a. Objek studi filsafat adalah segala sesuatu, meliputi segala sesuatu yang telah tergelar dengan sendirinya (ciptaan Tuhan) maupun segala sesuatu sebagai hasil kreasi manusia. Objek studi filsafat bersifat komprehensif mendasar. b. Proses studi atau proses berfilsafat dimulai dengan ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan seseorang filsuf terhadap sesuatu yang dialaminya. c. Hasil berfilsafat tiada lain adalah sistem teori, sistem pikiran atau konsep yang bersifat normative atau preskriptif dan individualistik-unik. - normative atau preskriptif artinya bahwa sistem gagasan filsafat menunjukan tentang apa yang dicita-citakan atau apa yang seharusnya. - Individualistik-unik artinya sistem gagasan filsafat yang dikemukakan filsuf tertentu akan berbeda dengan sistem gagasan filsafat yang dikemukakan filsuf lainnya. d. Kebenaran filsafat bersifat subjektif-paralelistik maksudnya bahwa suatu sistem gagasan filsafat adalah benar bagi filsuf yang bersangkutan atau bagi para penganutnya; Masing-masing filsafat memiliki kebenaran yang berlaku dalam relnya masing-masing. 2. Implikasi konsep filsafat idealisme terhadap Pendidikan a. Tujuan Pendidikan : pembentukan karakter ,pengembangan bakat insani, dan kebajikan social. b. Kurikulum/isi Pendidikan : pengembangan kemampuan berfikir melalui Pendidikan liberal, penyiapan keterampilan bekerja sesuatu mata pencaharian melalui Pendidikan praktis. c. Metode Pendidikan : metode yang diutamakan adalah metode dialektik,namun demikian tiap metode yang mendorong belajar dapat diterima, dan cenderung mengabaikan dasar-dasar phisiologis untuk belajar. d. Peranan pendidik dan peserta didik : pendidik bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan Pendidikan bagi peserta didik. Sedangkan peserta didik bebas mengembangkan kepribadian dan bakatnya, bekerja sama, dan mengikuti proses alami dari perkembangan insani. Orientasi Pendidikan idealisme adalah esensialisme. 3. Implikasi konsep filsafat realisme terhadap Pendidikan a. Tujuan Pendidikan : penyesuaian diri dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab social. b. Kurikulum/isi Pendidikan : kurikulum harus bersifat komprehensif yang berisi sains, matematika, dan ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu social, serta nilai-nilai. c. Metode Pendidikan : bersifat logis dan psikologis. Pembiasaan adalah metode utama bagi penganut realisme. d. Peranan pendidik dan peserta didik : Pendidik adalah pengelola kegiatan belajar mengajar (classroom is teacher-centered). Peserta didik berperan menguasai pengetahuan , taat pada aturan, dan bersiplin. Orientasi Pendidikan realisme adalah esensialisme. 4. Implikasi konsep filsafat Pragmatisme terhadap Pendidikan a. Tujuan Pendidikan : Pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hayat, proses rekonstruksi yang berlangsung terus menerus dari pengalaman yang terakumulasi dan sebuah proses social. b. Kurikulum/isi Pendidikan : berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. c. Metode Pendidikan : mengutamakan metode pemecahan masalah, penyelidikan dan penemuan. d. Peranan pendidik dan peserta didik : Peranan pendidik adalah memimpin dan membimbing peserta didik belajar tanpa ikut campur terlalu atas minat dan kebutuhan siswa. Peserta didik berperan sebagai organisme yang rumit yang mampu tumbuh. Orientasi Pendidikan pragmatism adalah progresivisme. 5. Implikasi konsep filsafat Pancasila terhadap Pendidikan a. Tujuan Pendidikan : Pasal 3 UU RI No. 20 tahun 2003. “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. b. Kurikulum/isi Pendidikan : Pasal 36 ayat 3 UU RI No.20 Tahun 2003. a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i. dinamika perkembangan global; dan j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. c. Metode Pendidikan : diharapkan mengacu kepada prinsip cara belajar siswa aktif (CSBA) dan sebaiknya bersifat multi metode. d. Peranan pendidik dan peserta didik : “ing ngarso sung tulodo” artinya pendidik harus memberikan atau menjadi teladan bagi peserta didik. “ing madya mangun karso” artinya pendidik harus membangun karsa pada diri peserta didiknya. “tut wuri handayani” artinya bahwa sepanjang tidak berbahaya pendidik harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar mandiri.