Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Meidy Siti Aisyah

NIM : 2013015004
KELAS : D-III FARMASI 2020

A. Judul
Uji senyawa golongan flavonoid
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia
b. Kertas penanda
c. Pipet tetes
d. Rak tabung reaks
e. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Asam klorida (HCl)
b. Air
c. Bunga tapak dara (Catharanthus roseus)
d. Daun pepaya (Carica papaya)
e. Daun sirih (Piper betle)
f. Jahe (Zingiber officinale)
g. Lengkuas (Alpinia galanga)
h. Metanol
i. Pita magnesium
j. Temulawak (Curcuma zanthorrhiza)
C. Prosedur Kerja

Disiapkan alat dan bahan


Dipotong kecil – kecil sampel lalu dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang
berbeda yaitu tabung (a) dan tabung (b)

Ditambahkan air pada tabung (a) dan ditambahkan metanol pada tabung (b)

Ditunggu hingga beberapa saat, lalu dipindahkan air dari hasil ekstraksi diatas
ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda lagi

Dimasukkan pita magnesium ke dalam masing – masing tabung


Ditambahkan asam klorida ke dalam masing – masing tabung hingga berubah


warna menjadi pink
D. Hasil Pengamatan

No Nama Sampel Gambar Keterangan

Air Metanol Air Metanol


1. Bunga tapak dara Positif flavonoid yang Positif flavonoid yang
(Catharanthus roseus) ditandai dengan warna ditandai dengan warna
pink pink pekat/pink fanta

2. Daun pepaya Negatif flavonoid Negatif flavonoid


(Carica papaya)

3. Daun sirih Negatif flavonoid Negatif flavonoid


(Piper betle)

4. Jahe Positif flavonoid yang Positif flavonoid yang


(Zingiber officinale) ditandai dengan warna ditandai dengan warna
sedikit pink sedikit pink
5. Lengkuas Positif flavonoid yang Positif flavonoid yang
(Alpinia galanga) ditandai dengan warna ditandai dengan warna
sedikit pink sedikit pink

6. Temulawak Negatif flavonoid Negatif flavonoid


(Curcuma
zanthorrhiza)

E. Pembahasan
Flavanoid adalah Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan
kimia yang tidak akan pernah habis sebagai sumber inovasi dalam penemuan dan
pengembangan obat-obat baru maupun kepentingan industri. Senyawa yang paling
mudah ditemukan adalah flavonoid, karena senyawa ini adalah kelompok fenol
terbesar di alam. Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning,
kuning jeruk, dan merah. Dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji,
batang, bunga, herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari
tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal.
Falvonoid juga dikenal sebagai vitamin P dan Citrin. Senyawa ini berperan dalam
menentukan warna, rasa, bau, dan kualitas nutrisi makanan. Bagi tumbuhan,
senyawa ini berperan dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, herbivori,
kompetisi, interaksi dengan mikroba, dormanansi biji, pelindung terhadap radiasi
sinar UV, molekul sinyal pada berbagai jalur transduksi, serta molekul sinyal pada
polinasi, dan vertilitas jantan. Flavonoid tersusun dari 15 atom karbon dan terdiri
dari 2 cincin benzen yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat
membentuk cincin ke-3.
Istilah flavonoida diberikan untuk senyawa-senyawa fenol yang berasal dari
kata flavon, yaitu nama dari salah satu flavonoid yang jumlahnya terbesar pada
tumbuhan. Flavon, flavonol, dan antosianidin adalah jenis yang banyak ditemukan
dialam, disebut juga sebagai flavonoida utama. Flavonoida dapat ditemukan
sebagai mono,di,atau triglikosida, dimana 1,2,atau 3 gugus hidroksil dalam
molekul flavonoid terikat dalam gula. Poliglikosida larut dalam air dan sedikit
larut dalam pelarut organik seperti eter, benzen, kloroform,dan aseton. Flavonoid
merupakan antioksidan alami, terdapat pada bagian daun, buah, akar, batang dan
biji dari tumbuh-tumbuhan obat. Senyawa flavonoid diklasifikasikan menjadi
flavon, flavonon, isoflavon, flavonol, flavanon, antosianin, dan kalkon.
Kebanyakan flavonoid berbentuk monomer tetapi terdapat pula bentuk dimer
(biflavonoid), trimer, tetramer, dan polimer. Flavonoid mudah mengalami
degradasi enzimatik ketika dikoleksi dalam bentuk segar. Pemilihan pelarut yang
sesuai dengan tipe flavonoid yang dikehendaki saat melakukan ekstraksi.
Flavonoid kurang polar seperti flavon, flavanon, flavon termetilasi, dan flavonol
terekstraksi dengan kloroform dichloro methane, diethyl ether, atau ethyl acecate,
sedangkan flavonoid glikosida dan aglikon yang lebih polar terekstraksi dengan
alkohol atau campuran alkohol air. Flavonoid utama merupakan senyawa yang
larut dalam air. Mereka dapat diektraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam
lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter. Flavonoid merupakan
komposisi dalam makanan yang bersifat antioksidan, yaitu penangkal radikal
bebas. Berfungsi melindungi dinding pembuluh darah, mengurangi resiko alergi,
menjaga kesehatan otak, hingga mencegah beberapa penyakit kanker. Contoh
makanan yang mengandung flavonoid, yaitu blueberry, teh hijau, cokelat, bilberry,
brokoli, paprika, bayam, dan bawang. Uji kualitatif (uji warna) ekstrak bunga
tapak dara, jahe, dan lengkuas positif mengandung flavonoid ketika di identifikasi
dengan beberapa pereaksi flavonoid yaitu menghasilkan warna pink. Untuk sampel
ekstrak daun pepaya, daun sirih, dan temulawak negatif mengandung flavonoid
ketika di identifikasi dengan beberapa pereaksi flavonoid yaitu untuk daun pepaya
berwarna hijau, daun sirih juga hijau, dan temulawak juga berwarna hijau yang
berarti negatif mengandung senyawa flavonoid karena tidak sesuai dengan teori.
Senyawa flavonoid bersifat polar sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat polar
(Gillespie dan Paul, 2001). Efektivitas ekstraksi suatu senyawa oleh pelarut sangat
tergantung kepada kelarutan senyawa tersebut dalam pelarut, sesuai dengan prinsip
like dissolve like yaitu suatu senyawa akan terlarut pada pelarut dengan sifat yang
sama. Penggunaan jenis pelarut atau kekuatan ion pelarut dapat memberikan
pengaruh terhadap rendemen senyawa yang dihasilkan (Anggitha, 2012). Pelarut
yang bersifat polar diantaranya adalah etanol, metanol, aseton dan air (Sudarmadji
et al., 1997). Perbedaan jenis pelarut mempengaruhi jumlah ekstrak yang
dihasilkan. Pelarut metanol menghasilkan rendemen yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pelarut lain yang memiliki polaritas lebih rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa senyawa dalam bunga tapak dara memiliki kepolaran yang
mendekati metanol, karena perolehan senyawa didasarkan pada kesamaan
kepolaran dengan pelarut. Senyawa-senyawa polar akan larut pada pelarut polar
(Gillespie et al., 2001).
F. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini hasil yang di dapatkan ialah sampel bunga tapak dara
mendapatkan hasil positif flavonoid ,jahe mendapatkan hasil positif
flavonoid,lengkuas mendapatkan hasil positif flavonoid,daun papaya mendapatkan
hasil negatif flavonoid, daun sirih mendapatkan hasil negative flavonoid dan
temulawak mendapatkan hasil negative flavonoid. Untuk pelarut yang digunakan
air dan metanol untuk kemuadian megunakan pita magnesium dan asam klorida
(HCL). Untuk hasil percobaan positif ditandai dengan perubahan warna menjadi
pink muda.

G. Soal – soal
DAFTAR PUSTAKA

Anggitha, I. 2012. Performa Flokulasi Bioflokulan DYT pada Beragam Keasaman


dan Kekuatan Ion terhadap Turbiditas Larutan Kaolin. Universitas
Pendidikan Indonesia: Jakarta.
Chang C. Yang M, Wen Hand Chern J. 2002. Estimation of Total FlavonoidContent
in Propolis by TwoComplementary ColorimetricMethods, J. Food Drug
Anal
Gillespie, R.J. and Paul. 2001. Chemical Bonding and Molecular Geometry. Oxford
University Press, Oxford.
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suharji. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberti, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai