Anda di halaman 1dari 48

Trend Epidemiologi

UNKNOWN

HEPATITIS
RIDWAN AMIRUDDIN
PERHIMPUNAN AHILI EPIDEMIOLOGI
INDONESIA (PAEI)
OUTLINE 1. Global Cause of Death
2. Penyakit Infeksi Emerging
3. Hepatitis Unknown
4. Assessment WHO
5. Recommendation
Penyakit Infeksi Emerging (PIE)

Penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk


pertama kalinya atau telah ada sebelumnya namun
meningkat dengan sangat cepat, baik dalam hal jumlah
kasus baru didalam suatu populasi atau penyebaranya ke
daerah geografis yang baru (re-emerging infectious disease)
LEADING CAUSES OF DEATH GLOBALLY
LEADING CAUSES OF DEATH
IN LOW INCOME COUNTRY
LEADING CAUSES OF DEATH
IN LOWER MIDDLE INCOME COUNTRY
Penyakit Infeksi Emerging

atau

Penyakit yang pernah terjadi di suatu daerah di


masa lalu, kemudian menurun atau telah Penyakit lama yang muncul dalam bentuk klinis
dikendalikan, namun kemudian dilaporkan lagi yang baru, yang bisa jadi lebih parah atau fatal
dalam jumlah yang meningkat
Faktor Yang Mempercepat Kemunculan Penyakit Baru
Perubahan dalam
Perubahan iklim dan populasi inang reservoir Produksi dan distribusi
Mutasi genetik mikroba
perubahan ekosistem atau vektor serangga pangan
perantara

Peningkatan tekanan
pada basis sumber daya
Urbanisasi dan Perjalanan dan
alam Yang dapat
pembangunan perdagangan
menyebabkan
infrastruktur internasional
munculnya penyakit
zoonosis
Dampak dari penyakit baru sulit untuk diprediksi namun bisa signifikan, karena manusia mungkin hanya memiliki sedikit kekebalan
terhadap penyakit ini atau tidak sama sekali
Ruang Lingkup Penyakit Infeksi Emerging
Penyakit Virus Covid-19, Penyakit virus Ebola, Penyakit virus Hanta, Penyakit kaki tangan
Emerging dan mulut, Penyakit virus Nipah, Penyakit Virus MERS, Demam berdarah
Crimean-Congo, Demam Rift Valley, Poliomyelitis dan Penyakit virus baru

Penyakit Botulisme, Bruselosis, Listeriosis, Melioidosis, Pes, Demam semak


Bakteri
Emerging
Penyakit Toksoplasmosis, Penyakit parasit baru
Parasitik
Emerging
DEFENISI KASUS HEPATITIS (WHO)

• Dikonfirmasi: T/A saat ini


• Kemungkinan: Seseorang dengan hepatitis akut (non hepA-E*) dengan serum
transaminase >500 IU/L (AST atau ALT), yang berusia 16 tahun ke bawah,
sejak 1 Oktober 2021
• Epi-linked: Seseorang dengan hepatitis akut (non hepA-E*) dari segala usia
yang merupakan kontak dekat dari kasus kemungkinan, sejak 1 Oktober
2021.
• Jika hasil serologi hepatitis A-E ditunggu, tetapi kriteria lain terpenuhi, ini dapat
dilaporkan dan akan diklasifikasikan sebagai “klasifikasi tertunda”. Kasus
dengan penjelasan lain untuk presentasi klinisnya dibuang.
Klasifikasinya Hepatitis Akut Misterius. terbagi ke dalam enam kategori sebagai berikut;

> Confirmed : Belum tersedia saat ini, sebab belum jelas penyebab Hepatitis Akut ini
timbul.

> Suspect: Kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah satu dari Hepatitis A-
E). kemudian jumlah SGOT atau SGPT > 100 IU/L. Suspek berusia < 16 tahun dan masuk
dalam kriteria kasus yang ditetapkan yakni per 1 Oktober 2021 hingga saat ini.

> Probable: Kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah satu dari Hepatitis A-
E). jumlah SGOT atau SGPT > 500IU/L, berusia < 16 tahun, dan masuk dalam kriteria kasus
yang ditetapkan yakni per 1 Oktober 2021 hingga saat ini.

> Epi-Linked: Seseorang yang kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah
satu dari Hepatitis A-E) dari segala usia yang merupakan kontak dekat dari kasus
kemungkinan sejak 1 Oktober 2021.

> Pending Classification: Yaitu terduga masuk ke dalam kriteria probable dengan jumlah
SGOT atau SGPT > 500 IU/L, namun masih menunggu hasil Serologi dari Hepatitis A, B, C, E.

> Discarded: Jika salah satu hasil Serologi Hepatitis A, B,C, E ternyata positif atau ada etiologi
lainnya.
ETIOLOGI UNKNOWN HEPATITIS

Etiologi kasus hepatitis misterius ini masih dianggap tidak


diketahui dan masih dalam penyelidikan aktif. Pengujian laboratorium
masih terus dilakukan untuk kemungkinan terjadinya infeksi tambahan,
adanya bahan kimia, dan racun pada kasus yang telah teridentifikasi
TANDA DAN GEJALA
YA N G B E R P O T E N S I T E R K A I T D E N G A N H E PAT I T I S YA N G
M U N G K I N M E M E R L U K A N T E S F U N G S I H AT I

Perubahan warna urine


Demam
gelap / Feces Pucat

Penyakit Kuning Mual, muntah atau


sakit perut

Gatal Kehilangan nafsu


makan

Artralgia/ Mialgia
SAMPLE TYPE AND TEST PATHOGEN

• Blood* PCR Adenovirus, Enterovirus, CMV, EBV, HSV,


Hepatitis A, Hepatitis C, Hepatitis E, HHV6 and 7
• Blood* Serology Hepatitis A, B, C, E, CMV, EBV, SARS-CoV-2
anti-S, SARS-CoV-2 anti-N (only if locally available)
• Blood Culture Standard culture for bacteria/fungi (only if
clinically indicated i.e. fever)
• Throat swab* PCR Respiratory virus panel (including
adenovirus/enterovirus/influenza, SARS-CoV-2)
• Stool* PCR Adenovirus, sapovirus, norovirus, enterovirus
Standard bacterial stool pathogen panel to include Salmonella
spp (or stool culture depending on local test availability)
SAMPLE TYPE AND TEST PATHOGEN (2)

• Blood* (whole blood in EDTA and plasma separated


specimens) Toxicology Local investigations according to
history
• Store samples locally - UKHSA will contact laboratories to
request samples
• Urine* Toxicology Local investigations according to history
• Store samples locally - UKHSA will contact laboratories to
request samples

*earliest possible sample.


Penting bagi orang tua untuk mengetahui
kemungkinan anak mereka terkena hepatitis sangat
rendah. Namun, kami terus mengingatkan semua
orang untuk waspada terhadap tanda-tanda
hepatitis – terutama penyakit kuning, mencari
semburat kuning di bagian putih mata – dan
hubungi dokter Anda jika Anda khawatir.

Investigasi kami terus menunjukkan bahwa ada


hubungan dengan infeksi adenovirus, tetapi
penyelidikan terus mengungkap alasan pasti
peningkatan kasus
Dr Renu Bindra, Penasihat Medis Senior di UKHSA
(20 Mei 2022)
Out of the 650 probable cases, at
least 38 (6%) children have
required transplants, and nine
(1%) deaths have been reported to
WHO.
TREND KASUS global UNKNOWN HEPATITIS

• Tiga perempat (75,4%) kasus berusia <5 tahun.


• Dari 156 kasus dengan informasi masuk rumah sakit, 22 (14,1%)
dirawat di unit perawatan intensif.
• Dari 117 kasus yang informasinya tersedia, 14 (12%) telah menerima
transplantasi hati. Secara keseluruhan, 181 kasus diuji untuk
adenovirus oleh semua jenis spesimen, di mana 110 (60,8%)
dinyatakan positif.
• Tingkat kepositifan tertinggi pada spesimen darah utuh (69,5%). Dari
188 kasus PCR yang diuji untuk SARS-CoV-2, 23 (12,2%)
dinyatakan positif.
• Hasil serologi untuk SARS-CoV-2 hanya tersedia untuk 26 kasus,
dimana 19 (73,1%) memiliki temuan positif.
• Dari 63 kasus dengan data vaksinasi COVID-19, 53 (84,1%) tidak
divaksinasi.
HEPATITIS DAN COVID-19

• 11 April 2022 tidak menemukan adanya kematian dari kasus


hepatitis misterius yang dialami. Dalam pengujian laboratorium
yang dilakukan, peneliti telah mengecualikan virus hepatitis tipe
A, B, C, E, dan D dalam kasus ini.
• Sedangkan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) dan atau
adenovirus telah terdeteksi dan ditemukan dalam beberapa
kasus. Inggris baru-baru ini mengamati peningkatan aktivitas
adenovirus yang bersirkulasi bersamaan dengan SARS-CoV-2,
meskipun peran virus dalam mekanisme perkembangan
penyakit masih belum jelas.
Pertanyaannya
apakah hepatitis misterius yang merebak di
Eropa ini sudah masuk ke Indonesia?
Hingga Akhir April 2022 belum ada kasus di
Indonesia.
22
RSPI: Tujuh Pasien Meninggal Sebelum Jalani Pemeriksaan Diagnosis Probable
Hepatitis Akut
Jumat 13 May 2022 18:01 WIB
Kasus dugaan hepatitis akut dilaporkan di tujuh provinsi. Pertama,
Sumatra Utara dengan satu kasus pending classification;
Sumatra Barat satu kasus pending classification;
Kepulauan Bangka Belitung, satu kasus discarded;
DKI Jakarta, satu kasus probable, lima kasus pending classification,
lima discarded dan satu menunggu hasil penyelidikan
epidemiologi;
Jawa Barat, satu kasus pending clasification;
Jawa Timur satu kasus pending classification dan
Kalimantan Timur satu kasus discarded.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus hepatitis misterius
bertambah lagi pada Jumat (27/5). Setidaknya ada 650 kasus hepatitis
menjangkiti anak-anak di 33 negara. Jumlah itu meningkat sekitar 36
kasus dalam seminggu terakhir. Sementara 99 kasus lainnya sedang
menunggu klasifikasi.

Pekan lalu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Eropa


melaporkan total 614 kasus sedang diselidiki di 30 negara. Sekitar
sepertiga dari kasus, 222, berada di Inggris, dan 216 lainnya telah
dilaporkan di AS.
Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah dugaan kasus Hepatitis akut
misterius pada anak di bawah usia 16 tahun di Indonesia hingga Kamis (2/6)
berjumlah 24 pasien. “Rilis data harian per tanggal 2 Juni 2022 Pukul 16.00 WIB,
jumlah kasus total 24 pasien,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI
Mohammad Syahril melalui pernyataan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat
(3/6).

Dari 24 pasien tersebut, tujuh di antaranya berkriteria probable, 17 pending


classification, dan nol epi-linked.

Syahril mengatakan sebanyak tujuh pasien di antaranya dilaporkan meninggal


dunia terdiri atas tiga probable, empat pending classification. “Yang masih dirawat
berjumlah 13 pasien terdiri atas tiga probable, sepuluh pending classification,”
Kementerian Kesehatan melalui juru bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH melaporkan adanya dugaan
16 kasus per 23 Mei pukul 16.00 dari yang sebelumnya terhitung 35 dugaan kasus dan 19 sisanya discarded.

Meskipun tercatat ada belasan dugaan kasus di Indonesia, peringkat tingkat kasus hepatitis akut misterius tertinggi di
dunia masih disandang oleh Amerika, Inggris, Brazil dan Italia.

16 dugaan kasus hepatitis akut misterius tersebut kemudian diperinci menjadi masing-masing 15 kasus "pending
classification" dan 1 sisanya sebagai kasus "probable".

Rincian provinsi yang diduga terdapat kasus hepatitis akut misterius adalah sebagai berikut:

Bangka Belitung
Sumatera Barat
Jambi
Banten
DKI Jakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
Bali
Dilaporkan juga terkait rincian pasien yang diduga mengidap hepatitis akut misterius
yang tersebar di 10 provinsi tersebut yakni dengan rincian sebagai berikut:

Jenis Kelamin
Laki-laki: 11 orang pasien terduga
Perempuan: 5 orang pasien terduga
Usia
0-5 tahun: 11 orang pasien terduga
6-10 tahun: 3 orang pasien terduga
11-16 tahun: 2 orang pasien terduga
Kondisi
Meninggal: 4 orang
Dirawat: 12 orang
Kemenkes meminta Dinas Kesehatan provinsi dan
kabupaten/kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, laboratorium
kesehatan masyarakat, dan rumah sakit untuk memantau dan
melaporkan kasus sindrom Penyakit Kuning akut di
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan
gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik
atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara
mendadak dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui
penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
DISTRIBUTION ACUTE SEVERE HEPATITIS OF UNKNOWN
IN CHILDREN BY COUNTRY
Table 1. Classification of reported probable cases per country
since 1 October 2021, as of 26 May 2022.
HIMBAUAN KEMENKES

Selama masa investigasi, masyarakat berhati-hati dan


tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan
seperti mencuci tangan, memastikan makanan
dalam keadaan matang dan bersih, tidak
bergantian alat makan, menghindari kontak
dengan orang sakit serta tetap melaksanakan
protokol kesehatan,"

dr. Siti Nadia Tarmizi


Juru Bicara Kementerian Kesehatan
PUBLIC HEALTH RESPONSE

1. Tanggapan insiden klinis dan kesehatan masyarakat di seluruh


wilayah yang terkena dampak untuk mengoordinasikan penemuan
kasus dengan penyelidikan penyebab penyakit pada anak-anak ini.
2. Penyelidikan lebih lanjut oleh berbagai otoritas nasional sedang
berlangsung untuk memasukkan riwayat paparan yang lebih rinci,
pengujian toksikologi, dan tes virologi/mikrobiologi tambahan.
3. Selain itu, studi kasus-kontrol untuk menetapkan frekuensi deteksi
adenovirus pada kasus yang dirawat di rumah sakit dengan hepatitis
akut dibandingkan dengan mereka yang dirawat di rumah sakit
karena alasan lain sedang berlangsung di Inggris. Tindakan
penelitian juga dikoordinasikan di seluruh wilayah WHO dan dengan
mitra.
PUBLIC HEALTH RESPONSE (2)

4. WHO terus mendukung berbagi informasi dengan jaringan profesional


dan unit spesialis hati
5. Panduan sedang dikembangkan untuk mendukung Negara-negara
Anggota dengan diagnosa, investigasi dan pelaporan kasus,
karakterisasi klinis dan manajemen klinis gagal hati akut pada anak-
anak.
6. Survei awal dari pusat pediatrik dan hati yang dilakukan terutama di
Eropa, telah diperluas untuk menentukan apakah jumlah kasus
hepatitis akut parah saat ini dengan etiologi yang tidak diketahui pada
anak-anak berada di atas angka latar belakang di beberapa negara
atau hanya negara tertentu
WHO RISK ASSESSMENT

WHO menilai risiko di tingkat global sebagai moderat mengingat:

1.Etiologi hepatitis akut yang parah ini masih belum diketahui dan sedang
diselidiki; kasus lebih parah secara klinis dan proporsi yang lebih tinggi
berkembang menjadi gagal hati akut dibandingkan dengan laporan
sebelumnya tentang hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui pada
anak-anak;
2.Informasi epidemiologi, laboratorium, histopatologi dan klinis yang
terbatas saat ini tersedia untuk WHO;
3.Jumlah kasus yang sebenarnya mungkin diremehkan di beberapa tempat,
sebagian karena kapasitas pengawasan yang terbatas;
4.Sumber dan cara penularan agen etiologi potensial belum ditentukan,
sehingga kemungkinan penyebaran lebih lanjut tidak dapat sepenuhnya
dinilai;
5.Meskipun tidak ada laporan yang tersedia tentang infeksi terkait perawatan
kesehatan, penularan dari manusia ke manusia tidak dapat
dikesampingkan karena ada beberapa laporan tentang kasus yang terkait
secara epidemiologis.
WHO ADVICE

1.Sangat dianjurkan untuk mengidentifikasi, menyelidiki dan melaporkan


kasus-kasus potensial yang sesuai dengan definisi kasus di atas.
2.Informasi epidemiologi dan faktor risiko inti dapat dikumpulkan dan
diserahkan oleh Negara Anggota ke WHO dan lembaga mitra melalui
mekanisme pelaporan yang disepakati (misalnya IHR, platform TESSy di
Wilayah Eropa, dan lainnya).
3.WHO sedang mengembangkan formulir pelaporan kasus klinis untuk
mendukung pengumpulan data melalui Platform Data Klinis Global WHO
yang ada.
SURAT EDARAN
Kewaspadaan Terhadap penemuan Kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya

Surat Edaran Nomor : HK.02.02/2515/2022


Kewaspadaan Terhadap penemuan Kasus hepatitis akut yang tidak
diketahui etiologinya

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/wB5rQb9O2a
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai