Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 12 MODUL 2
HERBAL UNTUK LAYANAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

GABRIEL FRIZKY KANDENAPA NIM. 1810015054


NAININGSIH INDAR ZAKIYATI NIM. 1910016049
ANJAINI TRINABILLA NIM. 1910016050
NUR WINA FATTAH NIM. 1910016059
DEA MELIANY NIM. 1910016064
RAYNA GABRIEL PONGTULURAN NIM. 1910016069
ADZAN FAJAR OSCEOLA HAFIEDZ NIM. 1910016070
ALIF NAUFAL ALKHAIRY NIM. 1910016072
AHDA THIRDAZA PUTRA PARMONO NIM. 1910016086
SYARIFAH AMIRA NAJLA NIM. 1910016089

Tutor :
Dr. dr. Siti Khotimah, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami selaku kelompok 7 telah
menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil pada modul 2 blok XII mengenai Obat
Bahan Alam. Fokus pokok pembelajaran dalam modul ini adalah pembahasan mengenai
layanan kesehatan tradisional terintegrasi, bentuk dan produk OMAI dan menjelaskan Obat
Bahan Alam untuk asam urat hingga pembahasan – pembahasan lain yang mendukung
pemahaman kita terhadap modul kali ini.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Siti Khotimah, M.Kes selaku tutor kelompok 7 yang telah
membimbing kami selama menjalani diskusi kelompok kecil sehingga materi
diskusi dapat mencapai sasaran pembelajaran yang sesuai.
2. Dosen-dosen yang telah memberikan materi pendukung pada pembahasan,
baik saat perkuliahan maupun praktikum sehingga semakin membantu
pemahaman kami terhadap materi pada modul ini.
3. Kepada seluruh pihak yang turut membantu penyelesaian laporan ini. Baik
sarana dan prasarana kampus yang kami pergunakan.
Dan tentunya kami sebagai penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat berguna
baik bagi penyusun maupun bagi para pembaca di kemudian hari.

Samarinda, Mei 2021

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan berbagai spesies tanaman yang
diantaranya berkhasiat dan dapat dimanfaatkan sebagai obat. Obat bahan alam telah meluas
sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Hal
inilah yang membuat bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki
keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alam Indonesia. Semua itu
dipatenkan kedalam Obat Modern Indonesia (OMAI) dan tersedia pada layanan kesehatan
tradisional terintegrasi. Dalam blok dan modul ini kami akan mendalami tentang layanan
kesehatan tradisiomal terintegrasi dan bentuk OMAI di Indonesia.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang layanan kesehatan tradisional terintegrasi, bentuk dan produk OMAI dan
menjelaskan Obat Bahan Alam untuk asam urat.

1.3 Manfaat Penulisan


Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya
untuk mahasiswa dan mahasiswi kedokteran dalam menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai Obat bahan alam meliputi layanan kesehatan tradisional terintegrasi, bentuk dan
produk OMAI dan menjelaskan Obat Bahan Alam untuk asam urat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Skenario

Herbal untuk Layanan Kesehatan

Dalam suatu wawancara antara mahasiswa kedokteran tahun kedua dengan seorang dokter
yang bekerja di Yankestrad Integrasi yang ada di Fakultas.

Mahasiswa: Selamat pagi dok, selamat pagi dok, saya mau konsultasi permasalahan ibu saya
menderita asam urat, bolehkah dok??

Dokter : Silakan, apakah ada keluhan dengan asam uratnya?

Mahasiswa: Tidak ada dok, hanya asam uratnya selalu tinggi setahun ini padahal sudah
dihindari makanan yang dapat meningkatkan asam urat. Hasil general cek up kemarin semua
bagus, hanya hasil laboratorium asam uratnya 10 mg/dl. Hasil asam urat ini berkisar 10 sd 11
mg/dl, selalu tinggi dalam tiga kali pemeriksaan rutin setiap bulan, tapi ibu saya tidak mau
konsumsi obat, hanya mau herbal saja. Herbal apa yang bisa dikonsumsi ?

Dokter : Sebenarnya pasien nya harus diwawancara mendalam dan dilakukan pemeriksaan
fisik, tetapi karena anda mahasiswa kedokteran sudah tahun kedua pertengahan, mungkin
sudah dilakukan wawancara dan pemeriksaan fsik pada ibu dan pengecekan hasil general
check up semua dalam batas normal selain asam urat yang tinggi.

Mahasiswa: Ia dok semua kondisinya bagus saja tidak ada keluhan juga.

Dokter : Apakah mau sediaan godokan atau bentuk modern dalam bentuk kapsul yang sudah
jadi atau mau membuat sendiri herbalnya?

Mahasiswa: Kalau saya mau buat sendiri herbalnya, apa nama herbalnya dok?

Dokter : Sidaguri atau anting-anting, dosisnya bisa anda lihat di Formularium Obat Herbal
Asli Indonesia Tahun 2016.

Mahasiswa: Bentuk modern seperti apa dok?

Dokter : Ada dalam bentuk ramuan saintifikasi jamu asam urat dalam bentuk godokan atau
kapsul yang ada dalam informatorium OMAI.
Mahasiswa: Terimakasih dok, nanti saya tanyakan dulu ke Ibu, nanti saya konsultasi lagi ya
dok sambil membawa ibu saya ke klinik ini, beliau pasti senang sekali karena bias diobati
dengan herbal.

Dokter : Ok, dibaca dulu ya referensinya sambil belajar, semoga anda tercerahkan juga untuk
pengobatan secara herbal disamping obat konvensional.

2.2 Identifikasi Istilah

1. Godokan: sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrasi bahan kering, sediaan yang
paling sederhana. Contoh: perasan daun sirih. Bahan baku berupa bahan kering lalu
bahan tsb direbus. dibuat dgn cara mengekstraksikan simplisia dengan air ada suhu
90 drjt selama 15 mnit.
2. OMAI: obat modern asli Indonesia, terdiri dari OHT dan Fitofarmaka; OMAI adalah
obat modern dengan bahan baku seluruhnya asli dari kekayaan alam Indonesia
3. Sidaguri: tanaman perdu obat penawar asam urat, manis, kadungan utama: tanin
4. Sediaan kapsul: bentuknya padat, terlapisi oleh cangkak lunak ataupun kasar
5. General check up: pemeriksaan lengkap untuk mengetahui penyakit dini, terdiri dari
beberapa pemeriksaan; cek yang umum pada asam urat, dilakukan vital sign
6. Obat konvensional: obat atau bahan obat yang biasa diresepkan pada pasien dan
bentuknya bermacam macam; ada yang generic dan paten ada yang sirup, puyer
ataupun tablet

2.3 Identifikasi Masalah

1. Mengapa ibu si anak tidak menyukai obat konvensional dan lebih menyukai obat
herbal?
2. Apakah terdapat perbedaan khasiat pada sediaan godokan dan tablet?
3. Apa saja jenis jenis obat konvensional dan non konvensional?
4. Bagaimana cara membuat obat yang sidaguri yang godokan?

2.4 Analisa Masalah

1. Lebih murah daripada obat konvensional, kepercayaan pada obat tradisional dan
tradisi yang turun temurun; terlalu banyak efek samping; efek alopurinol dapat
menyebabkan diare, nyeri sendi dll, sedangkan herbal minim efek samping; lebih
simple dibuatnya, kalo obat konvensional harus konsultasi ke dokter, herbal lebih
mudah untuk didapatkan dan dapat dibuat secara mandiri
2. Efek samping Obat itu diliat dari konsentrasinya apakah dia bebas atau tidak, godokan
lebih cair dan tablet lebih padat jadi konsentrasinya lebih focus ke dalam, lebih
nyaman dikonsumsi yang godokan karna cair
3. Konvensional: tablet, puyer, cair, generic dan paten, kebalikan dari tradisional, sering
di resepkan. Non: jamu, herbal, obat tradisional, fitofarmaka. Pengobatan non
konvensional: akupuntur
4. Sediakan daunnya, dicuci, direbus lalu airnya di minum; dimasukkan 1 bungkus,
ditunggu 15 menit, pas udah hangat baru diminum 3x satu gelas, gaboleh untuk ibu
hamil atau menyusui (blm diketahui aman atau tidak)

2.5 Strukturisasi Konsep

2.6 Learning Objective

1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Layanan Kesehatan Nasional Integrasi


2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Bentuk dan Produk OMAI
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang OBA untuk Hiperurisemia

2.7 Belajar Mandiri

Pada step ini masing-masing anggota diskusi melakukan proses belajar mandiri
sehubungan dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan pada learning objective untuk
mengetahui lebih dalam terhadap materi yang akan dibahas pada diskusi kelompok kecil
(DKK) 2.
2.8 Sintesis

2.8.1 Learning Objective 1

PASAL 1

1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan


yang mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan
kesehatan tradisional komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap maupun
pengganti dalam keadaan tertentu.
2. Pelayanan Kesehatan Konvensional adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter dan/atau tenaga kesehatan lainnya berupa mengobati gejala dan
penyakit dengan menggunakan obat, pembedahan, dan/atau radiasi.
PASAL 2

Pengaturan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi bertujuan untuk:


a. terselenggaranya pelayanan kesehatan tradisional komplementer yang terintegrasi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan sesuai dengan
standar;
b. memberikan acuan bagi tenaga kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam
penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi;
c. mewujudkan manajemen yang terpadu dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Integrasi; dan
d. terlaksananya pembinaan dan pengawasan secara berjenjang oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
PASAL 3

1. 1.Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi dilakukan secara bersama oleh tenaga


kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan/perawatan pasien.
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diselenggarakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
PASAL 5

1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) harus:
a. menggunakan pelayanan kesehatan tradisional komplementer yang memenuhi
kriteria tertentu;
b. terintegrasi paling sedikit dengan satu Pelayanan Kesehatan Konvensional yang
ada di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
c. aman, bermanfaat, bermutu, dan sesuai dengan standar; dan
d. berfungsi sebagai pelengkap Pelayanan Kesehatan Konvensional

2. Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:


a. terbukti secara ilmiah;
b. dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan terbaik pasien; dan
c. memiliki potensi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan meningkatkan
kualitas hidup pasien secara fisik, mental, dan sosial.
PASAL 6

Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi harus dilakukan dengan tata laksana:


a. pendekatan holistik dengan menelaah dimensi fisik, mental, spiritual, sosial,
dan budaya dari pasien.
b. mengutamakan hubungan dan komunikasi efektif antara tenaga kesehatan dan
pasien;
c. diberikan secara rasional;
d. diselenggarakan atas persetujuan pasien (informed consent);
e. mengutamakan pendekatan alamiah;
f. meningkatkan kemampuan penyembuhan sendiri; dan
g. pemberian terapi bersifat individual.

2.8.2 Learning Objective 2


Bentuk sediaan OBH atau OMAI
1. Kapsul adalah sediaan Obat Tradisional yang terbungkus cangkang keras.
2. Kapsul Lunak adalah sediaan Obat Tradisional yang terbungkus cangkang
lunak.
3. Tablet/Kaplet adalah sediaan Obat Tradisional padat kompak, dibuat
secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih, silindris, atau bentuk lain,
kedua permukaannya rata atau cembung.
4. Cairan Obat Dalam adalah sediaan Obat Tradisional berupa minyak,
larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari Serbuk Simplisia dan/atau
Ekstrak dan digunakan sebagai obat dalam.
5. Cairan Obat Luar adalah sediaan Obat Tradisional berupa minyak,
larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari Simplisia dan/atau Ekstrak dan
digunakan sebagai obat luar.

OMAI : Obat bahan alam yang disetujui dan digunakan dalam bentuk produk
obat herbal terstandar (OHT) dan Fitofarmaka (FF).

Produk Obat Herbal Terstandar :

Nama Neurat H2 Health & Glucogard Disolf


Produk Happiness
Celery
Komposisi - Syzigium Apium - Morindae Tiap tablet salut
polyanthi folium graveolens folium ekstrak enterik
ekstrak 325 mg herba ekstrak 46 19 mg mengandung:
- Apium graveolens mg - Momordicae DLBS 1033
herba ekstrak 250 fructus (lumbricus
mg ekstrak 306 rubellus) 490
- Nigellae sativa mg m9
semen ekstrak 175
mg
Kemasan Kapsul Tablet Kapsul Tablet salut
enterik
Fungsi Menurunkan kadar Membantu Membantu Membantu
asam urat menurunkan meringankan melancarkan
tekanan darah kencing manis sirkulasi darah
tinggi yang
ringan

Produk Fitofarmaka

Nama Produk Diabetadex 50 Livitens Redacid Rheumaneer


Komposisi Lagerstroemia Tiap kaplet salut Tiap tablet salut - Curcuma
speciosa folium selaput selaput : domestica
dan mengandung : Cinnamomi rhizoma
Cinnamomum Olive leaf burmannii ekstrak 95
burmannii ekstrak EFLA cortex (DLBS mg
cortex 50 mg 500 mg 2411) 490 mg - Zingiber
officinale
rhizoma
ekstrak 85
mg
- Curcuma
xanthorriza
rhizome
ekstrak 120
mg
- Boesenbergia
pandurata
rhizome
ekstrak 75
mg
- Piper
retrofracti
fructus
ekstrak 125
mg
Kemasan Kapsul Kapsul Kaplet Kapsul
Fungsi Sebagai terapi Menurunkan Meringankan Mengobati nyeri
kombinasi tekanan darah gangguan pada sendi arthralgia
dengan obat pada penderita lambung ringan sampai
antidiabetes oral hipertensi ringan sedang
pada pasien
diabetes tipe 2
2.8.3 Learning Objective 3

Tanaman penyusun ramuan jamu saintifik hiperurisemia terdiri atas kepel, secang,
tempuyung, dan ditambah dengan temulawak, kunyit, meniran.
a. Kepel (Stelechocarpus burahol )
Daun kepel dimanfaatkan secara empiris untuk mengatasi asam urat
dan menurunkan kadar kolesterol. Buahnya mempunyai kandungan vitamin C
yang tinggi sehingga berkhasiat sebagai antioksidan dan daunnya sekarang
dipercaya untuk mengatasi penyakit diabet.Kandungan kimia kepel antara lain
flavonoid, tanin dan steroid.

Penelitian telah dilakukan untuk melihat seberapa besar potensi ekstrak


daun kepel dalam menurunkan kadar asam urat (ekstrak etanol dan heksan)
dibanding obat asam urat alopurinol menggunakan hewan coba yang
dikondisikan menjadi hiperurisemia dengan pemberian jus hati ayam, melinjo,
dan urea. Hasil yang diperoleh menunjukkan secara in vivo baik ekstrak etanol
kepel maupun ekstrak heksan memiliki potensi sebagai penurun kadar asam
urat darah tikus. Efek ekstrak etanol maupun heksan terhadap kadar asam urat
darah setara dengan alopurinol.

Penelitian lain telah membuktikan pemberian ekstrak etanol daun


kepel dosis 100–200 mg/kg bb per oral terhadap yang dikondisikan menjadi
hiperurisemia dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah 60–78%,
sedangkan ekstrak heksan 100– 200 mg/kg bb secara oral dapat menurunkan
kadar asam urat dalam darah 78–88%.1\

Penelitian lain mengenai penggunaan daun kepel pada pengobatan


asam urat telah dilakukan oleh Sutomo (2008), menggunakan hewan uji ayam
jantan Broiller. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fraksi larut
petroleum eter dari daun kepel dapat mempengaruhi penurunan kadar asam
urat darah ayam yang telah dibuat hiperurisemia dengan pemberian 100% jus
hati ayam mentah 5 mL/kg bb dua kali sehari selama 14 hari. Dosis efektif
pemberian fraksi larut petroleum eter terhadap penurunan kadar ayam jantan
broiler hiperurisemia adalah 100 mg/kg bb. Kandungan kimia yang diduga
beraktivitas menurunkan kadar asam urat pada daun kepel adalah flavonoid.
Aktivitas hipourisemia diperoleh melalui penghambatan enzim xantin
oksidase, yaitu enzim yang berperan sebagai katalisator dalam proses oksidasi
hipoxantin menjadi xantin dan kemudian menjadi asam urat. Flavonoid juga
bersifat sebagai antioksidan penangkap radikal superoksida.

b. Secang (Caesalpinia sappan L.)


Kayu secang secara empiris digunakan untuk nyeri sendi, diare, dan
radang mata.Kayu secang mengandung fenolik, flavonoid, tanin, polifenol,
kardenolin, antrakinon, sappan chalcone, caesalpin, resin, resorsin, brazilin,
d-alfa phallandren, oscimenen, dan minyak atsiri. Brazilin adalah golongan
senyawa yang memberi warna merah pada secang. Ekstrak etanol 70% kayu
secang dilaporkan dapat menurunkan kadar asam urat pada tikus
hiperurisemia. Senyawa aktif kayu secang diduga dapat menghambat
pembentukan asam urat yang berlebih di dalam tubuh. Pemberian ekstrak
etanol 90% dosis 2000 mg/kg bb, secara per oral pada mencit, tidak
memperlihatkan efek toksik. Mekanisme hipourisemia kayu secang adalah
melalui penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase, walaupun tidak lebih
tinggi dari alopurinol. Kandungan kimia yang bertanggungjawab sebagai agen
hipourisemia pada kayu secang belum diketahui.

Kayu secang juga berfungsi sebagai analgetik yang merupakan gejala


dari hiperurisemia. Penelitian efek analgetik infusa kulit kayu secang pada
mencit putih dosis 225 mg/10 g bb menunjukkan efek yang tidak berbeda
dengan asetosal 0,25 mg/10 g bb dalam menekan rasa sakit akibat pemberian
asam asetat.

c. Tempuyung (Sonchus arvensis L.)


Tempuyung dimanfaatkan untuk peluruh air kemih, melarutkan batu
saluran kemih, menurunkan tekanan darah tinggi, peluruh batu empedu, wasir,
asam urat, radang usus buntu, luka bakar, dan memar.Tempuyung
mengandung senyawa flavonoid berupa luteolin-7-0 glukosida dan apigenin 7-
0 glukosida dan senyawa kumarin berupa skopoletin. Senyawa lain yang
terdapat di dalam tempuyung adalah taraksasterol, laktuserol, kalium, silika,
dan kalsium.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa infusa daun tempuyung 0,5%


dosis 1-8 mL/kg bb, per oral diberikan pada kelinci jantan dengan pembanding
air, menunjukkan adanya efek diuretik. Infusa daun tempuyung diketahui
dapat melarutkan kolesterol, kristal kalsium oksalat dan asam urat batu ginjal
in vitro.Daun tempuyung memiliki efek diuretika sehingga dapat bersifat
urikosurik melalui eliminasi asam urat dalam kandung kemih.

d. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)


Temulawak secara empiris digunakan pada penderita berbagai
gangguan perut, gangguan hati (penyakit kuning), batu empedu dan
meningkatkan sekresi empedu. Rebusan rimpang digunakan pada penderita
demam dan konstipasi, memperlancar air susu ibu, mencegah radang rahim
pasca melahirkan.
Penggunaan lain pada penderita diare berdarah, desentri,inflamasi
dubur, wasir, sakit perut karena lu, luka infeksi, jerawat,eksema, cacar dan
mual.
Rimpang temulawak mengandung fenol, lavonoid, tanin, saponin,
terpenoid, sterol, protein, dan karbohidrat. Minyak atsiri dari rimpang
temulawak, antara lain: xanthorrhizol sebagai komponen utama diikuti oleh
camphene, Kurkumin, α pinene, α thujene, β pinene, linalool kemudian
zingiberene.

Infusa temulawak dapat menghambat volume radang pada dosis 480


mg/100 mg bb pada telapak kaki tikus yang diinduksi 0,2 ml/ekor suspensi 1%
karagen dalam NaCl isiologis. Mekanisme kurkumin sebagai antiin lamasi
yaitu menghambat pembentukan prostaglandin.

Temulawak juga menunjukkan aktivitas analgesik yang jika


dibandingkan dengan aspirin melalui metode hot plate dan tail lick tidak
menunjukkan hasil yang signi ikan, sedangkan metode induksi formalin
menunjukkan hasil yang signi ikan.

e. Kunyit (Curcuma domestica Val.)


Rimpang kunyit mengandung kurkumin, dihidrokurkumin,
desmetoksikurkumin, dan bisdes-metoksikurkumin. Kandungan lain adalah
minyak atsiri yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana
turmeron, kurlon kurkumol, atlanton,
bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen. Rimpang
kunyit juga mengandung arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar.
Mineral yang terkandung dalam rimpang yaitu magnesium besi, mangan,
kalsium, natrium, kalium, timbal, seng, kobalt, aluminium dan bismuth.

Pemberian secara intraperitonial kurkumin dan natrium


kurkuminatmenunjukan aktivitas antiin lamasi yang kuat pada tes
pembengkakan akut tikus yang diinduksi dengan karagen. Aktivitas antiin
lamasi kurkumin terjadi karena kemampuannya mengikat radikal bebas
oksigen yang dapat menyebabkan prosesperadangan.

f. Meniran (Phyllanthus niruri L.)


Herba meniran secara empirik digunakan untuk pengobatan gangguan
ginjal, sariawan, malaria, tekanan darah tinggi, peluruh air seni, nyeri ginjal,
kencing batu, dan gangguan empedu serta bersifat antidiare dan antipiretik.

Herba meniran mengandung karbohidrat, protein, alkaloids and


lavonoids. Komponen utama yang bertanggung jawab dalam aktivitas meniran
antara lain, ilantin, hipo ilantin, dan triacontanal. Meniran pada ramuan ini
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Hasil uji praklinik menunjukkan bahwa ekstrak meniran dapat


memodulasi sistem imun lewat proliferasi dan aktivasi limfosit T dan B,
sekresi beberapa sitokin spesi ik seperti interferon-γ, tumor necrosis factor α
dan beberapa interleukin.

Uji klinis meniran menunjukkan aktivitas sebagai imunomodulator,


berperan membuat sistem kekebalan tubuh lebih aktif menjalankan tugasnya
sekaligus meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga meningkatkan kekebalan
atau daya tahan tubuh terhadap serangan virus, bakteri, atau mikroba.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat bahan alam di Indonesia terdiri dari tiga macam utama yaitu jamu, obat herbal
terstandar, dan fitofarmaka. Ketiganya memiliki perbedaan tersendiri dan yang pasti tiap
tumbuhan memiliki khasiatnya sendiri.
Obat bahan alam tersebut, tiap jenisnya memiliki karakteristiknya sendiri, misalnya
jamu terbukti hanya terbatas empiris, OHT sudah melewati uji praklinik, dan fitofarmaka
sudah melewati uji klinik. Ketiganya sama-sama memiliki peran masing-masing dalam
dunia pengobatan di Indonesia.

3.2 Saran
Setelah mempelajari tentang herbal untuk layanan kesehatan, diharapkan mahasiswa
menjadi lebih mengerti apa itu obat herbal, bagaimana cara pembuatannya, dan apa saja
uji yang dilakukan. Selain itu, diharapkan mahasiswa bisa lebih mengerti cara analisa
obat herbal yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2019). Bunga Rampai Uji Klinik. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan

Kemenkes RI. (2017). Jamu Saintifik Suatu Lompatan Ilmiah Pengembangan Jamu. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Kusumastuti Lukito, Penny. 2020. Infomatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di
Masa Pandemi COVID-19. Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Peraturan BPOM No. 32 tahun 2019 tanggal 23 Oktober 2019 tentang Persyaratan keamanan
dan mutu obat tradisional.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional Integrasi

Anda mungkin juga menyukai