Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengampuh
HASNAWATI
NUKUHALY,
S.ST.,M.Kes

POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MALUKU
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN AMBON
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 6

 PUTRI A PATTIWAEL ( P07124020071)


 ROSA TUPANWAEL (P07124020073)
 RUTH A ANMAMA ( P07124020074)
 SONGLIE C PATTIASINA ( P07124020075)
 SRI RAHAYU BURHAN ( P07124020076)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Promosi Kesehatan . Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan pengetahuan dan pengalama bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan tugas ini.

3
DAFTAR ISI

Cover .………………………………………………………...................................................1
Nama Anggota Kelompok………………………………. ……............................................2
Kata Pengantar……………………………………………....................................................3
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………….4
1. Topik I Tips Sehat Ibu Hamil Cegah Covid –
19…………………………………….5
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………..7
2. Topik II Pelayanan Persalinan Selama Pandemi Covid –
1……………………….8
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………….1
0
3. Topik III Perawatan Bayi Baru Lahir Di Masa Pandemi Covid –
19………………11
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………….1
3
4. Topik IV Panduan Menyusui Dimasa Pandemi Covid –
19………………………..14
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………….1
6
5. Topik V Panduan Menyusui Dimasa Pandemi Covid –
19………………………...17
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………….1
9

4
TOPIK I
Tips Sehat Ibu Hamil Cegah Covid – 19

A. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu peristiwa terbentuk dan berkembangnya individu
baru dalam alat reproduksi wanita akibat adanya pertemua dua senyawa yaitu
sperma dan ovum.masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulanDari
berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kehamilan merupakan
proses yang terdiri dari ovulasi, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi hasil
konsepsi, pembentukanplasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga
lahirnyajanin. Kehamilan berlangsung sampai lahirnya janin pada usiakurang
lebih 9 bulan lebih 7 hari atau 40 minggu.

5
B. Proses Kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi.Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir.
Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal
konsepsi (tanggal bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu
setelahnya. Meski tengah pandemi, pemeriksaan kehamilan tetap harus rutin
dilakukan. Konsultasikan dengan dokter mengenai kondisi kehamilan dan jadwal
konsultasi selama pandemi agar dapat mempersiapkan pemeriksaan dengan
baik. Berdasarkan rekomendasi, pemeriksaan tatap muka pada ibu hamil selama
pandemi dilakukan satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester
kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga.
1. Pola hidup bersih dan sehat 
menerapkan pola hidup bersih dan sehat selama kehamilan dengan
menjaga kebersihan diri dan sekitar serta mengonsumsi makanan 4 sehat
5 sempurna.
2. Olahraga teratur
Wanita hamil juga harus rutin berolahraga. Aktif dalam bergerak baik
untuk menjaga daya tahan tubuh, melancarkan peredaran darah, dan
memudahkan persalinan.
3. Asuhan vitamin
Vitamin sangat diperlukan oleh wanita hamil dan juga janin. Konsumsi
sejumlah nutrisi penting seperti asam folat, kalsium, vitamin C, vitamin D,
dan zat besi. Lakukan konsultasi dengan dokter kandungan untuk
mengetahui nutrisi tambahan yang umumnya berbeda pada setiap wanita
hamil.
4. Hindari kerumuman
Hindari kerumunan karena kita tidak pernah tahu siapa orang di luar
rumah yang membawa virus. Bahaya sekali orang yang dalam tubuh nya
ada virus Corona tapi tidak ada keluhan sama sekali, kita tidak bisa
membedakan orang tersebut.
5. Cuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan
sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman.

Tunda kerumah sakit atau dokter kandungan jika kegawatdaruratan seperti


perdarahan,tekanan darah tinggi,mual muntah hebat,nyeri kepala hebat,tidak
merasakan gerakan jani,nyeri perut hebat,kejang-kejang,pecah ketuban. Jika
mendadak harus ke rumah sakit cari rumah sakit yang tepat carilah rumah sakit
yang menerapkan protokol kesehatan yang baik dan benar untuk persalinan.
Penerapan protokol kesehatan yang ketat yang baik dan benar dapat menjaga
ibu dan bayi sebelum, selama, dan setelah persalinan.

6
DAFTAR PUSTAKA

7
Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta:
Fitramaya.

Saifuddin, Abdul Bahri (ed). 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Mediaka

8
TOPIK II
Pelayanan Persalinan Selama Pandemi Covid – 19

A. TANTANGAN PELAYANAN KEBIDANAN PADA MASA PANDEMI


COVID-19
1. Pengetahuan ibu dan keluarga terkait COVID-19 dan pelayanan kesehatan
bagi ibu dan bayi baru lahir di era pandemi
2. Belum semua bidan tersosialisasi pedoman pelayanan KIA, KB & Kespro di
era pandemi dan New Normal
3. Di era pandemi COVID-19, - fasilitas kesehatan baik primer / tempat PMB
maupun rujukan harus betulbetul siap dalam pemenuhan APD, sarana
prasarana dan SDM
4. Keselamatan bidan & pasien harus dilindungi - diperlukan penyesuaian
pelayanan agar terhindar dari penularan.
5. Akses pelayanan kebidanan diera pandemi covid-19 mengalami perubahan
– faskes primer/PMB membatasi pelayanan.
6. Tingginya kasus penderita COVID 19 yang dirawat di RS rujukan
berpengaruh terhadap penanganan pelayanan rujukan maternal dan
neonatal

B. PERMASALAHAN
1. Tanpa disadari banyak orang tanpa gejala beraktifitas seperti biasa,
BERISIKO menularkan pada ibu hamil
2. Banyak sekali Informasi terkait Covid-19 (WA/Internet) yang blm tentu
semuanya benar
3. Masih beragamnya pemahaman masyarakat terhadap Covid-19,
4. Tingkat kecemasan masyarakat cukup tinggi, termasuk ibu hamil.
5. Kepatuhan masyarakat masih rendah
6. Penyebaran kasus COVID-19 berlangsung sangat cepat, baik di dunia
maupun di Indonesia.
7. Covid-19, tidak mengenal batas, dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali,
termasuk ibu hamil dan anak-anak.

Selama pandemi COVID-19 dan menghadapi era New Normal, pelayanan


kesehatan harus tetap berjalan secara optimal, aman bagi pasien dan bidan
dengan berbagai penyesuaian berdasarkan panduan penanganan covid atau
protokol kesehatan.

C. PERAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN


1. Menyediakan Tempat praktik Bidan terstandar
2. Memberikan pelayanan KIA, KB & Kespro sesuai standar dan ketentuan

9
peraturan yg berlaku
3. Melakukan skrining faktor resiko dan merujuk sesuai standar (Inter-
Professional Collaboration)
4. Mencatat data pasien dan pelayanan yg diberikan serta melaporkan ke
Puskesmas, BKKBN dan UPBD setiap bulan.
5. Membuat catatan asuhan yang lengkap sebagai bukti pelayanan profesional
6. Memberikan penyuluhan KIA, KB dan Kespro
7. Memfasilitasi kelas bumil dan ibu balita
8. Melakukan kunjungan rumah sesuai kebutuhan

D. KENDALA YANG DIHADAPI BIDAN PADA MASA PANDEMI COVID


1. Kesulitan dalam Pemenuhan APD dan Bahan Pencegahan Infeksi – Sulit
mendapatkannya dan mahal
2. Kesadaran Pasien untuk perlindungan diri dengan menggunakan masker
dan mencuci tangan masih kurang
3. Rasa Khawatir bidan ketika terdapat pasien terdampak covid dan tidak jujur
4. Alat Screening Rapid Test Terbatas – PMB yg rapid test terbatas –
tergantung kebijakan daerah
5. Ibu Takut untuk datang keklinik PMB, PKM maupun RS
6. Sebagian bidan mengalami penurunan jumlah pasien (ANC,KB dan
Imunisasi)
7. Pasien datang masih ada yang tdk memakai masker sehingga bidan harus
menyediakan masker untuk pasien dan pendamping – menambah
operasional cost

E. REKOMENDASI PELAYANAN KEBIDANAN PADA PRAKTIK MANDIRI


BIDAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DAN NEW NORMAL
1. Buat papan pengumuman/banner tentang Protokol Pencegahan Covid-19 di
Klinik PMB: Cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1,5 meter, semua
pasien, pendamping/ pengunjung menggunakan masker
2. Menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan
pengukur suhu semua pengunjung.
3. Pastikan semua peralatan dan perlengkapan sudah di desinfeksi.
4. Semua pelayanan dilakukan dengan membuat janji melalui telpon/WA
5. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi
kewaspadaan penularan Covid-19. Bidan dapat berkoordinasi dengan
RT/RW/Kades utk informasi status ibu (ODP/PDP/Covid +).
6. Bidan dan tim kesehatan menggunakan APD sesuai kebutuhan dengan cara
pemasangan & pelepasan yg benar - menggunakan masker Medis (APN
menggunakan N-95)
7. Jika tidak siap dengan APD sesuai kebutuhan dan tidak dapat memberikan
pelayanan, segera kolaborasi dan merujuk pasien ke PKM / RS

10
8. Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila
ditemukan faktor resiko, segera rujuk ke PKM / RS sesuai standar –
terencana.
9. Pelayanan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL&Balita serta KB, Kespro pada
masa pandemi covid-19 & New Normal sesuai standar – mengacu pada
panduan Kemkes, POGI, IDAI dan IBI
10. Lakukan konsultasi, KIE & Konseling on-line: pemantauan/follow-up
care,konseling KB, ASI ekslusif, PHBS & penerapan buku KIA.

DAFTAR PUSTAKA

https://Jurnal -situasi-pelayanan-kebidanan-pada-masa-pandemi-covid--19-dan-
memasuki-era-newnormal

11
TOPIK III
Perawatan Bayi Baru Lahir Di Masa Pandemi Covid – 19

Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari.BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi,
adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine)
dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik.Bayi baru lahir disebut juga
dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.

Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan dampak di masyarakat. Hal yang


perlu diperhatikan antara lain menjaga jarak aman (physical distancing),
mengenakan masker, dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Masalah pada bayi baru lahir dapat diminimalkan dengan perawatan
bayi baru lahir oleh seorang ibu ataupun keluarganya, yang tidak lepas dari
peran dan dukungan tenaga kesehatan dalam meningkatkan kemampuan
perawatan bayi oleh karena itu berikut .
Tips perawatan pada bayi baru lahir yaitu
1. Dirawat diruang isolasi khusus.

12
2. Menjaga suhu tubuh stabil dengan cara memberikan pakaian
hangat/selimut/bedong, menjaga suhu ruangan /kamar ± 26 - 28 0C,
perawatan metode kanguru pada bayi dengan berat < 2500 gr
3. Jangan mandikan bayi baru lahir sebelum 6 jam
4. Menjaga kebersihan, mandikan bayi bila suhu tubuh stabil dengan air
hangat, mengganti popok setiap kali basah/pup atau mengganti diapers
setiap 3-4 jam atau bila bayi perlu
5. Merawat tali pusat selalu bersih dan kering tanpa dibubuhi apapun jaga
kebersihan bayi dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyentuh bayi
6. Hindari bayi dari asap, debu, dan asap rokok
7. Gunakan kelambu setiap bayi tidur siang atau mlam
8. Menjaga nutrisi adekuat dengan pemberian ASI perah 8-10x/hari atau
minum setiap bayi menginginkan.
9. Perketat portokol kesehatan
Tips merawat bayi baru lahir saat pandemi yang selanjutnya adalah
perketat protokol kesehatan. Dikutip dari yo Clinic Health System, semua
pengasuh dan saudara kandung harus sering mencuci tangan dan
berhati-hati untuk mencuci tangan sebelum menyentuh bayi yang baru
lahir. Penting bagi Moms untuk memberikan arahan kepada pengasuh
dan kakak-kakak Si Kecil untuk selalu menjalankan protokol kesehatan
saat akan berinteraksi dengan Si Kecil.
10. Hindari bawah bayi keluar rumah
Tips merawat bayi baru lahir saat pandemi yang selanjutnya adalah
hindari bawa bayi ke luar rumah. Bayi seharusnya hanya di sekitar orang
yang tinggal di rumah dan tidak menunjukkan gejala. Jika seseorang
memiliki gejala CoVID-19, isolasi sebanyak mungkin orang itu dari bayi
dan keluarga. Secara keseluruhan, hindari membawa bayi keluar rumah
untuk mencegah bayi terkena virus. Manfaatkan belanja online untuk
belanja bahan makanan dan keperluan lainnya.
11. Sediakan kebutuhan bayi lebih banyak
Tips merawat bayi baru lahir saat pandemi yang selanjutnya adalah stok
persediaan kebutuhan bayi lebih banyak. Jika kebutuhan Moms dan bayi
biasanya terpebuhi dengan belanja bulanan, saat ini adalah waktunya
membuat stok persediaan kebutuhan bayi lebih dari biasanya. Barang
bayi seperti popok, tisu basah, dan susu formula biasanya akan menjadi
item yang banyak dibeli oleh orang lain sehingga keberadaannya akan
sedikit sulit ditemui di masa pandemi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Buku Manajemen Asuhan Kebidanan,CaputSuccedeneum,2014


(https://repositori.uin alauddin.ac.id/2F5551212.pdf)

14
TOPIK IV
Panduan Menyusui Dimasa Pandemi Covid – 19

15
Hingga dideklarasikan WHO sebagai pandemi pada 11 Maret 2020, data
penularan Covid-19 selama kehamilan atau persalinan masih langka. Pedoman
global yang dirilis WHO dan Unicef meyakini hingga saat ini belum ada bukti atau
laporan kasus transmisi vertikal dari ibu ke janin. Dalam penelitian terbatas,
belum ada temuan Covid-19 dalam ASI pada ibu menyusui yang terkonfirmasi
positif. Kedua alasan tersebut memungkinkan ibu dengan Covid-19 untuk terus
menyusui dan memberikan ASI.

WHO dan Unicef telah membuat beberapa panduan dan beberapa pesan
kunci terkait menyusui di masa pandemi ini. Di antaranya, ASI menyediakan
antibodi yang memberi bayi tambahan imunitas dan melindunginya dari banyak
infeksi. Antibodi dan faktor bioaktif dalam ASI dapat melawan infeksi Covid-19,
jika bayi terpapar. Inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif membantu bayi
untuk berkembang, dengan manfaat menyusui melebihi potensi risiko penularan.

Rekomendasi WHO dan Unicef ini merupakan rekomendasi global. Ikatan


Dokter Anak Indonesia sebagai organisasi profesi juga telah membuat
rekomendasi. Pada kasus bayi sehat yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19
dengan gejala berat akan dirawat terpisah sementara dari ibu, sampai ibu
dinyatakan sembuh. ASI tetap diberikan kepada bayi dalam bentuk ASI perah
(tetapi tergantung berat ringannya kondisi ibu dan obat-obatan yang dikonsumsi).
Pemberian ASI perah oleh petugas dengan APD yang sesuai.

Pada kasus bayi sehat yang lahir dari ibu tanpa gejala, bila ibu tetap
menginginkan menyusui secara langsung, bayi sehat dirawat gabung dan bisa
menyusu langsung dari ibu, dengan melaksanakan prosedur perlindungan
saluran napas dengan baik, antara lain menggunakan masker bedah, gaun
isolasi, menjaga kebersihan tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi,
dan rutin membersihkan area permukaan di mana ibu telah melakukan kontak.
Untuk mengurangi risiko penularan karena tidak bisa menjamin prosedur
perlindungan saluran napas dan pencegahan transmisi melalui kontak, bayi
dapat diberikan ASI perah.

