BLOK 11 MODUL 5
NEOPLASMA NEUROLOGI
Tutor:
dr. Ahmad Wisnu Wardhana, M.Sc., Sp. A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah-Nya
kami selaku kelompok 1 telah menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok
kecil pada Blok 11 Modul 5 Neoplasma Neurologi
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. dr. Hadi Irawiraman, M. Kes., Sp. PA sebagai Penanggung Jawab Blok 11
Modul 5.
2. dr. Ahmad Wisnu Wardhana, M.Sc., Sp.A sebagai tutor kelompok 1 yang
telah membimbing kami selama menjalani diskusi kelompok kecil (DKK)
I dan diskusi kelompok kecil (DKK) II sehingga materi diskusi dapat
mencapai sasaran pembelajaran yang sesuai.
3. Rekan sekelompok yang telah mengkondusifkan suasana diskusi tutorial
dan bekerja sama dalam penyelesaian laporan ini.
4. Dosen-dosen yang telah memberikan materi pendukung pada pembahasan
sehingga semakin membantu pemahaman kami terhadap materi ini.
5. Kepada seluruh pihak yang turut membantu penyelesaian laporan ini, baik
sarana dan prasarana kampus yang kami pergunakan.
Kami mengharapkan agar laporan ini dapat berguna bagi penyusun
maupun bagi para pembaca di kemudian hari. Kami memohon maaf apabila
dalam penulisan laporan hasil Diskusi Kelompok Kecil (DKK) ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan dihati para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan kami ini dapat
mendukung pemahaman pembaca terhadap materi tersebut.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan adalah agar laporan ini berguna dalam pembelajaran dan sebagai
referensi bagi mahasiswa pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Selain itu tujuan khususnya adalah agar kami dapat mengerti mengenai
bagaimana penyakit Parkinson dapat terjadi
1.3. Manfaat
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah diharapkan mahasiswa mampu
menjelaskan tentang tentang definisi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis
dan penatalaksanaan penyakit Parkinson. Dengan demikian, setelah kita
mampelajari tentang modul ini, diharapkan kita mampu sebagai seorang
calon dokter untuk bisa menghadapi permasalahan tentang Neoplasma
Neorologi.
1
BAB II
2.1. Skenario
Kenapa Susah Berjalan?
Pak Rajasa (58 tahun) datang ke puskesmas dengan keluhan sulit untuk
bergerak. Dia merasa saat berjalan langkahnya menjadi pendek-pendek dan
terasa kaku. Istrinya yang menemaninya berobat juga mengatakan bahwa
beberapa bulan terakhir Pak Rajasa cenderung diam dan wajahnya tidak
berekspresi, bahkan cenderung seperti wajah topeng.
Keluhan gangguan berjalan tersebut sudah dirasakan sejak lebih kurang 3
bulan. Istrinya juga memperhatikan bahwa tangan kanan Pak Rajasa sering
bergerak-gerak sendiri saat sedang duduk santai, tapi saat meraih sesuatu
dengan tangan kanannya, gerakan tersebut hilang dan segera muncul kembali
saat tangan kanannya berhenti beraktivitas. Pak Rajasa dan istri ingin
mengetahui apa penyebab penyakitnya, dan ingin dirujuk ke rumah sakit
untuk diperiksa laboratorium dan CT scan kepala.
Pada saat melakukan pemeriksaan fisik neurologis dokter menemukan
adanya resting tremor, postur tubuh yang bungkuk, dan fenomena cogwheel.
2
dan memengaruhi otot-otot yang mengontrol ekspresi wajah seperti
gerakan mata atau wajah. Wajah topeng merupakan ekspresi wajah yang
kurang yang disebabkan kekakuan otot wajah, biasanya ditandai dengan
mata yang sulit berkedip. hipomimia atau mask face, berkurangnya
ekspresi wajah, gesture facial tidak berfungsi dengan baik.
3
juga mengatur keseimbangan dan refleks postur. jika neuron
penghasil dopamin mengalami degenerasi maka kadar dopamin akan
berkurang sehigga nantinya akan mengahasilkan manifestasi seperti
susah berjalan, tremor, dan bersangkutan dengan fenomena
coghwheel.
- Pada pak Rajasa sulit berjalan dikarenakan terjadi kelemahan otot
motorik, hal ini dapat dikarenakan karena neurotransmiternya
mengalami gangguan, yang berperan adalah asetilkolin dan dopamin,
asetilkolin ini berperan menggerakkan sedangkan dopamin
menghambatnya. Sehingga menyebabkan ketikseimbangan
menyebabkan sulit bergerak, dopamin ini berperan dalam koordinasi
gerakan dan juga mengatur keseimbangan refleks tubuh. Jika kadar
dopamin yang menurun nanti akan menghambat eksitasi yang
menyebabkan terjadinya peningkatan asetilkolin di ganglia basalis
yang menyebabkan terjadinya eksitasi kelebihan. Penurunan dopamin
yang dapat disebabkan karena rusaknya bagian yang menghasilkan itu
substansia nigra. Itu disebabkan karena degradasi sel neuron. Pada
manusia normal, sel dari neuron-neuron tersebut menghasilkan
dopamin yang mempunyai peran sebagai penyampai pesan dalam
komunikasi antara substantia nigra dengan corpus striatum.
Komunikasi tersebut mengkoordinasikan gerakan otot yang seimbang.
Kondisi tersebut selanjutnya berpengaruh terhadap sistem
ekstrapiramidal yang akan menyebabkan inhibisi yang berlebihan
oleh serabut GABA-ergik. Oleh karena itu rangsangan dari talamus ke
korteks melalui saraf glutamatergik akan menurun dan output korteks
motorik ke neuron motorik medulla spinalis melemah sehingga terjadi
hipokinesia/kesulitan berjalan.
- Sulit berjalan disebabkan karena terjadi kelemahan pada otot- otot
motorik. Hal ini dapat terjadi dikarenakan neurotransmitter
mengalami gangguan. Neurotransmitter yang berperan yaitu
asetilkolin dan dopamin. Asetilkolin berperan untuk menggerakkan
4
sedangkan dopamin untuk menghambatnya. Sehingga jika ada
ketidakseimbangan akan menyebabkan gangguan dalam pergerakan.
Dopamin berperan dalam koordinasi gerakan, dan juga mengatur
keseimbangan dan refleks postur. Dopamin dihasilkan oleh substansia
nigra pars compacta. Jika kadar dopamin menurun maka tidak ada
yang dapat menghambat eksitasi, sehingga terjadi peningkatan
asetilkolin di ganglia basalis menyebabkan terjadinya eksitasi
berlebihan
2. Mengapa tangan kanan pasien bergerak-gerak sendiri saat istirahat
(resting tremor) dan mengapa tremor hanya terjadi pada tangan
kanannya saja?
- Resting tremor terjadi karena adanya gangguan sekresi dopamine,
tepatnya terjadi lesi di ganglia basalis sehingga penurunan sekresi
dopamine menurun, menyebabkan tidak terjadinya inhibisi terhadap
gerakan yang tidak penting, sehingga terjadi gerakan yang berlebihan.
Dan dapat terjadi karena peningkatan asetilkolin yang disebabkan
oleh penurunan dopamine, sehingga terjadi peningkatan kesitasi dan
terjadi gerakan yang berlebihan. Terjadi dikanan kemungkinan
dikarenakan pak rajasa dominan sebelah kanan. Dimana otak
memiliki 2 hemispherium, yang pada penyakit Parkinson terjadi
gangguan otak bagian substansia nigra di cerebrum sinistra yang akan
menyilang sehingga terjadi gangguan di bagian kanan. Tremor pada
Parkinson memiliki karakteristik yaitu unilateral. Karakter ini
mungkin disebabkan adanya lesi pada substansia nigra yang
contralateral. Jadi apabila terjadi tremor pada sisi sebelah kanan,
maka kemungkinan terdapat lesi pada substansia nigra di bagian
sebelah kiri.
- Keadaan dimana tangan kanan Pak Rajasa bergerak-gerak sendiri saat
istirahat ini disebut resting tremor. Resting tremor ini dapat
disebabkan karena ketidakseimbangan antara dopamin dan asetilkolin.
Oleh karena penurunan dopamin, eksitasi tidak dihambat oleh
5
dopamin sehingga timbul tremor. Tremor ini muncul saat istirahat
saja dan merupakan gejala awal penyakit Parkinson. Dan adanya
gangguan di ganglia basalis yang merupakan pusat control atau
koordinasi dari seluruh pergerakan. Keluhan resting tremor hanya
dialami pada ekstremitas sebelah kanan saja dikarenakan mungkin
pak rajasa mempunyai dominansi pada ekstremitas sebelah kanan.
Kemungkinan juga terdapat kerusakan pada otak bagian substansia
nigra pada serebrum disebelah kiri. seperti yang kita ketahui bahwa
terdapat jaras menyilang pada pengaturan gerakan. Sehingga apabila
terjadi gangguan pada otak disebelah kiri maka pada ekstremitas yang
akan mengalami gangguan adalah ekstremitas sebelah kanan
3. Mengapa wajah pak Rajasa seperti topeng?
- Wajah pak Rajasa seperti topeng bisa disebabkan karena
ketidakseimbangan dari dopamine dan asetilkolin sehinggan
tereksitasi berlebih. Eksitasi secara terus menerus pada otot motorik
(meningkatnya aktifitas neuron motorik alfa). Akan menyebabkan
rigiditas/kekakuan. Wajahnya seperti topeng dikarenakan terjadinya
kekakuan pada otot wajah. Selain itu, dapat disebabkan pula oleh
gangguan pada jaras ekstrapiramidalis. Pada wajah diperantarai 12
saraf kranialis, kerusakan dapat terjadi saat penyilangan di N.
Trigeminus atau terjadi kerusakan pada neuromuscular junction.
- Wajah topeng terjadi karena kurangnya input dopamin pada reseptor
D1 di korpus striatum menyebabkan inhibisi neuron gabanergik ke
ganglia basalis, sehingga ganglia basalis terstimulasi mengeluarkan
GABA dalam jumlah banyak ke talamus, sehingga talamus terinhibisi
untuk memberikan input ke korteks motorik dan peningkatan tonus
otot yang diperantarai oleh peningkatan asetilkolin, sedangkan
dopamine sebagai inhibitor akan membentuk tahanan pada otot wajah
dan mengakibatkan kontraksi yang jarang. Penurunan aktivitas pada
korteks motorik serebri mengakibatkan penurunan ekspresi wajah.
6
Otot-otot wajah tidak dapat mengikuti emosi penderita, sehingga
sering disebut sebagai wajah topeng/mask face.
4. Kenapa bisa terjadi fenomena cogwheel?
- Fenomena cogwheel terjadi akibat ketidakseimbangan antara
dopamine (menurun) dan asetil kolin (jumlah normal). Dopamine
berfungsi sebagai eksitator. Resting tremor terjadi karena dopamine
seharusnya bekerja sebagai inhibisi, namun karena jumlah dopamine
menurun maka tidak ada yang menginhibisi asetil kolin
- Ganglia basal adalah bagian otak yang membantu mengontrol gerakan
tubuh dan menjaganya tetap halus. Untuk melakukan ini, neuron di
ganglia basal menggunakan dopamin untuk terhubung dan
berkomunikasi satu sama lain. Orang dengan penyakit Parkinson
memiliki lebih sedikit dopamin, sejenis neurotransmitter (zat kimia di
otak). Jika dopamin lebih sedikit, sel-sel di basal ganglia tidak dapat
terhubung atau berkomunikasi dengan baik. Ini berarti mereka tidak
dapat menjaga gerakan Anda semulus yang seharusnya, yang
menyebabkan kekakuan dan masalah gerakan tubuh lainnya yang
umum terjadi pada penyakit Parkinson, seperti tremor. Kekakuan
Cogwheel dapat ditemukan pada kondisi Parkinson lainnya. Ini
termasuk: kelumpuhan supranuklear progresif, beberapa sistem atrofi,
dan degenerasi kortikobasal. Kondisi tersebut memiliki gejala yang
serupa tetapi penyebabnya berbeda. Namun, kekakuan roda gigi
paling sering terjadi pada penyakit Parkinson.
- Fenomena cogwheel dapat terjadi karena pengaruh
ketidakseimbangan dari dopamine dan asetilkolin dan terjadi
gangguan pada traktus ekstrapramidal sehingga tereksitasi berlebih
atau secara terus menerus sehingga terjadi kaku.
5. Apakah ada hubungan postur tubuh yang bungkuk dengan
penyakitnya?
Hubungan postur dengan penyakit pak Rajasa : Untuk postur tubuh yang
bungkuk sendiri termasuk kumpulan gejala motorik yang timbul karena
7
penyakit yang diderita Pak Rajasa, berdasarkan dasar pathogenesis yaitu
penurunan kadar dopamine, perlu diingat bahwa postur tubuh
dipertahankan oleh lengkung integritas SSP sehingga penurunan
dopamine juga memberikan pengaruh terbentuknya postur tubuh untuk
membungkuk seperti pada skenario.
6. Apakah terdapat hubungan antara keluhan yang dialami pasien
dengan usia pasien?
- Ada hubungannya antara keluhan pak Rajasa dengan usianya.
Semakin menua sel saraf akan berdegenerasi sehingga menyebabkan
produksi dopamin menurun dan usia adalah faktor risiko terjadinya
penyakit parkinson. Usia 58 tahun lebih berisiko terkena penyakit-
penyakit termasuk penyakit parkinson. Adapun penyebab lainnya
yaitu, gen yang menyebabkan apoptosis di substansia nigra. Ras
berkulit putih lebih sering mengalami dan paparan lingkungan.
- Kemungkinan besar ada hubungannya. kaerna usia yang semakin
bertambah bisa menyebabkan degenerasi pd sel-sel saraf. Dengan
terjadinya penurunan fungsi saraf, bisa menurunkan produksi
dopamin yang bisa mempengaruhi salah satunya gerakan tubuh pada
Pak Rajasa, dan seperti keluhan-keluhan yg dialaminya. Usia lanjut
merupakan faktor pendukung dari penyakit yang dialami Pak rajasa.
7. Apa tujuan dari pemeriksaan CT scan kepala dan laboratorium pada
skenario?
- Pemeriksaan laboratorium dan CT scan dilakukan untuk mengetahui
apakah ada kelainan lain. CT scan merupakan neuroimaging yang
berguna untuk mengetahui adakah kerusakan pada struktur otak, dan
juga mengeliminasi diagnosis banding pasien, sedang untuk
pemeriksaan laboratoriumnya berguna untuk mengetahui adakah
gejala dikarenakan proses infeksi dan menyingkarkan kelainan
penyakit lainnya. Bisa juga menggunakan MRI dan PET.
Pemeriksaan laboratorium darah untuk menyingkirkan diagnosis
banding contohnya sindrom parkinson yang disebabkan toksin, seperti
8
merkuri, karbon monoksida, metilfenil tetrahidropindin. Pada CT scan
biasanya ditemukan gambaran atrofi di daerah substansia nigra. CT
scan juga digunakan untuk mengetahui apakah ada tumor di kepala.
Selain itu, jika pungsi lumbal dilakukan dengan mengambil cairan
serebrospinal untuk menyingkirkan ensefalitis.
- Pemeriksaan laboratorium dan CT scan dilakukan untuk mengetahui
apakah ada kelainan lain. CT scan merupakan neuroimaging yang
berguna untuk mengetahui adakah kerusakan pada struktur otak, dan
juga mengeliminasi diagnosis banding pasien, sedang untuk
pemeriksaan laboratoriumnya berguna untuk mengetahui adakah
gejala dikarenakan proses infeksi dan menyingkarkan kelainan
penyakit lainnya.
8. Apa diagnosis dari kasus di skenario?
Dari keluhan dan gejala klinis seperti wajah topeng, resting tremor, dan
fenomena cogwheel kemungkinan diagnosis adalah Penyakit Parkinson
atau penyakit parkinson. Diagnosis banding lainnya yaitu hipotiroid (juga
mengalami tremor), ensefalitis, alzheimer dan demensia dimana terjadi
penurunan kognitif, sindrom parkinsonisme atipikal.
9. Tata laksana apa yang dapat kita lakukan untuk kasus diatas?
- Pengobatan penyakit parkinson dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu: Medikamentosa yang terdiri dari, Levodopa bisa menembus
sawar darah otak, masuk ke substansia nigra, dan akan berubah
menjadi dopamine. Biasanya diberikan di akhir dan dikombinasikan
dengan carvodopa. Antikolinergik, membantu keseimbangan dopamin
dan asetilkolin. Agonis dopamine, efek serupa dopamin di reseptor
D1 dan D2, obat pengganti levodopa. Penghambatan monoamin
oxidase, obat pilihan pada parkinson disertai gejala depresi yang
menonjol. Amantadine, pengganti dopamin tapi bekerja di bagian lain
otak. Penghambat COMT, dikombinasikan dengan levodopa jika
efektifitas levodopa menurun. Terapi pembedahan yang terdiri terapi
9
ablasi lesi di otak, stimulasi otak dalam, transplantasi otak.
Rehabilitasi yang terdiri latihan fisioterapi, okupasi dan psikoterapi.
- Tatalaksana dibagi menjadi 2 yaitu medikamentosa dan non
medikamentosa. Untuk non medikamentosa seperti fisioterapi, terapi
wicara, perubahan gaya hidup dengan pola makan yang sehat. Bisa
juga dengan terapi medikamentosa, yaitu konsumsi levodopa,
carbidopa, agonis dopamin, dan obat anti cholinergic.
- Jika benar, diagnosis pasien adalah Parkinson Desease (PD). Maka,
PD adalah penyakit neurodegeneratif progresif. Tidak ada obat yang
telah terbukti secara definitif untuk menghentikan, memperlambat,
membalikkan, atau mencegah perkembangan penyakit. Karena
defisiensi dopamin striatal (basal ganglia) menyebabkan gejala
motorik utama PD, penggantian dopamin dengan agen dopaminergik
adalah strategi farmakologis utama. Agen nondopaminergic
(antikolinergik, antiglutaminergik dan pelemas otot) juga digunakan
untuk mengobati gejala motorik. Agen dopaminergic seperti levodopa
tersedia dalam sediaan standar yang mengandung rasio tetap dari
setiap obat, 10 mg carbidopa hingga 100 mg levodopa (10/100), 25
mg carbidopa hingga 100 mg levodopa (25/100), dan 25 mg
carbidopa hingga 250 mg levodopa (25/250). Perawatan biasanya
dimulai dengan meningkatkan dosis secara bertahap sampai satu
tablet carbidopa-levodopa 25/100 diminum tiga kali sehari. Obat
antikolinergik seperti trihexyphenidyl (Artane) dan benztropine
(Cogentin) adalah obat anti-PD ringan yang digunakan terutama
sebagai monoterapi bersama dengan obat dopaminergik pada tremor
predominant PD.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu menjaga pola hidup sehat,
contohnya dengan memakan sayuran yang mengandung banyak serat
sehingga dapat membantu konstipasi yang merupakan komplikasi dari
penyakit Parkinson. Konsumsi makanan yang mengandung kalsium
10
yang baik untuk kesehatan tulang, menghindari paparan radiasi dan
zat-zat kimia.
Pemeriksaan penunjang :
pemeriksaan laboratorium, CT
scan kepala
Tatalaksana
Medikamentosa dan
Non-medikamentosa
11
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang diagnosis
banding dari Penyakit Parkinson (Ensefalitis, Alzheimer, Demensia,
Sindrom Parkinsonisme Atipik)
2.8. Sintesis
Penyakit Parkinson
1. Definisi
12
Penyakit Parkinson merupakan 80% dari kasus-kasus Parkinsonism.
Terdapat dua istilah yang harus dibedakan yaitu Penyakit Parkinson dan
Parkinsonism:
a. Penyakit Parkinson adalah bagian dari Parkinsonism yang secara
patologis ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama substansia
nigra pars compacta disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik yang
disebut Lewy bodies.
b. Parkinsonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor
waktu istirahat, kekakuan, bradikinesia dan hilangnya refleks postural
akibat penurunan kadar dopamin dengan berbagai macam sebab. Sindrom
ini sering disebut sebagai sindrom Parkinson.
2. Etiologi
13
Penyebab pasti kematian sel-sel SNc belum diketahui dengan pasti,
beberapa dugaan penyebab Penyakit Parkinson (PP) seperti:
a. Faktor Genetik
Ditemukan 3 gen yang menjadi penyebab gangguan degradasi protein dan
mengakibatkan protein beracun tak dapat didegradasi di ubiquitin-
proteasomal pathway. Kegagalan degradasi ini menyebabkan peningkatan
apoptosis di sel-sel SNc sehingga meningkatkan kematian sel neuron di
SNc. Inilah yang mendasari terjadinya PP sporadik yang bersifat familial.
b. Faktor Lingkungan
Etiologi Penyakit Parkinson adalah proses stres oksidatif yang terjadi di
ganglia basalis, apapun penyebabnya. Berbagai penelitian telah dilakukan,
antara lain peranan xenobiotic (MPTP), pestisida/herbisida, paparan zat
kimia dari pekerjaan (bahan-bahan cat dan logam), kafein, alkohol, diet
tinggi protein, merokok, trauma kepala, depresi dan stres; semua
menunjukkan peranan masing-masing melalui jalan yang berbeda
menyebabkan PP maupun Sindrom Parkinson baik pada penelitian
epidemiologi maupun eksperimental pada primata.
d. Ras
Angka kejadian PP lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan kulit
berwarna.
e. Cedera Kranioserebral
Proses belum jelas, tetapi trauma kepala, infeksi dan tumor otak lebih
berhubungan dengan sindrom parkinson dari pada PP.
f. Stres emosional
Diduga merupakan faktor risiko.
(IPD FK UI, 2014)
3. Pathogenesis
14
Secara umum dapat dikatakan bahwa pernyakit Parkinson terjadi
karena penurunan kadar dopamine akibat kematian neuron di pars
compacta substansia nigra (SNc) seberas 40-50% yang disertai inklsui
sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies) dengan penyebab multifaktor.
15
2. Kerusakan mitokondria sebagai akibat penurunan produksi ATP
dan akumulasi elektron-elektron yang memperburuk stres oksidatif,
akhinya menyebabkan peningkatan apoptosis dan kematian sel.
4. Manifestasi klinis
16
klinis, dan kemungkinan PD. Kriteria diagnostik utama untuk PD
berdasarkan kriteria MDS diilustrasikan pada Tabel dibawah ini.
5. Diagnosis
17
Diagnosis definite (pasti) : setiap kombinasi 3 dari 4 gejala; pilihan
lain : setiap kombinasi 2 dari 4 gejala, dengan salah satu dari 3
gejala pertama terlihat asimetris.
C. Kriteria diagnosis koller
Didapati 2 dari 3 tandakardinal gangguan motorik : tremor istirahat
atau gangguan refleks postural, rigiditas, bradikinesia yang
berlangsung satu tahun atau lebih.
Dan respon terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai
perbaikan sedang (minimal 1.000 mg/hari selama 1 bulan), dan
lama perbaikan satu tahun atau lebih.
D. Kriteria diagnosis gelb
Diagnosis possible (mungkin) : adanya 2 dari 4 gejala kardinal
(resting tremor, bradikinesia, rigiditas, onset asimetrik)
Tidak ada gambaran yang menuju kearah diagnosis lain termasuk
halusinasi yang tidak berhubungan obat, demensia, supranuclear
gaze palsy atau disotonom. Mempunyai respon yang baik terhadap
levodopa atau agonis dopamin.
Diagnosis probable (kemungkinan besar) : terdapat 3 dari 4 gejala
kardinal, tidak ada gejala yang mengarah kearah diagnosislain
dalam 3 tahun, terdapat respon yang baik terhadap levodopa atau
agonis dopamin.
Diagnosis difinite (pasti) : seperti probble diserta dengan
pemeriksaan histopatologi yang positif
Untuk menentukan berat ringannya penyakit digunakan penetapan
stadium klinis penyakit parkinson berdasarkan Hoehn and Yahr.
6. Tatalaksana
Pada stadium awal, dimana gejala penyakit belum menyebabkan
gangguan fungsional yang berarti terapi farmakologi untuk pasien
mungkin belum diperlukan. Tujuan pemberian terapi farmakologis untuk
pasien ialah untuk mengurangi gejala motorik serta memperbaiki kualitas
18
hidup tanpa menyebabkan efek samping. Ada beberapa faktor yang
dipertimbangkan untuk memulai suatu terapi, yaitu:
- beratnya gejala
- Apakah gejala mempengaruhi tangan dominan
- Kemampuan untuk meneruskan bekerja
- Biaya dan pilihan pasien setelah diberi informasi
19
Diagnosis Banding Penyakit Parkinson
1. Ensefalitis
Definisi
Progressive supranuclear palsy (PSP) Merupakan penyakit
neurodegeneratif progresif yang melemahkan, patogenesis yang masih
belum dipahami dengan baik. PSP pertama kali dilaporkan pada tahun
1904 dan dideskripsikan sebagai penyakit yang unik oleh Steele,
Richardson dan Olszewski pada tahun 1964; dengan demikian, ia juga
dinamai sindrom Steele-Richardson-Olszewski.
Etiologi
Meskipun PSP adalah neurodegenerative yang relatif tidak umum
dibandingkan dengan penyakit Parkinson (PD), ituprevalensi telah
diremehkan karena sering salah diagnosis. Dilaporkan bahwa prevalensi
berdasarkan usia PSP di London adalah 6,4 per 100.000, yang lebih tinggi
dari tingkat 4,4 per 100.000 dari beberapa sistem atrofi (MSA). Prevalensi
rata-rata adalah 5,3 per 100.000. Sepengetahuan kami, tidak ada
investigasi dari prevalensi PSP di Cina telah diterbitkan. Tidak ada
perbedaan dalam insiden antar jenis kelamin telah ditemukan . Berarti usia
onset adalah 66,4 tahun, usia rata-rata kematian adalah 73,5tahun, dan
durasi penyakit rata-rata adalah 7,0 tahun Karena tidak ada terapi
pemodulasi penyakit yang tersedia secara klinis-mampu, kelangsungan
hidup rata- rata pasien PSP adalah 6 hingga 10 tahun.
20
Alkaloid neurotoksik: Dapat berperan dalam pengembangan PSP,
peneliatian pada penduduk Guadeloupe, yang mengkonsumsi lebih banyak
buah-buahan tropis dan teh herbal, tampaknya lebih rentan terhadap PSP.
Microtubule-related protein tau (MAPT): Memainkan peran penting dalam
penyakit, mutasi gen MAPT dan haplotipe H1 semuanya dianggap sebagai
agen etiologi yang mungkin.
Lipoperoksidasi: Telah ditemukan terlibat secara selektif dalam PSP
karena produksi HNE dan TBARS. Meskipun percobaan lain
menunjukkan bahwa peroksidasi protein (mis., Kerusakan PGK-1,
fruktosa bifosfat aldolase A dan GFAP) berperan dalam PSP.
Disfungsi mitokondria: Disfungsi mitokondria telah ditemukan di PSP;
Fenomena ini tampaknya berfungsi di hulu perkembangan penyakit.
Glutamat: Tingkat toksik asam amino rangsang, seperti
glutamat,merupakan hipotesis lain.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis utama PSP termasuk supranu-pandangan yang palsy
(terutama saat menatap ke bawah), pseudobul-bar palsi, disartria,
kekakuan aksial, dan demensia. Inifitur dijelaskan secara rinci di bawah
ini.Gejala dan tanda PSP sering muncul sebagaimasalah gerakan yang
termasuk bradikinesia, seringjatuh, disartria dan disfagia. Kiprah pasien
PSP adalahkikuk dan tidak stabil, menyerupai "pelaut
mabuk"atau "beruang menari". Pasien sering jatuh ke
belakang.Sebagian besar pasien menunjukkan parkinsonisme
simetrisbradikinesia dan kekakuan, yang terutama melibatkan aksialotot.
Kekakuan ekstensor dan distonia leherotot menghasilkan postur tegak
dengan retrocollis. Sendibradikinesia, ketidakstabilan postural,
hiperekstensi leherdan kelumpuhan tatapan supranuklear menyebabkan
kesulitan mobilitas danjatuh berulang. Disartria dan disfagia muncul di
awal tahap penyakit, dan bucking parah sering mengharuskanpenggunaan
tabung perut.
2. Alzheimer
Definisi
Penyakit Alzheimer merupakan tipe demensia yang menyebabkan
gangguan pada memory, cara berpikir dan perilaku.
Etiologi
Para ahli percaya bahwa Alzheimer, seperti penyakit kronis umum lainnya,
21
berkembang sebagai akibat dari beberapa faktor. Penyebab ataupun faktor
yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Alzheimer antara lain
sebagai berikut:
Usia
Faktor risiko terbesar untuk penyakit Alzheimer adalah usia.
Kebanyakan orang dengan penyakit Alzheimer didiagnosis pada usia
65 tahun atau lebih tua. Orang muda kurang dari 65 tahun juga dapat
terkena penyakit ini, meskipun hal ini jauh lebih jarang. Sementara
usia adalah faktor risiko terbesar.
Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan keluarga yang memiliki orangtua, saudara
atau saudari dengan Alzheimer lebih mungkin untuk mengembangkan
penyakit daripada mereka yang tidak memiliki kerabat dengan
Alzheimer's. Faktor keturunan (genetika), bersama faktor lingkungan
dan gaya hidup, atau keduanya dapat menjadi penyebabnya.
Pendidikan atau Pekerjaan
Beberapa ilmuwan percaya faktor lain dapat berkontribusi atau
menjelaskan peningkatan risiko demensia di antara mereka dengan
pendidikan yang rendah. Hal ini cenderung memiliki pekerjaan yang
kurang melatih rangsangan otak.
Traumatic Brain Injury (TBI)
Trauma Cedera Otak sedang dan berat meningkatkan risiko
perkembangan penyakit Alzheimer. Trauma Cedera Otak adalah
gangguan fungsi otak yang normal yang disebabkan oleh pukulan atau
tersentak ke kepala atau penetrasi tengkorak oleh benda asing, juga
dapat didefinisikan sebagai cedera kepala yang mengakibatkan
hilangnya kesadaran.
Manifestasi Klinis
Seorang usia lanjut dengan kehilangan memori yang berlangsung
lambat selama beberapa tahun Hampir 75% dimulai dengan gejala memori,
22
tetapi gejala awal dapat meliputi kesulitan mengurus keuangan, berbelanja,
mengiuti perintah, menemukan kata, atau mengemudi. Awitan sulit
ditentukan karena timbul secara perlahan-lahan, tetapi berkisar antara awal
usia lima puluhan (awitan dini) sampai 80 tahun (awitan lambat).
Pedoman diagnostik: tampak gelisah, menghindari kegiatan sosial,
tidak ada bukti klinis yang menyatakan adanya penyakit otak atau sistemik,
tidak ada gejala neurologik kerusakan otak fokal.
3. Demensia
Definisi
Secara umum gejala demensia dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
gangguan kognisi dan gangguan non-kognisi. Keluhan kognisi terdiri dari
gangguan memori terutama kemampuan belajar materi baru yang sering
merupakan keluhan paling dini. Memori lama bisa terganggu pada
demensia tahap lanjut. Pasien biasanya mengalami disorientasi di sekitar
rumah atau lingkungan yang relatif baru. Kemampuan membuat keputusan
dan pengertian diri tentang penyakit juga sering ditemukan. Keluhan non-
kognisi meliputi keluhan neuropsikiatri atau kelompok behavioral
neuropsychological symptoms of dementia (BPSD). Komponen perilaku
meliputi agitasi, tindakan agresif dan nonagresif seperti wandering,
disihibisi, sundowning syndrome dan gejala lainnya. Keluhan tersering
adalah depresi, gangguan tidur dan gejala psikosa seperti delusi dan
halusinasi. Gangguan motorik berupa kesulitan berjalan, bicara cadel dan
gangguan gerak lainnya dapat ditemukan disamping keluhan kejang
mioklonus.
23
Etiologi
- Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer (PA) masih merupakan penyakit
neurodegeneratif yang tersering ditemukan (60-80%). Karateristik klinik
berupa berupa penurunan progresif memori episodik dan fungsi kortikal
lain. Gangguan motorik tidak ditemukan kecuali pada tahap akhir penyakit.
Gangguan perilaku dan ketergantungan dalam aktivitas hidup keseharian
menyusul gangguan memori episodik mendukung diagnosis penyakit ini.
Penyakit ini mengenai terutama lansia (>65 tahun) walaupun dapat
ditemukan pada usia yang lebih muda. Diagnosis klinis dapat dibuat
dengan akurat pada sebagian besar kasus (90%) walaupun diagnosis pasti
tetap membutuhkan biopsi otak yang menunjukkan adanya plak neuritik
(deposit βamiloid40 dan β-amiloid42) serta neurofibrilary tangle
(hypertphosphorylated protein tau).
- Demensia Vaskuler
Vascular cognitive impairment (VCI) merupakan terminologi yang
memuat defisit kognisi yang luas mulai dari gangguan kognisi ringan
24
sampai demensia yang dihubungkan dengan faktor risiko vaskuler.
Penuntun praktik klinik ini hanya fokus pada demensia vaskuler (DV). DV
adalah penyakit heterogen dengan patologi vaskuler yang luas termasuk
infark tunggal strategi, demensia multi-infark, lesi kortikal iskemik, stroke
perdarahan, gangguan hipoperfusi, gangguan hipoksik dan demensia tipe
campuran (PA dan stroke / lesi vaskuler).
- Demensia Lewy Body dan Demensia Penyakit Parkinson
Demensia Lewy Body (DLB) adalah jenis demensia yang sering
ditemukan. Sekitar 15-25% dari kasus otopsi demensia menemui kriteria
demensia ini. Gejala inti demensia ini berupa demensia dengan fluktuasi
kognisi, halusinasi visual yang nyata (vivid) dan terjadi pada awal
perjalanan penyakit orang dengan Parkinsonism. Gejala yang mendukung
diagnosis berupa kejadian jatuh berulang dan sinkope, sensitif terhadap
neuroleptik, delusi dan atau halusinasi modalitas lain yang sistematik. Juga
terdapat tumpang tindih temuan patologi antara DLB dan PA.Namun
secara klinis orang dengan DLB cenderung mengalami gangguan fungsi
eksekutif dan visuospasial sedangkan performa memori verbalnya relatif
baik jika dibanding dengan PA yang terutama mengenai memori verbal.
- Demensia Frontotemporal
Demensia Frontotemporal (DFT) adalah jenis tersering dari
Demensia Lobus Frontotemporal (DLFT). Terjadi pada usia muda (early
onset dementia/EOD) sebelum umur 65 tahun dengan rerata usia adalah
52,8 - 56 tahun. Karakteristik klinis berupa perburukan progresif perilaku
dan atau kognisi pada observasi atau riwayat penyakit. Gejala yang
menyokong yaitu pada tahap dini (3 tahun pertama) terjadi perilaku
disinhibisi, apati atau inersia, kehilangan simpati/empati, perseverasi,
steriotipi atau perlaku kompulsif/ritual, hiperoralitas/perubahan diet dan
gangguan fungsi eksekutif tanpa gangguan memori dan visuospasial pada
pemeriksaan neuropsikologi.
- Demensia Tipe Campuran
25
Koeksistensi patologi vaskuler pada PA sering terjadi. Dilaporkan
sekitar 24-28% orang dengan PA dari klinik demensia yang diotopsi. Pada
umumnya pasien demensia tipe campuran ini lebih tua dengan penyakit
komorbid yang lebih sering. Patologi Penyakit Parkinson ditemukan pada
20% orang dengan PA dan 50% orang dengan DLB memiliki patologi PA.
Usia
Jenis Kelamin
26
teridentifikasi untuk PA Awitan Lambat. (Level III, fair)2 Diduga faktor
genetik dan lingkungan saling berpengaruh.
Manifestasi klinis
1) Stadium dini:
Terdapat gangguan kepribadian ringan.
Berkurangnya minat dan ambisi.
Demensia pada stadium dini sering memunculkan kondisi depresi.
2) Stadium lanjut:
Penurunan memori: umumnya yang menurun adalah daya ingat
segera dan daya ingat jangka panjang, kemudian secara bertahap
ditemukan penurunan kemampuan recall.
Perubahan mood dan kepribadian: mula2 terlihat sprt depresi,
kemudian muncul ansietas, selanjutnya menarik diri serta apatis.
Penurunan daya orientasi: gangguan orientasi waktu, tempat dan
orang.
Hendaya intelektual: pemikirannya mjd kurang tajam dibanding
sebelumnya.
Gangguan daya nilai: pasien tdk mengantisipasi akibat dari
perbuatannya.
Gejala psikotik: dpt ditemukan halusinasi, ilusi, delusi, dan
preokupasi.
Hendaya berbahasa: mutisme, perseverasi, bloking, maupun afasia.
27
Pada pemeriksaan fisik dpt ditemukan ataksia, facial grimaces,
agnosia, apraksia, impersisten motorik, dan refleks patologis.
Diagnosis
Penatalaksanaan
28
b. Diet Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat peningkatan resiko
demensia vaskular berhubungan dengan konsumsi lemak total.
Tingkat folat, vitamin B6 dan vitamin B12 yang rendah juga
berhubungan dengan peningkatan homosisteine yang merupakan
faktor resiko stroke.
2. Medikamentosa
a. Mencegah demensia vaskular memburuk Progresifitas demensia
vaskular dapat diperlambat jika faktor resiko vaskular seperti
hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati. Agen anti
platlet berguna untuk mencegah stroke berulang. Pada demensia
vaskular, aspirin mempunyai efek positif pada defisit kognitif. Agen
antiplatelet yang lain adalah tioclodipine dan clopidogrel.
Aspirin: mencegah platelet-aggregating thromboxane A2
dengan memblokir aksi prostaglandin sintetase seterusnya
mencegah sintesis prostaglandin
Tioclodipine: digunakan untuk pasien yang tidak toleransi
terhadap terapi aspirin atau gagal dengan terapi aspirin.
Clopidogrel bisulfate: obat antiplatlet yang menginhibisi ikatan
ADP ke reseptor platlet secara direk.8 22 Agen hemorheologik
meningkatkan kualiti darah dengan menurunkan viskositi,
meningkatkan fleksibiliti eritrosit, menginhibisi agregasi platlet
dan formasi trombus serta supresi adhesi leukosit.
Pentoxifylline dan ergoid mesylate (Hydergine) dapat
meningkatkan aliran darah otak. Dalam satu penelitian yang
melibatkan 29 pusat di Eropa, perbaikan intelektual dan fungsi
kognitif dalam waktu 9 bulan didapatkan. Di European
Pentoxifylline Multi-Infarct Dementia Study, pengobatan
dengan pentoxifylline didapati berguna untuk pasien demensia
multi-infark.
b. Memperbaiki fungsi kognitif dan simptom perilaku Obat untuk
penyakit Alzheimer yang memperbaiki fungsi kognitif dan gejala
perilaku dapat juga digunakan untuk pasien demensia vaskular.
29
lain. Parkinsonisme atipikal mencakup berbagai gangguan neurologis di
mana pasien memiliki beberapa gambaran klinis PD, tetapi gejalanya tidak
hanya disebabkan oleh hilangnya sel di substansia nigra (area otak yang
paling terpengaruh pada PD klasik), tetapi juga oleh degenerasi sel
tambahan di bagian sistem saraf yang biasanya mengandung reseptor
dopamin (striatum). Dengan kata lain, pasien terlihat seperti menderita PD,
tetapi penyebab gejalanya berbeda dengan PD “klasik”.
30
tidur yang nyata (misalnya mengutarakan mimpi dan sleep apnea). Ciri
khas lain dari MSA termasuk kemiringan kepala ke depan (anterocollis)
atau kemiringan tubuh saat duduk (tanda Pisa), kehilangan koordinasi, dan
jalur progresif cepat dengan ketidakmampuan ambulasi biasanya dalam
tiga hingga lima tahun pertama onset.
Dementia with Lewy Bodies(DLB)
Pasien DLB, selain gejala parkinsonian, demensia dini (biasanya
mendahului atau bersamaan dengan gejala parkinsonian) dan halusinasi
visual (melihat orang, hewan kecil, atau benda yang tidak nyata) dengan
mereka gejala biasanya berfluktuasi yang mengarah ke "hari baik" dan
"hari buruk". DLB adalah sinukleinopati.
31
khas, di mana reseptor dopamin terhindar, pasien dengan gangguan
parkinsonian atipikal telah kehilangan reseptor dopamin mereka dan oleh
karena itu mereka tidak menanggapi levodopa serta mereka dengan PD
tipikal. Hal ini dapat dibuktikan dengan pencitraan khusus seperti positron
emission tomography (PET) dan pencitraan transporter dopamin (DAT-
SPECT). MRI juga dapat membantu dalam membedakan PD dari
parkinsonisme atipikal.
Mungkin ada banyak penyebab parkinsonisme atipikal, tetapi tidak
ada penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi. Biasanya hanya satu
anggota keluarga yang terpengaruh dan, oleh karena itu, gangguan ini
dianggap sporadis dan tidak diturunkan. Ada banyak penelitian aktif
tentang penyebab gangguan ini.
32
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Definisi dari Parkinson merupakan suatu kelainan pada fungsi otak yang
disebabkan karna terjadi nya degenerasi dari sel-sel substansia nigra
compacta dengan gejala khas adanya resting tremor, rigiditas, bradikinesia,
serta hilangnya refleks postural. Sehinga dapat disimpulkan juga bahwa
etiologi dari adanya degenerasi sel-sel substansia nigra compacta belum di
ketahui secara jelas tetapi ada beberapa pernyataan karna dipengaruhi oleh
adanya faktor genetik, faktor lingkungan, proses menua, stress, serta trauma
pada serebrospinal, yang dimana faktor tersebut mengakibatkan terjadi nya
degenerasi dari sel-sel substansia nigra compacta yang merupakan pusat
kontrol ataupun koordinasi dari neurotransmiter dopamin, sehingga kadar
dopamin yang menurun mengakibatkan adanya gangguan dari pergerakan
otot dan keseimbangan badan yang dilakukan oleh sistem saraf pusat. Oleh
karena itu untuk melakukan diagnosis perlu ada nya melihat gejala khas
ataupun pemeriksaan penunjang seperti CT scan taupun MRI dari Parkinson,
sehingga bisa memberikan terapi yang tepat seperti pemberian levodopa,
agonis dopamin ataupun antikolinergik pada Parkinson.
3.2. Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi
diskusi kelompok, dari segi penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar baik
sebagai tutor maupun dosen yang memberikan materi kuliah, dari rekan-
rekan dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan. Dan kami
berharap semoga materi diskusi modul ini dapat dipahami secara
komprehensif.
33
Daftar Pustaka
34