Anda di halaman 1dari 13

Kata pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih
dan karunianya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Walaupun ada beberapa
halangan yang menggangu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi para mahasiswa terutama yang berada
Poltekes Tual dengan memberi materi tentang “Stuktur dan Fungsi Integumen” hingga di
harapkan dengan mempelajari makalah ini mahasiswa maupun pembaca lainnya bisa
mendapatkan tambahan pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis berharap
adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini pada masa yang
akan datang. Akhir kata dari penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga menjadi bermanfaat bagi kita
semua.
Daftar isi

Halaman judul

Kata pengantar

Daftar isi

Bab l pendahuluan

1.1. Latar belakang


1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat

Bab II. Pendahuluan

2.1. Stuktur sistem integumen

2.2. Fungsi sistem integumen

Bab lll. Penutup

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Daftar pustaka
Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar belakang

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem
ini sering kali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang
mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup".

Pada orang dewasa, sistem integumen menutupi area seluas kurang lebih 2 m2, atau sebesar
sebuah selimut kecil. Tapi tidak seperti selimut pada umumnya, sistem organ ini lembut,
kuat, tahan air, dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri. Berat
keseluruhannya adalah sekitar 3,6 kg atau 15% dari total berat tubuh.

Organ ini juga merupakan bagian terindah dari tubuh seseorang. Selain indah, organ ini juga
memiliki sistem organ yang sangat kompleks dan lengkap dengan berbagai jenis jaringan dan
struktur dengan kemampuan tertentu. Sistem integumen sebagai organ terluar memerankan
berbagai fungsi yang memungkinkan interaksi antara kita sebagai pemilik tubuh dengan
dunia luar (lingkungan). Beberapa fungsi penting organ ini.

Dengan adanya sistem organ kulit (integumen), kita akan terlindung dari suhu yang
berubah-ubah. Jadi, fungsi sistem integumen akan memberikan perlindungan serta
dukungan terhadap perubahan suhu dengan berbagai cara. Dengan demikian, tubuh akan
dapat menyesuaikan dengan apa yang terjadi dalam sistem organ yang lain.

1.2. Rumusan Masalah

Apa stuktur dan fungsi integumen?

1.3. Tujuan

Tujuan umum penulisan ini adalah agar perawat atau pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang sistem integumen

1.4. Manfaat

Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penulisan yang hendak
dicapai, maka manfaat yang dapat diharapakan dari penelitian ini adalah
1) Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang stuktur integumen dan fungsi
integumen
2) Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta dapat
digunakan sebagai referensi bagi penulisan makalah selanjutnya.
3) Bagi Profesi
Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan.
2.1. Struktur Sistem Integumen
Sistem integumen menutupi seluruh sistem otot yang membungkus tulang. Meski pun kita
merasakan bahwa kulit sangat erat melekat pada otot tapi perlengketan ini sesungguhnya
longgar dengan lapisan di bawahnya.
Kulit tersusun atas beberapa lapisan dan lapisan-lapisan ini tidak dapat dilihat secara kasat
mata. Kondisi ini terjadi karena selalu terdapat zona transisi di antara lapisan tersebut.
Berikutnya kita akan membahas lapisan-lapisan tersebut satu per satu.

 Menyentuh Epidermis

Epidermis bisa jadi merupakan aspek yang paling familiar dari sistem integumen. Lapisan ini
terletak paling luar pada tubuh kita. Jadi, ketika kita menyentuh kulit kita dan merasakan
bahwa kulit kita halus, elastik, kuat, atau sedikit berminyak sebenarnya kita sedang
menyentuh epidermis.

By Madhero88 and M.Komorniczak, via Wikimedia Commons


Pada beberapa lokasi, permukaan epidermis ditutupi oleh rambut yang lebat. Di lokasi
lainnya, epidermis hanya ditutupi oleh rambut tipis. Bahkan pada beberap tempat, epidermis
tidak memiliki rambut dan digantikan oleh kuku pada ujung jari tangan dan kaki.

Epidermis sendiri tersusun atas 4 hingga 5 lapisan tipis (tentu saja tidak kasat mata). Mulai
dari stratum korneum pada bagian paling atas hingga stratum germinativum (stratum
basalis) pada bagian bawah.

Epidermis tersusun dari jaringan epitel skuamosa bertingkat, tapi setiap lapisan memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Epidermis tidak memiliki suplai darah. Epidermis mendapatkan
nutrisi melalui peristiwa difusi dari lapisan dibawahnya yaitu dermis. Berikutnya kita akan
membahas lapisan epidermis satu per satu.

