Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL

ILLENES PARKINSON

Dosen Pembimbing ;

EdySiswantoroS.Kep.Ns.MMKes.Mkep

Disusun oleh :
1. Eva Rosita ari wardana (0119018)
2. Nuriyatul ilmiah (0119024)
3. Keyshilla holilah ardiniyanti (0119026)
4. Nidia zulfa pramesti (0119033)
5. Nur ailil (0119035)
6. Hikmayaul nur shela (0119037)
7. Viki khamdatul inayah (0119051)

S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021/2022

i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa :
Kami mempunyai kopi dari makalah ini bisa kami reproduksi jika makalah yang dikumpulkan
hilang atau rusak
Makalah ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang
telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorang pun yang membuat makalah ini untuk
kami.
Jika kemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Mojokerto,29 September 2021


NO NAMA NIM TTD
1 Eva Rosita ari wardana 0119018
2 Nuriyatul Ilmiah 0119024
3 Keyshilla holilah ardiniyanti 0119026
4 Nidia zulfa pramesti 0119033
5 Nur ailil 0119035
6 Hikmayatul nur shela 0119037
7 Viki khamdatul inayah 0119051

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan pendahuluandengan judul : “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL ILLENES PARKINSON”.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan pendahuluan ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penggunaan tata bahasa dan tata tulisan, sehingga kiranya masih
banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan penulian laporan
pendahuluan ini.

Besar harapan penulis, semoga apa yang penulis sajikan dalam laporan pendahuluan ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi diri sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang
membacanya.

Mojokerto, 29 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER MAKALAH…………………………………………………………………..

iii
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................................


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................
C. Tujuan Masalah….........................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Parkinson......................................................................................................
B. Etiologi Parkinson......................................................................................................
C. Patofisiologi Parkinson...............................................................................................
D. Tanda dan Gejala........................................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................
F. Penatalaksanaan..........................................................................................................
G. Kemungkinandata fokus............................................................................................
H. Analisa Data..............................................................................................................
I. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................
J. Rencana Asuhan Keperawatan...................................................................................

BAB III KESIMPULAN................................................................................. ...............

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis
progresif,merupakan penyakit terbanyak kedua setelah demensia Alzheimer. Penyakit
ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun keluarga.Pertama kali
ditemukan oleh seorang dokter inggris yang bernama James Parkinson pada tahun
1887.Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketikaseseorang mengalami ganguan
pergerakan.
Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor,
rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural.Tanda-tanda motorik tersebut
merupakan akibat daridegenerasi neuron dopaminergik pada system
nigrostriatal.Namun, derajat keparahan defisitmotorik tersebut beragam.Tanda-tanda
motorik pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan
disfungsi autonom.Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita
antara pria dan wanitaseimbang. 5 – 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson,
gejala awalnya muncul sebelumusia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada
usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di
seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkatdari 0,6 % pada usia 60 – 64 tahun
sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun. Penyakit Parkinson dimulai secara samar-
samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya
Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang
beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja
danmenghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat
tremor. Padaawalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan
lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan
kelopak mata. Penderita penyakit parkinsonmengalami kesulitan dalam memulai suatu
pergerakan danterjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau
diluruskan oleh orang lain,maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas
bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep penyakit Parkinson?


2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Parkinson?

5
C.TUJUAN
1. Untuk Mengetahui konsep penyakit Parkinson
2. Untuk mengetahui konsep Asuhan keperawatan Parkinson.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.KONSEP PENYAKIT

6
1. Definisi Parkinson
Parkinson merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik,
bredikinesia, kekuatan otot, dan hilangnya reflek-reflek postural (Muttaqin, 2008).
Penyakit gangguan syaraf kronis dan progresif yang mengenai pusat otak yang
bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan (Suzanne & Smaltzer,
2001).

2. Etiologi
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra.Suatu
kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki
(involuntary).Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang
tidak disadarinya.Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. Penyakit
Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor
lainnya seperti (Batticaca, 2008):
Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala
penyakit Parkinson. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus,
genetik, toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

3. Patofisiologi

Faktor predisposisi lesi di substansia nigra: faktor


usia, faktur, aterosklreotik, post ensafalitis, induksi
obat, dan keracunan logam berat

Dopamin menipis dalam substansia nigra dan


korpus striatum

Kehilangan kelola dari sustansia nigra

Globus palidus mengeluarkan impuls yang


abnormal

Impuls globus palidus ini tidak melakukan inhibisi 6


terhadap korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis

7
Kerusakan kontrol
SFG gerakan foluntar
yang memiliki ketangkasan sesuai
dan gerakan otomatois

Aliran darah serebral Manifestasi Gangguan N. Tremor ritmi


regional menurun otonom VIII bradikaresia

Ragiditas Perubahan otot


Manifestasi Berkeringat,
rasa lelah deserebrasi wajah dan
psikiatrik
berlebihan dan sikap tubuh
otot terasa
Perubahan nyeri.
Perubahan gaya
kepribadian, Hipotensi Kesulitan
berjalan, kekakuan
psikosis, postural. menelan
dalam beraktifitas.
demensia, dan
konfusi akut.

Hambatan Gangguan
mobilitas fisik. pemenuhan
Kognitif
nutrisi
menurun,
persepsi

- Kerusakan
komunikasi
verbal
- Koping Kurang
individu tidak perawatan
diri
efektif

8
4. Tanda dan Gejala
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan
hilangnya refleks postural.Tanda awal meliputi kaku ekstremitas dan menjadi kaku
pada bentuk semua gerakan.Pasien mempunyai kesukaran dalam memulai,
mempertahankan, dan membentuk aktivitas motorik dan pengalaman lambat dalam
menghasilkan aktivitas normal (Muttaqin, 2008).
Bersamaan dengan berlanjutnya penyakit, mulai timbul tremor, seringkali pada
salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian
kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.karakteristik tremor dapat berupa: lambat,
gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, dan
gerakan ibu jari terhadap jari-jari. Keadaan ini meningkat bila pasien sedang
berkonsentrasi atau merasa cemas, dan muncul pada saat klien istirahat (Muttaqin,
2008).
Karakteristik penyakit ini mempengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan.
Terdapat kehilangan ayunan tangan normal.Akhirnya ekstremitas kaku dan menjadi
terlihat lemah.Karena hal ini menyebabkan keterbatasan otot, wajah mengalami
sedikit ekspresi di mana saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata),
raut wajah yang ada muncul sekilas (Muttaqin, 2008).

5. Pemeriksaan Penunjang
1) EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
2) CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar,
hidrosefalua eks vakuo). Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis
yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang.
Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi
pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul.

6. Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan
yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau
meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan
pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan menghambat
perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian
obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien
diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari.
1) Terapi Obat-Obatan
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit Parkinson (Muttaqin, 2008;
Suzanne& Smaltzer, 2001; Brugham & JoAnn, 2000):
a) Antikolinergik
Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk
mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan,
mengontrol tremor dan kekakuan.

9
b) Carbidopa/levodopa
Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala.
c) Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalam levodopa
untuk mempelancar fluktasi klinis.
d) Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor. Preparat antivirus,
Amantandin hidroklorida, digunakan untuk mengurangi kekakuan,tremor dan
bradikinestesia.
e) Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine
f) Obat-obat antidepresan
Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar
diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami
kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada
penderita. Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernaan yang
disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.
2). Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien
akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan
petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit
Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan
perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor
dan hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari
dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,
keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti
membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di
dalam mulut.

10
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Pengkajian pada Parkinson meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, pengkajian psikososial.
a) Identitas klien
Meliputi naman, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50an
dan 60-an), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan, alamat,
pekerjaaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan
diagnosa medis.
b) Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot dan
hilangnnya refleks postular
c) Riwayat penyakit sekarang
Pada anamnesis klien sering mengeluhkan adanya tremor, seringkali pada
salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain dan akhirnya
bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Karakteristik tremor dapat
berupa: lambat, gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan
telapak tangan, serta gerakan ibu jari terhadap jaro-jari lain seolah-olah
memiutar pil di antara jari-jari. Keadaan ini meningkat jika klien sedang
berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul pada saat klien istirahat.
Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah,
sikap tubuh dan gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserbrasi,
berkeringat, kulit berminyak dan sering dermatis peboroik, sulit menelan,
konstipasi, serta gangguan kandung kemih yang diperberat oleh obat-obatan
anti kolinergik dan hipertfofi prostat.
d) Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat antikoagulan,
aspirin, vasodilator dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam waktu
yang lama.
e) Riwayat penyakit keluarga
Walaupun penyakit Parkinson tidak ditemukan hubungan sebab genetic yang
jelas tetapi pengkajian adanya anggota generasi terdahulu yang menderita
hipertensi dan diabetes mellitus diperlukan untuk melihat adanya komplikasi
penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.
f) Pengkajian psikososiospritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon
emosi klien terhadap penyakita yang dideritanya dan perubahan peran klien

11
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-harinya, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu seperti ketakutan akan
kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara
optimal, dan pandangan terhadapa dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).
Adanya perubahan hubungan dan peran karna klien mengalami kesulitan
untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.Pola persepsi dan konsep diri
didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan
tidak kooperatif.
Peubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson adalah tanda
depresi.Manifestasi mental muncul dalam bentuk penurunan kognitif, persepsi,
dan penurunan memori (ingatan).Beberapa manifestasi psikiatrik (perubahan
kepribadian, psikosis, demensia, konfusi akut) umumnya terjadi pada lansia.
2. Pemeriksaan fisik
Klien dengan penyakit Parkinson umunya tidak mengalami penurunan
kesadaran.Adanya perubahan tanda-tanda vital, meliputi bradikardia, hipotensi dan
penurunan frekuensi pernafasan.
a)B1 Breathing
Gangguan fungsi pernafasan berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas,
aspirasi makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran
nafas.
a. Inspeksi umum. Didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk
batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas dan penggunaan otot
bantu nafas.
b. Palpasi. Taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
c. Perkusi. Adanya suara resonal pada seluruh lapangan paru.
d. Auskultasi. Binyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronki pada
klien dengan peningkatan produksi secret dan kemampuan batuk yang
menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
b) B2 (Blood)
Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga
gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh system persarafan otonom.
Rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri : otot-otot lelah karena rigiditas.
c) B3 (Brain)
Inspeksi umum : didapatkan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara
umum pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan.
Pengkajian tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung pada
aliran darah serebrial regional menurun yang mengakibatkan perubahan pada
status kognitif klien. Pengkajian fungsi serebral
12
Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan
penurunan memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pemeriksaan saraf kranial
Pengkajian saraf cranial meliputi pemeriksaan saraf cranial I-XII.
1) Saraf I. Pada cidera tulang belakang, biasanya klien tidak memiliki
kelainan dan gangguan fungsi penciuman.
2) Saraf II. Tes ketajaman penglihayan mengalami perubahan, dimana sesuai
tingkat usia yang tua biasanya klien dengan penyakit Parkinson mengalami
penurunan ketajaman penglihatan.
3) Saraf III, IV dan VI. Gangguan saraf okulomotorius : sewaktu melakukan
konfergensi penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu
mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata. Gerakan kedua bola untuk
menetapkan mata pada sesuatu tidak selalu berjalan searah, melainkan bisa
juga berjalan kearah berlawanan. Gerakan bola mata yang sinkron dengan
arah yang berlawanan hanyalah gerakan kedua bola mata kearah nasal.
Dalam gerakan itu, bola mata kini bergerak ke kanan dan bola mata kanan
bergerak ke kiri. Gerakan kedua bola mata kea rah nasal dinamakan
gerakan konvergen, yang terjadi karena kedua otot rektus medialis
(interbus) berkontraksi.
4) Saraf V. Pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya didapatkan
perubahan pada otot wajah. Adanya keterbatan otot wajah maka terlihat
ekspresi wajah mengalami penurunan dimana saat bicara wajah seperti
topeng (sering mengedipkan mata).
5) Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.
6) Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses
senilis dan penurunan aliran darah regional, adanya ketidakseimbangan
tubuh.
7) Saraf IX dan X. Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan.
8) Saraf XII. Tidak ada atrofi otot strenokleidomastoideus dan trapezius.
9) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi, indra pengecapan normal.
Pengkajian sistem motorik

13
1) Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor
secaraumum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan. Klien
seringmengalami rigiditas deserebrasi.
2) Tonus otot ditemukan meningkat.
3) Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan
karenaadanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan,
tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan.

Pengkajian refleks
Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri,klien
akan berdiri dengan kepala cenderung kedepan dan berjalan dengan gaya
berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya
keseimbangan(salah satunya kedepan atau kebelakang) dapat menimbulkan
sering jatuh.

Pengkajian sistem sensorik


Sesuai berlanjutnya usia Klien dengan penyakit Parkinson mengalami
penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensorik yang
adamerupakan hasil dari neuropati.
d) B4 (Bladder)
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi
kognitif dan persepsi klien secara umum. Klien mungkin mengalami
inkontinensia urine,ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan
ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol
motorik dan postural. Selama periodeini, dilakukan kateterisasi intermiten
dengan teknik steril.
e) B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi
kurangkarena kelemahan fisik umum, kelelahan otot dan adanya tremor
menyeluruh.Kliensering mengalami konstipasi karena penurunan aktivitas. f)B6
(Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot, tremor
secaraumum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan
masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-hari.Adanya
gangguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakankarena
perubahan pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan
memberikanrisiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas.

14
3. Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data subjektif: Tremor ritmi bradikaresia Gangguan pemenuhan nutrisi
- Klien mengatakan berat badanya
menurun Perubahan otot wajah dan

- Klien mengatakan sikap tubuh

kesulitan mengunyah dan


menelan. Kesulitan menelan

Data objektif:
- Auskultasi, bising usus tidak Gangguan pemenuhan nutrisi
terdengar.
- Penurunan berat badan dari
yang sebelumnya.
- Otot wajah tampak kaku.
- Klien tampak pucat dan lemah.

Data subjektif: Gangguan N. VIII Gangguan mobilitas fisik


- Klien mengatakan sulit untuk
menggerakkan tubuhnya -Klien Ragiditas deserebrasi
mengatakan merasa lemah Data
objektif: Perubahan gaya berjalan,
- Kekuatan otot menurun, dinilai kekakuan dalam beraktifitas.
dengan 1
- Pemeriksaan kesadaran GCS Hambatan mobilitas fisik.
motorik, dinilai 2
- Klien terlihat pucat dan lemah
- Tremor saat melakukan aktivitas
Data subjektif: Gangguan N. VIII Defisit perawatan diri
- Klien mengatakan tidak dapat
Ragiditas deserebrasi
melakukan aktivitas sendiri
(mandi, berdandan, berpakaian)
Perubahan gaya berjalan,
Data objektif:

15
- Terlihat tidak rapi kekakuan dalam beraktifitas.

Kurang perawatan diri

4. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan
dengan tremor dan perlambatan dalam proses makan, serta kesulitan
mengunyah dan menelan.
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan
otot.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tremor dan gangguan motorik.

5. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan

16
1. Gangguan Tujuan khusus: 1.Kaji kemampuan 1.Mulut yang kering,
pemenuhan Dalam waktu 3x24 makan klien penurunan refleks
nutrisi kurang dari jam kebutuhan 2.Timbang berat badan. batuk dan perubahan
kebutuhan tubuh nutrisi klien 3.Anjurkan keluarga otot wajah
b.d tremor dan terpenuhi. Kriteria untuk berpartisipasi, menyebabkan klien
perlambatan hasil: seperti membawakan mengalami kesulitan
dalam proses Mengetahui makanan kesukaan mengunyah dan
makan, serta tentang pentingnya pasien. menelan
kesulitan nutrisi bagi tubuh, 4.Kolaborasikan dengan 2.Kekurangan intake
mengunyah dan tidak ada ahli gizi tentang diet nutrisi menunjang
untuk pasien.
menelan. penurunan bobot terjadinya masalah
tubuh, mampu penurunan berat
manghabiskan badan.
porsi makan yang
3.Memberikan waktu
disediakan.
bersosialisasi yang
dapat meningkatkan
masukan makanan
pada pasien.
4.Makanan
suplementasi dapat
meningkatkan
pemasukan nutrisi.
2. Gangguan Tujuan khusus: 1.Kaji mobilitas yang ada 1.Mengetahui tingkat
mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan dan observasi kemampuan
kekakuan dan tindakan terhadap peningkatan kliendalam
kelemahan otot. keperawatan kerusakan dan kaji melakukan aktivitas.
selama teratur fungsi motorik 2.Untuk memelihara
2x24 jam klien 2.Bantu klien melakukan fleksibilitas otot.
mampu latihan ROM, . 3.Teknik berjalan
melaksanakan 3.Ajarkan teknik khusus dapat juga

aktivitas fisik sesuai

17
dengan berjalan khusus. dipelajari untuk
kemampuannya. 4.Kolaborasi dengan ahli mengimbangi gaya
fisioterapi untuk
Kriteria hasil: Klien berjalan menyeret
latihan fisik klien.
dapat ikut serta dan kecenderungan
dalam program
latihan, tidak terjadi tubuh condong ke
kontraktur sendi, depan.
bertambahnya
4.Ekstremitas dpat
kekuatan otot dan
ditingkatkan dengan
klien menunjukan
latihan fisik dari tim
tindakan mobilitas.
fisioterapis.

3 Defisit Tujuan khusus: 1.Kaji kemampuan klien 1.Kemampuan klien


perawatan diri Setelah dilakukan dalam melakukan ADL dalam melakukan
b.d tremor dan intervensi selama 2.Bantu klien bila klien ADL menunjukkan
gangguan 2x24 jam tidak dapat memenuhi kemandirian klien
motorik. perawatan diri kebutuhan ADL secara dalam merawat diri
klien dapat mandiri 2.Klien mungkin
terpenuhi. Kriteria: 3.Anjurkan keluarga berkeinginan
klien untuk mendukung merawat diri sendiri,
mampu klien selama namun
menunjukan beraktivitas ketidakmampuan
kemampuan 4.Kolaborasi: konsulkan menyebabkan klien
merawat diri sesuai dokter untuk terapi mengalami defisit
aktivitas
kemampuan, perawatan diri
menunjukkan 3.Dukungan terhadap
terpenuhinya aktivitas klien,
kebutuhan merawat membantu klien
diri meningkatkan
perawatan diri
4.Terapi okupasi dapat
membantu klien
melengkapi
kebutuhan khusus.

18
BAB III
PENUTUPAN

Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan


secaraholistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk
menyembuhkan penyakitini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala
yang timbul . Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson,
sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisadihentikan sampai saat ini. Sekali
terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemanisepanjang hidupnya. Tanpa
perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi totaldisabilitas,
sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan
kematian.Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien
berbedaberbeda.Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi.Perluasan gejala
berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi.Efek samping pengobatan
terkadang dapat sangat parah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, Fransisca. B. (2008).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System


Persyarafan.Jakarta : SalembaMedika

Brougham, Diane C. & JoAnn, Hackley.C. (2000).Keperawata Medical Bedah :Buku saku
untuk Bruner dan Suddarth. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arief. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan.Jakarta : SalembaMedika

Muttaqin, Arief. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan.Jakarta : SalembaMedika

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.Jakarta : EGC

20

Anda mungkin juga menyukai