Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH POLITIK DAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

“HUBUNGAN LEMBAGA YUDIKATIF DENGAN LEMBAGA EKSEKUTIF”

Dosen Pengampu :

Dr. Ernalia Lia Syaodih, M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

1. Alma Fortuna Kirana (2104256)

2. Muhammad Ilham Fikri (2104082)

3. Noela Mayang Sari Siahaan (2104104)

4. Siti Nuraeni (2104163)

1A PEKERJAAN SOSIAL

PRODI PEKERJAAN SOSIAL

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Mahkamah Agung

Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negara Tertinggi dari semua Lingkungan peradilan yang
dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh
lain.Tempat Kedudukan Pasal 3 Mahkamah Agung berkedudukan di ibukota Negara Republik
Indonesia.

2. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (Undang-Undang No 24
Tahun 2003)

3. Komisi Yudisial

Menegaskan bahwa Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan


pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku Hakim. Undang-Undang ini
merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial.Perubahan dilakukan dalam upaya menjabarkan “kewenangan lain”
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan hal yang terkait dengan upaya penguatan tugas dan fungsi Komisi Yudisial.
Selain itu, perubahan tersebut dilakukan dengan pertimbangan karena terdapat beberapa
pasal dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang
dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat
dan kehidupan ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. (Undang-Undang No 18 Tahun 2011)

4. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )


Majelis Permusyawaratan Rakyat yang selanjutnya disingkat MPR adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Undang-undang No 17 Pasal 1 tahun 2014 )

5. Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, umumnya disebut Dewan Perwakilan


Rakyat adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang merupakan lembaga perwakilan rakyat.DPR terdiri atas anggota partai politik
peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum. (Undang-undang No 17
pasal 1 tahun 2014 )

6. Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )


Dewan Perwakilan Daerah yang selanjutnya disingkat DPD adalah Dewan Perwakilan
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dibentuknya DPD dimaksudkan untuk merubah sistem parlemen
Indonesia, yang pada awalnya unikameral dimana kedudukan MPR sebagai lembaga
paling tinggi menjadi bikameral yang terdiri dari anggota DPR dan DPD.( Undang-
undang No 17 pasal 1 tahun 2014)

B. Dasar Pemikiran

1. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara yang merupakan pemegang
kekuasaan kehakiman bersanding dengan Mahkamah Konstitusi yang bebas dari
pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya.
2. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang bertugas
mengawal pelaksanaan konstitusi sekaligus mencegah terjadinya pelanggaran terhadap
konstitusi.
3. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial Republik Indonesia atau cukup disebut Komisi Yudisial (disingkat
KY RI atau KY) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
4. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga pelaksana
kedaulatan rakyat oleh karena anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah
para wakil rakyat yang berasal dari pemilihan umum. MPR bukan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945
5. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan
bersama.memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap peraturan
pemerintah pengganti undang-undang yang diajukan oleh Presiden untuk menjadi
undang-undang;
6. Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
DPD baru dibentuk pada bulan November 2001 melalui perubahan ketiga UUD
1945.Anggota DPD merupakan perwakilan daerah atau provinsi di Indonesia. Mereka
dipilih secara langsung rakyat lewat mekanisme Pemilihan Umum (Pemilu) yang
berlangsung lima tahun sekali.

C. Pengertian

 DPR
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia adalah salah satu lembaga tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat.
DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui
pemilihan umum
 MPR
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia adalah lembaga legislatif bikameral
yang merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia.Setelah amandemen UUD 1945, anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan
DPD.
 DPD
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, adalah lembaga tinggi negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap
provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum
 Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman
dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar
semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil,
tepat dan benar.
 Mahkamah Kunstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-
sama dengan Mahkamah Agung.
Berdasarkan ketentuan Pasal 24 UUD 1945, Mahkamah Konstitusi (MK) adalah salah
satu lembaga kekuasaan kehakiman selain Mahkamah Agung. MK lahir pada perubahan
ketiga UUD 1945 yang dilakukan pada kurun waktu 1999-2002
 Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Komisi Yudisial
merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya
bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya. Komisi Yudisial
bertanggung jawab kepada publik melalui DPR dengan cara menerbitkan laporan tahunan
dan membuka akses informasi secara lengkap dan akurat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Lembaga Yudikatif Dengan Lembaga Legislatif

 Hubungan DPR dengan MA

Hubungan antar DPR dan MA diatur dalam UUD 1945 pasal 24A tentang Susunan, kedudukan,
keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung. UU no 27 tahun 2009 pasal 83 ayat 5 yang
berbunyi, “Pimpinan DPR sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji yang
teksnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung.”
Mahkamah Agung adalah pemegang kekuasaan kehakiman yang merdeka. artinya, kekuasaan
kehakiman terlepas dari pengaruh kekuasaan Pemerintah. salah satu jaminan bagi adanya
kebebasan kekuasaan kehakiman itu antara lain terletak pada adanya jaminan hukum dari
kedudukan hakim yg harus diatur dengan undang undang.

 Hubungan DPR dengan MK

Dewan Perwakilan Rakyat adalah organ pembentuk undang-undang. Karena itu, dalam
memeriksa undang-undang yang diajukan pengujiannya, Mahkamah Konstitusi harus
memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh keterangan, baik lisan
maupun tertulis dari pihak Dewan Perwakilan Rakyat sebagai pembentuk Undang- Undang. Di
samping itu, seperti sudah dikemukakan di atas, DPR juga merupakan salah satu lembaga yang
berwenang mengisi 3 (tiga) orang hakim konstitusi dengan cara memilih calon-calon untuk
diajukan 3 (tiga) orang terpilih kepada Presiden yang selanjutnya akan menerbitkan Keputusan
Presiden untuk mengangkat mereka bertiga sebagaimana mestinya.

Hubungan antara Mahkamah Konstitusi dengan Dewan Perwakilan  Rakyat  dapat  berkaitan 
dengan  status  DPR  sebagai  salah  satu  lembaga pengisi jabatan hakim konstitusi, DPR
sebagai pembentuk undang-undang, dan DPR sebagai lembaga negara yang berpotensi
bersengketa dengan lembaga negara lain dalam menjalankan kewenangan yang diberikan oleh
Undang-Undang Dasar. Di samping itu, sengketa hasil pemilihan umum yang berpengaruh
terhadap terpilih tidaknya anggota DPR; dan yang terakhir pernyataan pendapat DPR bahwa
Presiden atau Wakil Presiden telah melanggar hukum atau telah tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden/Wakil Presiden sebagaimana dimaksud oleh UUD 1945, juga ditentukan dan
diputuskan oleh MK. Dalam hal yang terakhir ini, DPR bertindak sebagai pemohon kepada MK.

 Hubungan MK dengan MPR


Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi
adalah untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
UUD. Karena kedudukan MPR sebagai lembaga negara maka apabila MPR bersengketa dengan
lembaga negara lainnya yang sama-sama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh UUD,
maka konflik tersebut harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.

 Hubungan MK dengan DPD


MK menyelesaikan konflik atau sengketa karena adanya penyimpangan terhadap konstitusi yang
dilakukan DPD, yang tidak dapat diselesaikan oleh peradilan umum.

 Hubungan KY dengan DPR

Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung diusulkan
Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi Yudisial tidak
bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa jabatan hakim merupakan
jabatan kehormatan yang harus dihormati, dijaga, dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu
lembaga yang juga bersifat mandiri. Dalam hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan
dengan fungsi pengusulan pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan
hakim lainnya, seperti hakim MK tidak dikaitkan dengan KY

B. Tugas Dan Fungsi Lembaga Yudikatif (MA, MK, KY) dan Legislatif (MPR, DPR, DPD)
 FUNGSI DPR, TUGAS, DAN WEWENANGNYA

Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:


- Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas),
- Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU),
- Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat
dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA
dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah),
- Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD,
- Menetapkan UU bersama dengan Presiden,
- Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU.
1. Fungsi Anggaran
- Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
- Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
- Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK
- Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan Negara
2. Fungsi Pengawasan
- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah
- Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD
(terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan dan agama)

 FUNGSI MPR, TUGAS, DAN WEWENANGNYA


Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga pelaksana kedaulatan
rakyat oleh karena anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah para wakil
rakyat yang berasal dari pemilihan umum.
MPR bukan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat sebagaimana tertuang dalam Pasal
1 Ayat (2) UUD 1945, perubahan ketiga bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang dasar. Ketentuan mengenai keanggotaan MPR
tertuang dalam Pasal 2 Ayat (1) UUD 1945 sebagai berikut:
Tugas dan Wewenang MPR :
- Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
- Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum, dalam
sidang paripurna MPR;
- Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah
presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan
di dalam sidang paripuma MPR,
- Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
- Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
- Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan
dalam masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon presiden
dan wakil presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan
sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga
puluh hari;
- Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR. 

 FUNGSI DPD, TUGAS, DAN WEWENANGNYA


Mengacu pada ketentuan Pasal 22D UUD 1945 dan Tata Tertib DPD RI bahwa sebagai
lembaga legislatif DPD RI mempunyai fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran
yang dijalankan dalam kerangka fungsi representasi.
Tugas dan Wewenang DPD RI:
- Pengajuan Usul Rancangan Undang Undang Mengajukan kepada DPR rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
- Pembahasan Rancangan Undang Undang Ikut membahas rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam, dan sumber
daya ekonomi lainnya serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
- Pertimbangan Atas Rancangan Undang-Undang dan Pemilihan Anggota BPK
Pertimbangan atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara dan rancangan undangundang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan
agama. Serta memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK.
- Pengawasan Atas Pelaksanaan Undang - Undang Pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara, pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu
kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
- Penyusunan Prolegnas Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
- Pemantauan dan Evaluasi Ranperda dan Perda Melakukan pemantauan dan evaluasi
atas rancangan Peraturan daerah (Raperda) dan Peraturan daerah (Perda).

 FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG MA


Sesuai pasal 24A UUD 1945, Mahkamah Agung memiliki kewenangan mengadili kasus
hukum tingkat kasasi. Sebagai lembaga yudikatif, Mahkamah Agung memiliki beberapa
fungsi, diantaranya:
1. Fungsi Peradilan
- Fungsi peradilan pertama: membina keseragaman dalam penerapan hukum
melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali.
- Fungsi peradilan kedua: memeriksa dan memutuskan perkara tingkat pertama dan
terakhir semua sengketa tentang kewenangan mengadili, permohonan peninjauan
kembai putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
- Fungsi peradilan ketiga: memegang hak uji materiil dengan menguji ataupun
menilai peraturan perundangan di bawah undang-undang.

2. Fungsi Pengawasan
- Fungsi pengawasan pertama: Mahkamah Agung adalah pengawas tertinggi
terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan.

- Fungsi pengawasa kedua: Mahkamah Agung sebagai pengawas pekerjaan


pengadilan dan tingkah laku para hakim dan perbuatan pejabat pengadilan dalam
menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan
kehakiman, yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan setiap
perkara yang dianjurkan.

3. Fungsi Mengatur

- Mahkamah Agung mengatur lebih lanjut hal-hal yang belum diatur dalam
undang-undang tentang Mahkamah Agung.

4. Fungsi Nasihat

- Fungsi nasihat pertama: Mahkamah Agung memberikan nasihat ataupun


pertimbangan dalam bidang hukum kepada lembaga tinggi negara lain.

- Fungsi nasihat kedua: Mahkamah Agung dapat memberi nasihat kepada Presiden
selaku kepala Negara dalam rangka pemberian/penolakan grasi dan rehabilitasi.

5. Fungsi Administratif

- Fungsi administratif pertama: Mahkamah Agung bertugas mengatur badan-badan


peradilan seperti Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara, seduai dengan pasal 11 ayat (1) Undang-undang
Nomor 35 Tahun 1999.

- Fungsi administratif kedua: Mahkamah Agung mengatur tugas dan tanggung


jawab susunan organisasi, dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan.

 FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG MK


Fungsi Mahkamah Konstitusi:
- Menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip konstitusionalitas hukum.
- Menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari koridor konstitusi
sehingga hak-hak konstitusional warga terjaga dan konstitusi itu sendiri terkawal
konstitusionalitasnya Untuk menguji apakah suatu undang-undang bertentangan
atau tidak dengan konstitusi.
Tugas dan Wewenang Mahkamah Konstitusi:
- Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945
- Memutus sengketa kewenangan antara lembaga-lembaga Negara, yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945
- Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
digaan pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Menurut UUD 1945.
- Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945
 FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG KY
Fungsi Komisi Yudisial:
Menjadi perantara atau penghubung antara kekuasaan pemerintah (Executive Power) dan
kekuasaan kehakiman (Judicial Power) untuk menjamin kemandirian kekuasaan
kehakiman dari pengaruh kekuasaan apapun juga khususnya kekuasaan pemerintah.
Tugas dan wewenang Komisi Yudisial:
- Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung
- Mengusulkan calon hakim agung kepada DPR untuk mendapat kan persetujuan
dan selanjut nya ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden
- Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung
- Mengusulkan calon hakim agung kepada DPR untuk mendapat kan persetujuan
dan selanjut nya ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden.

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Lembaga yang memiliki kekuasaan tertinggi yaitu dipegang oleh MPR. MPR
memiliki kewenangan :mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden dan/atau
Wakil Presiden serta memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD. DPR memegang kekuasaan untuk membentuk undang-
undang. DPD mengajukan kepada DPR tentang rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah. Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan
undang-undang. Bidang eksekutif adalah Presiden dan Wakil Presiden beserta menteri-
menterinya yang membantunya. Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan
undang-undang. Adapun unsur yudikatif terdiri atas MA, MK dan KY.

Setiap lembaga negara memiliki peran masing-masing yang begitu penting untuk
negara. Tentunya mereka memiliki hubungan yang erat, dengan berbagai peraturan yang
ada. Dengan hubungan tiap lembaga negara akan menciptakan situasi negara yang
kondusif dan baik. Hubungan Lembaga Yudikatif dan Eksekutif adalah Lembaga
Eksekutif memiliki peran dan tugas dalam memimpin dan menjalankan segala proses
pemerintahan yang disesuaikan dengan UUD 1945 dan Undang Undang yang berlaku.
Sedangkan, lembaga yudikatif memiliki peran dan tugas dalam mengurusi urusan hukum
yang berlaku secara menyeluruh di negara Indonesia.  

Sehingga, apabila terjadi pelanggaran pada pelaksanaan pemerintahan yang disesuaikan


dengan UUD 1945 dan Undang Undang yang berlaku oleh lembaga eksekutif. Maka,
yang memproses hukum dan segala penyelesaiannya adalah lembaga yudikatif.

B. Rekomendasi
Semangat reformasi telah melahirkan tuntutan pembaharuan dalam hubungan yudikatif
dengan eksekutif, hubungan tersebut diharapkan dapat melahirkan suatu kekuasaan
kehakiman yang independen. Pembenahan keberadaan kekuasaan yudikatif ini dikaitkan
dengan kebutuhan pembenahan sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan kekuasaan kehakiman yaitu, antara lain Undang- Undang Kekuasaan Kehakiman,
Undang - Undang Mahkamah Agung, dan Undang - Undang Peradilan Umum.

Daftar pustaka
https://www.google.co.id/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/edutech/lembaga-legislatif-
dan-tugasnya-7872/amp/

https://www.google.co.id/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/lembaga-
yudikatif-dan-tugasnya-9242/amp/

https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/lembaga/mahkamah-
agung#:~:text=Mahkamah%20Agung%20adalah%20salah%20satu,serta%20menegakkan
%20hukum%20dan%20keadilan

http://pukat.hukum.ugm.ac.id/upload/rule/UU%20no%2014%20Tahun%201985%20ttg
%20Mahkamah%20Agung.pdf

https://mkri.id/public/content/profil/kedudukan/uu242003.pdf

Cara pengerjaan makalah :


Siti Nuraeni : Mencari dan membuat materi yang ada di bagian pendahuluan

Alma : Mencari materi tentang hubungan lembaga yudikatif dengan legislatif

Ilham : Membuat kesimpulan & rekomendasi dan daftar pustaka serta merapihkan
makalah

Noela : Mencari inti dari makalah untuk dilanjutkan dengan pembuatan PPT

Anda mungkin juga menyukai