NIM : 1.01.19.014
Kelas : 2A Tarbiyah PAI
Tugas : Individu
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen : Prof. Dr. H. Syuaeb Kurdie, M.Pd
RESUME
Ilmu Pendidikan Islam
Bab 1 :
Pengertian, Ruang Lingkup, dan Kegunaan Ilmu Pendidikan Islam
A. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
Kata“pendidikan”yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya
adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya
adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa
arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam bahasa arabnya
adalah “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman
nabi muhammad SAW.
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” (opvoeding)
kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan
dengan “ menumbuhkan” kemampuan dasar manusia.
Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan
sseseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam
yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan
Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh
aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi.
2. Anak didik
Yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini
disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan
hanyalah untuk membawa anak didik ke arah tujuan pendidikan islam yang di
cita-citakan.
4. Pendidikan
Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam. Pendidik ini
mempunyai peran penting karena berpengaruh kepada baik atau tidaknya hasil
pendidikan islam.
7. Evaluasi pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian
terhadap hasil belajar anak didik.
9. Lingkungan sekitar
Yang dimaksud ialah keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam
pelaksanaan serta hasil pendidikan islam.
Bab 2:
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam
Dasar Pendidikan Islam dapat dibagi kepada tiga kategori,yaitu dasar pokok,dasar
tambahan,dan dasar operasional.
1) Dasar Pokok
a. Al-Qur’an
Abdul Wahab mendefinisikan Al-Qur’an yaitu”Kalam Allah yang diturunkan
kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril dengan lafaz Bahasa Arab dan makna hakiki
untuk menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulannya dan menjadi pedoman bagi
manusia membacanya sebagai ibadah”.
Al-Qur’an merupakan dasar pendidikan Islam karena Al-Qur’an menyampaikan
pesan-pesan pendidikan kepada umat manusia yang berakal.Ayat-ayat yang berkaitan
dengan akal pikiran manusia cukup banyak.Bukti bahwa Al-Qur’an memberikan
dorongan agar segala hal harus menggunakan akal adalah surah Al-Baqarah:142
اط
ٍ ص َر ُ ل هّٰلِل ِ ْال َم ْش ِرcْ ُم الَّتِ ْي َكانُوْ ا َعلَ ْيهَ ۚاقcُ او ٰلّهُ ْم ع َْن فِ ْبلَتِ ِه
ِ ق َو ْال َم ْغ ِر ۚبُيَ ْه ِديْ َم ْن يَّ َشآ ُء اِ ٰلى ِ ََّسيَقُوْ لْ ال ُسفَهَا ُء ِمنَ الن
َ اس َم
ُّم ْستَقِي ٍْم
Artinya:”Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan
berkata,’Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblat (Baitul Maqdis)
yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya ? ’Katakanlah,’Kepunyaan Allah-lah
timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang
lurus”. (QS.Al-Baqarah:142)
Tidak dapat dimungkir lagi bahwa ilmu pendidikan bersumber dari Al-Qur’an.
Misalnya,Al-Qor’an menjelaskan hukum-hukum yang berlaku di langit dan di
bumi,tumbuh-tumbuhan,hewan,dan manusia.
Dari uraian di atas,bahwa Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pendidikan,dapat
disimpulkan bahwa kajian yang berkaitan dengan ilmu pendidikan islam bukan berarti
ilmu agama Islam sebagai salah satu mata kuliah,melainkan sebagai paradigma ilmu
pengetahuan yang berbasis kepada Islam atau sebagai sistem pendidikan.
b. As-Sunnah
Dasar Pendidikan yang kedua adalah As-sunnah. As-sunnah ialah
perkataan,perbuatan dan ketetapan Rasulullah.As-sunnah dapat dijadikan dasar
pendidikan karena As-sunnah menjadi sumber utama pendidikan Islam,karena Allah
SWT menjadikan Muhammad SAW sebagai teladan bagi umatnya. As-sunnah juga
berisi aqidah dan syari’ah.sunnah berisi petunjuk untuk kemaslahatan hidup manusia
dalam segala aspeknya,untuk membina umat menjadi anusia seutuhnya,atau muslim
yang bertakwa.Untuk itu Rasulullah menjadi guru dan pendidik utama
Oleh karena itu,sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi
manusia muslim.
2) Dasar Tambahan
a) Ijtihad
Ijtihad ialah istilah para fuqaha,yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu
yang dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam untuk menetapkan sesuatu hukum Syari’at
Islam dalam hal-hal yang tenyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur’an dan As-
sunnah. Ijtihad dlam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah
yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut
haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu
tempat pada situasi tertentu.
Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin perlu,sebab ajaran Islam yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan As-sunnah,hanya berupa prinsip-prinsip pokok saja. Bila
ternyata ada yang agak terinci,maka rincian itu merupakan contoh Islam dalam
menerapkan prinsip pokok tersebut.
Usaha ijtihad para ahli dalam merumuskan teori pendidikan Islam dipandang
sebagai hal yang sangat penting bagi pengembangan teori pendidikan pada masa yang
akan datang.
b) Perkataan,perbuatan,dan sikap para Sahabat
Pada masa Khulafa al-Rasyidin Sumber pendidikan dalam Islam sudah
mengalami perkembangan.Selain Al-Qur’an dan sunnah juga perkataan,perbuatan dan
sikap para sahabat.Perkataan mereka dapat dijadikan pegangan karena Allah sendiri di
dalam Al-Qur’an yang memberikan pernyataan,yaitu dalam Surah At-Taubah Ayat
100,yang mempunyai arti :
” Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu
bersama-sama dengan orang yang benar”.
Yang dimaksud dengan orang yang benar dalam ayat itu adalah para sahabat
Nabi.
Dasar Sosial
Dasar Sosial yaitu dasar yang memberikan kerangka budaya dimana
pendidikannya itu berkembang ,seperti memindahkan,memilih,dan mengembangkan
kebudayaan.
Dasar Ekonomi
Dasar Ekonomi adalah dasar yang memberi persefektif terhadap potensi manusia
berupa materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya yang bertanggung
jawab terhadap anggaran pembelanjaannya.
Dasar Politik
Dasar Politik yaitu,dasar yang memberikan bingkai dan idiologi dasar yang
digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan
rencana yang telah dibuat.
Dasar Psikologis
Dasar Psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang watak pelajar-
pelajar,guru-guru,cara-cara terbaik dalam praktek, pencapaian, penilaian, dan
pengukuran secara bimbingan.
Dasar Fisiologis
Dasar Fisiologis adalah dasar yang memberikan kemampuan memilih yang
terbaik,memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya.
Bab 3:
Tujuan Pendidikan Menurut Islam
Ada tiga komponen dasar manusia yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen
tersebut adalah tubuh atau jasad, ruh, dan akal. Satu diantaranya yaitu tubuh, berkembang sesuai
dengan sunatullah artinya apabila manusia itu mengkonsumsi nutrisi makanan yang cukup ia
akan tumbun dan berkembang layaknya tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya. Sementara ruh
dan akal berkembang untuk mengeksplor dirinya melalui proses pendidikan. Ketiganya,
merupakan kesatuan yang utuh dan bulat dan tak terpisahkan. Oleh karena itu tujuan pendidikan
tidak boleh mengabaikan salah satu unsur-unsur dasariah manusia agar masing-masing
berkembang dan terjaga dengan baik. Kegagalan pendidikan dalam memproduksi unsur-unsur
tersebut menyebabkan hasilnya tidak kualified bagi manusia dalam menjalankan peran khalifah.
Lalu seperti apa tujuan pendidikan Islam itu?, menurut Jalaluddin tujuan pendidikan Islam itu
harus dirumuskan dari nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam filsafat pendidikan Islam. Tujuan
pendidikan Islam menurutnya adalah identik dengan Tujuan Islam itu sendiri. (Jalaluddin,2003)
Pakar-pakar pendidikan Islam, seperti Al-Abrasy mengelompokkan tujuan umum
pendidikan Islam menjadi lima bagian, yaitu:
- Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah disepakati oleh orang-orang Islam
bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang mulia, sebagaimana misi
kerasulan Muhammad SAW
- Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat
- Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang profesional;
- Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar dan mengkaji
ilmu;
- Mempersiapkan peserta didik yang profesional dalam bidang teknik dan pertukangan.
(al-Abrasy, 1969)
Al-Jammali, merumuskan tujuan umum pendidikan Islam dari Al-Qur`an kedalam empat
bagian, yaitu:
- Mengenalkan peserta didik posisinya diantara makhluk ciptaan Tuhan serta
tanggungjawabnya dalam hidup ini;
- Mengenalkan kepada peserta didik sebagai makhluk sosial serta tanggungjawabnya
terhadap masyarakat dalam kondisi dan sistem yang berlaku;
- Mengenalkan kepada peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya.
- Memberikan pemahaman akan penciptaanya serta bagaimana cara mengolah dan
memanfaatkan alam tersebut;
- Mengenalkan kepada peserta didik tentang keberadaan alam maya (ghaib). (Al-
jammali,1967)
Bashori Muchsin dan Moh. Sultthon, menegaskan lagi bahwa tujuan-tujuan umum
pendidikan Islam itu harus sejajar dengan pandangan manusia, yaitu makhluk Allah yang mulia
dengan akalnya, perasaannya, ilmunya dan kebudayaannya, pantas menjadi khalifah di bumi.
Tujuan umum ini meliputi pengertian, pemahaman, penghayatan, dan ketrampilan berbuat.
Karena itu ada tujuan umum untuk tingkat sekolah permulaan, sekolah menengah, sekolah
lanjutan, dan dan perguruan tinggi,; dan ada juga untuk sekolah umum, sekolah kejuruan,
lembaga-lembaga pendidikan dan sebagainya. (Muchsin,2010:13-14)
Di samping tujuan-tujuan tersebut, ada sepuluh macam tujuan khas/khusus dalam
pendidikan Islam, yaitu:
- Memperkenalkan kepada peserta didik tentang aqidah Islam, dasar-dasar agama, tatacara
beribadat dengan benar yang bersumber dari syari’at Islam;
- Menumbuhkan kesadaran yang benar kepada peserta didik terhadap agama
termasukprinsip-prinsiup dan dasar-dasar akhlak yang mulia.;
- Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta Alam, malaikat, rasul, dan kitabkitabnya;
- Menumbuhkan minat peserta didik untuk menambah ilmu pengetahuan tentang adab,
pengetahuan keagamaan, dan hukum-hukum Islam dan upaya untuk mengamalkan
dengan penuh suka rela;
- Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur`an; membaca, memahami, dan
mengamalkannya;
- Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam;
- Menumbuhkan rasa rela, optimis, percaya diri, dan bertanggung jawab;
- Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan membentenginya dengan
aqidah dan nilai-nilai kesopanan.
Bab 4:
Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam
A. Tinjauan Tentang Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan Islam
- Pengertian Menurut Bahasa (etimologi)
Dikalangan para ahli pendidikan, belum terdapat kesepakatan mengenai
penggunaan kata yang tepat untuk mewakili kata pendidikan. Bahkan konferensi
internasional pendidikan Islam pertama yang diselenggarakan oleh Universitas
King Abdul Aziz, Jeddah, pada tahun 1977, belum berhasil merumuskan secara
jelas tentang definisi pendidikan khususnya menurut Islam. Kecuali memberikan
rekomendasi bahwa pengertian yang terkandung dalam istilah ta’lim, ta’dib dan
tarbiyah.