1. Stratum Korneum: Pembungkus Tipis Tapi Kuat


Cara paling mudah menganalogikan lapisan ini adalah dengan membayangkannya sebagai
lapisan fiberglass tipis yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri. Stratum
korneum hanya terdiri dari 25-30 lapis sel, padat, dan relatif keras. Sel-sel ini disebut
sebagai keratinosit dan memproduksi protein jaringan ikat yang disebut keratin.

Keratinosit pada stratum korneum berasal dari sel epitel skuamosa dari stratum
germinativum. Saat melalui perjalanan menuju ke atas, sel-sel tersebut mengalami
keratinisasi atau kornifikasi (pembentukan zat tanduk) dengan memproduksi serat keratin
yang secara bertahap mengisi sel.

Kondisi ini terus berlangsung hingga inti sel (nukleus) dan organela sitoplasma sel hilang
dan metabolisme sel berhenti. Sel telah diprogram untuk mati ketika mereka mengalami
keratinisasi secara penuh dimana mereka juga akan bersifat tahan air dan kuat.

Filamen keratin pada lapisan dermis dapat berperan untuk membentuk struktur kulis
(sistoskleton) yang secara mekanis menstabilkan sel dari stress fisik yang didapat dari
lingkungan luar.

Bagian terluar dari stratum korneum dilapisi oleh lapisan lilin yang tahan air disebut sebum.

Stratum korneum melindungi tubuh dan memastikan segala sesuatu yang diluar tubuh tidak
masuk ke dalam.

Satu hal penting lainnya yang dilakukan oleh stratum korneum adalah mencegah radiasi
ultraviolet. Energi dari sinar matahari yang melalui lapisan teratas akan melewati lapisan di
bawah stratum korneum dan menstimulasi produksi vitamin D.

2. Zona transisi
Stratum lucidum, lapisan yang hanya ditemukan pada telapak tangan dan kaki, stratum
granulosum dan stratum spinosum merupakan lapisan yang berada tepat di bawah stratum
korneum. Lapisan ini menyimpan sel-sel muda yang akan mengantikan sel-sel mati pada
strautum korneum. Proses penggantian sel-sel ini berlangsung sekitar 14-30 hari.

Keratinosit pada lapisan ini memproduksi lipid (zat lemak) dan membantu keberhasilan
proses keratinisasi merupakan salah satu bentuk difirensiasi pada lapisan ini.

Lapisan ini juga mengandung sel Langerhans yang berperan dalam sistem imun. Bila ada
kuman yang dapat masuk ke dalam kulit maka sel ini akan membawanya ke nodus limfe
untuk dihancurkan.

3. Lapisan Terakhir: Pabrik Sel


Stratum germinativum atau disebut juga sebagai stratum basalil merupakan lapisan
epidermis paling bawah. Lapisan ini secara konstan memproduksi sel baru dan mendorong
sel tersebut untuk menuju ke lapisan di atasnya.
Lapisan ini mengandung melanosit, yang memproduksi pigmen melanin. Melanin,
merupakan pigmen yang memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Selain
memberikan warna, melanin juga melindungi kulit dari efek kerusakan yang ditimbulkan oleh
radiasi sinar ultraviolet cahaya matahari.

Jumlah sel melanosit pada setiap orang hampir sama, tapi jumlah melanin yang dihasilkan
sangat bergantung pada genetik dan lingkungan tempat dimana orang tersebut menetap.

Orang yang tinggal lebih dekat dengan garis katulistiwa akan memiliki evolusi gen yang
menstimulasi melanosit untuk memproduksi melanin lebih banyak sebagai proteksi
tambahan terhadap sinar ultraviolet sehingga warna kulitnya menjadi lebih gelap.

 Eksplorasi Dermis
Tepat di bawah lapisan epidermis terdapat lapisan yang lebih tebal yang disebut sebagai
dermis. Dermis tersusun atas 2 lapisan yaitu: zona papilaris dan zona retikular.

1. Zona papilaris

by Freepik
Zona papilaris terdiri dari membran dan tersusun atas bentuk menyerupai jari. Bentuk ini
memungkinkan daerah kontak antara epidermis dan dermis menjadi lebih besar. Pada
telapak tangan, telapak kaki, dan jari-jari, papila-papila ini akan diproyeksikan pada
epidermis dan membentuk garis tangan. Pola garis tangan pada jari disebut sebagai sidik
jari.

2. Zona retikularis
Zona retikularis penuh dengan serabut protein yang kompleks dan aktif secara metabolik.
Sel dan struktur pada zona ini memproduksi banyak produk karakteristik kulit seperti rambut,
kuku, sebum, keringat. Zona ini juga mengandung struktur yang menghubungkan sistem
integumen dengan sistem lainnya seperti sensor suhu, sentuhan, pembuluh limfe, serta
memiliki banyak pembuluh darah.
Reseptor sentuhan pada dermis akan menyalurkan sensasi tekanan, getaran, sentuhan
ringan ke sistem saraf. Nama-nama reseptor tersebut antara lain Lamellated (Pacinian)
corpuscles, tactile (Meissner’s) corpuscles, dan Ruffini’s corpuscles.

 Lapisan Kulit Terdalam: Hipodermis


Lapisan hipodermis atau disebut juga sebagai laposan subkutan merupakan lapisan yang
terletak tepat di bawah dermis. Lapisan ini tersusun atas jaringan adiposa (lemak) dan
jaringan penghubung.

Fungsi dari lapisan ini adalah sifat isolasi, menyimpan energi, dan membantu
mempertahankan kulit.

Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh getah bening, dan serabut
saraf. Lapisan ini bersifat longgar karena tersusun atas serabut elastin yang melekatkan
hipodermis ke jaringan otot di bawahnya.

Ketebalan dari lapisan subkutan ditentukan oleh jumlah lemak yang tersimpan dalam sel
jaringan adiposa. Semakin banyak jumlah lemak maka semakin tebal lapisan subkutan ini.
2.2. Fungsi Kulit atau Sistem Integumen

 sistem organ ini melindungi seluruh tubuh dari berbagai macam ancaman yang kita
dapatkan dari lingkungan. Misalnya, infeksi atau serangan organisme lainnya,
kerusakan karena radiasi sinar matahari, dan zat-zat kimia yang berbahaya disekitar
kita.
 Termoregulasi: sistem organ ini memberikan dukungan terhadap termoregulasi
(pengaturan suhu tubuh) melalui berbagai cara.
 Keseimbangan Air: permukaan terluar dari kulit merupakan lapisan yan paling tidak
suka air. Kondisi ini memungkinkan air dan garam tetap tersimpan dalam tubuh
sesuai dengan kebutuhan dan mencegah tubuh kehilangan cairan secara berlebihan.
Sebagian kecil air dan limbah tubuh (misalnya urea) dibuang melalui keringat.
 Penerima Pesan Masuk: Banyak kenis organ sensorik yang terletak pada sistem
integumen. Beberapa di antaranya memungkinkan kita untuk merasakan panas,
dingin, tekanan, geraran, dan juga nyeri.
 Pengirim Pesan Keluar: sistem integumen dan terutama rambut dapat mengirimkan
pesan ke lingkungan luar tubuh. Pesan ini dikirimkan terutama kepada manusia
lainnya. Orang atau dokter dapat menangkap informasi terkait kondisi kesehatan kita
melalui kulit dan rambut. Misalnya, ketika kita marah, kulit kita akan mulai tampak
berwarna pucat atau kemerahan. Begitu pula ketika kita mengalami sakit tertentu
warna kulit akan berubah.
 Produksi Zat Penting:

pada sistem integumen terdapat kelenjar Sebacea. Kelenjar ini terletak dan
berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini memproduksi suatu zat yang
disebut dengan sebum. Selain kelenjar Sebacea, terdapat pula kelenjar lainnya yaitu
kelenjar keringat yang tentu saja memproduksi keringat. Sel pada kulit juga
memproduksi keratin. Keratin merupakan sejenis protein jaringan ikat yang menjadi
komponen struktural dan fungsional penting pada sistem integumen. Keratin juga
yang menjadi bahan dasar pembentuk rambut dan kuku.
Bab lll. Penutup

3.1. Kesimpulan
Sistem intergumen merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai pelindung
(proteksi), sensasi, regulasi suhu tubuh, penyimpan lemak dan air, dan sebagai peng absorsi
sinar ultraviolet dan obat – obatan dalam tubuh manusia. Kulit juga merupakan organ tubuh
terbesar yang membentuk 15 persen berat badan total manusia.Kulit mempunyai 3 lapisan
pembentuk kulit, antara lain adalah epidermis,dermis dan jaringan subkutan atau hipodermis /
subcutis.

3.2. Saran
Setelah membaca dan memahami isi makalah ini, diharapkan perawat,mahasiswa calon
perawat atau para pembaca bisa mempelajari dan mengetahui bagaimana Pendidikan
Kesehatan Dalam Keperawatan Sehingga bisa menjadi acuan untuk pembelajaran selanjutnya
dalam keperawatan.
Daftar pustaka

1. Rizzo DC. Fundamentals of anatomy and physiology. Cengage Learning; 2015 Feb 27.
2. Scanlon VC, Sanders T. Essentials of anatomy and physiology. FA Davis; 2014 Nov 25.
3. Patton KT. Anatomy and Physiology-E-Book. Elsevier Health Sciences; 2015 Feb 10.

Anda mungkin juga menyukai