Anda di halaman 1dari 5

ROLEPLAY KEPERAWATAN PALIATIF

OLEH KELOMPOK 3

Perawat :
Dokter :
Pasien :
Keluargapasien :
Anakpasien :

Ny. D berumur 39 tahun mempunyai 2 anak laki-laki. Anak A (27 thn) dan anak B (25 thn)
pekerjaan anak A sebagai SPG dan An. B sebagai Penjual nasi. Suatu ketika Ny. D tidak dapat
menahan rasa nyeri sehingga Ny. D datang ke rumah sakit Raden Mattaher, ibu datang dengan
keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri. Nyeri menjalar sampai ke punggung belakang,
keadaan umum pasien tampak lemah, wajah pasien tampak merintih kesakitan dan sulit
melakukan aktifitas. Awalnya Ny. D mengatakan timbul benjolan kecil di payudara sebelah kiri
tapi oleh Ny. D tidak pernah mengontrol kesehatannya dan mengira benjolan biasa akhirnya
lama kelamaan benjolan semakin besar dan nyeri. Setelah dilakukan pemeriksaan Ny. D
terdiagnosa Ca Mammae Stadium 4, TTV klien RR : 20x /menit, N:100x/menit, TD:140/80
mmHg, S:37,5 C, keluarga klien mengatakan luka pada payudara klien semakin membesar dan
terasa gatal. Luka pasien berbau, luka tampak kemerahan, terdapat push pada luka, luka teraba
hangat, luka melebar dan membengkak.

Pada shift pagi, perawat bersama dengan dokter melakukan pengkajian dihari kedua kepada
pasien. Pasien tampak meringis dan enggan menjawab pertanyaan dari perawat yang bertugas.

Perawatdandokter : Selamat pagi,Bu.


Suamipasien : Selamat pagi juga sus dan dokter.
Perawat : Ibu bagaimana kondisinya pagi ini?
Pasien tetap diam dan memandangdinding.
Suamipasien : Begini sus, istri saya tidak terima ia kena kanker payudara sus.Sejak
semalam ia sudah murung dan susah diajakbicara.
Dokter :Ibu harus tetap semangat, Ibu. Dengan semangat ibu akan membantu
pengobatan yang diberikan. Ini bukan akhir dari segalanya,bu. Mari kita
sama-sama berjuang supaya kondisi ibu lebih baiklagi.
Perawat : Iya, bu. Yakin saja bahwa ini adalah takdir dari Tuhan dan Ibu harus
tetap menjalani hidup dengan semangat. Ibu boleh sedih mendengar
keadaan ibu namun ibu harus tetap semangat dalam menjalani
pengobatan . Saya tahu, yang ibu rasakan saat ini nyeri sekali ditambah
lagi ibu mendengar kabar mengenai kondisi ibu, namun ibu harus tetap
semangat.
Pasien : (Tampak menangis tersedu-sedu) Saya merasa tidak berguna lagi,sus,
dok. Saya merasa untuk apa lagi sayahidup.
Dokter : Saya paham, bu. Sekarang ibu dalam tahap pengobatan, kita tetap
berusaha melakukan yang terbaik, namun untuk hasilnya hanya Tuhan
yang tahu, bu. Nah, untuk itu yang dapat kita lakukan yaitu tetap berdoa,
berusaha dan tetap semangat,bu.
Perawat : Iya benar, bu. Kita harus tetap menyerahkan semuanya kepadaTuhan,
namun yang bisa kita lakukan yaitu tetap semangat.
Suamipasien : Nah, bu. Bener kan yang bapak sampaikan dari semalam, tetap semangat
bu. Bapak dan keluarga akan tetap bersama ibu, untuk menemani ibu
menjalankan pengobatan.
Pasien : (Pasien terdiam dan air matanya mengalirdrastis)
Perawat : (Sambil mengusap punggung pasien) Ibu tenang ya. Jadibagaimana
kondisi ibu pagi ini, bu? Ibu sudah makan pagi ini?
Pasien : Saya masih merasakan nyeri sekali pada payudara saya, sus.Nyerinya
ndak berhenti, sus. (Pasien tampat meringis dan memegang area yang
nyeri)
Dokter : Nyerinya dari mana sampai kemana ibu?
Pasien : Dari payudara kiri menjalar sampai ke punggung belakang,dok.
Dokter : Baik, ibu. Untuk obatnya sudah masuk ya, bu obat untuk mengurangi
nyeri ibu serta mencegah terhadap infeksi ya,bu.
Pasien : Iya,dok.
Dokter : Ada yang mau ditanyakanbu?
Pasien : Jadi, kondisi saya bisa membaik kan,dok?
Dokter : Kita tetap berusaha membantu yang terbaik ya, bu. Yang terpenting
ibu tetap menjalani hidup dengan semangat, karena semangat ibu akan
membawa dampak positif bagi tubuh ibu.
Pasien : Baiklah, dok. (Pasien tampak meringis merasakannyeri)
Perawat : Untuk mengurangi nyeri ibu, pukul 10.00 WIB saya akan melakukan
pemberian kompres hangat ya, ibu. Apakah ibu bersedia?
Pasien : Iya bersedia, sus.
Perawat : Bapak ada kegiatan lain pagi ini pak?
Suamipasien : Tidak, sus. Ada apa sus?
Perawat : Bisa ke ruang perawat ya pak ada yang mau dibicarakan, pak. Ibu tetap
istirahat ya, bu. Kalau ada apa-apa nanti bapak bisa panggil saya di ruang
perawat ya,pak.

Suami pasien mengikuti perawat dan dokter ke ruang perawat. Disana perawat dan dokter
menjelaskan kondisi istri pasien.

Pasien : Jadi gimana kondisi istri saya, suster dandokter?


Dokter : Baiklah, pak. Seperti yang bapak ketahui bahwa istri bapak terdiagnosa
kanker payudara stadium IV pak. Nah, saya jelaskan dulu ya pak. Kanker
payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada
payudara, berasal dari komponen kelenjarnya maupun komponen selain
kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan
jaringan payudara. Kanker payudara stadium IV berarti Sel-sel kanker
sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-
paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher. Tindakan
yang harus dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan
pada paliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan). Pembedahan biasanya
dilakukan pada stadium I danII.
Jika pada stadium IV dilakukan pembedahan bukan untuk menyembuhkan
namun menghilangkan gejala-gejala penyakit saja, pak.
Perawat : Iya, pak. Jadi dikarenakan sel-sel kanker sudah menjalar ke bagian tubuh
lain sehingga perawatan yang dapat kami lakukan yaitu perawatan paliatif,
pak. Kemungkinan untuk sembuh sangat kecil, pak. Namun seperti yang
saya sampaikan tadi, kita harus tetap berdoa dan berusaha, pak. Begitupun
dengan bapak, tetap memberikan dukungan berupa semangat. Untuk
mendukung psikologis ibu,pak.
Suamipasien : (Wajahnya tampak sedih) Jadi istri saya tidak bisa sembuh?
Dokter : Kemungkinannya kecil, pak.
Perawat : Memang perawatan yang dapat diberikan saat ini hanya bersifat
membantu namun dukungan psikologis yang diberikan merupakan obat
yang terbaik pula bagi pasien. Satulagi, pak. Tetap berdoa dan ibu juga
tetap diajarkan berdoa ya, pak.
Pasien : Okelah kalau gitu sus dan dokter, terima kasih banyak atas
penjelasannya. Kalau begitu saya permisi ya, sus dandokter.
Perawatdandokter : Iya silahkan, pak.

Pukul 10.00 WIB, sesuai kontrak waktu perawat memberikan intervensi pemberian kompres
hangat untuk mengurangi nyeri pasien. Tampak anak pasien yang sedang berbincang dan pasien
tampak tersenyum.

Perawat : Selamat pagi, ibu. Wah tampaknya ibu lebih ceria dan semangat
sekali saat ini ya, bu. Saya turut senang,bu.
Pasien : Iya, sus. Ini saya kedatengan anak saya yang sibuk sekali sus. Senang
rasanya dijenguk anak sendiri, sus.
Anakpasien : Lha memang sibuk, bu. Tapi saya disini untuk menemani ibu
berobat.
Pasien dan anaknya tampak tersenyum.
Perawat : Wah, saya ikut bahagia kalau gini. Besok sering-sering kesiniya.
Anakpasien : Siap sus.

Perawat : Bagussss.
Jadi, sekarang saya mau melakukan kompres hangat untuk mengurangi
nyeri ibu. Gimana kondisinya bu? Masih nyeri atau sudah berkurang ?
Pasien : Sebenarnya masih nyeri, sus. Walaupun ndak senyeri tadi passuster
datang sama dokter. Kompres aja, sus supaya lebih enakan.
Perawat : Baiklah, bu. Jadi tujuannya supaya nyeri ibu berkurang dan ibu lebih
rileks lagi ya, bu. Komprenya saya lakukan 5 menit ya, bu. Kalau
seandainya nyeri lagi, mungkin keluarga ibu bisa memberikankompres
hangatnya ya,bu.
Pasien : Baiklah,sus.

Anak pasien keluar dan perawat melakukan intervensi kompres hangat. Seteleh dievaluasi, nyeri
pasien berkurang dan pasien tampak tenang. Skala nyeri di awal 6 berkurang menjadi 4. Perawat
shift pagi melakukan post conference dengan perawat shift siang, perawat melaporkan intervensi
yang sudah dilakukan serta intervensi yang perlu dilakukan dan terapi yang diberikan dokter.

Anda mungkin juga menyukai