Anda di halaman 1dari 19

Kata pengantar

Puji syukur serta limpah terimakasih penulis, Haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
oleh karena berkat dan perlindungan-nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga
makalah yang berjudul Stuktur dan Pembentukan Tulang pada Manusia, dapat di selesaikan
tepat waktu. Selain itu saya ingin menyampaikan limpah terimakasih kepada semua pihak
yang membantu saya penyusunan hingga penyelesaian makalah yang saya buat.

Makalah ini di susun untuk memenuhi, sala satu tugas mata kuliah biomedik dasar dan
memberikan informasi yang luas bagi para pembaca sesuai dengan isi makalah yang saya
buat.

Penulis menyadari bahwa makalah yang di buat tidak terlepas dari kekurangan, sehingga
kritik dan saran yang membangun dari pembaca dapat di sampaikan untuk perkembangan
makalah dan menjadi tolak ukur untuk penulisan makalah yang lain dikemudian hari.
Daftar isi

Halaman judul

Kata pengantsr

Daftar isi

Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar belakang


1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat

Bab II. Isi

2.1. Kerangka tubuh manusia

2.2. Perkembangan dan pertumbuhan tulang

2.3. Fungsi tulang

2.4. Dinamis tulang

Bab III. Penutup

3.1. Kesimpulan

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Salah satunya manusia dapat
bergerak karena memiliki anggota tubuh yang dapat menggerakkan anggota tubuh
kita. Alat gerak ada dua macam yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Alat gerak
pasif ialah rangka badan kita dan alat gerak aktif ialah otot-otot badan. Alat gerak
manusia yaitu sendi, rangka, dan otot. Dari ketiganya tersebut memiliki fungsi
masing-masing dan masih terbagi menjadi beberapa macam alat gerak. Jika dari
salah satu alat gerak tersebut tidak berfungsi maka dapat menyebabkan kelainan
yang berhubungan dengan tulang yang kurang normal.
Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti kerangka rumah. Tubuh
manusia bagaikan sebuah bangunan yang di topang oleh kerangka. Perumpamaan
tersebut dikarenakan susunan kerangka manusia dengan susunan rumah hampir
sama dan memiliki bagian - bagian untuk dapat berdiri tegak. Bedanya jika bangunan
rumah di topang dengan adanya susunan kerangka kayu yang berguna untuk
menopang berdirinya bangunan rumah, manusia di topang dengan adanya
kerangka.
Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling berhubungan.
Hubungan antar tulang disebut sendi. Sendi ada yang dapat digerakkan dan ada
juga yang tidak. Sendi yang dapat digerakkan disebut Sendi Gerak. Sedangkan
sendi yang tidak dapat digerakkan disebut Sendi Mati.
Tulang - tulang pada manusia membentuk rangka dalam. Berdasarkan zat
penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan.
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, dan
tulang pendek. Berdasarkan letaknya, rangka dapat dibedakan menjadi 3 bagian
utama, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak.

Fungsi kerangka manusia adalah sebagai berikut  :


1). sebagai penegak tubuh
2). sebagai pembentuk tubuh
3). sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4). sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5). sebagai tempat pembentukkan sel darah merah
6). Sebagai alat gerak pasif
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana stuktur tulang?
Bagaimana cara perkembangan dan pertumbuhan tulang ?
2. Sebutkan apa fungsi tulang?
3. Bagaimana sifat dinamis tulang ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana stuktur tulang
2. Mengetahui cara perkembangan dan pertumbuhan tulang.
3. Mengetahui fungsi tulang
4. Mengetahui bagaimana sifat dinamis tulang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kerangka Tubuh Manusia


Kerangka manusia tersusun dari berbagai jenis tulang, menurut bentuknya
tulang-tulang penyusun rangka tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam
sebagai berikut :
a. Tulang Pipa
Misalnya tulang lengan, tulang paha, dan tulang ruas jar.
b. Tulang Pendek
Misalnya tulang-tulang pegelangan tangan dan kaki, ruas-ruas tulang belakang.
c. Tulang Pipih
Misalnya tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk dan tulang panggul

Tulang-tulang penyusun rangka manusia dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu


tulang rangka kepada (tengkorak), tulang rangka badan, dan tulang anggota badan.

a. Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak)

Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak)


Kerangka kepala tersusun dari tulang-tulang pipih yang berhubungan satu
dengan yang lain.

