Anda di halaman 1dari 10

Revitalisasi Nilai Budaya

REVITALISASI NILAI BUDAYA MELALUI PERMAINAN GALAH PANJANG DI


MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

Yozi Rahmadeni1 dan Doni Septian2


STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau
1
yozirahmadeni@gmail.com
2
d_septian14@yahoo.com

ABSTRAK
Permainan tradisional bagian dari produk budaya di masyarakat yang juga memiliki nilai-nilai budaya
masyarakat itu sendiri. Artikel ini hendak menelaah nilai budaya dalam permainangalah panjang di
Kepulauan Riau guna menggali nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Dalam kajian dini diketahui
bahwa permainan ini termasuk jenis permainan kelompok laki-laki yang berupa perblombaan atau
pertandingan. Sehingga nilai yang terkandung meliputi nilai kekompakan, kepemimpinan, tanggung
jawab, etok kerja. Selain itu, permainan tersebut juga mampu merangsang perkembangan psikis bagi
anak-anak. Dari kajian ini, revitalisasi nilai budaya daerah perlu menjadi acuan bagi pengembangan
kebudayaan nasional yang sarat dengan karakter bangsa Indonesia.

Abstract: Traditional games are part of cultural products in the community that also have cultural
values of the community itself. This article aims to investigate the cultural values of Galah Panjang in
the Riau Islands to explore the values contained. In the early study, it is known that this game is
included in the type of male group game in the form of competition. So that the values contained
include the value of compactness, leadership, responsibility, and work ethic. In addition, the game can
stimulate psychological development for children. From this study, the revitalization of regional cultural
values needs to be a reference for the development of national culture that is full of the Indonesian
characters.

Keywords: Culture, Galah Panjang, Traditional.

Pendahuluan Indonesia yang kaya akan budaya, adat dan


Indonesia merupakan Negara Kesatuan tradisi yang menggambarkan corak
yang terdiri dari beberapa wilayah, dan keberagaman dan persatuan, yang tidak
berbagai macam jenis suku bangsa, adat serta dimiliki oleh bangsa dan negara lain.
budaya.1 Keragaman itu juga memiliki adat Kepulauan Riau (Kepri) sebagai daerah
istidat berbeda, dalam bentuk fisik maupun dengan yang memiliki banyak tradisi Melayu
non fisik. Satu di antara budaya itu adalah juga menimpan banyak permainan rakyat.
permainan tradisional dengan karakteristik Sebagiannya masih banyak ditemukan di
masing-masing daerah. Ada juga permainan daerah-daerah pulau yang masih terpencil,
dengan nama yang berbeda tetapi banyak cara namun sangat jarang sekali didapati di daerah
bermainnya sama. Sebab itu, permainan perkotaan. Padahal, permainan tradisonal itu
tradisional menjadi warisan leluhur bangsa sendiri memiliki sejarah panjang bagain dari
kebudayaan masyarakat di Indonesia.2 Ada
1 Hartiningsih S. Revitalisasi Lagu Dolanan Anak
beragam jenis permainan tradisional yang
Dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. Atavisme.
2015 Dec 25;18(2).hal.247.59. 2 Lihat Ernawati Purwaningsih, Permainan
[http://dx.doi.org/10.24257/atavisme.v18i2.119.247- Tradisional Anak: Salah Satu Khasanah Budaya yang Perlu
259] Dilestarikan, Jurnal Jentara 2006, Vol. 1 No.1, hal. 42
Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018 59

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Doni Septian dan Yozi Rahmadeni

pernah hidup di masyarakat, seperti permainan Pemaknaan akan terjadi apabila permainan itu
khusus anak pererempuan, khusus anak laki- dilestarikan, baik berupa kegiatan-kegiatan yang
laki dan ada juga permainan pencampuran dari mendukung permainan maupun perkembangannya
keduanya. secara mandiri.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik
Hadirnya kota urban dengan
untuk melihat permainan tradisional di Kepri
karakteristik masyarakatnya yang multikultural
sebagai bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai
melahirkan adaptasi dan asismilasi budaya. budaya dengan mengambil contoh pada permainan
Sehingga, budaya yang dinilai tidak lagi sesuai galah panjang. Permainan ini termasuk yang sudah
dengan karakter masyarakat akan ditinggalkan, sangat jarang dimainkan oleh masyarakat Kepri
seperti halnya permainan tradisional. Pudarnya sehingga perlu juga mendapatkan perhatian untuk
permainan tradisional diperkuat lagi dengan pelestariannya. Maka, fokus kajian ini hendak
kenyataan perkembangan zaman era teknologi mengungkap perihal nilai budaya yang terkandung
digital dan pengaruh dari globalisasi yang di dalam permainan galah panjang melalui metode
membuat permainan tradisional semakin observasi lapangan dengan pendekatan
terjepit hingga jarang dijumpai sekarang ini.3 antropologi. Harus diakui bahwa penelitian
antropologi budaya terhadap permainan tradisional
Contoh permainan yang mulai jarang dijumpai
bukan penelitian baru sehingga penelitian
di tengah masyarakat melayu Kepri yakni
sebelumnya menjadi bahan rujukan untuk artikel
permainan galah panjang. Generasi anak-anak ini.
di Kepri, pada saat ini tidak lagi banyak
mengenal sebagian besar jenis permainan Permainan Tradisional Galah Panjang
tradisional, karena mereka saat ini lebih Permainan adalah perbuatan untuk
cenderung mengenal dan menyukai permainan menghibur hati baik yang mempergunakan alat
instant elektronik, seperti game online mobile legend ataupun tidak menggunakan alat.5 Sedangkan
yang hanya menggunakan handphone, gadget yang di maksud dengan tradisional ialah segala
dan sejenis alat-alat elektronik lainnya. aktivitas budaya atau tradisi-tradisi yang
Para peneliti sebelumnya juga telah wariskan secara turun temurun dari zaman
banyak mengungkap nilai-nilai budaya yang nenek moyang, orangtua pada zaman dahulu
terdapat pada permainan tradisional. Menurut untuk generasi pada saat ini.6 Di samping itu,
Ahimsha Putra, sebagaimana dikutip oleh Ani
nama galah panjang diambil berdasarkan
Lestari, bermain dan permianan memiliki fungsi
beberapa penjelasan tokoh-tokoh masyarakat
sosio-kultural, yakni permainan anak-anak sebagai
sebuah fenomena sosial budaya yang mempunyai
dan generasi-generasi sebelumnya, serta
makna simbolis yang memiliki efek ragawi dan observasi atau pe-ngamatan yang penulis
maknawi. Sebab, bermain dan permainan lakukan. Karena pada permainan ini,
merupakan simbol-simbol sekaligus proses ditemukan salah satu garis panjang di tengah-
simbolik yang terus-menerus dimaknai.4 tengah lapangan yang dikuasai oleh salah satu
petugas penjaga garis dan mempunyai wilayah
3 Juwairiah J. Meuen Galah: Permainan Tradisional garis penjagaan yang panjang.
Aceh Sebagai Media Untuk Meningkatkan Kesehatan dan
Kecerdasan Anak Usia Dini. Bunayya: Jurnal Pendidikan 5Ibid,.hal.120
Anak, 2017 Oct 25;1(2):119-33.hal.120 6 Muzdalipah I, Yulianto E, Pengembangan desain
4 Theresiana Ani Lestari, Kekehan: Permianan pembelajaran matematika untuk siswa SD berbasis aktivitas
Gasing daerah Lamongan, Jakarta: Direktorat Jenderal budaya dan permainan tradisional masyarakat Kampung Naga,
Nilai Budaya, Seni dan Film Kementerian Kebudayaan Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan. 2015 Nov 1;1(1). hal.
dan Pariwisata, 2011. Hal. 10 64
74 Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Revitalisasi Nilai Budaya

Permainan tradisional galah panjang ini 1) Bentuk : empat persegi


adalah sejenis permainan permainan grup yang panjang.
terdiri dari dua grup, dimana masing-masing 2) Ukuran : panjang 15 m
grup terdiri dari 5 orang. Permainan ini (disesuaikan dengan
biasanya dimainkan di lapangan terbuka, keadaan lapangan), dan
seperti: lapangan bola kaki, lapangan futsal, lebar 9 m (disesuaikan
lapangan bulu tangkis dan lain sebagainya dengan keadaan
dengan acuan garis-garis yang ada, atau bisa lapangan).
juga dengan menggunakan lapangan empat 3) Garis : garis-garis dapat
persegi panjang, dengan ukuran panjang 15 m dibuat dengan kapur,
(disesuaikan dengan keadaan lingkungan atau atau tali, atau benda
lapangan) yang di bagi menjadi 3 bagian lainnya yang tidak
dengan ukuran 5 m. Sedangkan lebar lebar 9 membahayakan
m, dibagi menjadi dua bagian 4,5 m. Garis pemain galah panjang.
batas dari setiap bagian, biasanya diberi tanda a) Garis pembagi lapangan
de-ngan cat atau kapur. Selanjutnya, anggota permainan dibagi menjadi dua
grup yang menjaga garis batas vertikal dan bagian me-manjang disebut garis
garis batas horisontal, yakni: secara bergiliran tengah
atau bergantian untuk menjaga lapangan ini. 7 b) Lapangan permainan ditandai
Sesuai dengan tugas bagian untuk dengan garis selebar 5 cm
menjaga garis batas horizontal dalam
permainan galah panjang, grup penjaga akan
berusaha untuk menghalangi lawan dengan
maksimal berusaha untuk melewati garis batas
yang sudah ditentukan sebagai garis batas
bebas, Anggota grup yang mempunyai akses
untuk keseluruhan garis batas vertikal yang
terletak ditengah lapangan, yakni anggota grup
yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis
batas vertikal. Dalam memenangkan sebuah
pertandingan galah panjang, setiap pemain
harus selalu berjaga, solid, tangkas dan berlari
secepat mungkin jika dibutuhkan. Permainan
galah panjang bisa dikatakan sangat asyik dan
menyenangkan.
Adapun jenis dan cara bermain
permainan tradisional galah panjang, yakni:
1. “Lapangan dan Peralatan”
a. Lapangan

7Wiasan RD, Perancangan Game Galah Asin Untuk


Memperkenalkan Budaya Tradisional Jawa Barat, Jurnal.
Bandung, Fakultas Seni Rupa dan Desain–Institut
Teknologi Bandung (ITB). 2015 Apr 26.hal.77
Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018 75

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Panjang 15 m

Doni Septian dan Yozi Rahmadeni

Panjang 5

Panjang 4,5
Panjang 9

Galah Panjang

Panjang 15 m

berusaha menyentuh penyerang


b. “Peralatan” dengan tangan.
1) Bendera f. Batalnya permainan dinyatakan:
2) Kapur/Cat Line Paper. a) Apabila kedua kaki keluar garis
3) Tempat Mencatat Angka. sarnping lapangan.
4) Sempritan (Peluit). b) Mengganggu jalannya permainan.
5) Jam (Stopwatch) g. Pergantian (penyerang menjadi
6) Nomor Dada. penjaga atau sebaliknya).
2. “Permainan” Pergantian diadakan oleh wasit
a. Terdiri dari dua regu masing-masing dengan membunyikan peluit setelah :
lima orang' 1) Penyerang disentuh penjaga.
b. Regu putra dan regu Putri. 2) Terjadi butir 6) di atas.
3. “Lamanya Permainan” 3) Apabila tidak terjadi perubahan
Permainan dimainkan 2 x 20 menit dan posisi selama 2 (dua) menit.
istirahat 5 menit' h. Penggantian pemain diadakan pada
4. “Jalannya Permainan” saat permainan sedang berhenti (pada
a. Terlebih dahulu dilakukan undian saat pergantian).
sebelum permainan dimulai, yang i. Ketika permainan sedang
menang sebagai Penyerang dan yang berlangsung, pemain terus berlari
kalah sebagai penjaga’ tanpa berhenti, namun permainan
b. Regu penjaga menempati kedua kaki akan berhenti, jika ada yang tersentuh
berada di atas garisnya masing- atau tertangkap melakukan
masing, sedangkan regu penyerang pelanggaran tata aturan permainan,
siap untuk masuk menyerang.” maka baru permainan dihentikan oleh
c. Permainan dimulai setelah wasit wasit. Kemudian wasit bisa
membunyikan peluit menghentikan ketika waktu istirahat.”
d. Dengan menghindari tangkapan atau “pemain dikatakan berhasil apabila
sentuhan pihak penjaga, maka regu telah melewati seluruh garis dari garis
penyerang berusaha melewati garis depan hingga garis belakang dan dari
depan.’ garis belakang sampai dengan garis
e. Salah satu kaki berpijak di atas garis, depan langsung dapat melanjutkan
sedangkan kaki yang satu lagi mela- permainan seperti semula.
yang, atau dalam posisi kedua kaki j. Istirahat.
berpijak di atas garis, penjaga
76 Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Revitalisasi Nilai Budaya

1) “Peluit tanda istirahat dibunyikan dewasa. Permainan ini juga memerlukan ruang
wasitdan posisi pemain dicatat, bermain yang besar.
setelah permainan berjalan 20
menit’ Manfaat Nilai yang Terkandung dalam
2) Apabila permainan babak kedua Permainan Galah Panjang
dilanjutkan posisi pemain sama Galah panjang merupakan permainan
seperti pada saat permainan tradisional yang pernah dijumpai di Kepulauan
dihentikan. Riau pada era tahun 1990an. Permainan
5. Nilai tradisional ini berdasarkan catatan sejarah,
a. Pemain yang telah berhasil melewati telah lahir sejak beberapa abad tahun yang lalu
garis depan hingga garis belakang dari proses kebudayaan manusia sejak zaman
diberi nilai satu. dahulu yang sangat mencintai nilai-nilai
b. Pemain yang berhasil melewati garis kearifan lokal daerah dan lingkungan tempat
belakang sampai dengan garis depan mereka tinggal. Permainan tradisional tersebut
diberi nilai satu. mempunyai peran edukasi pembelajaran nilai
6. Wasit, Penjaga Garis dan Pencatat Nilai yang sangat positif dan manusiawi bagi proses
a. ‘Dipimpin oleh 2 orang wasit dan pembelajaran seseorang individu, terutama
dibantu 2 orang penjaga garis dan 2 bagi generasi anak-anak, meskipun permainan
orang pencatat nilai, dalam setiap tradisional ini banyak pihak mengata-kan
pertandingan.’ sudah ketinggalan zaman dan jadul di era
b. Kedua wasit mempunya tugas, fungsi sekarang ini. Namun dari sisi filosofisnya
dan wewenang yang sama.’ permainan ini banyak hal-hal positif yang bisa
c. Wasit memberikan tanda dengan dijadikan renungan dan pembelajaran di
membunyikan peluit.’ kehidupan sosial masyarakat.
d. Tanda diberikan dengan mengangkat Dalam permainan ini juga kandung nilai-
bendera oleh Penjaga garis.’ nilai solidaritas perjuangan yang tinggi dan
e. Pencatat nilai ditempatkan di unsur nilai kebudayaan untuk dapat diwariskan
samping garis depan dan garis kepada anak-anak sebagai generasi penerus
belakang. Nilai/angka dicatat di dua bangsa.8 Hal tersebut mencerminkan bahwa
papan nilai permainan tradisional ini dapat digunakan
7. Penentuan Pemenang sebagai media pembelajaran bagi generasi
Permainan ini berlangsung selama 2 x 20 penerus bangsa, dalam hal ini generasi anak-
menit, untuk penentuan pemenang pada anak di Kepulauan Riau. Secara alamiah
permainan tradisional ini, yakni: permainan tradisional galah panjang mampu
ditetapkan atas jumlah nilai yang di menstimulasi dari berbagai aspek-aspek
dapati para pemain di dalam anggota perkembangan anak yaitu: aspek
setelah waktu berakhir.” pengembangan nilai-nilai etika atau moral,
Dari deskripsi di atas, dapat diketahui lingkungan, kekeluargaan, pola pikir, ketang-
kriteria permainan yang terkandung di kasan, keterampilan dan melatih
dalamnya, yakni berjenis perlombaan yang
dilakukan secara berkelompok serta bisa 8 Algiffari M. Perancangan motion graphic (bumper in)
dilakukan oleh anak-anak maupun orang dan video dokumenter permainan tradisional Jawa Barat
(analisis deskriptif permainan tradisional pada Sanggar Seni
Tikukur Majalengka). Jurnal Sketsa. 2015;2(1).hal.49
Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018 77

