“PENERAPAN
PENERAPAN PERIOPERATIVE CARE PADA ANAK
ANAK”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Dosen Pengampu : Ns. NLK Sulisnadewi,S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.,An
Oleh.
Ni Luh Gede Kasih Lestari
C1119006
VA
A. Pengertian
Pembedahan adalah seni dan pengetahuan untuk mengatasi suatu penyakit,
injuri dan deformitas melalui tindakan operasi. Tujuan tindakan pembedahan meliputi
diagnosis, terapi, palliative, kosmetik, preventif dan eksploratif.
Askep perioperatif adalah area praktek spesifik untuk menyediakan asuhan
keperawatan pada pasien yang akan, sedang dan telah menjalani operasi. Tujuannya
adalah membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat sehat samaatau lebih
tinggi dari sebelum sakit/tindakan operasi.
Nursing Roles :
1. Client/family teaching
2. Support and reassurance
3. Advocacy
4. Control of the environment
5. Provision of resources
6. Maintenance of asepsis
7. Monitoring of physiologic and psychological status
1. General survey- gestures and body movements may reflect decreased energy or
weakness caused by illness.
2. Cardiovascular system- alterations in cardiac status are responsible for as many as
30% of perioperative death.
3. Respiratory system- a decline in ventilator function, assessed through breathing
pattern and chest excursion, may indicate a client’s risk for respiratory
complications.
4. Renal system-abnormal renal function can altered fluid and electrolyte balance
and decrease the excretion of preoperative medications and anesthetic agents.
5. Neurologic system- a client’s Loss Of Control (LOC) will change as a result of
general anesthesia but should return to the preoperative LOC after surgery.
6. Musculoskeletal system- Deformities may interfere with intraoperative and
postoperative positioning. Avoid positioning over an area where the the skin
shows signs of pressure over bony prominences.
7. Gastrointestinal system- alteration in function after surgery may result in
decreased or absent bowel sound and distention.
8. Head and Neck- the condition of oral mucous membranes reveals the level of
hydration.
1. Tes Koagulasi
Tes koagulasi dilakukan pada anak dibawah usia 1 tahun walaupun tidak ada
riwayat trauma atau perdarahan yang sulit berhenti, riwayat prematur untuk
mengetahui faktor risik terjadinya gangguan perdarahan seperti rendahnya faktor
IX karena hati yang imatur dan defisiensi vitamin K.
2. Premedikasi
Anak dengan kecemasan yang berlebihan dapat diberikan sedatif seperti
midazolam (0.3–0.5 mg/kg, maksimal 15 mg). Pasien yang tidak kooperatif
membutuhkan midazolam IM (0.1-0.15 mg/kg, maksimal 10 mg) dan/atau
ketamine (2–3 mg/kg) dengan atropine (0.02 mg/kg). Obat antikolinergik
(atropine 0.02 mg/kg IM) untuk menurunkan bradikardia selama induksi.,
menurunkan insidensi hipotensi selama induksi pada bayi dan neonatus kurang
dari 3 bulan selama induksi serta mencegah akumulasi sekret yang dapat
menyumbat jalan napas dan endotracheal tube (Sekret yang berlebihan dapat
menjadi masalah pada pasien saluran nafas atas atau akibat pemberian ketamine)
G. Persiapan perioperatif yang lain
Puasa Sebelum Operasi (Preoperative Fasting)
1. Pasien dengan volume asam lambung yang banyak beresiko untuk mengalami
aspirasi paru dan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
2. Pasien dianjurkan puasa 6 jam sebelum operasi elektif.
3. Anak didorong untuk minum air (clear liquids) dengan tujuan meminimalkan
kecemasan, dehidrasi, hipovolemia dan kemungkinan hipoglikemia yang dapat
disebabkan oleh puasa yang berkepanjangan sebelum operasi (diperbolehkan
untuk minum air sampai 2 jam sebelum operasi, bayi dapat disusui sampai 4 jam
sebelum operasi, susu formula dapat diberikan sampai 6 jam sebelum operasi)
Psychological preparation
Toddler
a. Mendukung ibu untuk melakukan kegiatan dengan anak seperti rutinitas di rumah
(meminimalkan stres anak akibat perubahan )
b. Dukung orang tua untuk selalu bersama anak (meminimalkan stres akibat
perpisahan)
c. Orang tua harus menemani anak saat induksi anestesi sampai anak tertidur dan
harus disamping anak saat terbangun dari anestesi di ruang PACU
d. Gunakan kata-kata yang sederhana dan izinkan anak untuk
memegang/menggunakan alat-alat selama pengkajian untuk membangun trust dan
cooperation.
e. Saya akan mendengarkan bunyi jantung adek, bagaimana kalau saya
mendengarkan bunyi jantung mama dulu, baru setelah itu mendengarkan bunyi
jantung adek (anak akan menggunakan ibu mereka sebagai barometer, jika ibunya
mau diperiksa dan nggak papa, tidak takut, maka dia pun tidak takut).
f. berikan pilihan pada anak: tangan kiri atau kanan, gelas warna apa?.
Prasekolah
a. Sudah memiliki kemampuan bicara yang baik, penting untuk menggunakan kata-
kata yang difahami anak jangan yang abstrak.
b. Misal penggunaan kata bius, anestesi, atau dibuat pingsan. Gunakanlah kata kita
akan membuat adek tertidur.
c. Jelaskanpada anak kenapa sakit dan harus masuk rumah sakit (bukan karena
nakal, atau membuat kesalahan atau sebagai hukuman bagi dia)
d. Berbicaralah dengan pandangan sejajar dengan anak dan libatkan orang tua saat
berbicara dengan anak.
e. Penting menggunakan boneka anatomi dan mainan peralatan-peralatan medis
(child’s friendly descriptors to help extra explanation)
f. Ini stetoskop digunakan untuk mendengarkan suara jantung (sambil
mempraktekan ke boneka).
g. Sampaikan ke anak bahwa saat dokter melakukan operasi maka adek sedang tidur
dan adek tidak perlu takut karena mama akan selalu menemani.
h. Orang tua harus menemani anak saat induksi anestesi sampai anak tertidur dan
harus disamping anak saat terbangun dari anestesi di ruang PACU.
a. Sudah memahami konsep sakit dan memiliki toleransi lebih untuk berpisah dari
pengasuh.
b. Mereka mulai menunjukkan kemampuan dan pengetahuan makadukunglah untuk
menunjukanya dengan lebih banyak bertanya ke anak ketimbang orangtua: coba
adek sampaikan apa yang membuat adek di bawa ke rumah sakit!
c. Mulai terpapar dengan informasi dari sinetron dan teman bermain: muncul rasa
takut tidak akan bangun lagi setelah dibius atau bagaimana jika bangun pas sedang
operasi.
d. Jelaskan pada anak bahwa tidur di rumah berbeda dengan di bius saat operasi.
e. Gunakan gambar atau video yang bisa membantu menjelaskan
f. Gunakan buku anatomi yang sederhana untuk menjelaskan organ yang dimaksud
dan bagian yang akan dioperasi.
g. Minta izin anak dan berikan pilihan: saya akan mengukur nadi, suhu dan tekanan
darah adek..adek mau yang mana dulu?
h. Tanyakan pada anakterkait strategi koping yang digunakan: bermain game,
melihat kartun, mendengarkan musik, menggambar, memegang tangan orang tua
mereka.
Remaja
a. fokus lebih pada anak bukan pada orang tua (dukung kehendak dan kemandirian
anak: mandi, memakai gown)
b. Ajak anak untuk mendiskusikan kasusnya dan mengambil keputusan.
c. Jagalah privasi anak
d. Dukung hubungan dengan teman-temanya: menginzinkan untuk berkomunikasi
misal by handphone menjenguk, dan menemani.
e. Dukung mekanisme koping anak: mendengarkan musik, menonton film, bermain
game dll.
N. Postoperative Phase
Complications
1. Respiratory- atelectasis, pumonry Embolus
2. Cardiovascular- venous thrombosis
3. Gastrointestinal-Hiccoughs, N/V, abd. Distention, paralytic ileus, stress ulcer.
4. GU- urinary retention
5. Hemorrhage-slipping of a ligature(suture)
6. Wound infection
7. Wound dehiscence and evisceration
1. Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infant and
Children. 10th edition. Mosby:Elsevier Inc.
2. HIPKABI. 2010. Buku pelatihan dasar-dasar ketrampilan bagi perawat kamar bedah.
Jakarta: Hipkabi Press.
3. Panella, Judy J. 2016.Preoperative care of children: stategies from a child life
perspective. AORN journal. Diunduh dari
http://dx.doi.org/10.1016/j.aorn.2016.05.004
4. Shields, Linda. 2009. Perioperative care of the child: A nursing manual. Philadelphia:
Whiley-Blackwell.