo, Widayati. 2015. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender


secara Inhalasi terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Fisiologis pada
Primipara Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM “Fetty Fathiyah” Kota
Mataram. Universitas Brawijaya. 2(2): 108-119
Makvandi, Somayeh, et al. 2016. A Review of Randomized Clinical Trials on The
Effect of Aromatherapy with Lavender on Labor Pain Relief. MedCrave. 1(3):
14-19

Maryunani, Anik. 2015. Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta: TIM

Negara dan Winata. 2013. Analgesia Medis pada Persalinan. E-Journal Obstetric &
Gynecology Udayana. 1(2): 1-56

Prawirohardjo, S. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar: Sinopsis Obsetri: Obstetri Fisiologis,

Obstetri Patologi. Jakarta: EGC

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jawa
Timur: Erlangga

Susilarini, dkk. 2017. Pengaruh Pemberian Aromatherapi Lavender Terhadap


Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin. Jurnal Kebidanan.
6(12): 47-54

Tulina, Lilin dan Nurul Fadhillah. 2017. Pengaruh Pemberian Aromatherapy


Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif di BPM Ny. Margelina, Amd.Keb Desa Supenuh Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan. Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan. 9(1): 23-28

Valiani, Mahboubeh, et al. 2010. Reviewing the Effect of Reflexology on the Pain
and Certain Features and Outcomed of the Labor on the Primiparous

Women. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research 15(1): 302-310

Warnock, Eleanor. 2017. Japan by the Numbers Birth is Too Painful. Tokyo Review
http://www.tokyoreview.net/2017/08/japan-numbers-birth-painful-japan/. 20
November 2017 (18:23)

Yani, Hilda, dkk. 2017. Lavender (Lavandula Angustifolia) Aromatherapy As An


Alternative Treatment In Reducing Pain In Primiparous Mothers In The
Active First Stage Of Labor. Belitung Nursing Journal. 3(4): 420-424

Z, Alipour, et al. 2012. Anxiety and Fear of Childbirth as Predictors of Postnatal


Depression in Nulliparous Women. Pubmed. 25(3): 37-43

Anda mungkin juga menyukai