Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum

Teknologi Las
Halaman Judul

Oleh :

MEILY ANGELIN FENINLAMBIR

202069001

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Las ini dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Teknologi Las. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
maupun yang membacanya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Ambon, 22 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

1. Latar Belakang `............................................................................................................................4

2. Tujuan Praktikum..........................................................................................................................4

3. Manfaat Praktikum........................................................................................................................4

1. Proses pengelasan SMAW.............................................................................................................5

2. Prinsip Kerja Proses Pengelasan Busur Listrik..............................................................................5

1. Persiapan Prosedur Pengelasan SMAW.........................................................................................7

Syarat Alat Keselamatan Kerja Las...................................................................................................7

2. Melakukan Pengelasan................................................................................................................11

3. Inspeksi Hasil Las........................................................................................................................16

4. Pembahasan Hasil Las ( jenis cacat las).......................................................................................17

1. Kesimpulan..................................................................................................................................19

2. Saran............................................................................................................................................19

3
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang `
Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk berbagai
proses pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan penyambungannya, konstruksi
bangunan baja, dan konstruksi permesinan yang memang tidak dapat dipisahkan dengan
teknologi manufaktur. Teknologi pengelasan termasuk yang paling banyak digunakan
karena memiliki beberapa keuntungan seperti bangunan dan mesin yang dibuat dengan
teknik pengelasan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya.
Kualitas dari hasil pengelasan sangat tergantung pada keahlian dari penggunanya dan
persiapan sebelum pelaksanaan pengelasaan.

Salah satu pengelasan yang paling banyak digunakan adalah jenis pengelasan
trafo,di karenakan cara nya simple dan tidak seperti las karbit.

Pengelasan jenis ini dilakukan dengan menempelkan massa (-) pada objek yang
akan di kerjakan dan memasang elektroda pada api (+) . Las dengan trafo memiliki
beberapa memiliki sarana yang praktis. Tekanan api yang tinggi,jadi memudahkan kita
untuk mengerjakan konstruksi dan elemen lainya yang membutuhkan tekanan api yang
besar.

2. Tujuan Praktikum
 Mengetahui dan memahami proses pengelasan SMAW
 Membuatpengelasanulat las

3. Manfaat Praktikum
 Dapamengetahui proses pengelasan yang baik dan benar
 Dapatmembedakan hasil las-an yang baik dan tidak
 Dapatmembuatulat las zigzag dan melingkar
 Dapatmembuatsambungan las

4
B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Proses pengelasan SMAW


Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses
manufaktur. Proses pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau
lebih komponen, lebih tepat ditujukan untuk merakit beberapa komponen menjadi suatu
bentuk mesin. Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih
dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Proses-
proses pengelasan antara lain Gas Welding, Arc Welding, Resistance Welding, Solid
State Welding, dll. Gas Welding menggunakan gas untuk menghasilkan panas api,
contohnya antara lain Oxyacetilene Welding (menggunakan oksigen dan asetilen untuk
menghasilkan api), Pressure Gas Welding (menggunakan api oxyacetylene dan
pemberian tekanan). Pada Arc Welding, proses penggabungan didapat dari panas yang
dihasilkan dari busur listrik antara benda kerja dan elektroda. Contoh yang termasuk Arc
Welding antara lain Shielded Metal Arc Welding, Gas Metal Arc Welding, Gas Tungsten
Arc Welding, dll. Pada Resistance Welding, arus listrik yang kuat dilewatkan kepada
logam menyebabkan pemanasan lokal pada sambungan, kemudian saat tekanan diberikan
barulah proses las selesai. Contoh Resistance Welding antara lain pengelasan titik,
projection welding, seam welding, dll.

Cara mengelas yang sering dipergunakan dalam praktek dan termasuk klasifikasi
las busur listrik adalah : las elektroda terbungkus, las busur dengan pelindung gas dan las
busur dengan pelindung bukan gas. Las elektroda terbungkus (SMAW) adalah cara
pengelasan yang banyak digunakan pada masa ini.

2. Prinsip Kerja Proses Pengelasan Busur Listrik


Proses pengelasan SMAW juga dikenal sebagai proses MMAW (Manual Metal
Arc Welding). Dalam pengelasan ini, logam induk mengalami pencairan akibat
pemanasan dari busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda
kerja. Dalam cara pengelasan ini digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus
dengan fluks. Pada gambar di bawah dapat terlihat dengan jelas bahwa busur listrik

5
terbentuk di antara logam induk dan ujung elektroda. Karena panas dari busur ini maka
logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian membeku bersama.

Skema Welding Circuit

Gambar Proses SMAW

Arus yang digunakan dalam proses ini adalah 50 A sampai 300 A, dengan daya secara
umum kurang dari 10 kW. Arus yang digunakan adalah AC atau DC. Pola pemindahan
logam cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam. Secara umum dapat
dikatakan bahwa logam mempunyai sifat mampu las tinggi bila pemindahan terjadi
dengan butiran yang halus. Sedangkan pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar
kecilnya arus dan juga oleh komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Selama proses
pengelasan, bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan
membentuk terak (slag) yang kemudian menutupi logam cair yang terkumpul di tempat
sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi. Dalam beberapa fluks bahannya
tidak dapat terbakar, tetapi berubah menjadi gas yang juga menjadi pelindung dari logam
cair terhadap oksidasi dan memantapkan busur.

6
C. LAPORAN DAN PEMBAHASAN

1. Persiapan Prosedur Pengelasan SMAW


Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk melakukan Prosedur pengelasan SMAW,
khususnya dengan menggunakan proses las SMAW adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan benda kerja.

Penyiapan material ini harus disesuaikan dengan WPS yang ditentukan,


termasuk didalamnya adalah bentuk dan ukuran kampuh las. Permukaan material
yang akan disambung dipastikan sudah bersih dari minyak dan kotoran lainnya
agar memperoleh hasil lasan yang baik.

7
b. Menyediakan elektroda.
- Diameter elektroda yang di gunakan berdiameter 3,5 mm
- Panjang elektroda yang digunakan 350 mm
- Pengaturan arus yang digunakan sebesar 200 A
- Recommended current range flat 60-125
- Polarity of electrode yang digunakan AC or DC ±

Menyiapkan elektroda dengan jenis sesuai dengan material logam induk


yang akan disambung. Diameter elektroda dipilih sesuai dengan bentuk dan
ukuran kampuh yang digunakan, yang paling banyak digunakan adalah diameter
2,6 mm atau 3,2 mm. Untuk mendapatkan hasil sambungan las yang optimal,
sebaiknya sebelum digunakan elektroda dipanaskan dalam oven dengan
temperatur 75°C – 100°C selama kurang lebih 1 (satu jam).

c. Mengatur mesin las.

Memastikan semua sambungan kabel baik kabel power, kabel massa


maupun kabel elektroda terkoneksi dengan baik da n kuat. Mengatur besarnya
arus listrik sesuai dengan jenis dan diameter elektroda serta ketebalan material
yang disambung.

d. Menyiapkan alat bantu dan alat keselamatan kerja.

Alat bantu yang diperlukan selama proses pengelasan. pelindung mata &
muka, appron (baju las), sarung tangan dan sepatu keamanan, tank jepit las, palu
las, sekat baja, dan gurinda potong.

8
 Alat-alat Keselamatan Kerja Las
Jenis alat keselamatan kerja las
1. Helm Las / Kaca Mata Las
Helem atau kaca mata las untuk Melindungi mata dari pancaran cahaya
langsung akibat sinar ultraviolet secara langsung yang sangat berbahaya bagi
kesehatan mata.

Gbr. 2.11 helm las

2. Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan dari panas langsung akibat hasil pengelasan
pada bahan atau material yang telah di las.

Gbr. 2.12 sarung tangan


3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat
dari kulit atau dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :

 Apron lengan

9
Gbr. 2.13 apron lengan

 Apron dada

Gbr. 2.13 apron dada

 Apron lengkap :

10
 
Gbr.2.14 apron lengkap
4. Sepatu Safety

Gbr. 2.15 sepatu Safety

5. Masker Las

11
Gbr.2.16 masker las
6. Gurinda Pemotong
Digunakan untuk memotong bahan material las agar proses
pemotongan lebih cepat dan tepat.

Gbr. 2.17 gurinda potong

7. Penggunaan keseluruhan dari perlengkapan keselamatan kerja

gbr.2.19 perlengkapan keselamatan kerja

2. Melakukan Pengelasan
a. Persiapansebelum pengelasan

12
- Sebelum melakukan pengelasan plat baja dipotong menjadi beberapa bagian kecil
berukuran 10 cm.

- Pada praktikum ini kami menggunakan elektroda berukuran 3.2 x 320 (dia x panjang).

Plat baja Elektroda Terbungkus

Membuat ulat las

a. Zig-zag

b. melingkar

13
c. membuat benda kerja las

b. proses pengelasan

14
Inspeksi las pada saat las

- Palu las - klem massa - tang elektroda

- Sikat baja - tang penjepit - mesin las

- Kamera - kabel las

Menyiapkan peralatan las

- Pengaturan besar Ampere

Dalam melakukan pengelasan ini digunakan ampere sebesar 75 A sesuai dengan


kebutuhan elektroda serta penetrasi yang dibutuhkan.

