Anda di halaman 1dari 3

Nama : Marlina R Sitanggang

NIM : 1914201045B
Dosen : Mardiah, S.Kep.Ns
Kelas :A
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
Semester : II Tingkat I Jalur Khusus Stikes Flora Medan

1. Standar Operasional pemasangan IUD


 Mengatur posisi klien secara litotomi
 Mencuci tangan dengan sabun
 Menyiapkan peralatan
 Menutup sampiran untuk menjaga privacy klien
 Memakai handscoon steril
 Periksa genitalia eksternal
 Melakukan vulva higine dengan alkohol 70%
 Memasukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik.
Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
 Lakukan pemeriksaan panggul
 Masukkan lengan AKDR copper T 380 A didalam kemasan sterilnya
 Mengusap portio dengan kapas betadine menggunakan penster klem
 Memasukkan sonde uterus untuk mengukur kedalam uterus
 Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai kedalaman uterus yang telah
diukur dengan sonde uterus
 Memasukkan tabung inserter yang sudah berisi AKDR atau IUD kedalam kanalis
servikalis sampai ada tahanan
 Memegang dan menahan tenakulum dengan satu tangan dan tangan lain menarik
tabung inserter sampai pangkal pendorong
 Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter
setelah pendorong keluar
 Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, potong benang saat
tampak keluar dari lubang tabung 3 – 4 cm
 Melepaskan tenakulum dan menekan bekas jeputan dengan kasa betadine sampai
perdarahan berhenti
 Buka kunci spekulum, dan keluarkan spekulum dengan posisi miring, lalu rendam
di larutan klorin
 Masukkan peralatan lain kedalam larutan klorin
 Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk
bersih
 Catat semua hasil tindakan
 Ajarkan klien bagaimana memeriksa benang AKDR atau IUD dengan cara
memasukkan jari tengah dan telunjuknya kedalam vagina untuk meraba benang
IUD atau AKDR yang terselip didepan portio atau leher rahim
 Meminta klien menunggu diklinik selama 15-30 menit setelah pemasangan AKDR
atau IUD untuk mengamati
 Jadwalkan pasien untuk control ulang
2. Standar Operasional Pelepasan IUD
 Petugas memasang sarung tangan steril
 Petugas mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
 Petugas melakukan pemeriksaan bimanual
 Petugas memasangkan spekulum vagina untuk pemeriksaan servik
 Petugas mengatakan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan pencabutan
 Petugas meminta klien untuk tenang dan menarik nafas panjang
 Petugas menjepit benang dengan korentang dan tarik keluar benang IUD dengan
mantap namun, hati – hati untuk mengeluarkan IUD
 Bila benang IUD tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan
korentang. Jika tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan korentang pada
cavum uteri untuk menjepit benang IUD atau AKDR itu sendiri, namun jika upaya
ini tidak berhasil lakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya
 Setelah IUD atau AKDR dapat dicabut petugas menunjukkan alat kontrasepsi
tersebut pada klien kemudian rendam dalam klorin 0,5%
 Petugas mengusap dan memberi sedikit tekanan jika terdapat darah yang keluar
dari serviks dengan menggunakan klem tang pontang dan kasa steril yang
dicelupkan antiseptic terlebih dahulu
 Petugas mengeluarkan speculum dengan hati – hati
 Petugas mencuci tangan
3. Riwayat kasus
Seorang wanita yang berusia 22 tahun yang baru aktif secara seksual, Ia dan
pasangannya adalah lulusan SMA dengan pendidikan satu tahun di sebuah
pendidikan.
Dalam sebuah wawancara diketahui bahwa ia sebelumnya belum pernah
menggunakan metode kontrasepsi apapun, ia dan pasangannya ingin memilih suatu
metode yang di percaya sebelum melakukan hubungan lagi. Ia mengutarakan
kekhawatirannya tentang cara penggunaan dan kemungkinan efek samping berbagai
metode kotrasepsi yang akan digunakan, Didapat pemeriksaan fisik perawat
menemukan bahwa kondisi ia berada dalam batas normal dan tes PMS normal.
4. Diagnosa yang muncul pada kasus diatas adalah
 Resiko tinngi perubahan pola seksualitas berhubungan dengan takut hamil
 Cemas berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
 Rasa takut berhubungan dengan efek samping kontrasepsi
 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai