Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, membahas mengenai DM. Diabetes Melitus adalah sekumpulan
gejala akibat gangguan metabolism lemak, karbohidrat dan protein karna defisiensi insulin, baik
karna kurangnya sekresi insulin, kurangnya aktifitas insulin maupun keduanya. Pada praktikum
ini, setiap kelompok mendapatkan 2 mencit dan kelompok control mendapatkan 4 mencit.
Pembagiannya yaitu kelompok 1 diberikan glibenklamid 5 mg/70KgBB , kelompok 2 diberikan
metformin 500 mg/70KgBB, kelompok 3 diberikan 2 kali dosis metformin 500 mg/70KgBB ,
dan kelompok 4 sebagai control. Control terbagi menjadi 2 perlakuan, control positif
diinduksikan glukosa dan Na CMC sedangkan control negative diberikan Na CMC saja tanpa
diinduksikan penginduksi diabetes. Setiap kelompok diberikan penginduksi diabetes yaitu
Glukosa 3 g/Kg BB per oral (10%).

Praktikum dimulai dengan, membagi mencit untuk masing-masing kelompok dan


ditimbang Berat badan masing-masingnya. Selanjutnya, hitung dosis dan volume pemberian obat
untuk masing-masing sediaan uji dan mencit. Selanjutnya, induksikan Glukosa 3 g/Kg BB per
oral (10%) sesuai volume pemberian obat untuk masing-masingnya. Setelah 10 menit pemberian
glukosa, disondekan larutan obat sesuai volume pemberian obat . lalu tunggu selama 45 menit,
potong ujung ekor mencit dan buang darah yang keluar pertama lalu darah yang keluar
selanjutnya diukur pada alat glukocheck . dan lihat hasil yang didapat.

Dari hasil yang didapat kelompok 1 yang bertugas mendapatkan larutan uji glibenklamid
mendapatkan hasil glukosa darah setelah menit ke 45 yaitu untuk mencit 1 228 mg/dl dan
mencit 2 yaitu 241 mg/dl. Hal tersebut jika dibandingkan dengan kelompok control positif
mencit 1 yaitu 138 mg/dl dan mencit 2 yaitu 196 mg/ dl. Tidak mendapatkan hasil yang sesuai
literature.  obat glibenklamid adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah
yang tinggi pada diabetes tipe 2. Oleh karna itu, seharusnya mencit yang mempunyai kadar gula
darah yang tinggi setelah diinduksi glibenklamid akan menurunkan kadar gula darahnya. Namun,
pada praktikum ini malah sebaliknya. Mencit yang tidak diberikan obat justru memiliki kadar
gluosa lebh rendah. Sehingga, jika dihitung % penurunan obat dan control positif hasilnya -36,
52 % dan – 44, 31 %.

Selanjutnya larutan uji metformin 500 mg/70KgBB, hasil glukosa darah pada menit ke-
45 yaitu 196 mg/ dl dan pada mencit 2 yaitu 197 mg/dl . Jika dibandingkan dengan control
positif kelompok control positif mencit 1 yaitu 138 mg/dl dan mencit 2 yaitu 196 mg/ dl.juga
tidak mendapatkan hasil sesuai literature. Metformin adalah anti-diabetes oral yang termasuk
pada kelas biguanid. Metformin merupakan obat pilihan pertama untuk penderita diabetes tipe 2.
. Oleh karna itu, seharusnya mencit yang mempunyai kadar gula darah yang tinggi setelah
diinduksi metformin akan menurunkan kadar gula darahnya. Namun, pada praktikum ini malah
sebaliknya. Mencit yang tidak diberikan obat justru ada mencit yang memiliki kadar gluosa lebh
rendah. Sehingga, jika dihitung % penurunan obat dan control positif hasilnya -17,36 % dan –
17,96 %.

Selanjutnya diinduksi metformin 2 kalidosis . pada praktikum ini salah satu mencit ada
yang telah sesuai dengan literature. Yaitu pada mencit kedua terukur kadar glukosa darah sebesar
155mg/dl. Dan % penurunan dibandingkan control positif mendapatkan hasil yaitu 7.18%. dari
data yang didapat selamapraktikum, banyak larutn oat yeng menghasilkan kadar glukosa yang
tidak sesuai dengan literaur. Larutan obat seharusnya dapat menurunkan kadar glukosa dalam
darah. Dan yujuan pemberian nya pun untuk melihat dan mengevaluasi obat-obatan antidiabetes.
Namun, pada praktikum ini, terdapat hewan yang telah memenuhi standar. Yaitu pada
pemberiaan larutan metformin dosis 2 kalinya. Pada prakikum ini, digunakan alat glukocek karna
penggunaannya yang mudah, murah dan menimblkan hasil yang cepat.

Banyak hal yang menyebaban hasil yang didapatkan tidak maksimal. Mencit yang
digunakan adalah mencit yang juga dipakai oleh kelompok praktikum sebelumnya. Sehingga
menyebabkan tubuh mencit berada pada kondisi yang telah banyak terpapar zat lain dan tidak
lagi normal. Sehingga hasil yang didapat juga seringkali tidak sesuai. Selain itu bisa jadi
disebabkan karna human error baik selama penyondean atau pun pengukuran suhu mencit. Pada
praktikum ini, dilakukan uji pada diabetes tipe 2 . karna obat yang digunakan adalah obat untuk
diabetes tipe 2. diabetes tipe 1 tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin. Sedangkan pada
diabetes tipe 2, sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap hormon insulin, meskipun
produksi dan kadar hormon insulin normal.

Mekanisme kerja obat metformin Metformin menurunkan glukosa darah melalui


pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat selular, distal reseptor insulin dan menurunkan
produksi glukosa hati.Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga
menurunkan glukosa dalam darah dan juga diduga menghambat absorbs glukosa diusus sesudah
asupan makan.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil bahwa
1. Mencit pada pemberian koramfenikol 2 kali dosis mendapatkan hasil yang
sesuai. Karna jika dibandingkan control positif kadar glukosa darah lebih
rendah
2. Pada praktikum , terdapat ketidak sesuaian data dengan literature. Karena
kelompok control positif yang diinduksi glukosa dan Na. CMC menghasilkan
glukosa darah yang lebih rendah disbanding larutan obat
3. Banyak hal yang menyebab kan ketidaksesuaian tersebut. Salah satunya karna
hewan coba yang sudah terlalu sering diberi perlakuan dan karena human
error
2. Saran
1. Sebaiknya hewan coba yang digunakan adaah hewan coba yang belum diberi
perlkuan atau disterilkan terlebih dahulu
2. Praktikan lebih hati-hati dalam praktikum agar hasil yang didapatkan lebih
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai