Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02.

September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302

PERANCANGAN AIR HANDLING UNIT (AHU) SEBAGAI ENERGI


ALTERNATIF DALAM PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA
PENDINGIN RUANGAN (AC)

I Putu Oka Sutrisna1, I G N Adia Atmika2


Prodi Teknik Elektro1, Prodi Teknik Lingkungan2
Universitas Udayana, UPN "Veteran" Yogyakarta
Email: oka.sutrisna@danone.com, gusti.atmika@danone.com

ABSTRAK
Energi alternatif diupayakan untuk mengatasi kelangkaan energi di masa mendatang.
Penggunaan yang efektif dan efisien sebagai tindakan konservasi dikenal sebagai
manajemen energi. Di sisi lain, biaya pembangkitan listrik terus meningkat. Oleh karena
itu, peralatan listrik harus dimodifikasi agar lebih efektif dan efisien dalam mengkonsumsi
daya. Air Handling Unit (AHU) berperan dalam mengendalikan berbagai kondisi udara
seperti suhu, kelembaban, pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan di udara.
Hasil penelitian menunjukkan permasalahan pemborosan energi yang terjadi akibat
penggunaan line downtime AHU 220 ml dengan temperatur out standar, sehingga overload
saluran aftercooler APM sering kali mengalami trip. Targetnya adalah mengurangi waktu
henti suhu keluar standar saluran AHU 220 ml sebesar 50% dari 720 menit selama 4 bulan
menjadi 360 menit atau 90 menit per bulan. Namun kenyataannya melebihi target, yaitu
97,8% downtime (penurunan) penggunaan energi pada air conditioner (AC). Oleh karena
itu perlu dilakukan pengaturan suhu AHU yaitu dengan menaikkan suhu water chiller agar
kelembaban relatif menjadi lebih rendah dan sesuai. dengan standar zona nyaman termal
di Indonesia yaitu 50% - 80%.

Kata kunci: Energi Alternatif, Penghematan Energi, Air Handling Unit (AHU)

ABSTRACT
Alternative energy is sought to deal with energy scarcity in the future. Effective and
efficient use as a conservation measure is known as energy management. On the other
hand, the cost of power generation continues to increase. Therefore, electrical equipment
must be modified to be more effective and efficient in consuming power. Air Handling Unit
(AHU) plays a role in controlling various air conditions such as temperature, humidity,
particle control and the disposal of airborne contaminants. The results showed the
problem of energy wastage that occurred due to the use of 220 ml AHU line downtime
with standard out temperature, so that the APM aftercooling line overload often tripped.
The target is to reduce the downtime of the 220 ml AHU line standard out temperature by
50% from 720 minutes for 4 months to 360 minutes or 90 minutes per month. However,
the reality exceeds the target, which is 97.8% downtime (decrease) in the use of energy in
the air conditioner (AC). Therefore, it is necessary to adjust the AHU temperature, namely
by increasing the temperature of the water chiller so that the relative humidity becomes
lower and appropriate. with the standard of the thermal comfort zone in Indonesia, which
is 50% - 80%.

Keywords: Alternative Energy, Energy Saving, Air Handling Unit (AHU)

174
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302

PENDAHULUAN peningkatan dan pengembangan.


Energi merupakan kebutuhan dasar Menurut Basri (2009), AHU merupakan
manusia, yang terus meningkat sejalan mesin penukar kalor antara air dingin
dengan tingkat kehidupannya. Bahan dengan udara. Pada proses ini, udara
bakar minyak atau energi fosil panas dari dalam ruangan dihembuskan
merupakan salah satu sumber energi yang oleh browel untuk melewati coil
bersifat tak terbarukan (non renewable pendingin pada AHU, sehingga membuat
energy sources) yang selama ini udara yang dihasilkan menjadi udara
merupakan andalan untuk memenuhi dingin. AHU (Air Handling Unit) yang
kebutuhan energi di seluruh sektor berbasis teknologi HVAC (Heating,
kegiatan. Energi fosil sebagai andalan Ventilation and Air Conditioning)
utama energi Indonesia hingga saat ini berperan dalam mengendalikan berbagai
ketersediaannya menyusut dari hari ke kondisi udara seperti suhu, kelembaban,
hari, sementara laju permintaan selalu pengendalian partikel dan pembuangan
meningkat. Harga bahan bakar fosil, kontaminan yang ada di udara (Azridjal,
khususnya minyak dan gas alam, telah 2009).
meningkat tajam selama beberapa tahun PT Tirta Investama Pabrik Mambal
terakhir. Akibatnya, sumber alternatif atau Aqua merupakan perusahaan yang
energi yang digunakan khususnya pada menjalankan kegiatan usaha di bidang
pembangkit listrik dan transportasi perusahaan pelopor air mineral dalam
semakin menarik perhatian. Untuk itu kemasan di Indonesia. Dalam penelitian
berbagai alternatif diupayakan untuk ini akan dilakukan perancangan dan
menghadapi kelangkaan energi di masa pembuatan Air Handling Unit (AHU)
depan. Energi alternatif merupakan serta instalasinya untuk PT Tirta
harapan bagi sebagian masyarakat untuk Investama Pabrik Mambal. Proses
memenuhi kebutuhan energi, khususnya produksi ini diawali dengan menghitung
listrik. kapasitas ruangan dan jumlah kalor atau
Energi listrik sebagai energi sekunder panas yang terdapat dalam suatu ruangan.
sangat populer digunakan diseluruh Setelah perhitungan tersebut, kapasitas
sektorkegiatan. PT. Perusahaan Listrik AHU dan ukuran ducting yang
Negara (Persero) sebagai badan usaha diperlukan serta membuat design
milik negara,menyelenggarakan tugas instalasinya akan diukur Terakhir, desain
negara melakukan penyediaan dan instalasi tersebut akan dibuat secara
pelayanan tenaga listrik,dalam langsung sebagai upaya dalam
membangkitkan tenaga listrik masih penghematan energy listrik pada
banyak menggunakan sumber daya pendingin ruangan (AC).
energy minyak bumi. Suatu kondisi
bahwa, perkembangan teknologi METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa hampir seluruh Penelitian ini dilaksanakan di PT Tirta
peralatan rumah tangga, perkantoran, Investama Pabrik Mambal dimana data
perhotelan dan peralatan peralatan telah yang digunakan adalah data pada
lainnya menggunakan energi listrik. Bulan Janiari sampai Mei 2021.
Pengembangan sistem refrigerasi dan Penelitian ini dilakukan secara sengaja
tata udara pun saat ini terus mengalami (purposive melalui observasi,
peningkatan dan pengembangan yang wawancara, penyebaran kuisioner,
pesat dari tahun ke tahun. Selain itu dokumentasi, dan studi pustaka
penggunaan dan aplikasi sistem (Arikunto, 2006). Pengambilan data
refrigerasi dan tata udara juga mengalami dimulai pada jam 12.35 agar kerja dari

175
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302

mesinnya telah stabil kemudian 2 walaupun hecklist suhu ruangan dan


mengambil data yang diperlukan area AHU SPS dilakukan secara rutin.
menggunakan monitor yang sudah Sebelum Sesudah
tersedia untuk chiller, dan mengambil
data manual menggunakan 1 buah
anemometer dan manometer digital
untuk Air Handling Unit (AHU) dan
cooling tower. Pengukuran tekanan
menggunakan pressure gauge yang
sudah tersedia dimasing-masing unit pipa
chiller menuju Air Handling Unit (AHU)
(Dantes, 2014). Selanjutnya data akan Gambar 1. Sebelum dan Setelah
diolah dan dianalisis melalui metode Pemasangan AHU pada Pendingin
analisis deskriptif kualitatif. Ruangan
Pada penelitian ini dilakukan pada PT
Tirta Investama Pabrik Mambal dengan
merancang dan membuat sebuah AHU Suhail (2007) menyebutkan bahwa
Standard dan proses instalasinya. Untuk sistem AC dapat dibuat suatu daftar
pembuatan AHU Standard diperlukan bentuk-bentuk waste potensial waste
perhitungan volume ruangan dan beban yang diidentifikasi. Bentuk-bentuk waste
kalor atau panas pada ruangan tersebut potensial dibangun untuk mendukung
untuk menentukan kapasitas AHU elemen-elemen FMEA dan dalam proses
analisa. Pada tahap ini dilakukan
penilaian terhadap potensi waste secara
HASIL DAN PEMBAHASAN kualitatif untuk mendapatkan nilai
Permasalahan Pemborosan (Waste) severity, occurrence, dan detection.
Energi Pada Pendingin Ruangan di PT Definisi nilai severity merupakan
Tirta Investama Pabrik Mambal seberapa buruk atau pengaruh bentuk
kegagalan yang ada. Dalam penilaian
Berdasarkan hasil penelitian, severity kerugian energi listrik pada
permasalahan pemborosan energy yang sistem AC, nilai severity di definisikan,
terjadi akibat pemakaian downtime AHU untuk angka skala 1 tanpa kerugian daya
line 220 ml suhu out standar, sehingga listrik sedangkan 9-10 kerugian daya
overload aftercooling line APM sering listrik yang paling besar atau sama
trip. Total Kejadian sebanyak 22 kali dengan total daya listrik yang dikonsumsi
durasi 720 menit dari bulan Januari AC. Besarnya daya tegantung dari data
sampai Mei 2020. Penunjukan nameplate masing-masing equipment AC
termocontroll normal, overload after serta efek kerugian yang terjadi pada
cooling line APM trip berulang, kondisi sistem kerjanya. Definisi accurance
kompresor free controlling APM panas, merupakan frekuensi dari penyebab
suhu di areal sekitar AHU SPS rata-rata kerugian energi pada AC, bentuk
35-42 oC. Outdoor freecolling utara dan penilaian accurance dengan skala 1
selatan tidak ada ducting buang udara (hampir tidak pernah) sampai dengan 10
panas, atap dari spandek/seng. Kondisi (hampir sering). Detection merupakan
filter bersih, dapat berjalan dengan baik. pengukuran terhadap kemampuan
Blower Ducting kondisi baik. Kejadian mendeteksi kerugian energi yang dapat
rata-rata di shift satu dan shift 1 dan shift terjadi. Detection dengan skala 1-10.
Berdasarkan risk priority number maka

176
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302

diperoleh bentuk-bentuk waste antara tersedia, seperti filter, cooling coil dan
lain: (1) Kualitas refrigerant risk priority, blower (nuarsa, 2008) menyebutkan
bentuk waste ini memiliki tingkat bahwa perakitan AHU dilakukan dengan
keseriusan yang tinggi (level 8), tingkat bantuan PT Tirta Investama Pabrik
kejadiannya yang tinggi tetapi Mambal. Setelah proses produksi AHU
manajemen menyadari hal ini, tetapi ada selesai, selanjutnya akan diproduksi
faktor yang harus dipertimbangkan ducting sebagai saluran keluar masuknya
seperti ketahanan material. merupakan udara dari AHU ke ruangan maupun dari
prioritas yang harus diperbaiki. (2) Waste ruangan ke AHU. Ducting memiliki
akibat fan, blower, motor valve FCU, ukuran yang disesuaikan dengan
AHU dan sistem pompa tidak otomatis, kapasitas AHU, yaitu air flow (Supriyadi,
waste ini memiliki tingkat keseriusan 2005).
yang tinggi, tingkat kejadian sedang, AHU yang telah diproduksi memiliki
tetapi pihak manajemen tidak memahami air flow sebesar 2987,1 CMH atau
kejadian ini didalam sistem AC dibulatkan menjadi 3000 CMH agar
perusahaan tetapi waste ini menyumbang perhitungan ducting menjadi lebih
pemborosan yang sangat tinggi, mudah. Berikutnya akan dihitung ukuran
merupakan prioritas yang harus main duct sebagai ducting utama dan
diperbaiki. ukuran branch duct sebagai ducting
cabang. Branch duct dibagi menjadi dua
Perancangan AHU sebagai Solusi
jenis, yaitu branch duct return air
Penghematan Listrik di di PT Tirta sebagai saluran udara dari ruangan yang
Investama Pabrik Mambal masuk ke dalam AHU dan branch duct
supply air sebagai saluran udara dari
AHU merupakan mesin penukar kalor AHU yang masuk ke dalam ruangan.
antara air dingin dengan udara. Pada Setelah perhitungan ducting selesai,
proses ini, udara panas dari dalam gambar teknik instalasi ducting dibuat
ruangan dihembuskan oleh browel untuk dengan menggunakan aplikasi
melewati coil pendingin pada AHU, Solidworks (Rasta, 2011).
sehingga membuat udara yang dihasilkan Setelah proses instalasi keseluruhan
menjadi udara dingin. Berdasarkan hasil selesai dilaksanakan, selanjutnya akan
penelitian, langkah awal untuk membuat dilakukan pengujian AHU berupa
AHU Standard yaitu menentukan jumlah pengukuran temperatur dan Relative
filter yang dibutuhkan. Berdasarkan data Humidity (RH). Proses pengukuran
yang diberikan oleh PT Tirta Investama tersebut dilakukan dengan menggunakan
Pabrik Mambal bahwa kapasitas 1 filter alat Testo Smart Probes. Untuk proses
yaitu 3000 CMH, sedangkan kapasitas pengukurannya dilakukan dengan
filter yaitu 2000 CMH. Berdasarkan hasil menggunakan aplikasi Testo Smart yang
perhitungan total air flow didapat 2987,1 diunduh melalui playstore di smartphone
CMH sehingga didapatkan jumlah filter android. Pertama, mesin AHU
yang dibutuhkan adalah 1 filter. Ukuran 1 dihidupkan terlebih dahulu pada Panel
filter yaitu 600 mm x 600 mm. Ukuran Control. Setelah mesin AHU hidup,
AHU Standard yang diproduksi akan potensiometer diputar untuk mengatur
disesuaikan dengan ukuran filter dan kecepatan blower AHU. Setelah itu,
berbagai kondisi di lapangan. Setelah dilakukan pengaturan terhadap
dilakukan berbagai proses produksi, temperatur water chiller, yaitu pada
selanjutnya akan dilakukan perakitan temperatur 6oC dan 7oC. Artinya, saat
berbagai komponen AHU yang telah temperatur water chiller telah mencapai

177
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302

temperatur 6oC, maka mesin chiller akan supply air, serta temperatur dan relative
mati dan akan hidup kembali saat humidity ruangan. Pengukuran dilakukan
temperatur naik menjadi 7oC. dengan menggunakan alat Testo Smart
Selanjutnya, dilakukan pengukuran Probes dan aplikasinya (Matcho, 2002).
temperatur dan relative humidity return
air, temperatur dan relative humidity

Gambar 2. Efektivitas Penghematan Energi Sebelum dan Setelah


Pemasangan AHU

Berdasarkann hasil penelitian target AHU. Udara yang keluar melalui ducting
menurunkan downtime AHU line 220 ml supply memiliki temperatur yang jauh
suhu out standar sebesar 50% dari 720 lebih rendah dibandingkan udara pada
menit selama 4 bulan menjadi 360 menit ducting return, yaitu 9,5oC. Hal ini
atau 90 menit per bulan. Namun, dikarenakan udara pada ducting return
realitanya melebihi target yakni adalah telah mengalami proses pendinginan
sebesar 97,8% downtime (menurun) pada AHU. Return air didinginkan oleh
dalam penggunaan energy pada cooling coil dengan media pendingin
pendingin ruangan (AC). Dari hasil berupa water chiller. Selanjutnya, udara
pengukuran temperatur dan relative ruangan memiliki temperatur yang lebih
humidity dengan menggunakan alat Testo tinggi dibandingkan supply air, yaitu
Smart Probes dan aplikasinya, dapat 17,3oC. Supply air mengalami tekanan
dilihat bahwa temperatur dan relative statik sepanjang ducting supply selama
humidity antara return air, supply air dan proses pendistribusian udara ke seluruh
udara ruangan memiliki hasil yang ruangan, yaitu berupa tekanan dan
berbeda. Saat udara masuk pertama kali gesekan sepanjang dinding ducting
melalui ducting return memiliki supply serta hambatan udara pada setiap
temperatur yang cukup tinggi, yaitu 30oC damper ducting supply sehingga
dikarenakan udara tersebut belum mengakibatkan temperatur supply air
mengalami proses pendinginan pada menjadi naik (Mismail 2008).

178
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302

Hal ini dapat disebabkan oleh 2. Target menurunkan downtime AHU


berbagai faktor, diantaranya yaitu uap air line 220 ml suhu out standar sebesar
yang dihasilkan dari pernapasan manusia 50% dari 720 menit selama 4 bulan
yang ada di dalam ruangan serta kondisi menjadi 360 menit atau 90 menit per
cuaca dan iklim. Ekadewi (2007) bulan. Namun, realitanya melebihi
menyabutkan bahwa selain faktor cuaca target yakni adalah sebesar 97,8%
dan iklim, faktor temperatur juga ikut downtime (menurun) dalam
mempengaruhi besarnya relative penggunaan energy pada pendingin
humidity. Return air yang merupakan ruangan (AC).Oleh sebab itu, untuk
udara ruangan sebelum mengalami mencapai relative humidity yang
proses pendinginan AHU memiliki sesuai dengan standar zona
temperatur sebesar 30oC dan relative kenyamanan termal di Indonesia
humidity sebesar 50%, sedangkan udara (SNI T-14-1993-037), perlu
ruangan setelah mengalami proses dilakukan pengaturan temperatur
pendinginan AHU, yaitu dengan menaikkan
AHU memiliki temperatur sebesar 17,3 C temperatur water chiller sehingga
dan relative humidity sebesar 97,8%. relative humidity menjadi lebih
Semakin rendah temperature, maka rendah dan sesuai dengan standar
relative humidity semakin tinggi. Oleh zona kenyamanan termal di
sebab itu, untuk mencapai relative Indonesia (SNI T-14-1993-037),
humidity yang sesuai dengan standar yaitu sebesar 50% - 80%.
zona kenyamanan termal di Indonesia
(SNI T-14-1993-037), perlu dilakukan Saran
pengaturan temperatur AHU, yaitu 1. Kendali Beban Terpusat akan
dengan menaikkan temperatur water memudahkan pelaksana teknis dalam
chiller sehingga relative humidity meng-onkan dan meng-off-kan unit-
menjadi lebih rendah dan sesuai dengan unit AHU sekaligus memudahkan
standar zona kenyamanan termal di memonitor aktifasi seluruh unit AHU
Indonesia (SNI T-14-1993-037), yaitu karena dilakukan dari satu ruang
sebesar 50% - 80%. kendali utama.
2. Penghematan energy terjadi secara
SIMPULAN DAN SARAN bervariasi tergantung jumlah unit
Simpulan yang diaktifkan selama sehari atau
Berdasarkan hasil penelitian dan selama sebulan, hal ini karena
pembahasan, hal yang telah dilakukan penghematan tersebut adalah dalam
mengenai pembuatan Air Handling Unit bentuk daya dan energy.
(AHU), dapat disimpulkan sebagai
berikut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Permasalahan pemborosan energy
yang terjadi akibat pemakaian Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
downtime AHU line 220 ml suhu out Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
standar, sehingga overload PT.Rineka Cipta.
aftercooling line APM sering trip.
Total Kejadian sebanyak 22 kali Azridjal Aziz. 2009. Studi Eksperimental
durasi 720 menit dari bulan Januari Mesin Refrigrasi Siklus Kompresi
sampai Mei 2020. Uap Menggunakan Refrigerant
Hidrokarbon Substitusi R22 Pada
Kondisi

179
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 10 No. 02. September 2021 ISSN: 2088-2149, e-ISSN: 2685-3302

Transient. Jst.https://ejournal.unri.ac.id. Menggunakan Delphi. Yogyakarta:


Diakses 5 Juli 2021. Andi.
Basri, Hasan. 2009. Efek Perubahan Laju Suhail, Mohammed Abdallah Suhail,
Aliran Masa AirPendingin Pada 2007. Direct Load Control using
KondensorTerhadap Kinerja Mesin Programmable Logic Controller.
Refrigerasi Focus 808. Bandung: Thesis for Faculty of The College
Pustaka Setia. of Graduate Studies King Fahd
Dantes, Nyoman. 2014. Analisis Dan University of Petroleum and
Desain Eksperimen (Disertai Minerals Dhahran, Saudi Arabia.
Contoh Penerapan Analisis Data).
Singaraja: Program Pasca sarjana
Undiksha.
Ekadewi A. Handoyo, Wahyudi
Jonathan. 2007. Audit Energi
Listrik Pada Empat Mesin Injeksi
Utama di PT MMM. Prosiding
Seminar Nasional XIII FTI-ITS,
Surabaya.
Matcho, Jon; Faulkner, David R.,
2002. Panduan Penggunaan
Delphi.Yogyakarta: Andi.

Mismail, Budiono. 2008. Dasar-Dasar


Rangkaian Logika Digital.
Bandung: ITB.
Nuarsa, Hari Supriyanto dan Naning
Aranti Wessiani, 2008.
Pengurangan Waste Air
Conditioning System Pada Gedung
Komersial Dengan Pendekatan
Manajemen Energi (Studi Kasus:
Hotel Inna SimpangSurabaya).
Prosiding Seminar Nasional
Manajemen Teknologi VIII,
Program Studi MMT-ITS,
Surabaya.
Rasta, I Made. 2011. Pengaruh Laju
Aliran Volume Chilled Water
Terhadap Ntu Pada FC Sistem AC
Jenis Water Chiller Di Politeknik
Negeri Bali. https://ojs.petra.ac.id.
Diakses 5 Juli 2021.
Supriadi, Muhammad, 2005.
Pemrograman IC PPI 8255

180

Anda mungkin juga menyukai