Laporan masuk :
Laporan disahkan :
Nilai :
Asisten
Naufal Ali
11-2013-087
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah.........................................................................................5
1.4 Teknik Pengumpulan Data..................................................................................5
1.5 Sistematika Pembahasan....................................................................................5
BAB II TEORI DASAR...........................................................................................................7
2.1 SNR (Signal to Noise Ratio).................................................................................7
2.2 Eye Pattern.........................................................................................................8
BAB III LANDASAN PERCOBAAN.......................................................................................10
3.1 Alat – Alat Yang Digunakan...............................................................................10
3.2 Prosedur Percobaan.........................................................................................10
BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS.....................................................................19
4.1 Data Pengamatan dan Analisis.........................................................................19
4.2 Tugas Akhir.......................................................................................................24
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................................27
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................27
5.2 Saran................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28
ii
DAFTAR GAMBAR
Figure 1...........................................................................................................8
Figure 2...........................................................................................................8
Figure 3.........................................................................................................10
Figure 4.........................................................................................................10
Figure 5.........................................................................................................13
Figure 6.........................................................................................................14
Figure 7.........................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
4
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Mengingat cukup luasnya pembahasan mengenai Signal to Noise
Ratio dan Eye Pattern sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan
pembatasan masalah. Masalah yang akan dibahas pada laporan praktikum
Sistem Komunikasi II ini adalah mengenai membangkitkan dan
menganalisa Signal to Noise Ratio dan Eye Pattern.
BAB I PENDAHULUAN
5
Terdiri dari latar belakang masalah, maksud dan tujuan,
batasan masalah, metoda pengambilan data dan sistematika
penulisan.
6
BAB II
TEORI DASAR
S
SNR =
N
Vs
SNR=20 log
Vn
Ps
atau SNR=10 log
Pn
Dimana : V = Tegangan
P = Daya
Noise merupakan sinyal listrik yang tidak diinginkan. Tambahan sinyal
yang tidak diinginkan ini dalam suatu proses komunikasi ini merupakan faktor
7
pembatas utama dalam sistem komunikasi data. Bila noise terjadi dalam suatu
sistem komunikasi maka sistem komunikasi akan mengalami gangguan.
Gangguan yang terjadi dapat menyebabkan proses komunikasi terganggu atau
bahkan dapat memutuskan proses komunikasi.
8
Eye Level
Eye Fall Time
Eye SNR
Quality Factor Eye Rise Time
Vertical Eye Opening
Eye Width
Peak-to-Peak Jitter
Random Jitter
RMS Jitter
Grafik eye pattern yang menunjukkan contoh dua tingkat daya dalam skema
modulasi OOK. Konstan biner 1dan 0 tingkat yang ditampilkan,sertatransisidari 0
ke 1, 1-0, 0 ke 1ke 0,dan 1 sampai0 ke 1.
9
BAB III
LANDASAN PERCOBAAN
10
Figure 1
Setup ini dapat diwakili oleh blok diagram dalam Figure 2 pada halaman
berikutnya. Modul Sequence Generator digunakan untuk memodelkan sebuah
sinyal data digital untuk sebuah pesan dan modul Adder digunakan untuk
menambahkan noise dari ouput modul Noise Generator.
Figure 2
11
7. Putuskan hubungan pada Noise Generator -20 dB output dan sambungkan
dengan -6 dB output.
8. Amati sinyal otput modul Adder.
Catatan 1 : Anda harus mengamati peningkatan tingkat noise yang signifikan
pada sinyal data digital.
Catatan 2 : Anda mungkin perlu untuk menyesuaikan scope Channel 1
Vertical Attenuation control untuk melihat puncak dan dasar dari sinyal.
9. Putuskan hubungan pada Noise Generator -6 dB output dan sambungkan
dengan 0 dB output.
10. Amati sinyal output modul Adder.
Catatan : Anda harus mengamati peningkatan tingkat noise yang signifikan
lainnya pada sinyal data digital. Faktanya, mungkin sangat sulit untuk melihat
data sama sekali
12
Figure 3
Setup ini dalam figure 3 dapat diwakili oleh blok diagram dalam Figure 4
dibawah. Baseband LPF pada Modul Channel sedang digunakan untuk
memodelkan sebuah Channel dengan sebuah low-pass frequency response.
Figure 4
13. Amati sinyal output Baseband LPF.
Catatan 1 : Anda harus melihat sebuah band-limited sinyal data digital
terpengaruh oleh band-limited noise. Perhatikan bahwa ini cukup berbeda
dengan sinyal digital yang Anda punya sebelumnya. Penting, ini sebuah
model yang lebih baik dari sebuah noise sinyal data digital.
Catatan 2 : Saat Anda melihat sinyal, Perhatikan variasi amplitudo selama
waktu bahwa itu logika 0 dan logika 1
14. Putuskan hubungan pada Noise Generator -20 dB output dan sambungkan
dengan -6 dB output
13
15. Amati sinyal output modul Adder.
16. Putuskan hubungan pada Noise Generator -6 dB output dan sambungkan
dengan 0 dB output.
17. Amati sinyal output modul Adder.
14
Tabel 1
Signal Voltage
Noise Voltage
SNR
SNR (dB)
Signal plus noise
voltage
Alternate SNR
Alternate SNR (dB)
31. Lepaskan kabel antara output LINE CODE modul Sequence Generator dan
input SIGNAL modul Adder.
32. Lepaskan kabel pada modul Noise Generator -20 dB ouput dan sambungksn
ke output 0 dB.
33. Ukur dan catat tegangan noise RMS dalam tabel 2 pada halaman berikutnya.
34. Gunakan sinyal dan tegangan noise untuk menghitung dan catat SNR dari
sinyal pada output modul Adder.
35. Ubah SNR Anda ke decibel dan catat ini juga
36. Sambungkan kembali kabel antara output LINE CODE modul Sequence
Generator dan input SIGNAL modul Adder.
37. Ukur dan catat tegangan RMS “signal plus noise”.
38. Gunakan “signal plus noise” dan tegangan noise untuk menghitung dan catat
SNR alternatif dari sinyal pada output modul Adder.
39. Ubah SNR alternatif Anda ke decibel.
40. Bandingkan gambar SNR di tabel 1 dan 2 untuk melihat bahwa jawaban anda
pada pertanyaan 6 dan 7 benar.
Tabel 2
Signal Voltage Lihat Tabel 1
Noise Voltage
SNR
SNR (dB)
Signal plus noise
voltage
Alternate SNR
Alternate SNR (dB)
15
Bagian D – Eye Diagram
Bagian sebelumnya dari percobaan menunjukkan bahwa sinyal digital dipengaruhi
oleh noise menjadi berubah. Bahkan, percobaan telah menunjukkan bahwa
semakin besar noise,semakin besar distorsi dan meningkatkan resiko kerusakan
pada penerima. Dengan demikian, penting untuk mampu memeriksa dan menguji
sinyal untuk meminimalisir masalah ini.
Figure 5
Inspeksi visual konvensional dari sinyal data digital ber noise dengan scope
adalah tidak cukup untuk tujuan ini karena Anda hanya akan melihat tegangan
sinyal untuk jumlah bit yang relatif kecil. Bahkan sifat noise yang acak dapan
menghasilkan tingkat logika palsu saat Anda tidak melihat scope display.
Solusi untuk masalah ini adalah untuk menggunakan sinyal data digital untuk
memaksa scope membangun sebuah Eye Diagram. Eye Diagram disebut demikian
karena dari gambar yang mereka hasilkan pada scope display.
41. Tempatkan modul VCO dan putar Gain control searah jarum jam secara
penuh.
42. Atur RANGE modul VCO ke posisi LO.
43. Atur frekuensi modul VCO sesuaikan control ke posisi jam 9.
Catatan : Dua langkah terakhir ini mengatur ouput modul VCO sekitar 2kHz.
Frekuensi yang tepat adalah tidak terlalu penting, tidak perlu lebih presisi dari
ini.
44. Modifikasi setup seperti yang ditunjukkan pada figure 6 dibawah.
16
Figure 6
Setup ini dapat diwakili oleh blok diagram dalam Figure 7.
Figure 7
Clock modul Sequence Generator sekarang disediakan oleh modul VCO
sehingga data rate bisa bervariasi (lebih kemudian). Penting, clock digunakan
untuk memicu scope untuk menghasilkan tampilan tidak stabil yang
disebutkan dihalaman sebelumnya.
45. Atur function scope timebase control ke posisi 0.2 ms/div.
Penting, seperti Anda sekarang memicu scope dari bit-clock modul Sequence
Generator bukan sinyal SYNC nya, sinyal data digital tidak stabil pada layar
dan ini menghasilkan sebuah Eye Diagram .
46. Tingkatkan componen noise sinyal digital ke -6 dB dan amati efeknya pada
Eye Diagram.
17
47. Tingkatkan componen noise sinyal digital ke 0 dB dan amati efeknya pada
Eye Diagram.
Penting, noise bukan hanya faktor distorsi sniyal data digital. Frekuemsi respons
Channel juga berperan. Ini karena sinyal data digital terdiri dari banyak
gelombang sinus (yang mendasar dan harmonis) dan beberapa darinya diluar
pass-band Channel dan begitu dilemahkan. Mau tidak mau, ini merubah bentuk
sinyal digital
Jumlah distorsi adalah sebuah fungsi dari bit-clockl sinyal data digital atau bagian
bawah bandwidth saluran.,semakin besar distorsi. Bagian selanjutnya dari
percobaan memnungkinkan Anda melihat ini untuk diri sendiri.
48. Kurangi komponen noise sinyal digital ke -6 dB.
49. Atur function scope timebase control ke posisi 0.1 ms/div
50. Variasikan perlahan tingkatkan bit-clock data sinyal digital dengan
meningkatkan output frekuensi modul VCO.
Catatan : berhenti saat Anda mendapatkan sekitar lima mata dalam Eye Diagram
– kontrol frekuensi modul VCO akan berada sekitar posisi jam 11
18
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS
2.
Analisis : Pada gambar sinyal yang pertama ini, keluaran dari Ch1 adalah sinyal
digital yang telah dipengaruhi noise. Sinyal digital dilewatkan dahulu
ke sequence generator sehingga keluarannya konstan. Lalu hasil dari
sequence generator masuk ke adder module untuk ditambahkan dengan
keluaran dari noise generator. Keluaran dari adder module adalah
sinyal digital yang telah dipengaruhi noise. Jika dilihat pada sinyalnya,
bagian high dan low yang seharusnya lurus sinyalnya menjadi naik
turun. Pada bagian ini noise generator yang dibangkitkan di set pada
keluaran -20dB. Keluaran sebesar -20dB ini cukup kecil sehingga pola
sinyal digital masih terlihat karena simpangan sinyal yang diakibatkan
noise cukup kecil.
2.
19
Analisis : Untuk di no 2 ini prinsip pembangkitan sinyalnya masih sama seperti
sinyal di no 1, yang membedakannya hanya di keluaran noise generator
nya saja. Pada percobaan ini keluarannya diubah menjadi -6db. -6db
lebih besar jika dibandingkan -20db sehingga simpangan sinyal yang
dipengaruhi noise pun semakin besar (makin lebar). Jika dilihat pada
Vpp nya, terjadi kenaikan nilai Vpp nya yang semula 3,5 V menjadi 8,1
V. Dari sini terlihat kalau noise mempengaruhi sinyal
3.
Analisis : Pada percobaan ini, sinyal keluaran dari adder module yang telah
dibangkitkan sebelumnya dimasukan kembali ke Baseband LPF.
Baseband LPF berfungsi untuk melewatkan sinyal dengan frekuensi
yang lebih rendah dari frekuensi cut off. Karena sinyal telah melewati
LPF, maka sinyal yang sebelumnya berfrekuensi tinggi diredam
sehingga dihasilkan sinyal keluaran seperti gambar diatas. Noise pada
percobaan sebelumnya memiliki frekuensi yang tinggi, sehingga ketika
20
dilewatkan ke LPF, sinyal noise ada yang mengalami redaman. Noise
disini mempengaruhi bentuk sinyal, tetapi masih dalam batas frekuensi
yang ditentukan.
5.
Analisis :pada percobaan ini sama saja pada percobaan sebelumnya hanya saja
pada noise generator menjadi -6dB yang mengakibatkan noise tersebut
semakin besar yang mengakibatkan sinyal tersebut sedikit lebih kurang
beraturan.
6.
Analisis :pada percobaan ini noise yang dibasukan sebesar 0dB. Percobaan ini
pula noise yang dihasilkan paling besar diantara ke-dua percobaan yang
sebelumnya. Terlihat pada gambar diatas sinyal yang ditampilkan lebih
terlihat noise yang dihasilkan sehingga mengakitbatkan sinyal tersebut
kurang bagus.
21
7.
Analisis :
8.
Analisis : Pada percobaan ini output dari sequence generator tidak dimasukkan
lagi ke modul adder, sehingga sinyal keluaran yang dihasilkan pada
percobaan ini merupakan sinyal dari noise generator -20db. Jadi sinyal
ini merupakan sinyal noise -20db.
9.
22
10.
Analisis : Pada percobaan ini output dari sequence generator tidak dimasukkan
lagi ke modul adder, sehingga sinyal keluaran yang dihasilkan pada
percobaan ini merupakan sinyal dari noise generator 0db. Jadi sinyal ini
merupakan sinyal noise 0db.
11.
noise (-20
db)
23
noise (-6
db)
noise (0
db)
Analisis : Dengan mengatur frequency adjust pada VCO saat diberikan noise 20
dB sampai dengan 0 dB maka muncul interferensi yang semakin meningkat,
ketika noisenya semakin besar maka interferensi yang terjadi semakin besar pula.
Gangguan terhadap sinyal semakin besar.
Table 2 (0 dB)
24
Alternate SNR (in decibels) 10,41 dB
Jawab : Type nosie yang dipakai pada percobaan modulasi ini adalah SNR
( SIGNAL TO- NOSIE RATIO )
Pertanyaan 2
Yang mana keluaran noise generator yang menampilkan paling banyak noise?
Pertanyaan 3
Mengapa tidak ada data sinyal digital yang yang terlihat “noisy” sekarang
sebelumnya?
Jawab : Karena pada blok diagram terlihat jelas bahwa noise yang terjadi
pada clock dihilangkan lagi oleh noise generator jadi noise saling
menghilangkan
Pertanyaan 4
Pertanyaan 5
Mengapa dua signal to noise ratio begitu identik ketika mereka dikalkulasi
perbedaannya?
Pertanyaan 6
Apa yang anda harapkan terjadi untuk signal to noise ratio jika noise
generator ada pada output -6dB dan 0dB?
Pertanyaan 7
25
Apa yang terjadi untuk signal to noise ratio jika anda menggunakan Noise
generator yang lain?
Jawab : Maka signal to noise ratio akan semakin besar bila noise generator
semakin kecil
Pertanyaan 8
Apa hubungan antara level noise yang di channel introduce untuk sinyal data
digital dengan ukuran dari eye diagram?
Jawab : semakin besar nilai noise maka semakin terganggu sinyal eye pattern,
bentuk dan ukurannya menjadi terganggu.
Pertanyaan 9
Apa hubungan antara data digital bit-clock dengan ukuran eye diagram?
Jawab : karena nilai bit pada clock mempengaruhi suatu nilai di eye pattern
26
BAB V
KESIMPULAN
3.
5.1 KESIMPULAN
1. Semakin besar nilai SNR maka semakin bagus jalur yang digunakan pada
sistem transmisi karena kualitas sinyalnya semakin baik.
2. Untuk membangkitkan sinyal noise kita dapat menambahkan komponen
noise generator yang kemudian ditambahkan dengan sinyal tersebut.
3. Semakin besar noise generator yang diberikan maka semakin besar pula
noise yang dihasilkan.
4. Untuk membatasi noise atau meredam noise Pada percobaan ini, dapat
menanbahkan juga Baseband LPF. Baseband LPF berfungsi untuk
melewatkan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut
off. Karena sinyal telah melewati LPF, maka sinyal yang sebelumnya
berfrekuensi tinggi diredam sehingga dihasilkan sinyal keluaran yang
sudah meredam noise dan frekuensinya lebih rendah daripada sinyal yang
dimasukan noise.
5.2 SARAN
Adapun saran pada praktikum ini:
27
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan Darlis, Arsyad & Team Asisten, Modul Praktikum Mata Kuliah
Sistem Komunikasi II. Bandung : Labolatorium Teknik Telekomunikasi.
https://www.academia.edu/7405058/SISTEM_KOMUNIKASI_II?
auto=download. Dikutip pada tanggal 17 mei 2017. pukul 22:00 WIB
http://elkom1unesa.blogspot.co.id/2013/03/parameter-untuk-kerja-sistem.html.
Dikutip pada tanggal 18 mei 2017. pukul 19:45 WIB
28
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS
29