ABSTRAK
Energi alternatif diupayakan untuk mengatasi kelangkaan energi di masa mendatang.
Penggunaan yang efektif dan efisien sebagai tindakan konservasi dikenal sebagai
manajemen energi. Di sisi lain, biaya pembangkitan listrik terus meningkat. Oleh karena
itu, peralatan listrik harus dimodifikasi agar lebih efektif dan efisien dalam mengkonsumsi
daya. Air Handling Unit (AHU) berperan dalam mengendalikan berbagai kondisi udara
seperti suhu, kelembaban, pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan di udara.
Hasil penelitian menunjukkan permasalahan pemborosan energi yang terjadi akibat
penggunaan line downtime AHU 220 ml dengan temperatur out standar, sehingga overload
saluran aftercooler APM sering kali mengalami trip. Targetnya adalah mengurangi waktu
henti suhu keluar standar saluran AHU 220 ml sebesar 50% dari 720 menit selama 4 bulan
menjadi 360 menit atau 90 menit per bulan. Namun kenyataannya melebihi target, yaitu
97,8% downtime (penurunan) penggunaan energi pada air conditioner (AC). Oleh karena
itu perlu dilakukan pengaturan suhu AHU yaitu dengan menaikkan suhu water chiller agar
kelembaban relatif menjadi lebih rendah dan sesuai. dengan standar zona nyaman termal
di Indonesia yaitu 50% - 80%.
Kata kunci: Energi Alternatif, Penghematan Energi, Air Handling Unit (AHU)
ABSTRACT
Alternative energy is sought to deal with energy scarcity in the future. Effective and
efficient use as a conservation measure is known as energy management. On the other
hand, the cost of power generation continues to increase. Therefore, electrical equipment
must be modified to be more effective and efficient in consuming power. Air Handling Unit
(AHU) plays a role in controlling various air conditions such as temperature, humidity,
particle control and the disposal of airborne contaminants. The results showed the
problem of energy wastage that occurred due to the use of 220 ml AHU line downtime
with standard out temperature, so that the APM aftercooling line overload often tripped.
The target is to reduce the downtime of the 220 ml AHU line standard out temperature by
50% from 720 minutes for 4 months to 360 minutes or 90 minutes per month. However,
the reality exceeds the target, which is 97.8% downtime (decrease) in the use of energy in
the air conditioner (AC). Therefore, it is necessary to adjust the AHU temperature, namely
by increasing the temperature of the water chiller so that the relative humidity becomes
lower and appropriate. with the standard of the thermal comfort zone in Indonesia, which
is 50% - 80%.
174
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302
175
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302
176
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302
diperoleh bentuk-bentuk waste antara tersedia, seperti filter, cooling coil dan
lain: (1) Kualitas refrigerant risk priority, blower (nuarsa, 2008) menyebutkan
bentuk waste ini memiliki tingkat bahwa perakitan AHU dilakukan dengan
keseriusan yang tinggi (level 8), tingkat bantuan PT Tirta Investama Pabrik
kejadiannya yang tinggi tetapi Mambal. Setelah proses produksi AHU
manajemen menyadari hal ini, tetapi ada selesai, selanjutnya akan diproduksi
faktor yang harus dipertimbangkan ducting sebagai saluran keluar masuknya
seperti ketahanan material. merupakan udara dari AHU ke ruangan maupun dari
prioritas yang harus diperbaiki. (2) Waste ruangan ke AHU. Ducting memiliki
akibat fan, blower, motor valve FCU, ukuran yang disesuaikan dengan
AHU dan sistem pompa tidak otomatis, kapasitas AHU, yaitu air flow (Supriyadi,
waste ini memiliki tingkat keseriusan 2005).
yang tinggi, tingkat kejadian sedang, AHU yang telah diproduksi memiliki
tetapi pihak manajemen tidak memahami air flow sebesar 2987,1 CMH atau
kejadian ini didalam sistem AC dibulatkan menjadi 3000 CMH agar
perusahaan tetapi waste ini menyumbang perhitungan ducting menjadi lebih
pemborosan yang sangat tinggi, mudah. Berikutnya akan dihitung ukuran
merupakan prioritas yang harus main duct sebagai ducting utama dan
diperbaiki. ukuran branch duct sebagai ducting
cabang. Branch duct dibagi menjadi dua
Perancangan AHU sebagai Solusi
jenis, yaitu branch duct return air
Penghematan Listrik di di PT Tirta sebagai saluran udara dari ruangan yang
Investama Pabrik Mambal masuk ke dalam AHU dan branch duct
supply air sebagai saluran udara dari
AHU merupakan mesin penukar kalor AHU yang masuk ke dalam ruangan.
antara air dingin dengan udara. Pada Setelah perhitungan ducting selesai,
proses ini, udara panas dari dalam gambar teknik instalasi ducting dibuat
ruangan dihembuskan oleh browel untuk dengan menggunakan aplikasi
melewati coil pendingin pada AHU, Solidworks (Rasta, 2011).
sehingga membuat udara yang dihasilkan Setelah proses instalasi keseluruhan
menjadi udara dingin. Berdasarkan hasil selesai dilaksanakan, selanjutnya akan
penelitian, langkah awal untuk membuat dilakukan pengujian AHU berupa
AHU Standard yaitu menentukan jumlah pengukuran temperatur dan Relative
filter yang dibutuhkan. Berdasarkan data Humidity (RH). Proses pengukuran
yang diberikan oleh PT Tirta Investama tersebut dilakukan dengan menggunakan
Pabrik Mambal bahwa kapasitas 1 filter alat Testo Smart Probes. Untuk proses
yaitu 3000 CMH, sedangkan kapasitas pengukurannya dilakukan dengan
filter yaitu 2000 CMH. Berdasarkan hasil menggunakan aplikasi Testo Smart yang
perhitungan total air flow didapat 2987,1 diunduh melalui playstore di smartphone
CMH sehingga didapatkan jumlah filter android. Pertama, mesin AHU
yang dibutuhkan adalah 1 filter. Ukuran 1 dihidupkan terlebih dahulu pada Panel
filter yaitu 600 mm x 600 mm. Ukuran Control. Setelah mesin AHU hidup,
AHU Standard yang diproduksi akan potensiometer diputar untuk mengatur
disesuaikan dengan ukuran filter dan kecepatan blower AHU. Setelah itu,
berbagai kondisi di lapangan. Setelah dilakukan pengaturan terhadap
dilakukan berbagai proses produksi, temperatur water chiller, yaitu pada
selanjutnya akan dilakukan perakitan temperatur 6oC dan 7oC. Artinya, saat
berbagai komponen AHU yang telah temperatur water chiller telah mencapai
177
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302
temperatur 6oC, maka mesin chiller akan supply air, serta temperatur dan relative
mati dan akan hidup kembali saat humidity ruangan. Pengukuran dilakukan
temperatur naik menjadi 7oC. dengan menggunakan alat Testo Smart
Selanjutnya, dilakukan pengukuran Probes dan aplikasinya (Matcho, 2002).
temperatur dan relative humidity return
air, temperatur dan relative humidity
Berdasarkann hasil penelitian target AHU. Udara yang keluar melalui ducting
menurunkan downtime AHU line 220 ml supply memiliki temperatur yang jauh
suhu out standar sebesar 50% dari 720 lebih rendah dibandingkan udara pada
menit selama 4 bulan menjadi 360 menit ducting return, yaitu 9,5oC. Hal ini
atau 90 menit per bulan. Namun, dikarenakan udara pada ducting return
realitanya melebihi target yakni adalah telah mengalami proses pendinginan
sebesar 97,8% downtime (menurun) pada AHU. Return air didinginkan oleh
dalam penggunaan energy pada cooling coil dengan media pendingin
pendingin ruangan (AC). Dari hasil berupa water chiller. Selanjutnya, udara
pengukuran temperatur dan relative ruangan memiliki temperatur yang lebih
humidity dengan menggunakan alat Testo tinggi dibandingkan supply air, yaitu
Smart Probes dan aplikasinya, dapat 17,3oC. Supply air mengalami tekanan
dilihat bahwa temperatur dan relative statik sepanjang ducting supply selama
humidity antara return air, supply air dan proses pendistribusian udara ke seluruh
udara ruangan memiliki hasil yang ruangan, yaitu berupa tekanan dan
berbeda. Saat udara masuk pertama kali gesekan sepanjang dinding ducting
melalui ducting return memiliki supply serta hambatan udara pada setiap
temperatur yang cukup tinggi, yaitu 30oC damper ducting supply sehingga
dikarenakan udara tersebut belum mengakibatkan temperatur supply air
mengalami proses pendinginan pada menjadi naik (Mismail 2008).
178
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302
179
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302
180