Terlepas dari perbedaan para pakar dalam menentukan istilah mana yang
tepat untuk pendidikan Islam, Al-Qur‟an dan as-Sunnah sebagai pedoman otentik
dalam penggalian khazanah keilmuan, memuat istilah-istilah tersebut dalam
kaitannya dengan pengertian pendidikan, meskipun tidak dalam bentuk masdar,
misalnya dalam surat al-Isra ayat 24 sebagai berikut :
Bab 5:
Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam
A. Definisi Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu.
Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami
perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan dan arahan dalam
membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan
kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase
perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Dalam istilah tasawuf peserta didik disebut dengan “murid” atau “thalib”. Secara
etimologi murid berarti orang yang menghendaki. Sedangkan menurut arti terminologi,
murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan seorang pembimbing
spiritual (mursyid). Sedangkan istilah thalib secara bahasa adalah orang yang mencari.
Sedang menurut istilah tasawuf adalah penempuh jalan spiritual, di mana ia berusaha
keras menempuh dirinya untuk mencapai derajat sufi.
Adapula penyebutan peserta didik dengan sebutan anak didik. Dalam persepektif
filsafat pendidikan Islam, hakikat anak didik terdiri dari beberapa macam:
Anak didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-
anaknya maka semua keturunannya menjadi anak didiknya di dalam keluarga.
Anak didik adalah semua anak yang berada di bawah bimbingan pendidik di
lembaga formal maupun nonformal.
Anak didik secara khusus adalah orang-orang yang belajar di lembaga pendidikan
tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat, pembelajaran dan
berbagai hal yang berkaitan dengan proses kependidikan.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis.
Dalam paradigma Pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang belum
dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu
dikembangkan. Di sini peserta didik merupakan makhluk Allah yang
memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik
bentuk, ukuran, maupun perimbangan pada bagian-bagian lainnya.
Adapula yang mendefinisikan peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu di
lembaga pendidikan, bisa disebut sebagai murid, santri atau mahasiswa.
Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusia yang menempati
posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, peserta didiklah yang menjadi pokok
persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa
sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal. Peserta didik itu akan menjadi faktor “penentu”, sehingga
menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan belajarnya. Itulah sebabnya sisa atau peserta didik adalah merupakan subjek
belajar.
B. Definisi Peserta Didik dalam Pendidikan Islam
Dengan berpijak pada paradigma “belajar sepanjang masa”, maka istilah yang
tepat untuk menyebut individu yang menuntut ilmu adalah peserta didik dan bukan anak
didik. Peserta didik cakupannya lebih luas, yang tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi
juga pada orang-orang dewasa. Sementara istilah anak didik hanya dikhususkan bagi
individu yang berusia kanak-kanak. Penyebutan peserta didik ini juga mengisyaratkan
bahwa lembaga pendidikan tidak hanya di sekolah (pendidikan formal), tapi juga
lembaga pendidikan di masyarakat, seperti Majelis Taklim, Paguyuban, dan sebagainya.
Secara etimologi, murid berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan menurut
arti terminologi, murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan seorang
pembimbing spiritual (mursyid). Sedangkan thalib secara bahasa berarti orang yang
mencari, sedangkan menurut istilah tasawuf adalah penempuh jalan spiritual, dimana ia
berusaha keras menempuh dirinya untuk mencapai derajat sufi. Penyebutan murid ini
juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah tingkat dasar dan menengah,
sementara untuk perguruan tinggi lazimnya disebut dengan mahasiswa.
Peserta didik adalah amanat bagi para pendidiknya. Jika ia dibiasakan untuk
melakukan kebaikan, niscaya ia akan tumbuh menjadi orang yang baik, selanjutnya
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhiratlah kedua orang tuanya dan juga setiap
mu’alim dan murabbi yang menangani pendidikan dan pengajarannya. Sebaliknya, jika
peserta didik dibiasakan melakukan hal-hal yang buruk dan ditelantarkan tanpa
pendidikan dan pengajaran seperti hewan ternak yang dilepaskan beitu saja dengan
bebasnya, niscaya dia akan menjadi seorang yang celaka dan binasa.
Bab 6:
Konsep Pendidikan Islam tentang Masyarakat Ilmu, awam serta Lingkungannya.
A. Konsep Pendidikan Islam tentang Masyarakat Ilmu, awam serta Lingkungannya.
Lingkungan hidup merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia, dengan
kata lain lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia sehingga manusia dan
makhluk hidup lainnya tidak bisa hidup dalam kesendirian karena terdapat unsur saling
bergantung diantara yang lainnya, dimana bagian-bagian atau komponen-komponen lain
mutlak harus ada untuk saling mendampingi dalam meneruskan kehidupan atau
eksistensinya.
Secara bahasa lingkungan hidup diartikan sebagai daerah (kawasan dan
sebagainya), yang termasuk didalamnya, atau lingkaran yang terlingkung dalam suatu
daerah atau sekitarnya, bekerja sebagaimana mestinya yang dapat mempengaruhi
penghidupan dan kehidupan manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan ataupun makhluk
yang lainnya. Dalam kamus lingkungan hidup yang disusun Michael Allaby, lingkungan
hidup itu diartikan sebagai The phisycal, chemical and biotic condition surrounding and
organism.
Seorang ahli ilmu lingkungan (ekologi) Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto,
lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita
tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Menurut
Khaelany, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup atau tempat
tinggal kita,
- Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Secara umum lingkungan hidup menyangkut hubungan interaksi oleh setiap
makhluk yang hidup maupun yang tidak hidup, sehingga didalam hubungan timbal
balik tersebut terdapat beberapa pembahasan mengenai unsur dan komponen yang
saling terkait.
Menurut Nommy H.T. Siahaan merumuskan unsur-unsur lingkungan sebagai
berikut:
Semua benda, berupa manusia, hewan, tumbuhan, organisme, tanah, air,
udara, rumah, sampah, mobil dan lain-lain. Keseluruhan yang disebutkan ini
digolongkan sebagai materi. Sedangkan satuansatuannya digolongkan
sebagai komponen
Daya, disebut juga dengan energi
Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi
Perilaku atau tabiat
Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada
Proses interaksi, disebut juga saling mempengaruhi, atau biasa pula disebut
dengan jaringan kehidupan
Dengan memahami unsur-unsur diatas, maka secara umum Unsurunsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga: Pertama, Unsur Hayati (Biotik)
yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Kedua, Unsur Fisik (Abiotik), yaitu
unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah,
air, udara, iklim, dan lain-lain. Ketiga, Unsur Sosial Budaya, yaitu lingkungan
sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan,
dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat
dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan
ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
Islam dan Lingkungan Hidup
- Lingkungan Hidup dalam Islam
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kelestarian dan keseimbangan
Lingkungan hidup, didalam Al-Qur’an telah banyak memberikan informasi spiritual
kepada manusia untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan, sebab apa yang
Allah berikan kepada manusia semata-mata merupakan suatu amanah, hal tersebut
dalam Al-Qur’an banyak membuktikan bahwa Islam adalah agama yang
mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap ramah lingkungan, diantara beberapa
pembahasan tentang lingkungan dalam Al-Qur’an antara lain : lingkungan sebagai
suatu sistem, tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan hidup,
larangan merusak lingkungan, sumber daya vital dan problematikanya, peringatan
mengenai kerusakan lingkungan hidup yang terjadi karena ulah tangan manusia dan
pengelolaan yang mengabaikan petunjuk Allah serta solusi pengelolaan lingkungan.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa lingkungan hidup berada dalam suatu
sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai
suatu kesatuan, atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas. Dengan demikian lingkungan hidup merupakan semua
ciptaan Allah SWT yang memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya
dan terbentuk dalam sebuah sistem yakni hukum Allah SWT.
Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Atau bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem
kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.