Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

UNTUK PASIEN ANAK


DENGAN KANKER DAN
KELUARGA
Ns. Komang Yogi Triana, M.Kep., Sp.Kep.An
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
 Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang komunikator menyampaikan
rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikati).
 Harold Laswell mengemukakan definisi dari komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut, who says (siapa yang mengatakan), what in (apa yang
dikatakan), which channel (melalui saluran atau media apa yang digunakan), to whom
(untuk siapa pesan tersebut disampaikan), dan with what effect (bagaimana
pengaruhnya).
 Komunikasi terapeutik juga dapat dipersepsikan sebagai proses interaksi antara klien
dan perawat yang membantu klien mengatasi stress sementara untuk hidup harmonis
dengan orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak dapat diubah dan
mengatasi hambatan psikologis yang menghalangi realisasi diri.
Tujuan hubungan terapeutik diarahkan
pada petumbuhan klien
 1. Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan
diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri.
 2. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi.
 3. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling
tergantung dan mencintai.
 4. Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan kemampuan
memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.
Karakteristik Komunikasi Terapeutik
1. Keikhlasan(Genuiness)
Perawat harus menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang dimiliki terhadap keadaan klien.
Perawat yang mampu menunjukkan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang
dipunyai terhadap klien sehingga mampu belajar untuk mengkomunikasikan secara tepat.
2. Empati (Empathy)
Empati merupakan perasaan ”pemahaman” dan ”penerimaan” perawat terhadap perasaan yang
dialami klien dan kemampuan merasakan dunia pribadi klien. Empati merupakan sesuatu yang jujur,
sensitif dan tidak dibuat-buat (objektif) didasarkan atas apa yang dialami orang lain. Empati
cenderung bergantung pada kesamaan pengalaman diantara orang yang terlibat komunikasi.
3. Kehangatan (Warmth)
Dengan kehangatan, perawat akan mendorong klien untuk mengekspresikan ide-ide dan
menuangkannya dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau dikonfrontasi. Suasana yang
hangat, permisif dan tanpa adanya ancaman menunjukkan adanya rasa penerimaan perawat
terhadap klien. Sehingga klien akan mengekspresikan perasaannya secara lebih mendalam
Penerapan Komunikasi Terapeutik
Keterbukaan Berempati Dukungan
dengan dengan Terhadap
pasien Pasien Pasien

Rasa Positif Kesetaraan


dengan dengan
Pasien Pasien
Hambatan komunikasi yang sering
ditemui perawat
 Hambatan komunikasi yang sering ditemui perawat pada saat
berkomunikasi dengan pasien:
• apabila mendapatkan pasien yang susah untuk di atur,
• menunjukkan emosi yang tidak terkontrol,
• menunjukkan indikasi untuk menyerang dan melukai perawat,
untuk hal seperti ini → pendekatan yang dilakukan sesuai prosedur
adalah memberikan isolasi, serta tindakan lain yang dapat memberikan
ketenangan kepada pasien tersebut.
TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Pengambilan keputusan dilakukan melalui saluran interpersonal, dimana langkah
pengambilan keputusan antara tenaga kesehatan dengan pasien dilakukan melalui
Delapan tahapan, yaitu:
(1) mengumpulkan informasi mengenai kondisi fisiologis terkini pasien;
(2) membuat strategi alternatif sesuai dengan kondisi fisiologis terkini pasien;
(3) menetapkan jenis implementasi yang akan dilakukan;
(4) memberikan informasi kepada pasien;
(5) diskusi pengambilan keputusan antara pasien dan keluarga;
(6) pasien memilih/menolak tindakan;
(7) melakukan tindakan yang dipilih; dan
(8) evaluasi terhadap tindakan.
Tiga karakteristik kunci dalam komunikasi
kesehatan
1. Komunikator yang kredibel, memiliki kompetensi, dan responsif
terhadap perbedaan budaya;
2. Pesan yang spesifik sasaran, jelas, tepat waktu, dan akurat;
3. Saluran yang tepat
SUMMARY
 Perawat memiliki peran penting dalam menerapkan KOMUNIKASI
TERAPEUTIK untuk pasien anak dan keluarga dengan pasien penyakit
terminal → 24 jam kontak dengan pasien dan keluarga
 Perawat anak harus mampu kreatif, terbuka, menunjukkan rasa empati,
positif, kehangatan dan kesetaraan → pendekatan dengan anak dan
keluarga
 Mulai komunikasi yang efektif → BHSP dengan keluarga → anak
 Perhatikan media yang tepat dan waktu yang tepat untuk melakukan
komunikasi terapeutik dengan anak
REFERENSI
 Sarwoprasodjo, S., Harliani, M., & Seminar, A. U. (2019). Komunikasi Kanker: Suatu
Telaah Sistematik. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(4), 215-228.
 Sumakul, E., Mingkid, E., & Randang, J. (2019). PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PERAWAT PADA ANAK PENDERITA KANKER DI YAYASAN KASIH ANAK KANKER
INDONESIA RSUP PROF. KANDOUW MANADO. ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 1(4).

Anda mungkin juga menyukai