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Doni Septian dan Yozi Rahmadeni

pemngembangan jiwa kreatifitas dan inovasi orang lain serta membuat rasa terhibur dan
anak.9 Permainan tradisional galah panjang menyenangkan hati seseorang. 10
mengandung nilai manfaat positif dan Di samping memberikan nilai hiburan,
pemahaman etik atau moral, jika dibanding rekreasi atau bersenang-senang, permainan
dengan permainan modern berjenis game online tradisional ini memiliki arti tersendiri dalam
era saat ini. menanamkan sikap, perilaku, dan keterampilan
Dari deskripsi di atas, dapat ditarik pada anak. Ada nilai-nilai luhur yang
beberapa yang terkandung dalam permainan terkandung di dalamnya, seperti nilai agama,
tradisional galah panjang, yakni: nilai edukatif, norma, dan etika yang
a. Mampu mengembangkan keterampilan kesemuanya itu akan ber-manfaat bagi anak
gerak dasar berlari dan reaksi ketika terjun dalam kehidupan masyarakat
b.Mampu mengembangkan sikap sosial kelak.11 Selanjutnya, dikarenakan permainan
yang dimiliki anak untuk menyelamat- galah panjang ini biasanya dimainkan di
kan teman nya dari garis lawan. halaman atau di lingkungan luar dan ruangan
c. Mampu melatih kecermatan dalam terbuka, sehingga permainan galah panjang ini
menyelesaikan suatu masalah. bisa menghasilkan banyak keringat dan sangat
d. Mampu mengasah otak atau daya pikir cocok untuk kesehatan bagi individu
anak masyarakat maupun generasi anak-anak.
e. Mampu membantu proses Permainan tradisional galah panjang ini
perkembangan fisik dan psikis anak sangat jauh berbeda sekali dengan jenis
f. Mampu mengembangkan kecerdasan permainan modern yang kita lihat di era
emosi dan antar personal globalisasi sekarang ini di Provinsi Kepri,
g. Mampu mengembangkan logika. seperti: permainan game online, yang justru
h.Permainan yang murah yang tidak bermain di ruang tertutup, menggunakan
perlu mengeluarkan uang peralatan yang membutuhkan biaya sangat
i. Dapat menumbuhkan jiwa solidaritas lumayan tinggi, dan berdampak pada
kebersamaan dan kekompakan dalam kurangnya mengenali lingkungan tetangga atau
berjuang mencapai tujuan lingkungan sosial masyarakat, bahkan
j. Mempererat silaturahmi sesama terkadang dalam permainan game online, anak-
Di sisi lain, yang paling terpenting nilai anak bermain di satu tempat hanya sendiri,
manfaat daripada permainan tradisional galah jikapun berdua dan bertiga, mereka tidak acuh
panjang ini, dapat membantu anak-anak saling dan tidak merespon kawan di tempat mainnya
berinteraksi secara positif, dapat tersebut. Hal tersebut mencerminkan mereka
mengkondisikan anak dalam mengontrol diri, lebih mementingkan diri sendiri, dan
mengembangkan sikap empati terhadap teman, mengabaikan nilai budaya melayu yang kita
menaati aturan, menyesuaikan diri, menghargai kenal dengan nilai ramah tamah, nilai

10 Andriani T. Permainan Tradisional dalam


Membentuk Karakter Anak Usia Dini. Sosial Budaya. 2012
Jun 2;9(1):121-
9Misbach, Ifa. 2006. Peran Permainan Tradisional 36.[http://dx.doi.org/10.24014/sb.v9i1.376]
Yang Bermuatan Edukatif Dalam Menyumbang Pembentukan 11 Nugroho Susanto, Hakikat dan Signifikansi

Karakter dan Identitas Bangsa. Jakarta: Universitas Permainan, Jendela Olahraga 2, no. 1 (February 27,
Pendidikan Indonesia. 2017). Hal. 105
78 Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Revitalisasi Nilai Budaya

solidaritas kekeluargaan, nilai kerukunan sejarah keberada-annya. Karena jika dilihat dari
terhadap tetangga maupun lingkungan sekitar. proses unsur kebudayaan manusia pada zaman
Di samping itu permainan jenis game online ini dahulu, mereka disini masih kental dengan
kurang cocok untuk kesehatan, karena dalam nilai-nilai kearifan lokal daerah, dan mereka
permainannya seseorang tidak melakukan sangat mencintai alam beserta lingkungan
pergerakan sama sekali, hanya menggunakan tempat mereka tinggal. Sehingga banyak jenis
jari tangan saja yang bergerak, sehingga dan bentuk permainan yang ketika itupun
berpengaruh kepada daya pola pikir sesorang diambil menggunakan dari alam dan
menjadi menurun dan membuat seseorang lingkungan sekitar.
individu tersebut untuk menjadi malas. Saat ini, permainan tradisional galah
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat panjang ini ditemukan kecuali di beberapa
disimpulkan bahwa permainan tradisional daerah pulau yang kebanyakan dimainkan oleh
galah panjang ini dapat memberikan dampak anak-anak yang berasal dari pulau-pulau
yang sangat baik dalam membantu pesisir, itupun jika masih ada. Ada beberapa
mengembangkan keterampilan emosi dan faktor yang mempengaruhi punahnya
sosial individu maupun anak-anak. permainan tradisional,13 khususnya galah
panjang di tengah kehidupan sosial masyarakat
Hilangnya Permainan Tradional di dan di kalangan anak-anak Kepulauan Riau,
Masyarakat yakni:
Di Kepulauan Riau permainan a. Adanya penyempitan waktu. Seiring
tradisional galah panjang ini, terakhir masih perubahan kurikulum belajar, semakin
ditemukan pada era tahun 1990an, untuk di era kompleksnya tuntutan zaman terhadap
saat sekarang ini, sangat sulit kita menemukan anak yang semakin membebani menye-
permainan tersebut, apalagi sudah terbawa babkan mereka sibuk dengan tuntutan di
dengan arus globalisasi, permainan tradisional sekolahnya. Dengan banyaknya tugas-
galah panjang ini bisa dikatakan punah dan tugas sekolah dan tuntutan kurikulum
hilang di tengah kehidupan masyarakat di yang semakin tinggi mengakibatkan
Kepulauan Riau, khususnya terhadap anak- waktu mereka tersita. Dengan demikian,
anak saat ini, bahkan mereka tidak mengetahui mereka lebih memilih permainan yang
dan mengenali bentuk, seperti apa dan tidak mengeluarkan banyak tenaga dan
bagaimana permainan tradisional galah bisa dilakukan di ruang tertutup d cara
panjang ini, mereka lebih cenderung mengenali instan menggunakan gadget, yang
kepada permainan modern.12 semestinya belum saatnya untuk mereka
Hal tersebut, memang tidak bisa miliki.
dipungkiri dengan kemajuan teknologiyang ada b. Sarana dan tempat bermain tidak ada.
saat ini, namun setidaknya mereka harus tahu Hilangnya lahan-lahan terbuka yang
dan mengenali permainan warisan zaman yang
banyak mengandung manfaat bagi fsikologis 13 Bandingkan dengan Darmawan O. Penanaman
dan biologis untuk kesehatan, beretika dalam Budaya Anti Kekerasan Sejak Dini Pada Pendidikan Anak
kehidupan sosial, yang paling utama dari nilai Melalui Kearifan Lokal Permainan Tradisional (Instill Anti-
Violence Culture At Early Stage of children Education Through
12 Fadli Z. Membentuk Karakter Anak Dengan Local Wisdom Of Traditional Games). Jurnal HAM
Olahraga Tradisional. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 2017 Apr [Internet]. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum
12;14(2):49-56.hal.49 dan HAM; 2016 Dec 31;7(2):111. Hal. 115
Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018 79

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Doni Septian dan Yozi Rahmadeni

biasa dijadikan tempat bermain dan Hal ini supaya keberadaan nilai-nilai budaya
berkreasi bagi anak-anak.. Akibat lahan yang didapati dalam kehidupan sehari-hari bisa
tempat bermain yang tidak tersedia menjadi bahan perenungan dan mencerdaskan
untuk saat ini, sehingga akhirnya, mereka pola pikir dalam bertindak dan bertingkah laku
anak-anak generasi saat ini, merubah agar tidak betentangan dengan etika dan
pilihan permainan dari tradisional ke moral, baik agama maupun social di dalam
permainan jenis modern, seperti: mobile kehidupan masyarakat. Selanjuntya, pentingnya
legend dan game online jenis lainnya. dalam pemahaman nilai-nilai budaya melalui
c. Kemajuan teknologi dan derasnya arus permainan tradisional galah panjang ini, agar
globalisasi. Permainan tradisional ini terbangun jiwa solidaritas dan semangat
mulai punah dan menghilang, akibat perjuangan bersama-sama dalam mencapai
pengaruh permainan jenis modern dari sebuah tujuan.
luar negeri, karena permainan modern Di samping itu, permainan tradisional ini
ini, ‘tidak perlu menunggu orang lain mempunyai subtansi pembelajaran emosional
untuk bermain dan ruang tempat tidak pada anak, ini sangat membantu proses
banyak digunakan. pengembangan fisik dan psikis anak. Di dalam
d. Kurangnya keaktifan dalam pendataan kajian ilmu sosial budaya, permainan
dan pencatatan yang dilakukan oleh tradisional merupakan salah satu warisan
generasi era sekarang ini, atas jenis budaya yang perlu dilestarikan dan
permainan tradisional dalam budaya dipertahankan dan dihidupkan kembali
masyarakat itu sendiri melalui pewaris keberadaannya. Hal tersebutlah yang
budaya kepada generasi anak-anak di era menjadikan pentingnya pelestarian permainan
sekarang.“Generasi era sekarang terlena tradisional ini di dalam masyarakat umumnya
oleh budaya siap saji, yang penting sudah dan terkhusus masyarakat Provinsi Kepulauan
tersedia dan siap “disantap“ tanpa harus Riau. Dari gambaran di atas, setidaknya perlu
melalui proses. dilakukan pelestarian sebagai upaya revitalisasi
e. Kurangnya perhatian, bimbingan dan nilai-nilai budaya yang terkandung di
pengawasan atau pemantauan dalamnya. Ada beberapa langkah yang bisa
pengajaran dan kebersamaan dari orang diupayakan untuk pelestarian permainan
tua untuk meluangkan waktu bermain tradisional.
permainan tradisional terhadap anak- Pertama, dengan cara memperkenalkan,
anak, hal tersebut dikarenakan kesibukan menerapkan dan memasukkan kembali
faktor kerjaan di kantor. permainan tradisional tersebut sebagai satu
aktifitas kurikulum pembelajaran di tingkat
Urgensi Pelestarian Nilai Budaya Melalui sekolah baik formal maupun informal atau ke
Permainan Galah Panjang dalam mata kuliah perguruan tinggi.
Permainan tradisional galah panjang Kedua, adanya kerjasama dari berbagai
pada hakikatnya mengandung banyak nilai pihak dan juga lembaga dalam hal ini, LSM,
filosofisnya, yaitu wujud dalam fungsinya OKP, LAM dan pemerintah supaya
sebagai suatu media untuk mengedukasikan menggiatkan kembali permainan tradisional ini
nilai-nilai budaya pada generasi berikutnya.14 melalui berbagai macam kebijakannya.
14Nur H. Membangun Karakter Anak Melalui 2013 (1). hal. 89.
Permainan Anak Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter. [http://dx.doi.org/10.21831/jpk.v0i1.1290]
80 Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Revitalisasi Nilai Budaya

Ketiga, orangtua hendaknya memper- upaya ini akan dapat mempopularkan kembali
kenalkan dan memainkan permainan nilai warisan budaya bangsa kita sampai
tradisional galah panjang ini bersama anak. kapanpun. Semua pihak ini hendaklah
Dengan dilakukan demikian, setidaknya si anak berganding bahu dan tangan untuk pelestarian,
secara tidak langsung bisa menimbulkan menghidupkan dan mempopularkan kembali
stimulus rangsangan rasa ingin tahu itu sangat per-mainan galah panjang, permainan galah
tinggi dari kedekatan orangtua dalam panjang ini merupakan nilai warisan budaya
membimbing dan mengarahkan gambaran bangsa kita, yang tidak ternilai harganya, jika di
permainan yang mengandung nilai ke arah bandingkan dengan uang. Seperti kata pepatah
positif untuk kemajuan dan perkembangan “bulat air kerana pembetung, bulat manusia
anak. kerana mufakat” dan “jika tidak ada permainan
Keempat, upaya penyadaran kepada tradisional warisan berzaman ini hanya tinggal
pihak-pihak terkait khususnya orang tua akan nama sahaja pada suatu masa nanti”.
dampak negatid game online bagi generasi anak-
anak. Orangtua mempunyai peran penting Kesimpulan
untuk lebih tahu terkait perkembangan Permainan tradisional merupakan bagian
anaknya, dengan cara menasehati terhadap si dari khazanah budaya masyarakat yang muncul
anaknya, kalau si anak boleh bermain game, bersaman dengan proses kebudayaannya.
namun harus menunggu usia selayaknya, dan Jenisnya, bisa berupa permainan sebagai
alangkah lebih baiknya memperkenalkan bentuk hiburan dan permainan yang bersifat
kepada anak tentang warisan sejarah perlombaan. Permainan galah panjang
permainan-permainan tradisional dari hasil termasuk permainan yang besifat perlombaan
kebudayaan setempat, agar ketika usia anak dan dilakukan secara kolektif. Dari gambaran
menanjak, minimal sudah ada sedikit di atas, dapati juga disimpulkan bahwa
gambaran buat si anak sebagai wawasan permainan ini mengandung nilai-nilai budaya
pengembangan karakternya, untuk yang tumbuh dalam masyarakat. Beberapa nilai
membangkitkan motivasi jiwa si anak supaya yang terkandung di dalamnya, berupa nilai
menjaga, merawat dan melestarikan kecintaan- edukasi, kepemimpinan, kekompakan, mampu
nya pada alam dan lingkungan sekitar. mengembang kemampuan fisik dan psikis bila
Dengan beberapa upaya-upaya dan dimainkan oleh anak-anak.
langkah-langkah yang dilakukan tersebut, Dari gambaran di atas, dapat
sudah tentu dapat melestarikan dan disimpulkan juga perihal pentingnya
menghidupkan kembali keberadaan permainan permainan tradisional untuk dilestarikan
tradisional budaya di masa lalu ini, menjadi sehingga memerlukan kajian lebih lanjut dari
permainan yang gemilang pada kalangan berbagai asepek dan perspektif lainnya.
masyarakat dan generasi anak bangsa kita di Sebagaimana diketahui, permainan tradisional
masa saat sekarang dan mendatang, dalam hal sering menjadi permainan yang banyak
ini Provinsi Kepulauan Riau. Hal tersebut digemari anak dan menjadi pilihan alternatif
tentu saja tidak terlepas dengan partisipasi dan olah raga. Selain itu, perlu dilakukan langkah-
kerjasama dari semua pihak seperti yang langkah revitalisai permainan tradisional agar
penulis sebutkan di atas, beberapa langkah dan tidak ketinggalan zaman dan punah.[]

Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018 81

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Doni Septian dan Yozi Rahmadeni

Daftar Rujukan

Algiffari M. Perancangan motion graphic (bumper in) dan video dokumenter permainan tradisional Jawa Barat
(analisis deskriptif permainan tradisional pada Sanggar Seni Tikukur Majalengka). Jurnal Sketsa.
2015;2(1).
Andriani T. Permainan Tradisional dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini. Sosial Budaya. 2012
Jun 2;9(1):121-36. [http://dx.doi.org/10.24014/sb.v9i1.376].
Fadli Z. Membentuk Karakter Anak Dengan Olahraga Tradisional. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 2017
Apr 12;14(2):49-56.
Hartiningsih S. Revitalisasi Lagu Dolanan Anak Dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini.
Atavisme. 2015 Dec 25;18(2). [http://dx.doi.org/10.24257/atavisme.v18i2.119.247-259]
Juwairiah J. Meuen Galah: Permainan Tradisional Aceh Sebagai Media Untuk Meningkatkan Kesehatan
dan Kecerdasan Anak Usia Dini. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak. 2017 Oct 25;1(2):119-33.
Misbach, Ifa. 2006. Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan Edukatif Dalam Menyumbang
Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Muzdalipah I, Yulianto E. Pengembangan desain pembelajaran matematika untuk siswa SD berbasis
aktivitas budaya dan permainan tradisional masyarakat Kampung Naga. Jurnal Siliwangi Seri
Pendidikan. 2015 Nov 1;1(1).
Nur H. Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter.
2013(1). [http://dx.doi.org/10.21831/jpk.v0i1.1290]
Wiasan RD. Perancangan Game Galah Asin Untuk Memperkenalkan Budaya Tradisional Jawa Barat.
Jurnal. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain–Institut Teknologi Bandung (ITB). 2015
Susanto, Nugroho, Hakikat dan Signifikansi Permainan, Jendela Olahraga 2, no. 1 (February 27,
2017). [http://doi:10.26877/jo.v2i1.1287]
Darmawan O, Penanaman Budaya Anti Kekerasan Sejak Dini Pada Pendidikan Anak Melalui Kearifan
Lokal Permainan Tradisional (Instill Anti-Violence Culture At Early Stage of children Education
Through Local Wisdom Of Traditional Games). Jurnal HAM [Internet]. Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM; 2016 Dec 31;7(2):111.
[http://dx.doi.org/10.30641/ham.2016.7.111-124

74 Perada, Vol. 1, No. 1, Juni 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada

Anda mungkin juga menyukai