Penentuan apakah untuk sementara waktu perlu menempatkan ibu yang


diketahui atau diduga terinfeksi Covid-19 dan bayinya di kamar terpisah harus
dibuat berdasarkan kasus per kasus dengan mengutamakan pengambilan
keputusan bersama antara ibu dan tim medis. Risiko dan manfaat menyusui,
termasuk risiko menggendong bayi dalam jarak dekat dengan ibu, harus
didiskusikan. Ibu sebaiknya juga dikonseling bahwa panduan ini dapat berubah
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan. Jika pemisahan tidak dilakukan,
langkah-langkah yang perlu diambil di ruang rawat gabung untuk mengurangi
risiko penularan dari ibu ke bayi, meliputi hal-hal berikut ini :

16
1. Menggunakan kontrol mekanik atau penghalang fisik (misalnya: tirai antara
ibu dan bayi baru lahir) dan menempatkan bayi baru lahir berjarak 2 meter
dari ibu.
2. Ibu yang memutuskan untuk menyusui bayi langsung di payudara harus
memakai masker bedah dan mempraktikkan kebersihan tangan sebelum
menyusui.
3. Jika ibu memilih tidak menyusui langsung dan tidak ada orang dewasa sehat
yang hadir di ruangan untuk merawat bayi yang baru lahir, ibu harus
mengenakan masker bedah dan mempraktikkan kebersihan tangan sebelum
memompa atau memberikan ASI perah dan selama kontak dekat dengan
bayi.
4. Masker harus tetap digunakan selama kontak dengan bayi baru lahir.
5. Fasilitas kesehatan dapat mempertimbangkan dokumentasi persetujuan
formal (informed consent) tentang keputusan ibu terkait rekomendasi untuk
pemisahan.
6. WHO merekomendasikan pendampingan relaktasi untuk membantu bayi
kembali menyusu langsung di payudara, setelah ibu dinyatakan sembuh.

Upaya pencegahan pada ibu positif COVID-19 saat melahirkan dan menyusui
dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bukan tentang virus dapat ditularkan melalui ASI, melainkan lebih kepada
apakah ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus melalui tetesan
pernapasan selama masa menyusui. Mencuci tangan ibu sebelum
menyentuh bayi dan memakai masker wajah saat menyusui di payudara,
tetap merupakan langkah pencegahan dasar yang efektif.
2. Perlu disadari bahwa pemisahan bayi baru lahir dari ibunya secara rutin,
juga dalam hal menghindari infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala atau gejala
sangat ringan, akan menghambat hubungan antara ibu-bayi dan permulaan
untuk menyusui.
3. Pemberian ASI secara langsung tidak dianjurkan berdasarkan kasus yang
telah diteliti, penggunaan ASI perah dapat dipertimbangkan sebagai pilihan
kedua, untuk memberikan bayi nutrisi dengan ASI.
4. Mengingat bukti ilmiah yang terbatas, ASI tidak dapat dianggap sebagai alat
infeksi SARS-CoV-2, sedangkan sebaliknya mengandung antibodi spesifik
yang mungkin mendukung imunitas untuk infeksi SARS-CoV-2 pada bayi
baru lahir.

Sedangkan upaya pencegahan pada ibu sehat atau Covid (-) artinya ibu
tanpa gejala (tidak batuk, tidak sesak), swab negative, bebas demam 72 jam
tanpa obat demam dapat menerapkan prinsip menyusui langsung (3W) antara
lain :
1. Wear mask (Memakai masker)
2. Wash hand (Mencuci tangan)

17
3. Wipe Surfaces (Bersihkan permukaan alat2 yang digunakan untuk
keperluan menyusui)

Kesimpulannya, protokol yang diterapkan di rumah sakit bersalin untuk


mencegah COVID-19 harus mempertimbangkan sejauh mungkin promosi
pemberian ASI, tanpa mengabaikan pilihan yang memungkinkan untuk memerah
ASI karena belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa virus COVID-19
dapat di transmisikan melalui ASI namun risiko penularan utama yaitu melalui
aerosol yang ditransmisikan ketika bayi sudah lahir. Ibu tetap dapat memberikan
ASI eksklusif dengan tetap mengikuti tindakan pencegahan infeksi. Maka dari itu,
diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan seorang ibu terhadap COVID-19
dan kesehatan sang buah hati.

DAFTAR PUSTAKA

http://Jurnal-Pemberian-Asi-Eksklusif-Di-Masa-Pandemi-Covid-19

18
TOPIK V
Pelayanan KB Selama Pandemi Covid – 19

A. Pesan Bagi Masyarakat terkait Pelayanan Keluarga Berencana Pada


Situasi Pandemi Covid-19
1. Tunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir
2. Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas Kesehatan, kecuali
yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat perjanjian terlebih
dahulu dengan petugas Kesehatan.
3. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak
memungkinkan untuk datang ke petugas Kesehatan dapat
menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi
petugas PLKB atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa
menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama
terputus).
4. Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai
jadwal dengan membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak
memungkinkan, dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh
dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telfon.

19
Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang
berkala atau senggama terputus)
5. Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau
kader atau Petugas Kesehatan via telfon untuk mendapatkan Pil KB.
6. Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB
Pasca Persalinan (KBPP)
7. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan
konseling terkait KB dapat diperoleh secara online atau konsultasi via
telpon 2

B. Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan terkait Pelayanan Keluarga


Berencana pada Situasi Pandemi Covid-19
1. Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat
menggunakan APD lengkap sesuai standar dan sudah mendapatkan
perjanjian terlebih dahulu dari klien :
a. Akseptor yang mempunyai keluhan
b. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya,
c. Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai jadwal.
2. Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program
yaitu dengan mengutamakan metode MKJP (IUD Pasca Plasenta /
MOW)
3. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk
minta bantuan pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan
yaitu :
a. Bagi akseptor IUD/Implan/suntik yang sudah habis masa
pakainya,tetapi tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan
b. Bagi akseptor Suntik yang tidak bisa kontrol kembali ke petugas
Kesehatan sesuai jadwal
4. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk
minta bantuan pemberian Pil KB kepada klien yang membutuhkan
yaitu : Bagi akseptor Pil yang harus mendapatkan sesuai jadwal
5. Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta
pelaksanaan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB dapat
dilaksanakan secara online atau konsultasi via telpon

C. Hal Yang Perlu Diperhatikan oleh Petugas Kesehatan dalam


Pelaksanaan Pelayanan
1. Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi Covid-19, dengan
meningkatkan penyampaian informasi/KIE ke masyarakat
2. Petugas Kesehatan harus menggunakan APD dengan level yang
disesuaikan dengan pelayanan yang diberikan dan memastikan klien
yang datang menggunakan masker dan membuat perjanjian terlebih
dahulu

20
3. Kader dalam membantu pelayanan juga diharapkan melakukan upaya
pencegahan dengan selalu menggunakan masker dan segara mencuci
tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir atau handsanitizer
setelah ketemu klien
4. Berkoordinasi dengan PLKB kecamatan untuk ketersediaan pil dan
kondom di Kader atau PLKB, sebagai alternative pengganti bagi klien
yang tidak dapat ketemu petugas Kesehatan
5. Melakukan koordinasi untuk meningkatkan peran PL KB dan kader dalam
membantu pendistribusian pil KB dan kondom kepada klien yang
membutuhkan, yang tetap berkoordinasi dengan petugas Kesehatan
6. Memudahkan masyarakat untuk untuk mendapatkan akses informasi
tentang pelayanan KB di wilayah kerjanya, missal dengan membuat
hotline di Puskemas dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/ Jurnal
Panduan_Pelayanan_KB_dan_Kespro_Dalam_Situasi_Pandemi_COVID-19.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai