Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Uji Penetapan Indeks Pembusaan atau Pengembangan

Nama : Meidy Siti Aisyah


NIM : 2013015004
Kelas : D-III Farmasi 2020
Dosen Pengampu : 1. Wisnu Cahyo Prabowo, S.Farm., M.Si., Apt.
2. Juniza Firdha Suparningtyas, S.Si., M.Si.

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
A. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami cara penetapan indeks pembusaan simplisia serta
dapat menetapkan indeks pengembangan (swelling index)simplisia.

B. Teori
Banyak bahan tumbuhan obat yang mengandung saponin, yaitu senyawa yang dapat
menyebabkan timbulnya busa yang dapat bertahan lama ketika bahan tumbuhan tersebut
direbus dalam air dan kemudian dikocok. Kemampuan pembusaan rebusan air dari bahan
tumbuhan dan ekstraknya diukur dengan istilah indeks pembusaan.
Karakteristik saponin selain menimbulkan busa pada saat dikocok dalam air adalah
saponin membentuk larutan koloid dalam air, memiliki rasa pahit, rasa yang tajam, dan
pada umumnya dapat mengiritasi mukosa. Saponin juga dapat merusak sel darah merah dan
bersifat racun (toksik) terutama untuk hewan berdarah dingin, sehingga banyak digunakan
sebagai racun ikan. Saponin yang beracun sering disebut dengan "sapotoxin". Sapotoksin
menyebabkan gangguan perut yang parah dan toksisitasnya timbul karena terbentuknya
suatu senyawa saat bereaksi dengan lesitin yang merupakan komponen utama dari sebagian
besar lemak pada sel hewan. Hal ini dapat memacu timbulnya gangguan saraf pusat dan
jantung.
Selain mengandung saponin, banyak tanaman obat memiliki efek terapeutik yang
spesifik atau kegunaan farmasetis dikarenakan memiliki sifat mengembang (swelling
properties), khususnya gom, dan tanaman obat lain yang mengandung musilago, pectin
atau hemiselulosa. Indeks pengembangan (swelling index) adalah volume dalam mL yang
diambil setelah pengembangan 1 g tanaman pada kondisi tertentu. Penentuannya
berdasarkan penambahan air atau zat pengembang sesuai prosedur yang berlaku untuk
setiap bahan tanaman (seluruh bagian tanaman, potongan bagian tanaman atau serbuk
tanaman). Bahan uji dikocok selama interval waktu 1 jam dan dibiarkan selama beberapa
waktu. Pencampuran antara bahan uji berupa bagian seluruh tanaman dan zat pengembang
dapat dengan mudah dicapat. Lain halnya jika bahan uji berupa simplisia atau serbuk yang
memerlukan pengocokan yang lebih seksama dala interval waktu tertentu untuk
memastikan distribusi yang homogen bahan di dalam zat pengembang.
C. Alat dan Bahan
1. Timbangan Analitik
2. Spoid 10 ml
3. Kertas Saring
4. Daun Cincau Hijau
5. Cappapicus (rumput laut)

D. Prosedur Percobaan
1. Siapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan
a. Timbangan Analitik
b. Spoid 10 ml
c. Kertas Saring
d. Daun Cincau Hijau
e. Cappapicus (Rumput Laut)
2. potong Sampel Daun Cincau dan Rumput Laut
3. Dikeringkan, lalu di tumbuk sampai menjadi serbuk
4. Ditimbang sampel sebanyak 1 g, lalu direbus
5. Diamkan selama 30 menit
6. Dimasukkan air rebusan sampel tersebut kedalam spoid 10 ml, lalu kocok
selama 15 detik, biarkan 15 menit.
TABEL PENGAMATAN
Nama Simplisia : Rumput Laut dan Daun Cincau Hijau

Nama Latin Simplisia : Cappapicus dan Mesona Palutris

Nama Latin Tumbuhan : Folium

Pengamatan Pembusaan : Tidak Ada busa

No. Tabung 1
2

(Rumput Laut) (Daun Cincau Hijau)

Tinggi Busa (mm) 0 0

TABEL/HASIL EKSTRAKSI
Tanggal Hasil Pengeringan Keterangan
11 Maret 2021 Sampel di potong kecil-
kecil, lalu ditimbang
sebanyak 1 gram.
12 Maret 2021 Sampel dikeringkan, lalu
ditumbuk hingga halus

12 Maret 2021 Sampel yang telah


menjadi serbuk, kemudian
direbus.
12 Maret 2021 Setelah direbus dan
diamkan masukan ke
dalam spoid sebanyak 3
ml dan dikocok selama 15
detik.

Anda mungkin juga menyukai