UNKNOWN
HEPATITIS
RIDWAN AMIRUDDIN
PERHIMPUNAN AHILI EPIDEMIOLOGI
INDONESIA (PAEI)
OUTLINE 1. Global Cause of Death
2. Penyakit Infeksi Emerging
3. Hepatitis Unknown
4. Assessment WHO
5. Recommendation
Penyakit Infeksi Emerging (PIE)
atau
Peningkatan tekanan
pada basis sumber daya
Urbanisasi dan Perjalanan dan
alam Yang dapat
pembangunan perdagangan
menyebabkan
infrastruktur internasional
munculnya penyakit
zoonosis
Dampak dari penyakit baru sulit untuk diprediksi namun bisa signifikan, karena manusia mungkin hanya memiliki sedikit kekebalan
terhadap penyakit ini atau tidak sama sekali
Ruang Lingkup Penyakit Infeksi Emerging
Penyakit Virus Covid-19, Penyakit virus Ebola, Penyakit virus Hanta, Penyakit kaki tangan
Emerging dan mulut, Penyakit virus Nipah, Penyakit Virus MERS, Demam berdarah
Crimean-Congo, Demam Rift Valley, Poliomyelitis dan Penyakit virus baru
> Confirmed : Belum tersedia saat ini, sebab belum jelas penyebab Hepatitis Akut ini
timbul.
> Suspect: Kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah satu dari Hepatitis A-
E). kemudian jumlah SGOT atau SGPT > 100 IU/L. Suspek berusia < 16 tahun dan masuk
dalam kriteria kasus yang ditetapkan yakni per 1 Oktober 2021 hingga saat ini.
> Probable: Kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah satu dari Hepatitis A-
E). jumlah SGOT atau SGPT > 500IU/L, berusia < 16 tahun, dan masuk dalam kriteria kasus
yang ditetapkan yakni per 1 Oktober 2021 hingga saat ini.
> Epi-Linked: Seseorang yang kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah
satu dari Hepatitis A-E) dari segala usia yang merupakan kontak dekat dari kasus
kemungkinan sejak 1 Oktober 2021.
> Pending Classification: Yaitu terduga masuk ke dalam kriteria probable dengan jumlah
SGOT atau SGPT > 500 IU/L, namun masih menunggu hasil Serologi dari Hepatitis A, B, C, E.
> Discarded: Jika salah satu hasil Serologi Hepatitis A, B,C, E ternyata positif atau ada etiologi
lainnya.
ETIOLOGI UNKNOWN HEPATITIS
Artralgia/ Mialgia
SAMPLE TYPE AND TEST PATHOGEN
Meskipun tercatat ada belasan dugaan kasus di Indonesia, peringkat tingkat kasus hepatitis akut misterius tertinggi di
dunia masih disandang oleh Amerika, Inggris, Brazil dan Italia.
16 dugaan kasus hepatitis akut misterius tersebut kemudian diperinci menjadi masing-masing 15 kasus "pending
classification" dan 1 sisanya sebagai kasus "probable".
Rincian provinsi yang diduga terdapat kasus hepatitis akut misterius adalah sebagai berikut:
Bangka Belitung
Sumatera Barat
Jambi
Banten
DKI Jakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
Bali
Dilaporkan juga terkait rincian pasien yang diduga mengidap hepatitis akut misterius
yang tersebar di 10 provinsi tersebut yakni dengan rincian sebagai berikut:
Jenis Kelamin
Laki-laki: 11 orang pasien terduga
Perempuan: 5 orang pasien terduga
Usia
0-5 tahun: 11 orang pasien terduga
6-10 tahun: 3 orang pasien terduga
11-16 tahun: 2 orang pasien terduga
Kondisi
Meninggal: 4 orang
Dirawat: 12 orang
Kemenkes meminta Dinas Kesehatan provinsi dan
kabupaten/kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, laboratorium
kesehatan masyarakat, dan rumah sakit untuk memantau dan
melaporkan kasus sindrom Penyakit Kuning akut di
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan
gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik
atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara
mendadak dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui
penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
DISTRIBUTION ACUTE SEVERE HEPATITIS OF UNKNOWN
IN CHILDREN BY COUNTRY
Table 1. Classification of reported probable cases per country
since 1 October 2021, as of 26 May 2022.
HIMBAUAN KEMENKES
1.Etiologi hepatitis akut yang parah ini masih belum diketahui dan sedang
diselidiki; kasus lebih parah secara klinis dan proporsi yang lebih tinggi
berkembang menjadi gagal hati akut dibandingkan dengan laporan
sebelumnya tentang hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui pada
anak-anak;
2.Informasi epidemiologi, laboratorium, histopatologi dan klinis yang
terbatas saat ini tersedia untuk WHO;
3.Jumlah kasus yang sebenarnya mungkin diremehkan di beberapa tempat,
sebagian karena kapasitas pengawasan yang terbatas;
4.Sumber dan cara penularan agen etiologi potensial belum ditentukan,
sehingga kemungkinan penyebaran lebih lanjut tidak dapat sepenuhnya
dinilai;
5.Meskipun tidak ada laporan yang tersedia tentang infeksi terkait perawatan
kesehatan, penularan dari manusia ke manusia tidak dapat
dikesampingkan karena ada beberapa laporan tentang kasus yang terkait
secara epidemiologis.
WHO ADVICE
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/wB5rQb9O2a
TERIMA KASIH