Anda di halaman 1dari 15

SELANGKAH LEBIH TAHU TENTANG

KASUS HEPATITIS AKUT YANG TIDAK


DIKETAHUI ETIOLOGINYA (ACUTE
HEPATITIS OF UNKNOWN AETIOLOGY)
KASAT NGOPI - EDISI BULAN MEI 2022
KETIKA SESUATU YANG “MISTERIUS” ITU MENYERANG MANUSIA

Kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of


Unknown Aetiology) pertama kali di temukan di Inggris Raya pada tanggal 5 April
2022. World Health Organization (WHO)/Badan kesehatan Dunia menerima
laporan mengenai 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya pada
anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di
Skotlandia Tengah. Hal ini pun secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar
Biasa (KLB) oleh WHO pada tanggal 15 April 2022.

Lantas, mengapa penyakit ini disebut sebagai hepatitis akut yang tidak
diketahui etiologinya/hepatitis akut misterius? Menurut Prof. dr. Zubairi Djoerban,
Sp.PD-KHOM selaku Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
memaparkan di akun instagram pribadinya bahwa penyebab hepatitis ini bukan dari
virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E yang dikenal, mengancam nyawa bahkan
beberapa kasus dilakukan cangkok hati, serta anak-anak yang notabenenya
mempunyai imunitas yang bagus. Diduga penyakit ini disebabkan oleh Adenovirus
41 yang sebelumnya tidak pernah merusak liver kecuali mempunyai imunitas yang
buruk. Selain dugaan penyebabnya dari Adenovirus 41, ada juga sebagian yang
menemukan penyebabnya adalah SARS-CoV2, bahkan sebagian lagi sebagai
kombinasi dua virus tersebut serta masih mungkin dipicu oleh penyebab lain.

Sampai sekarang, Adenovirus masih menjadi tersangka utama dari penyakit


hepatitis akut misterius ini. Adenovirus merupakan virus umum yang disebabkan
berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia,
dan diare. Pada dasarnya, Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan
patogen umum ini biasanya dapat sembuh sendiri. Selain itu, belum ada tes yang
dapat mendiagnosis penyakit hepatitis akut misterius ini. Tapi syaratnya adalah
pasien harus negatif terhadap virus hepatitis tipe A, B, C, D, E dan dengan kadar
enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.
Situasi penyakit hepatitis akut misterius per tanggal 19 Mei 2022 di Eropa
yang dipaparkan dari European Centre fo Disease Prevention and Control dimana
terhitung sebanyak 125 kasus hepatitis akut pada anak-anak berusia kurang dari 16
tahun yang telah dilaporkan dari 14 negara seperti EU/EEA (Austria (2)), Belgia
(9), Cyprus (2), Denmark (6), Prancis (2), Yunani (3), Irlandia (6), Italia (35),
Belanda (6), Norwegia (4), Polandia (3), Portugal (12), Spanyol (26) dan Swedia
(9). Selain itu, dipaparkan pula dari Pan American Health Organization (PAHO)
per tanggal 15 Mei 2022 terdapat total 429 kasus kemungkinan terduga hepatitis
akut misterius yang dilaporkan dari 22 negara, termasuk 26 kasus yang
membutuhkan transplantasi hati. Di wilayah Amerika sendiri terdapat total 33 kasus
kemungkinan terduga hepatitis akut misterius di 6 negara yang telah dilaporkan
oleh PAHO/WHO. Sedangkan untuk situasi di Indonesia per tanggal 23 Mei 2022
pukul 16.00 WIB, Kemenkes mencatat bahwa kasus kumulatif dugaan hepatitis
akut misterius terdapat 35 kasus. Sebanyak 19 kasus diantaranya discharded, serta
16 kasus probable dan pending classification. Belasan kasus tersebut tersebar di 10
provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Bangka Belitung, Jambi,
Sumatra Barat, Banten, DIY dan Sulawesi Selatan.

