NIM : 1914201091B Kelas :B Dosen : Mardiah, S.Kep.Ns Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas Semester : II Tingkat I Jalur Khusus Stikes Flora Medan
1. Standar Operasional pemasangan IUD
1. Mengatur posisi klien secara litotomi 2. Mencuci tangan dengan sabun 3. Menyiapkan peralatan 4. Menutup sampiran untuk menjaga privacy klien 5. Memakai handscoon steril 6. Periksa genitalia eksternal 7. Melakukan vulva higine dengan alkohol 70% 8. Memasukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks 9. Lakukan pemeriksaan panggul 10. Masukkan lengan AKDR copper T 380 A didalam kemasan sterilnya 11. Mengusap portio dengan kapas betadine menggunakan penster klem 12. Memasukkan sonde uterus untuk mengukur kedalam uterus 13. Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai kedalaman uterus yang telah diukur dengan sonde uterus 14. Memasukkan tabung inserter yang sudah berisi AKDR atau IUD kedalam kanalis servikalis sampai ada tahanan 15. Memegang dan menahan tenakulum dengan satu tangan dan tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong 16. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter setelah pendorong keluar 17. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, potong benang saat tampak keluar dari lubang tabung 3 – 4 cm 18. Melepaskan tenakulum dan menekan bekas jeputan dengan kasa betadine sampai perdarahan berhenti 19. Buka kunci spekulum, dan keluarkan spekulum dengan posisi miring, lalu rendam di larutan klorin 20. Masukkan peralatan lain kedalam larutan klorin 21. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih 22. Catat semua hasil tindakan 23. Ajarkan klien bagaimana memeriksa benang AKDR atau IUD dengan cara memasukkan jari tengah dan telunjuknya kedalam vagina untuk meraba benang IUD atau AKDR yang terselip didepan portio atau leher rahim 24. Meminta klien menunggu diklinik selama 15-30 menit setelah pemasangan AKDR atau IUD untuk mengamati 25. Jadwalkan pasien untuk control ulang 2. Standar Operasional Pelepasan IUD 1. Petugas memasang sarung tangan steril 2. Petugas mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali 3. Petugas melakukan pemeriksaan bimanual 4. Petugas memasangkan spekulum vagina untuk pemeriksaan servik 5. Petugas mengatakan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan pencabutan 6. Petugas meminta klien untuk tenang dan menarik nafas panjang 7. Petugas menjepit benang dengan korentang dan tarik keluar benang IUD dengan mantap namun, hati – hati untuk mengeluarkan IUD 8. Bila benang IUD tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan korentang. Jika tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan korentang pada cavum uteri untuk menjepit benang IUD atau AKDR itu sendiri, namun jika upaya ini tidak berhasil lakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya 9. Setelah IUD atau AKDR dapat dicabut petugas menunjukkan alat kontrasepsi tersebut pada klien kemudian rendam dalam klorin 0,5% 10. Petugas mengusap dan memberi sedikit tekanan jika terdapat darah yang keluar dari serviks dengan menggunakan klem tang pontang dan kasa steril yang dicelupkan antiseptic terlebih dahulu 11. Petugas mengeluarkan speculum dengan hati – hati 12. Petugas mencuci tangan 3. Riwayat kasus Seorang wanita yang berusia 22 tahun yang baru aktif secara seksual, Ia dan pasangannya adalah lulusan SMA dengan pendidikan satu tahun di sebuah pendidikan. Dalam sebuah wawancara diketahui bahwa ia sebelumnya belum pernah menggunakan metode kontrasepsi apapun, ia dan pasangannya ingin memilih suatu metode yang di percaya sebelum melakukan hubungan lagi. Ia mengutarakan kekhawatirannya tentang cara penggunaan dan kemungkinan efek samping berbagai metode kotrasepsi yang akan digunakan, Didapat pemeriksaan fisik perawat menemukan bahwa kondisi ia berada dalam batas normal dan tes PMS normal. 4. Diagnosa yang muncul pada kasus diatas adalah 1. Resiko tinngi perubahan pola seksualitas berhubungan dengan takut hamil 2. Cemas berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan 3. Rasa takut berhubungan dengan efek samping kontrasepsi 4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan