NPM : 130210160003 Program Studi : Kedokteran Hewan Mata Kuliah : Manajemen Hewan Produksi
MANAJEMEN PRODUKSI BABI
(Manajemen Induk dan Anak Babi)
1. Bagaimana cara meningkatkan jumlah litter size pada babi?
Induk babi ketika beranak dapat melahirkan 10-14 ekor anak babi. Jumlah tersebut adalah jumlah litter size terbaik, terutama jika semua anak yang lahir sehat dan menjadi bakalan yang unggul, tentunya hal tersebut dapat menguntungkan peternak. Oleh karena itu, sebagai peternak perlu memperhatikan manajemen induk/dara/gilts yang baik agar jumlah litter size dapat meningkat. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan litter size pada babi: a. Seleksi induk/dara/gilts Induk/dara yang baik harus berasal dari induk dengan jumlah litter size yang banyak, sehingga secara turun temurun kualitas induk selalu baik atau unggul dan tidak mengalami cacat keturunan. Calon induk juga harus memiliki 14 puting susu yang aktif, artinya seluruh mammae berfungsi dengan baik dan mengeluarkan air susu yang optimal untuk mencukupi tumbuh dan kembang anak babi kelak. Kesehatan calon induk harus terjamin, hal tersebut dicirikan dengan rambut yang mengkilap, mata bersinar, tidak menunjukan mengalami diare, tidak terjangkit parasit, dan aspek kesehatan lainnya. Induk harus memiliki rangka dan struktur tulang yang baik, juga struktur kaki harus baik agar mudah dikawinkan. Bila struktur kaki terganggu maka induk akan kesulitan untuk kawin dan sebaiknya tidak dapat dijadikan sebagai indukan. Efisiensi pakan dara harus tinggi dan memiliki pertumbuhan yang baik. Efisiensi pakan yang tinggi menunjukan bahwa pakan yang dikonsumsi banyak diikuti dengan baiknya penyerapan oleh pencernaan sehingga nutrisi tubuh terpenuhi dan menghasilkan bobot badan yang optimal. b. Catatan/Recording Seluruh babi betina di suatu peternakan harus memiliki catatan/recording. Catatan ini berguna untuk menyeleksi babi betina yang unggul dan yang lebih baik diafkir. Dalam catatan ini harus meliputi; siapa pejantannya, tanggal dikawinkan atau di inseminasi buatan (IB), tanggal kelahiran, jumlah litter size, jumlah mortalitas anak, asupan pakan baik atau tidak. Semua hal tersebut bila dicatat dengan lengkap akan mempermudah dalam untuk program breeding selanjutnya agar umlah litter size selalu stabil bahkan meningkat, dan juga diharapkan dapat memperkecil terjadinya kerugian ekonomi. c. Waktu mengawinkan Setelah dilakukan seleksi dara dan tentunya juga pejantan, kemudian telah dinyatakan keduanya unggul maka dapat dilakukan perkawinan, baik dengan kawin alami maupun dengan inseminasi buatan. Perkawinan bisa dilakukan ketika babi betina birahi (dewasa kelamin) dengan ciri-ciri bila punggung ditekan babi tersebut diam (standing heat), birahi ini akan terjadi selama 3 hari. Seekor babi betina dewasa kelamin pada umur 4 ̶ 5 bulan. Perkawinan atau IB yang paling baik dilakukan ketika babi betina sudah dewasa tubuh yaitu pada umur 7 ̶ 8 bulan, kurang lebih pada birahi ke 2 atau 3. Dalam hal ini, ketika babi sudah dewasa tubuh maka sel telur yang dihasilkan mencapai jumlah maksimum (15-16 sel telur). Bobot badan babi betina pun harus mencapai minimal 135 kg. Ketika dewasa tubuh juga memungkinkan babi sudah mampu menjadi seekor induk dan memilik mother ability, sehingga kemungkinan terjadinya kematian anak akibat induk sangat minimal. Agar litter size dapat meningkat hingga 1,5x, maka induk babi harus dikawinkan 2 kali, 24 jam setelah perkawinan pertama dan menggunakan jantan yang berbeda. Hal ini juga untuk mengantisipasi ketidakberhasilan perkawinan atau IB yang pertama d. Manajemen pakan induk Pakan berperan penting dalam manajemen induk babi untuk meningkatkan litter size. Beberapa kandungan dalam pakan bagus untuk meningkatkan energi tubuh induk. Pemberian pakan juga perlu diatur sehingga dapat sesuai dengan kondisi fisiologis tubuh babi. Lima hari sebelum dikawinkan (setelah sapih) disebut flashing, calon induk babi diberi pakan adlibitum (3-3,5 kg/ekor/hari) untuk menghasilkan energi yang optimal saat kawin. Salah satu bahan yang dapat meningkatkan energi adalah jenis minyak-minyakan, selain itu perlu juga diberi gula (dekstrosa monohidrat) dan vitamin. Namun pemberian pakan juga tidak boleh terlalu berlebihan karena akan berpengaruh terhadap kegagalan kaki Sebaliknya ketika 1-2 hari sebelum anak babi disapih, ransum perlu dikurangi agar mengurangi produksi susu tujuannya untuk menghindari terjadinya mastitis dan memudahkan babi betina untuk digiring ke kandang kawin. Pakan yang rendah kalsium dan protein sangat baik untuk mengurangi produksi susu. e. Merangsang birahi betina Birahi pada betina diatur oleh tubuh dengan sistem hormonal, hormon yang sangat berperan dalam proses birahi pada betina adalah estrogen. Produksi hormon estrogen dapat dirangsang dengan berbagai perlakuan yang diberikan pada babi. mengekspos babi jantan ke kandang betina, hal ini betujuan untuk menginduksi dan mempercepat pengeluaran hormon estrogen agar cepat birahi dan terjadi ovulasi. Hal ini dilakukan 1-4 kali sehari sebelum atau setelah birahi. Kemudian babi betina juga harus excercise 1-2 kali sehari selama 15-30 menit. f. Manajemen kandang indukan/dara Kadang babi betina per ekor luasnya 1m2 untuk dara dengan umur 8-18 minggu, sedangkan untuk dara umur 19-30 minggu luas kandangnya adalah 1,5 m2. Suhu ruangan kandang diatur 22oC. Intensitas cahaya juga mempengaruhi siklus birahi babi betina, minimal 100 lux untuk 3 ekor babi dengan tempat pencahayaan 30-50 cm diatas kepala selama 16-18 jam. g. Manajemen stress Pada 0-30 hari sebelum babi dara dikawinkan sebaiknya hindari hal yang dapat membuat babi betina stress seperti pemindahan kandang, pemberian pakan yang berlebihan, kandang telalu padat, dan suhu kandang yang tidak sesuai. Kemudian hindari juga pemberian vaksin 5 hari sebelum kawin, terutama vaksin yang dilemahkan karena kemungkinan virus berpotensi menjadi virulen terhadap induk maupun fetus. 2. Bagaimana cara manajemen anak babi yang baik? Setelah anak babi lahir, agar menjadi babi yang unggul dan dapat meningkatkan efisiensi peternakan maka perlu diperhatikan pemeliharaannya dengan baik. Berikut beberapa cara manajemen pemeliharaan anak babi yang baik: a. Pemberian kolostrum Induk babi yang telah melahirkan harus mampu menghasilkan kolostrum, namun pada beberapa kondisi induk tidak dapat menghasilkan kolostrum misalnya pada keadaan induk yang terinfeksi PRRS, nutrisi yang kurang serat dan kondisi suhu kandang yang panas. Sesegera mungkin setelah anak babi lahir langsung diberikan kolostrum induk selama 3 hari agar anak babi mendapatkan antibodi (kekebalan). Anak babi sangat rentan terhadap penyakit terutama diare akibat E.coli maupun jamur seperti coccidia, ciri anak babi diare adalah feses berwarna kuning atau abu- abu. b. Pemberian pakan pengganti sesegera mungkin Kolostrum hanya bertahan selama 1 minggu, pada minggu ke 4 kolostrum akan menurun. Oleh karena itu, anak babi harus segera diberi pakan pengganti (pelet khusus anak babi) atau dilakukan creep feeding saat anak babi berumur < 3 minggu, sehingga diharapkan ketika umur 3 minggu anak babi sudah makan sebanyak 120 gram. Pelet khusus anak babi harus tinggi protein untuk menunjang tumbuh dan kembang anak babi. Pergantian pakan juga bertujuan untuk mencegah terjadinya mastitis pada induk akibat susu yang terus menerus diproduksi. Letak tempat pakan pengganti harus berada ditanah dan dekat dengan induk tepatnya berada sejajar dengan posisi kepala induk. Bentuk tempat pakan sebaiknya berbentuk bundar karena dapat meningkatkan feed intake. Saat creep feeding, kandang harus diberikan crate/pembatas agar induk babi tidak menindih anaknya ketika menyusu dan juga memudahkan anak untuk bolak-balik ke tempat pakan. Selain pakan pengganti, air minum yang bersih juga harus disediakan, tempat air minum yang baik adalah yang berbentuk nipple. Semakin awal anak babi diberikan pakan dan dalam jumlah yang optimal maka akan meningkatkan pertumbuhan anak babi. Diharapkan pada manajemen anak babi dihasilkan FCR yang kecil, diharapkan jumlah pakan yang dikonsumsi sedikit tetapi penyerapan nutrisi oleh usus harus sangat baik sehingga pakan yang dikonsumsi akan dikonversi menjadi kilogram daging yang jumlahnya maksimal. c. Manajemen kandang Anak babi yang baru lahir harus ditempatkan pada kandang dengan suhu yang hangat, tidak boleh kedinginan karena dapat membuat babi rentan sakit dan terkena infeksi. Kandang babi harus diberi pemanas 28-31oC, bila anak babi merasa kedinginan ditandai dengan posisi babi yang saling bertumpukan. Pencahayaan kandang juga harus diperhatikan, selama 48 jam kandang anak babi harus terang. Dalam kondisi gelap, akan menghambat kejadian peck order/hierarki, sehingga anak babi akan cenderung bertengkar dan pada akhirnya akan terjadi kanibalisme.