- pemilihan bahan material

- pembuatan ulat las zigzag

- amper yang di gunakan

- sudut las yang di gunakan 70°

- plat las yang di gunakan 10 cm

15
c. Inspeksi sesudah las

hasil las-an yang kami lakukan tidak terlalu baik, karena ini adalah kali pertama kami
melakukan pengelas-an. Dalam hal ini kami menge-las dengan 2 buah jenis ya itu las zig-
zag dan melingkar.

16
hasil las :

- Mendinginkan benda kerja


- Membersihkan terak las
- Mengukur Panjang las
- Mengukur tinggi ulat las
- Mengukur lebar ulat las

3. Inspeksi Hasil Las


- ukuran benda kerja :

- plat baja : 10 cm

- elektroda : 3.2 x 320 (dia x panjang) mm

- posisi pengelasan :

Sudut kemiringan elektroda dengan bendak kerja berkisar 70 o.

 kecepatan las :

Panjang lasan : 10 cm = 100 mm

Waktu pengelasan : 20 detik

17
V = s/t

= 100/20 = 5 mm/s

 Ukuran las

 Muhammad Shirthal  Niko Agung Franata T

- Panjang lasan : 10 cm - Panjang lasan : 10 cm

- lebar las : 5,0 mm - lebar : 3,8 mm

- tinggi : 2,0 mm - tinggi : 1,8 mm

4. Pembahasan Hasil Las ( jenis cacat las)


Setelah melakukan pengelasan, kami mendapatkan 4 buah cacat pada las diantaranya :

1. Spatters/ percikan las

Spatters/ Percikan las

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

1. Lingkungan yang basah atau lembab

2. Elektroda lembab

3. Angin masuk ke kolam las

18
4. Busur terlalu panjang

5. Arus Capping terlalu tinggi

6. Salah jenis arus

7. Salah jenis polaritas

8. Lapisan Galvaniiza belum digerinda

Akibat dari cacat las iniadalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan.

Cara penanggulangannya yakni cukup dengan dichip / pahat saja atau dikikir kasar,
namun tidak boleh digerinda karena akan memakan permukaan base metalnya.

2. porosity

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

1. Lingkungan Basah atau lembab

2. Elektroda lembab

3. Amper Capping terlalu tinggi

4. Timbul gas sewaktu pengelasan

5. Lapisan Galvanize digerinda

6. Masuk udara ke dealam kolam las

19
7.Kampuh kotor

Akibat dari cacat las iniadalah :

1. Tampak jelek

2. Melemahkan sambungan

3. Mengawali karat permukaan

Cara penanggulangannya yakni Gerinda atau gouging hingga cacat hilang dan las ulang
sesuai standart.

3. Stop Start ( Salah Penggantian Elektroda )

STOP START ( SALAH PENGGANTIAN ELEKTRODA)

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

1. Tonjolan berulang disebabkan oleh penggantian elektroda terlalu mundur sehingga


terjadi overlapping yang menonjol.

20
2. Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh penggantian
elektroda yang terlalu maju.

Akibat dari cacat las iniadalah :

1. Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien.

2.Yang kosong menimbulkan notch yang berpotensi retak .

Cara penanggulangannya yakni :

1. Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard.

2. Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian didisi las sesuai WPS
Repair .

4. PIN HOLE / LUBANG JARUM

21
Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

1. Terbentuk gas selama pengelasan seperti : CO2, CO, NO2, SO2

2. Udara merasuk ke dalam kolam las.

Akibat dari cacat las ini adalah kemungkinan bocor sangat tinggi di lokasi cacat. Cara
penanggulangannya yakni cacat digouging hingga akar las , kemudian di isi las sesuai
WPS Repair.

22
D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pengujian yang telahdilakukandidapatkanbeberapakesimpulanbahwapengujian


visual inimembutuhkankecermatan, kesabaran, danjugapengalaman yang tinggi.
Sulituntukmelakukanindikasicacatpada material denganhanyamelihatsecarasekilas,
perlupengukurandankecermatandalammengindikasicacattersebut. Hal
inisangatwajarkarena para inspector yang
berpengalamanpunmasihkesulitanuntukmelakukanindikasidenganpengujian visual.

Pada saat pengelasan kami merasa kesulitan karena belum terbiasa memegang alat las,
sehingga hasil las yang kami buat tidak terlalu baik. Dalam hal ini kami menyambungkan
2 buah plat baja berukuran 10 cm.

2. Saran
Dengan diselesaikannya laporan ini, penulis berharap laporan ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan
saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

23

Anda mungkin juga menyukai