Sampai sekarang, persebaran kasus hepatitis akut misterius masih terus


menyebar luas di dunia. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan untuk mengetahui
lebih lanjut terkait penyakit yang masih misterius ini sebagai upaya antisipasi
apalagi pada anak-anak sebagai target utama. Berikut akan dipaparkan lebih lanjut,
antara lain sebagai berikut.

Bagian 1: Lebih Tahu tentang Definisi

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH


menjelaskan sejumlah definisi kasus yang digunakan pada penyakit hepatitis, sesuai
dengan istilah yang digunakan oleh WHO.
Definisi kasus pertama adalah Confirmed, tetapi saat ini belum ada yang disebut
dengan konfirmasi positif oleh WHO karena masih dalam penelitian. Kedua
Probable, yaitu hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), yakni pada saat
pemeriksaan laboratorium tidak ada hepatitis A sampai E, SGOT atau SGPT di atas
500 IU/L (internasional unit per liter), dan berusia di bawah 16 tahun. Ketiga, Epi-
Linked, yaitu hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), terjadi di segala usia, dan
kontak erat dengan kasus probable. Keempat, Pending Classification, artinya
sedang menunggu hasil pemeriksaan Lab untuk hepatitis A sampai E, tetapi pasien
ini sudah tinggi SGOT maupun SGPT nya yakni di atas 500 IU/L, dengan usia di
bawah 16 tahun. Untuk kasus yang tidak tergolong ke dalam semua definisi kasus
tersebut didefinisikan sebagai discarded. Discarded yaitu hepatitis akut (virus
hepatitis A – E) yang terdeteksi, atau etiologi lain yang terdeteksi.

Macam-macam definisi di atas dapat disimpulkan seperti gambar di bawah


ini.

Gambar 1. Definisi kasus menurut WHO tanggal 23 April 2022


Bagian 2: Lebih Tahu tentang Etiologi dan Transmisi

Ada beberapa dugaan sekaitan dengan terjadinya kasus hepatitis akut


misterius ini, diantaranya adalah.

a. Infeksi Adenovirus normal


b. Infeksi varian baru dari Adenovirus paska infeksi COVID-19
c. Obat, toxin, atau paparan lingkungan lainnya
d. Patogen lainnya (koinfeksi dan lainnya)
e. Varian terbaru dari SARS-CoV-2

Akan tetapi, sampai saat ini Adenovirus masih dijadikan sebagai tersangka
utama terjadinya kasus hepatitis akut misterius ini. Seperti yang dituliskan oleh
WHO per tanggal 23 April 2022 yang menjelaskan bahwa Adenovirus telah
terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus dan dari jumlah kasus dengan informasi
pengujian molekuler, 18 telah diidentifikasi sebagai tipe F41. SARS-CoV-2
diidentifikasi dalam 20 kasus yang diuji. Selanjutnya, 19 terdeteksi dengan
koinfeksi SARS-CoV-2 dan Adenovirus. Pada dasarnya, Kementerian Kesehatan
pun sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus
lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab
dari penyakit ini. Virus ini utamanya menyerang saluran cerna dan saluran
pernapasan. Cara menularnya diduga dari droplet, air yang tercemar dan transmisi
kontak.

Bagian 3: Lebih Tahu tentang Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan


diantaranya sebagai berikut.

a. Anamnesis
Dalam menggali informasi, kita dapat menanyakan keluhan dan
gejala-gejala yang dialami penderita hepatitis akut misterius ini seperti
dibawah ini.
1. Gejala awal

➢ Mual
➢ Muntah
➢ Diare berat
➢ Demam ringan
➢ Urin berwarna pekat
➢ Kelelahan ekstrem
➢ Nyeri abdomen

2. Gejala lanjut

➢ Air kencing berwarna pekat seperti teh


➢ Feses berwarna putih pucat

b. Pemeriksaan fisik
Pada saat pemeriksaan fisik dilakukan, kita dapat menemukan
tanda-tanda dari penderita hepatitis akut yang mungkin terjadi, seperti:
1. Kulit dan mata berwarna kuning (jaundice)
2. Suhu tubuh meningkat (demam)
3. Adanya nyeri abdomen
4. Kejang
5. Kesadaran menurun

c. Pemeriksaan penunjang
Peneliti Kelompok Riset Hepatitis, Pusat Riset Biologi Molekuler
Eijkman, Korri El Khobar menjelaskan bahwa dalam penegakan
diagnosis, deteksi virus penyebab hepatitis dapat dilakukan secara
serologi dan molekuler.
1. Deteksi secara serologi

Dilakukan dengan cara mendeteksi antibodi spesifik terhadap


virus untuk menentukan apakah seseorang telah atau sudah pernah
terinfeksi virus.

2. Deteksi molekuler

Dilakukan dengan cara mendeteksi materi genetik virus untuk


mengkonfirmasi diagnosis infeksi virus. Apabila hasilnya positif,
maka dilanjutkan dengan melakukan proses sequencing untuk
mendapatkan sekuens virus tersebut. Sehingga dapat terlihat adanya
variasi pada sekuens, dapat menganalisis kekerabatan virus, dan
dapat menentukan sebaran epidemiologi virus.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai lembaga yang


mempunyai SDM periset dan peralatan yang cukup lengkap dan memadai,
berkolaborasi dengan Kemenkes dan Perguruan Tinggi atau Lembaga Riset
lainnya dalam pengembangan diagnostik hepatitis akut dengan melakukan
berbagai riset seperti:

1. Analisis molekuler dan diversitas genetik penyebab hepatitis akut.


2. Whole genome sequencing for understanding Hepatitis Acute
epidemiology and phenotypes.
3. Metagenomics pada darah dan jaringan.
4. Riset deteksi dini dan respons cepat terhadap Penyakit Hepatik
Akut.
5. Eksplorasi dan pengembangan bahan baku obat dan obat tradisional
untuk hepatoprotektor.
6. Pengembangan terapi (uji klinik obat).
7. Multiplex Reverse Transcriptase-PCR for Simultaneous Detection
Hepatitis Viruses.
8. Riset Mekanisme silvestrol senyawa alami dalam menghambat
replikasi virus hepatitis secara in vitro dan in vivo.

Bagian 4: Lebih Tahu tentang Tata Laksana

Terkait dengan tata laksana dan terapi dari hepatitis akut misterius ini. Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan rekomendasi terkait alur
penatalaksanaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini. Namun,
sesuai dengan perhatian yang telah tertulis, rekomendasi tersebut bersifat dinamis
dan dapat terus berubah sesuai dengan perkembangan bukti-bukti ilmiah terbaru.
Adapun alur penatalaksanaannya sebagai berikut.

a. Alur Penapisan Kasus Probable Hepatitis Akut yang Belum Diketahui


Penyebabnya pada Anak
b. Alur Penatalaksanaan Kasus Probable Hepatitis Akut yang Belum
Diketahui Sebabnya pada Anak

c. Tata Laksana Hepatitis Akut Berat

1. Perawatan Umum
➢ Rawat ruang isolasi untuk mencegah penularan ke orang lain.
➢ Tirah baring terutama pada fase akut.
➢ Monitoring perjalanan klinis (terutama kesadaran) dan laboratorium
(terutama PT/INR dan albumin).
➢ Pengenalan gejala dan tanda hepatitis fulminan.
2. PT/INR dipantau secara berkala. Bila ada kecenderungan peningkatan
nilai PT/INR, pasien perlu mendapatkan perawatan di ruang rawat
intensif, karena dikhawatirkan akan berlanjut menjadi hepatitis
fulminan.
3. Pasien mengalami hepatitis fulminan bila didapatkan tanda koagulopati
dengan INR > 2 yang tidak dapat dikoreksi dengan vitamin K (gangguan
fase akut fungsi hepatoselular), atau terdapat penurunan kesadaran
(ensefalopati) yang disertai koagulopati dengan INR > 1,5.
4. Kortikosteroid hanya diberikan pada kecurigaan hepatitis autoimun.
5. Jika dicurigai terkait MISC maka tata laksana mengikuti panduan IDAI
sebelumnya.
d. Tata Laksana Gagal Hati Akut (Hepatitis Fulminan)
1. Perawatan umum
➢ Pasien dirawat di ruang rawat intensif untuk pemantauan secara
ketat terus-menerus.
➢ Pasien dirawat di dalam ruangan yang tenang dengan seminimal
mungkin stimulasi untuk mengurangi peningkatan tekanan
intrakranial mendadak.
➢ Kebutuhan total cairan direstriksi menjadi 85-90% rumatan, untuk
mengurangi risiko edema serebri. Keadaan hipovolemia/dehidrasi
harus segera dikoreksi.
➢ Kebutuhan kalori dapat dipenuhi dengan pemberian nutrisi melalui
NGT.
➢ Pemantauan pasien, mencakup:
- Saturasi oksigen.
- Urine output tiap 6 jam.
- Tanda vital tiap 6 jam, termasuk tekanan darah, observasi
neurologis, pemeriksaan gula darah.
- Elektrolit dan PT/INR tiap 12 jam.
- Pemeriksaan darah perifer lengkap tiap hari.
- Kultur darah dan urin saat awal perawatan dan diulang sesuai
perkembangan klinis.
➢ Obat:
- Hipoglikemia diatasi dengan pemberian dekstrosa intravena.
- Antibiotik sistemik dan antijamur oral profilaksis untuk
menurunkan risiko infeksi bakteri dan infeksi jamur.
- Pada neonatus dapat diberikan asiklovir intravena sampai infeksi
HSV dapat disingkirkan.
- N-asetilsistein (NAC) intravena dapat diberikan melalui infus
kontinyu 100 mg/kg/24 jam sampai INR nnormal.
- Sedasi tidak diberikan pada gagal hati akut kecuali pasien
memerlukan ventilasi mekanik.
2. Manajemen Komplikasi
➢ Ensefalopati Hepatik
- Bila terdapat tanda peningkatan tekanan intrakranial (hipertensi
disertai bradikaradia dan/atau pola napas sentral, edema papil),
dapat diberikan:
a) Manitol 20% 0,5 gram/kg intravena sdalam waktu 30 menit.
Dosis ini dapat diulang etiap 8 jam bila osmolalitas serum
kurang dari 320 mOsm/L, hemodinamik stabil, dan tidak
terdapat gangguan elektrolit ATAU
b) Salin hipertonik (NaCl 3%) 3 mL/kg intravena dalam waktu
1 jam; pantau kadar natrium setiap 24 jam. Ini adalah dosis
untuk indikasi penurunan tekanan intrakranial dan bukan
untuk koreksi hiponatremia. Apabila terdapat imbalans
elektrolit, maka imbalans elektrolit perlu dikoreksi terlebih
dahulu sebelum pemberian manitol atau salin hipertonik.
- Bila terjadi kejang dapat diberikan tata laksana sesuai dengan
Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus IDAI (2016).
- Pada pasien dengan koma hepatikum dapat diperlukan
pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) untuk menentukan
prognosis.
➢ Hemodinamik Tidak Stabil
Tata laksana dan pemantauan gangguan hemodinamik sesuai klinis.
➢ Gagal Ginjal
Bila terjadi gangguan ginjal akut (AKI) perlu dikonsulkan ke
nefrologi anak.
➢ Koagulopati
- Koagulopati digunakan untuk menilai prognosis dan
pemantauan progresivitas penyakit.
- FFP tidak diberikan untuk memperbaiki koagulopati, kecuali
pada pasien yang disiapkan untuk transplantasi, akan menjalani
prosedur invasif atau terdapat perdarahan.
- Trombosit dipertahankan di atas 50.000/µL.
- Ranitidin atau proton pump inhibitor (PPI) dapat diberikan untuk
mencegah perdarahan lambung.
- Apabila terdapat gejala neurologis (penurunan kesadaran,
kejang, dan/atau defisit neurologis fokal) pada pasien dengan
koagulopati, perlu dipikirkan perdarahan intrakranial (pada
keadaan hipokoagulabilitas) atau iskemik (pada keadaan
hiperkoagulabilitas) sehingga perlu dilakukan CT scan kepala
tanpa kontras.
Bagian 5: Menjadi Tahu!

Hepatitis akut masih diduga-duga dan belum diketahui secara pasti


etiologinya. Namun, telah diketahui bahwa wabah ini dapat menyerang anak-anak
di bawah usia 16 tahun. Hepatitis akut ini dapat dikenali dari gejala awalnya, seperti
mual, muntah, diare berat, demam ringan, urin berwarna pekat, kelelahan ekstrem,
nyeri abdomen, dan air kencing berwarna pekat, feses berwarna putih pucat, serta
kulit dan mata menguning sebagai gejala lanjutannya. Apabila muncul gejala-gejala
tersebut, jangan panik dan segera bawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sebaiknya jangan menunggu sampai muncul gejala lanjutan. Jika terjadi penurunan
kesadaran, segera bawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas Unit Perawatan
Intensif (Intensive Care Unit/ICU) anak. Jadi, kenali gejalanya dan segera bertindak
apabila melihat orang di sekitar kita, khususnya anak-anak mengalami gejala-gejala
di atas. Kita semua hendaknya tetap mematuhi protokol kesehatan dan menjalankan
perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dan bersih,
rajin mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan dalam keadaan matang
dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, menghindari kontak
dengan orang yang sakit batuk dan bersin, menjaga kebersihan rumah dan
lingkungan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan
tidak membawa anak-anak ke tempat umum dahulu untuk mengurangi mobilitas
dan risiko terpapar wabah ini.

Referensi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kenali Hepatitis Akut Unknown
Aetiology. Diakses pada Mei 24, 2022, dari https://www.brin.go.id/kenali-
hepatitis-akut-unknown-aetiology/

Cevik, M., Rasmussen, A. L., Bogoch, I. I., & Kindrachuk, J. (2022). Acute
hepatitis of unknown origin in children. BMJ (Clinical Research Ed.),
377(April-May), o1197. https://doi.org/10.1136/bmj.o1197
European Centre for Disease Prevention and Control. Increase in Severe Acute
Hepatitis Cases of Unknown Aetiology in Children. Diakses Mei 25, 2022,
dari https://www.ecdc.europa.eu/en/increase-severe-acute-hepatitis-cases-
unknown-aetiology-children

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
Hepatitis Akut Pada Anak yang Belum Diketahui Sebabnya. Diakses Mei
26, 2022, dari https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-
idai/rekomendasi-ikatan-dokter-anak-indonesia-hepatitis-akut-pada-anak-
yang-belum-diketahui-sebabnya

Kemenkes RI. 6 Dugaan Penyebab Hepatitis Akut. Diakses Mei 25, 2022, dari
https://www.kemkes.go.id/article/view/22052500003/6-dugaan-penyebab-
hepatitis-akut.html

Rokom. (2022, Mei 5). Sehat Negeriku. Diakses dari


https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220505/1239785/hepatit
is-akut-menular-lewat-saluran-cerna-dan-saluran-pernafasan-begini-cara-
mencegahnya/

Rokom. (2022, Mei 18). Sehat Negeriku. Diakses dari


https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20220518/1939892/dugaan-hepatitis-akut-jadi-14-kasus/

Rokom. (2022, Mei 21). Sehat Negeriku. Diakses dari


https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20220518/4439905/kenali-definisi-kasus-hepatitis-akut-yang-tidak-
diketahui-penyebabnya/

Rostanti, Qommarria. (2022, Mei 11). Republika. Diakses dari


https://www.republika.co.id/berita/rbpumi425/gejala-awal-dan-lanjut-
hepatitis-akut-pada-anak
World Health Organization. Multi-Country – Acute, Severe Hepatitis of Unknown
Origin in Children. Diakses Mei 25, 2022, dari
https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-
DON376

Anda mungkin juga menyukai