Tulang tengkorak terbagi menjadi dua yaitu :


1. Tulang tengkorak bagian muka atau wajah, terdiri dari tulang rahang atas, tulang
rahang bawah, tulang pipi, tulang air mata, tulang hidung, tulang langit-langit dan
tulang lidah.
2. Kerangka tengkorak, terdiri dari tulang kepala belakang, tulang dahi, tulang ubun-
ubun, dua tulang pelipis, dua tulang tapis, dan tulang baji.

b. Tulang Kerangka Badan

Tulang Kerangka Badan


Kerangka badan dikelompokkan menjadi enam bagian, yaitu tulang belakang,
tulang dada, tulang rusuk atau iga, tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul.
Tulang belakang terdiri dari tulang pendek berjumlah 33 ruas dengan
perincian sebagai berikut :

 7 ruas tulang leher


 12 ruas tulang punggung
 5 ruas tulang pinggang
 5 ruas tulang kelangkang
 4 ruas tulang ekor

 Tulang dada terdiri dari tiga bagian yaitu :

 Bagian huluh
 Bagian badan
 Bagian taji pedang

 Tulang rusuk atau iga, berjumlah twelve pasang dengan rincian sebagai berikut:
 7 pasang rusuk sejati
 3 pasang rusuk palsu
 2 pasang rusuk melayang

 Tulang gelang bahu, terdiri dari dua tulang yaitu :

 2 tulang belikat
 2 tulang selangka

c. Tulang Kerangka Anggota Badan


Kerangka anggota badan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu tulang
anggota gerak atas dan tulang anggota gerak bawah.
Tulang anggota gerak atas tersusun oleh tulang-tulang :

 2 tulang lengan atas


 2 tulang hasta
 2 tulang pengumpil
 Tulang pegelangan tangan
 Tulang telapak tangan
 Ruas tulang-tulang jari tangan

Tulang anggota gerak bawah tersusun oleh tulang-tulang :

 2 tulang paha
 2 tulang kering
 2 tulang betis
 Tulang pegelangan kaki
 Tulang tapak kaki
 Ruas tulang-tulang jari kaki

2.2. Perkembangan dan Pertumbuhan Tulang

Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang


dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago)
yang berkembang menjadi tulang keras.

Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan.
Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan
kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon
pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan
dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja secara bertolak
belakang (osteoblas memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas
menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan tulang yang
seimbang.

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila


daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas,
bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.

Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah


batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas.
Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium
berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam
tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang
rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa)
akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-
sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan
dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya
pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise


sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting
dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-


menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di
daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan
tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah
rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar,
dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan
tulang baru di daerah permukaan.

Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang
berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas
(sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap
satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk
sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan
tulang menjadi keras.

Jenis osifikasi:

a. Osifikasi endokondral :

Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim


berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi
jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang,
dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian
besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan
muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi. Osteoblas
selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan
kuat pada matriks tulang.

b. Osifikasi intramembranosus :

Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang,


contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada proses perkembangan
hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan
endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian
berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung
dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.

c. Osifikasi heterotopik :

Pembentukan tulang di luar jaringan lunak


EFEK HORMON TERHADAP PERTUMBUHAN TULANG
Hormon pertumbuhan (Growth Hormon)
 Merupakan efek paling utama dari GH
 Pertumbuhan tulang dapat berupa penebalan atau pertumbuhan panjang
 Ke 2 pertumbuhan tersebut ditingkatkan oleh hormone pertumbuhan
 Hormone ini merangsang poliferasi tulang rawan epifis shga menyediakan lbh
banyak ruang untuk membentuk tulang dan merangsang aktivitas osteoblas
 Apabila lempeng epifis telah tertutup,tulang tdk lagi bertambah panjang walaupun
terdapat hormone peertumbuhan
Parathyroid hormon (PTH)
Fungsinya mempertahankan konsentrasi serum kalsium pada rentang yang
sangat sempit. Produksi dan release distimulasi oleh naik turunnya kadar kalsium
serum. Target organnya tubulus renal, tulang, dan intestinal .
Hormon lain
Estrogen menstimulasi absorbsi kalsium dan melindungi tulang dari pengaruh
PTH. Efek hormon ini menyebabkan oeteoporosis. Thyroxin meningkatkan
pembentukan dan resobsi tulang tetapi lebih dominan resorbsi sehingga hyperthyroid
dihubungkan dengan besarnya pembongkaran tulang dan osteoporosis.
2.3. Fungsi Tulang

Selain fungsi tulang yang sudah sempat saya sebutkan di beberapa penjelasan sub judul di
atas, ada beberapa fungsi lagi yang harus Anda ketahui, yaitu:

 Sebagai penegak atau penahan tubuh.

Fungsi dari tulang adalah menyangga tubuh. Tulang memberikan bentuk pada tubuh
manusia, membuatnya tetap, dapat duduk dan juga dapat berdiri. Tulang menopang
daging, otot, kulit, dan organ internal dengan kokoh.Sebagai pemberi bentuk pada
tubuh.

 Melindungi organ internal

Fungsi pertama dari tulang adalah perlindungan terhadap organ dalam tubuh. Misalnya
tulang tengkorak melindungi otak, sehingga otak tidak langsung rusak saat saat kepala
terkantuk benda tumpul atau saat seseorang tidak sengaja menendang bola tepat ke
kepalamu.

 Menyimpan dan melepaskan lemak


Dilansir dari Medical News Today, asam lemak hasil kelebihan metabolisme dapat disimpan
di jaringan adiposa dalam sumsum tulang kuning. Jaringan adiposa tersebut kemudian
dapat digunakan dan dilepaskan ketika tubuh sedang kekurangan makanan.

 Memproduksi sel darah

Proses hematopoiesis (pembentukan darah) terjadi dalam sumsum tulang merah. Dalam
sumsum tulang merah sel darah merah, sel darah putih, bahkan juga trombosit diproduksi.

 Menyimpan dan melepaskan mineral

Dilansir dari Healthline, mineral penting seperti kalsium dan fosfor disimpan dalam tulang.
Ketika tubuh memerlukan mineral tersebut, tulang dapat melepaskannya ke aliran darah
untuk kemudian digunakan.

 Memfasilitasi gerak

Tulang memfasilitasi gerak sebagai alat gerak pasif yang dikendalikan oleh kontraksi otot.
Karena kerja sama tulang dan ototlah manusia bisa bergerak, berbicara, berlari, duduk,
melompat, bahkan menari dan berkelahi.

2.4. Sifat Dinamis Tulang


a) Pengaruh Latihan Fisik terhadap Massa Tulang
Latihan fisik menstimulasi osteoblas dengan adanya arus listrik yang
dihasilkan ketika stress mengenai tulang, terutama bagian permukaan periosteal
tulang. Latihan fisik juga meningkatkan struktur tulang selama masa pertumbuhan
dan mengurangi kehilangan massa tulang pada individu usia lanjut.
Latihan fisik yang berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan massa
tulang regional. Faktor nutrisi, terutama asupan kalsium yang cukup sangat
menentukan dalam puncak massa tulang. Penelitian retsospektif menunjukkan
bahwa individu dengan asupan kalsium yang tinggi pada masa pertumbuhan
memiliki puncak massa tulang yang lebih tinggi dikemudian hari. Puncak massa
tulang merupakan tingkatan tertinggi dari densitas mineral tulang, kandungan mineral
tulang (Bone Mineral Content) atau massa tulang (Bone Mass). Puncak massa
tulang yang rendah akan memudahkan terjadinya osteoporosis dan fraktur tulang
pada saat usia lanjut. Puncak massa tulang dicapai pada usia 20-30 tahun, setelah
itu akan menurun, dimana terjadi proses penuaan, absorpsi kalsium menurun dan
fungsi hormon paratiroid meningkat sehingga kalsium tulang mulai berkurang .
Latihan fisik berupa aktifitas berenang memberikan dampak yang
menguntungkan bagi kesehatan tulang pada wanita muda. Sedangkan latihan fisik
dengan intensitas yang sangat rendah tidak dapat menstimulasi osteoblas sehingga
tidak akan memberikan dampak pada tulang .

b) Kalsium dalam Tubuh


Kalsium memiliki berbagai fungsi penting dalam fisiologi tubuh. Fungsi
kalsium antara lain merupakan pembentuk utama tulang dan gigi, berfungsi untuk
integritas sistem saraf dan otot, serta mempengaruhi aktifitas sekresi kelenjar
eksokrin dan endokrin .
Kalsium masuk ke dalam tubuh melalui saluran gastro-intestinal, dan
diabsorpsi terutama dalam usus halus bagian atas dengan difusi pasif dan transport
aktif. Agar dapat diabsorpsi dengan baik oleh tubuh, kalsium hendaklah dalam
bentuk larutan dan terioonisasi .
Kalsium didistribusi dengan cepat ke jaringan skeletal. Kalsium serum normal
berkisar antara 9-10,4 mg/dL (Sukandar et al., 2008). Ekskresi kalsium melalui urine,
keringat, dan terutama melalui fases. Ekskresi melalui urine tidak melebihi 150
mg/hari. Ekskresi melalui urine menurun dengan bertambahnya usia .

c) Peran Kalsium dalam Tulang


Kalsium dalam tulang disimpan dalam bentuk kristal hidroksiapatit (CaHPO4).
Jumlah kalsium pada masa dewasa normal berkisar 1000-1200 g dan kira-kira 99%
diantaranya berada dalam tulang. Sebagian kalsium yang terionisasi berada dalam
bentuk ikatan dengan anion, terutama fosfat anorganik dan sitrat. Kalsium dalam
tulang terdapat dalam dua bentuk, sebagian kecil dalam bentuk cadangan yang labil
dan mudah diganti, dan sebagian besar merupakan cadangan yang stabil.
Pada saat kanak-kanak hingga usia 20 tahun, seharusnya dijaga agar
kandungan kalsium dalam tulang tinggi. Karena, pada saat tersebut tulang sedang
pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Setelah itu,massa tulang akan
menurun secara alamiah. Kecepatan perusakan tulang tidak lagi dibarengi dengan
kecepatan untuk memperbaiki diri. Sehingga apabila pada usia muda kandungan
kalsium dalam tulang tidak dipertahankan, maka pada masa yang akan datang
kemungkinan dapat terjadi pengeroposan tulang.
Latihan fisik dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam plasma,
sehingga tulang tidak perlu melepas ion kalsium dan konsentrasi ion kalsium dalam
tulang dapat tetap dipertahankan tinggi dan massa tulang tetap terjaga.

d) Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang


 Pengaruh terhadap Kualitas Tulang
Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam
bentuk hydroksiapatit (garam kristalin), yang rumus kimianya Ca10(PO4)6(OH)2.
Kebutuhan kalsium maksimal terjadi selama puncak masa pertumbuhan
cepat, yaitu pada masa remaja, yang mencapai 1300 mg/hari. Asupan kalsium
sangat vital pada masa ini, agar diperoleh mineralisasi tulang yang cukup .
Apabila kandungan kalsium berkurang, maka kekuatan tulang akan
menurun karena tulang akan kehilangan struktur pembentuk utamanya.
Konsumsi kalsium oleh anak perempuan usia pertumbuhan dan wanita dewasa
harus mendekati atau melebihi asupan yang dianjurkan, sehingga puncak massa
tulang dapat dicapai dan terpelihara sampai masa menopause .
Kalsium merupakan elemen kunci untuk mencegah terjadinya
osteoporosis. Ion kalsium dan fosfor merupakan molekul organik yang
membentuk tulang dan gigi. Tulang menyimpan kalsium untuk membantu
memelihara konsentrasi ion kalsium dalam plasma, ketika ion kalsium berkurang
dalam plasma oleh karena asupan ion kalsium yang tidak cukup. Jika asupan
kalsium kurang dalam jangka waktu lama maka akan dapat terjadi kehilangan
massa tulang yang akhirnya akan mengakibatkan terjadinya osteoporosis pada
saat menopouse dan tulang akan mudah mengalami fraktur .
Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam
bentuk hydroksiapatit. Fungsi utama kalsium adalah untuk membentuk struktur
dari tulang dan gigi. Sisanya ditemukan pada sel dan jaringan lunak sebesar
0,9% dan di dalam pembuluh darah serta cairan ekstraseluler 0,1%. Perolehan
asupan jumlah kalsium yang cukup akan membantu peningkatan metabolisme
tulang dan memperbaiki keadaan tulang secara keseluruhan .

 Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang


Pemberian suplemen kalsium ditujukan pada individu-individu yang tidak
dapat mengkonsumsi kalsium sesuai dengan yang dianjurkan,misalnya pada
individu dengan osteopenia atau osteoporosis, wanita yang perimenopouse dan
postmenopouse, ibu yang menyusui lebih dari satu bayi, vegetarian, dan individu
yang pada usia pertumbuhan kurang mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung kalsium seperti, keju, susu, dan sayuran hijau dalam asupannya
sehari-hari .
Suplemen kalsium telah diketahui memberikan manfaat untuk kesehatan
tulang pada anak-anak, dewasa muda, dan wanita yang telah menopouse.
Puncak pembentukan massa tulang hanya akan terjadi sampai usia 20 tahun,
dan sebagian besar kalsium yang terdapat didalam tulang sepanjang hidup
seseorang akan disimpan sebelum berusia 20 tahun juga. Defisiensi ion kalsium
selama masa kanak-kanak. akan menghasilkan tulang yang kurang padat pada
masa selanjutnya. Sehingga diperlukan jumlah asupan kalsium yang cukup
selama masa pertumbuhan atau sebelum berusia 20 tahun. Tetapi sayangnya
banyak individu yang tidak mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup.
Menurut penelitian di Amerika Serikat ternyata pada semua lapisan umur
konsumsi kalsium tidak mencapai jumlah asupan yang dianjurkan oleh Institute
of Medicine (IOM), Washington,USA.

Asupan kalsium yang dianjurkan IOM,USA (Deborah et al.,2007).


Umur Asupan yg tepat Batas atas
(tahun) (mg/hari) asupan (mg/hari)
1-3 500 2500
4-8 800 2500
9 -13 1300 2500
14 -18 1300 2500
19 -
1000 2500
30

Sebagaimana disebutkan dimuka, kalsium adalah mineral penyusun


terbesar hidroksiapatit. Pembentukan hidroksiapatit pada proses mineralisasi
dimulai dari terbentuknya osteosit oleh osteoblas. Osteoblas mempunyai
kemampuan mengikat mineral tulang. Osteosit kemudian mengalami
kalsifikasi yaitu, proses deposisi mineral seperti ; kalsium, fosfat, dan ion
hidroksi. Pemberian tambahan kalsium kepada individu yang kurang asupan
kalsium akan dapat meningkatkan konsentrasi kalsium ekstraseluler.
Peningkatan tersebut akan memicu mobilisasi dan proliferasi osteoblas
sehingga akan dapat meningkatkan sintesa matriks tulang dan terjadinya
keseimbangan kalsium. Ketidaksesuaian asupan kalsium sejak dini dapat
menyebabkan massa tulang yang rendah.
Kalsium banyak terdapat dalam beberapa jenis makanan seperti susu,
yoghurt, dan keju, juga banyak terdapat dalam sayur-sayuran seperti brokoli,
buncis, dan sayur hijau seperti kangkung, bayam, dll, tetapi kalsium tidak
sepenuhnya dapat diabsorpsi dari sayur tersebut sehingga sulit untuk
mendapatkan jumlah kalsium yang cukup. Alasan lain, mengapa seseorang
tidak dapat mengkonsumsi kalsium secara cukup diantaranya adalah karena
tidak menyukai rasa dari produk-produk yang banyak mengandung kalsium
seperti susu,keju, yougurt. Ketika asupan kalsium dari makanan sehari-hari
tidak sesuai, maka diperlukan tambahan kalsium yang berasal dari luar tubuh
yaitu dalam bentuk suplemen kalsium, sehingga jumlah kebutuhan kalsium
setiap harinya dapat mencukupi, dan penurunan massa tulang dapat dicegah.
Suplemen kalsium yang biasa dikonsumsi adalah dalam bentuk
kalsium karbonat, kalsium sitrat, dan kalsium sitrat malate (CCM). Suplemen
yang paling sering digunakan adalah kalsium karbonat, tetapi bentuk ini tidak
optimal diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat lebih baik absorpsinya, namun juga
tidak sempurna diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat malate (CCM) memiliki
bioavailability yang lebih tinggi (tersedia lebih tinggi secara biologi) sehingga
labih sempurna diserap tubuh, mudah dicerna, mengakibatkan kurang
konstipasi dan lebih sedikit gas dibandingkan dengan suplemen lain.
Suplemen kalsium tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, tablet kunyah,
bubuk, dan liquid. Dalam mengkonsumsi kalsium yang perlu diperhatikan
adalah bioavailability, ukuran tablet, dosis kalsium dalam satu tablet, bentuk
kalsium, dan harganya .

e) Peran Mandibula dalam Kesehatan Gigi dan Mulut


Mandibula termasuk tulang aksial yaitu, tulang yang kurang mendapat latihan
fisik. Tulang yang banyak mendapat latihan fisik disebut tulang eksperimental.
Terdapat perbedaan respon tulang aksial dengan tulang ekstremitas terhadap
kejadian osteoporosis. Menurut Krane (1974) dan hasil penelitian Sumiati-Sunaryo
(1998) osteoporosis pertama-tama menyerang tulang aksial, baru kemudian tulang
ekstremitas. Oleh karena itu untuk menghindarkan kerapuhan tulang sangatlah
penting untuk memperhatikan kualitas tulang aksial terutama mandibula. Beberapa
penelitian di bidang Kedokteran Gigi membuktikan bahwa terjadinya osteoporosis
pada tulang lainnya juga diikuti dengan penurunan densitas tulang mandibula.
Sementara itu mandibula penting peranannya dalam menunjang kesehatan terutama
kesehatan gigi dan mulut. Apabila mandibula mengalami pengeroposan maka gigi
tidak akan terdukung dengan baik dan proses pengunyahan tidak dapat dilakukan
dengan benar.
Mandibula dan maksila secara umum memiliki struktur yang sama dengan
tulang panjang, yakni sama-sama memiliki dense cortical shell overlying pada
lapisan dalam trabekula.
Dalam hal perawatan ortodonti, peran kualitas mandibula juga sangat
penting, dimana apabila tulang tidak baik maka pergerakan gigi tidak dapat dilakukan
sesuai dengan yang diharapkan, sehingga keberhasilan perawatan orthodonti tidak
tercapai.
Untuk mendapatkan keseimbangan antara hubungan oklusal, tercapainya
estetik dari gigi-gigi dan tulang fasial diperlukan stabilitas perawatan ortodontik.
Untuk menjaga memelihara serta menjaga stabilitas tulang alveolar dan mengurangi
risiko resorbsi tulang, perlu ditingkatkan kualitas mandibula dengan
mempertahankan kadar mineral tulang, misalnya kalsium untuk proses kalsifikasi .


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
 Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh
kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan,
berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.
 Fungsi kerangka manusia adalah sebagai berikut  :
1). sebagai penegak tubuh
2). sebagai pembentuk tubuh
3). sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4). sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5). sebagai tempat pembentukkan sel darah merah
6). sebagai alat gerak pasif
 Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun.
Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling.
 Proses Pembentukan & Pertumbuhan Tulang - Rangka manusia terbentuk pada
akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Tulang
yang terbentuk mula-mula adalah tulang rawan (kartilago).
Daftar Pustaka

Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi
Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC

Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia

Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and Company
Gienview

Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey

Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai