Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


(Studi Kasus Permohonan Rekomendasi NKV Lotte Mart Padalarang)

Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat
Veteriner dan Epidemiologi Veteriner

Dosen Pengampu: Okta Wismandanu, drh., M.Epid.


Acep Rohimat, drh.

Disusun oleh :
Kelompok D.1 PPDH UNPAD 2020
Mohamad Irfan, S.KH 130212200006

Dahlia Yulianti, S.KH 130212200013

Grace Angelica, S.KH 130212200014

Anak Agung Ayu D.S, S.KH 130212200026

PROGRAM PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bisnis retail adalah penjualan barang secara eceran pada berbagai tipe gerai
seperti kios, pasar, department store, butik dan lain-lain (termasuk juga
penjualan dengan sistem delivery service), yang umumnya untuk dipergunakan
langsung oleh pembeli yang bersangkutan. Bisnis retail di Indonesia dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yakni retail tradisional dan retail modern.
Retail modern pada sebagai contoh Lotte Mart Padalarang dasarnya merupakan
pengembangan dari retail tradisional. Format retail ini muncul dan berkembang
seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat
yang membuat masyarakat menuntut kenyamanan yang lebih dalam berbelanja.
Industri retail, terus tumbuh pesat, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga
di Asia. Era retail modern menjelang Asean Economic Community (AEC)
2015 diprediksi akan tumbuh lebih cepat. Hal itu didukung oleh banyak perusahaan
asing yang akan investasi di Indonesia.
Tuntutan konsumen untuk mendapatkan pangan asal hewan yang aman
semakin meningkat sehingga jaminan keamanan pangan menjadi hal yang penting
dalam unit usaha pangan asal hewan. Penjaminan pangan asal hewan yang aman,
sehat, utuh dan halal (bagi yang dipersyaratkan), maka pemerintah menghimbau
setiap unit usaha pangan asal hewan wajib memenuhi persyaratan pangan dan
sanitasi demi terwujudnya ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi
pangan asal hewan. Setiap unit usaha pangan asal hewan yang telah memenuhi
syarat pangan dan sanitasi selanjutnya diberikan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner
(NKV).
Menuut Dorektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2020),
Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Ditjen PKH) mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.

2
11 Tahun 2020 mengenai Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) untuk unit
usaha produk hewan yang telah diundangkan pada tanggal 20 Maret 2020.
Permentan ini merupakan pengganti dari Permentan No. 381 Tahun 2005 tentang
Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan. Permentan
No. 11 Tahun 2020 ini dikeluarkan, untuk melengkapi pengaturan tentang
sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner produk hewan pada Permentan 381 tahun 2005
yang masih mengacu kepada Undang-undang Nomor 6 tahun 1967 tentang
Peternakan dan kesehatan Hewan.
Dalam perkembangannya telah terjadi perubahan menjadi Undang-undang
nomor 18 tahun 2009 dan nomor 41 tahun 2014 serta adanya pengaturan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 95 tahun 2005 Kesehatan Masyarakat veteriner dan
Kesrawan. Beberapa perubahan di Permentan 11 tahun 2020 antara lain:
penandatangan NKV dilakukan oleh Pejabat Otoritas Veteriner, penambahan jenis
unit usaha produk hewan baik pangan maupun non pangan menjadi 21 jenis,
persyaratan dan pengangkatan auditor NKV oleh Gubernur, serta adanya
pengaturan sanksi terhadap pelaku unit usaha produk hewan yang tidak mengajukan
permohonan NKV dan yang tidak memenuhi persyaratan. NKV (Nomor Kontrol
Veteriner) adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya
persyaratan higiene-sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan produk
hewan pada unit usaha produk hewan.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut;
a. Mengetahui fungsi Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
b. Mengetahui dasar – dasar aturan yang berlaku dan berhubungan dengan
Kesehatan masyarakat veteriner
c. Mengetahui kondisi terkini mengenai kesehatan masyarakat veteriner
d. Memberikan rekomendasi pada usaha retail

1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut

3
a. Memberikan tambahan informasi mengenai Nomor Kontrol Veteriner
b. Memberikan informasi mengenai mengenai dasar – dasar aturan yang
berlaku dan berhubungan dengan Kesehatan masyarakat veteriner
c. Memberikan tambahan informasi mengenai rekomendasi permasalahan
yang ada di lapangan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Kasus


PT. Lotte Shopping Indonesia Kabupaten Bandung Barat telah mengajukan
pembuatan sertifikat NKV pada tanggal 20 September 2020 namun hingga tahun
2021 masih dalam proses pengajuan NKV. PT. Lotte Shopping Indonesia
Kabupaten Bandung Barat merupakan unit usaha retail modern dengan lokasi usaha
di Jl. Raya Padalarang Kp. Gedung Lima RT/RW 004/007 Desa Kertajaya
Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Dalam permohonan
rekomendasi NKV dilampirkan beberapa berkas meliputi : surat permohonan, surat
tanda daftar perusahaan, surat izin perdagangan, KTP pemilik, surat pernyataan
kebenaran dokumen dan beberapa berkas lainnya. Dalam proses pengajuan terdapat
beberapa kendala yaitu adanya ketidaksesuaian hygiene dan sanitasi, fasillitas, dan
pekerja.

2.2. Identifikasi Kasus


Nomor Kontrol Veteriner menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2020 pasal ayat 1 adalah sertifikat sebagai bukti tertulis
yang sah telah dipenuhinya persyaratan hygiene dan sanitasi sebagai jaminan
keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan. Tujuan dari didapatkannya
sertifikat NKV ini yaitu adanya jaminan dan perlindungan kepada masyarakat
bahwa pangan asal hewan yang dikonsumsi berasal dari unit usaha yang telah
memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi.
Setiap orang yang memiliki unit usaha produk hewan, wajib untuk
mengajukan permohonan untuk memperoleh NKV. Cara memperoleh Nomor
Kontrol Veteriner diatur dalam pasal 6, NKV diberikan dalam bentuk sertifikat oleh
pejabat Otoritas Veteriner Provinsi dan berlaku selama 5 tahun. Permohonan harus
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Persyaratan administrasi meliputi

5
fotokopi KTP pemilik unit usaha, surat kuasa bermaterai apabila diwakilkan; surat
keterangan domisili yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang, fotokopi nomor
pokok wajib pajak unit usaha produk hewan, fotokopi izin usaha atau surat tanda
daftar usaha, surat rekomendasi dari dinas daerah kabupaten/kota, perjanjian
pengelolaan usaha jika kegiatan di tempat usaha milik orang lain, dan surat
pernyataan bermaterai yang menerangkan bahwa dokumen yang disampaikan benar
dan sah. Untuk persyaratan teknis terdiri dari prasarana dan sarana yang memenuhi
persyaratan hygiene dan sanitasi, biosekuriti dan kesejahteraan hewan; mempunyai
dokter hewan yang tidak berstatus aparatur sipil negara sebagai penanggung jawab
teknis bagi unit usaha yang dipersyaratkan, memiliki pekerja teknis dengan
kompetensi di bidang hygiene dan sanitasi atau kesejahteraan hewan bagi yang
dipersyaratakan.
Apabila persyaratan administrasi telah tercapai akan dilakukan penilaian
persyaratan teknis di unit usaha yang dilakukan oleh tim auditor yang ditunjuk oleh
kepala dina provinsi. Apabila memenuhi syarat maka sertifikat NKV dapat
diterbitkan namun apabila persyaratan teknis berlum tercapai maka diperlukan
adanya koreksi kembali.
Dari deskripsi kasus yang telah dipaparkan hasil pemeriksaan tim audit dan
beberapa tindak lanjut dari PT. Lotte Shopping Indonesia Kabupaten Bandung
Barat adalah sebagai berikut :

Tabel hasil Penelusuran Temuan di Lapangan


No. Hasil peneluran temuan di lapangan
1. Ditemukan adanya lalat di ruangan display
2. Display keju dan PAH penuh, sehingga tidak ada ruang kosong untuk
sirkulasi udara showcase.
3. Fasilitas cuci tangan memiliki gagang pendek.
4. Alat kebersihan berada di mana saja (berada di luar gudang
kebersihan).
5. Termometer belum ditera.

6
6. Gudang pendingin: produk menempel ke dinding dan dikhawatirkan
suhu tidak merata.
7. Sumber air belum di uji kesehatan.
8. Petugas belum dilakukan pengecekan kesehatan.
9. Terdapat penulisan yang terlewat pada display suhu di showcase.
10. Karton daging ditumpuk lebih dari 5 tumpukan.

Berdasarkan hasil temuan dari penelusuran, dilakukan koreksi dalam aspek


bangunan, fasilitas dan peralatan; penerimaan dan penanganan produk; hygiene
persona; pengujian oleh pihak eksternal terakreditasi. Kepala dinas akan menunda
penerbitan NKV hingga koreksi yang telah dijabarkan telah dipenuhi oleh pihak
pemohon.

2.3. Dasar Hukum Terkait


Pelaku usaha pangan asal hewan yang memiliki usaha dalam bidang usaha
distribusi atau usaha ritel yang meliputi pengelolaan gudang pendingin (cold
storage) dalam pembuatannya harus mengacu kepada beberapa peraturan terkait,
antara lain sebagai berikut:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang


Peternakan dan Kesehatan Hewan Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009
Pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa kesehatan hewan adalah segala urusan
yang berkaitan dengan pelindungan sumber daya hewan, kesehatan masyarakat, dan
lingkungan serta penjaminan keamanan produk hewan, kesejahteraan hewan, dan
peningkatan akses pasar untuk mendukung kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan
pangan asal hewan. Pasal 1 ayat 21 menjabarkan usaha di bidang kesehatan hewan
mencakup kegiatan yang menghasilkan produk dan/atau jasa yang menunjang
upaya dalam mewujudkan kesehatan hewan.
Pasal 60 Pada UU No. 18 Tahun 2009 berbunyi setiap orang yang
mempunyai unit usaha produk hewan wajib mengajukan permohonan untuk

7
memperoleh nomor kontrol veteriner kepada pemerintah daerah provinsi
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh menteri.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang


Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan
Pasal 4 pada ayat 1 menjelaskan bahwa rantai produksi produk hewan
adalah hubungan saling terkait antara tiap tahapan proses produksi produk Hewan
mulai dari tempat budidaya, tempat produksi pangan asal hewan dalam bentuk segar
dan turunannya, tempat produksi produk hewan nonpangan segar dan produk
turunan pangan asal hewan, rumah potong hewan (RPH), tempat pengumpulan dan
penjualan, serta dalam pengangkutan produk hewan.
Pada Pasal 4 ayat 2 huruf e dijelaskan yang dimaksud dengan “tempat
pengumpulan” adalah gudang/ruang penyimpanan Hewan atau produk Hewan
sesuai dengan persyaratan suhu penyimpanan suatu produk Hewan, misalnya
gudang/ruang beku (cold storage) yang memerlukan suhu minimal -18°C untuk
produk Hewan beku dan gudang/ruang dingin (chilled room) untuk produk Hewan
yang memerlukan suhu penyimpanan antara 4°C sampai dengan 8°C. Yang
dimaksud dengan “tempat penjualan” adalah pasar tradisional, pasar swalayan,
toko, dan kios.
Pasal 4 ayat 3 menerangkan bahwa unit usaha produk hewan yang telah
menerapkan cara yang baik (program persyaratan dasar dalam jaminan keamanan
dan mutu produk hewan, antara lain meliputi praktik higiene dan sanitasi yang baik,
praktik veteriner yang baik, dan praktik biosekuriti (biosecurity practices)) secara
terus menerus, diberikan NKV.

c. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


58/Permentan/PK.210/11/2015 tentang Pemasukan Karkas, Daging,
dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia
Pasal 2 ayat a, b, c, d intinya menjelaskan bahwa peraturan ini dibuat untuk
melindungi kesehatan masyarakat, hewan, dan juga lingkungan dengan memastikan
terpenuhinya peryaratan aman, sehat, utuh, dan halal. Pasal 3 menjelaskan bahwa

8
ruang lingkup peraturan menteri ini meliputi persyaratan pemasukkan, tata cara
pemasukkan, dan pengawasan. Pada Pasal 23 menjelaskan bahwa permohonan
rekomendasi agar bisa memasukkan produk hewan (impor) harus dilengkapi
persyaratan dimana salah satunya pemilik usaha, BUMN, atau BUMD harus
memiliki tempat penyimpana berpendingin (cold storage) dan alat transportasi
berpendingin kecuali untuk pemasukkan daging olahan siap saji.

d. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020


tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner
Pada Pasal 3 ayat 1 dan 2 menerangkan bahwa setiap unit usaha produk
hewan wajib memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) termasuk usaha ritel. Pasal
4 dan 5 menjelaskan mengenai cara yang baik pada rantai produksi produk hewan,
yang kemudian pada lampiran satu disebutkan dan dijelaskan di butir (I) mengenai
rantai produksi pada ritel dan kios daging yang meliputi bangunan, fasilitas, dan
peralatan; penanganan produk dari penerimaan dan penyimpanan; higiene personel;
dan higiene sanitasi. Untuk usaha ritel yang memiliki gudang berpendingin (cold
storage) dijelaskan juga pada lampiran tersebut di poin (J) yeng meliputi poin yang
sama dengan yang disebutkan sebelumnya.
Pasal 7 menerangkan bahwa untuk mendapatkan NKV maka harus
memenuhi persyaratan secara administrasi dan teknis. Persyaratan administrasi
disebutkan pada Pasal 8 terdiri dari fotokopi KTP pemilik unit usaha; surat kuasa
bermaterai apabila diwakilkan orang lain; surat keterangan domisili yang
dikeluarkan pejabat berwenang; fotokopi NPWP unit usaha; fotokopi izin usaha
atau surat daftar usaha; surat rekomendasi dari Dinas Daerah Kabupaten/Kota
setempat; perjanjian pengelolaan usaha jika kegiatan di tempat usaha milik orang
lain; dan surat pernyataan bermeterai yang menerangkan bahwa dokumen yang
disampaikan benar dan sah. Sedangkan persyaratan teknis tertera pada Pasal 9 yang
berisi antara lain: prasarana dan sarana memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi,
biosekuriti, dan kesejahteraan hewan; mempunyai dokter hewan yang tidak
berstatus ASN sebagai penanggung jawab teknis bagi unit usaha; dan memiliki

9
pekerja teknis dengan kompetensi di bidang higiene dan sanitasi atau kesejahteraan
hewan.
Peraturan ini juga mengatur mengenai perubahan tingkat atau pencabutan
NKV (Pasal 27 ayat 3) dimana pencabutan NKV dapat terjadi dnegan beberapa
alasan yang ditetapkan pada Padal 29. Pasal 46 ayat 1, 2 menjabarkan bahwa untuk
unit usaha yang tidak mengajukan permohonan NKV dapat diberikan sanksi berupa
peringatan tertulis hingga penghentian sementara dari kegiatan produksi. Pasal 48
juga menerangkan bahwa pencabutan izin usaha dari suatu unit usaha yang tidak
mangajukan NKV dalam kurun waktu 6 bulan setelah dilakukan penghentian
sementara.

2.4. Rekomendasi

a. Diruang display ditemukan lalat


Lotte Mart termasuk kedalam usaha retail modern/ besar sehingga
direkomendasikan untuk menggunakan perangkap lalat dan mempunyai system
pengendalian serangga ataupun lainya. Dengan tujuan agar terhindar dari
kontaminasi dan kepentingan kenyamanan pelanggan. Perangkap lalat yang bisa
menggunakan lampu anti nyamuk / lalat dan melakukan pembasmian secara
berkala.

b. Display keju dan PAH penuh, tidak ada ruang kosong untuk sirkulasi udara
showcase
Display keju maupun Pangan Asal Hewan (PAH) terlihat penuh sehingga
direkomendasikan untuk menambahkan rak display pada beberapa bagian agar
tidak numpuk di satu tempat, Keju maupun PAH disarankan untuk tidak menempel
langsung ke tembok.

10
c. Fasilitas cuci tangan, gagang pendek
Direkomendasikan adanya penggantian gagang dari keran fasilitas cuci
tangan menjadi keran yang memiliki gagang lebih panjang. Hal ini dilakukan untuk
mencegah adanya kontaminasi.

d. Alat kebersihan dimana saja, di luar gudang kebersihan


Direkomendasikan untuk membuat SOP mengenai hygene dan sanitasi
lingkungan dan juga melakukan pemindahan alat kebersihan ke gudang kebersihan.
Dapat pula dilakukan pembuatan tulisan atau poster mengenai peraturan
pengembalian alat kebersihan setelah dipakai dan ditempel di area gudang
kebersihan.

e. Termometer belum ditera


Dilakukan kalibrasi atau tera ulang mengenai thermometer ke pihak
eksternal terakreditasi minimal satu tahun sekali. Dapat pula dibuat dokumentasi
dan pencatatan mengenai tanggal rutin tera untuk termometer.

f. Gudang pendingin: Produk menempel ke dinding, dikhawatirkan suhu


tidak merata
Produk dipindahkan dan ditempatkan agar berjarak dari dinding ataupun
dengan produk lainnya. Penyimpanan produk secara baik dan mempunyai jarak
dilakukan agar suhu dapat terdistribusi secara merata yang akan berdampak pada
ketahanan ataupun kualitas dari produk.

g. Sumber air belum diuji kesehatan


Unit usaha mengirimkan segera sampel air yang ingin diuji ke laboratorium
terkait untuk dilakukan pengujian kualitas air. Misalnya pada Laboratorium Air
Perum Jasa Tirta II yang dapat melakukan uji kualitas air meliputi parameter fisik,
kimia, dan mikrobiologi untuk komoditi air limbah, air permukaan, air bersih dan
air minum.

11
h. Petugas belum cek kesehatan
Petugas segera dilakukan pengecekkan kesehatan secara rutin dengan
minimum satu tahun sekali. Tingkat kesehatan dari seseorang mempunyai pengaruh
yang besar terhadap produktifitas dan kapasitas kerja. Selain itu, pengecekkan
kesehatan dilakukan untuk mengurangi faktor resiko penularan penyakit maupun
kontaminasi terhadap produk hewan.

i. Display suhu di showcase ada yang kelewat ditulis


Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan, unit usaha ritel
wajib memiliki sarana penyimpanan beku dengan suhu maksimum -18°C dan
sarana penyimpanan dingin dengan suhu maksimum 4°C. Tempat penjajaan
(showcase) produk dingin dilengkapi alat pendingin dengan suhu pendingin
maksimum 7°C dan untuk produk beku dilengkapi dengan alat pendingin dengan
suhu maksimum -10°C. Selain itu, produk dijajakan dalam showcase yang
dilengkapi termometer dan alat pendingin sehingga mudah terlihat konsumen.
Maka dari itu rekomendasi yang dapat diberikan adalah menyediakan fasilitas
tempat penyimpanan beku dan tempat penjajaan (showcase) produk dingin yang
dapat memenuhi suhu yang sesuai dengan peraturan yang berlaku serta
menambahkan termometer pada tempat menjajakan produk dingin. Selain itu pada
SOP perlu ditambahkan agar karyawan tidak lupa mencatat dan menulis suhu setiap
hari di showcase sebanyak dua kali sehari, pada pagi hari dan sore hari.

j. Karton daging ditumpuk lebih dari lima tumpuk


Hasil temuan audit lapangan yang dilakukan, pada tempat penyimpanan
produk dingin pada unit usaha tersebut masih menumpuk karton daging lebih dari
5 tumpuk. Hal tersebut tidak direkomendasikan karena terdapat batas maksimum
kekuatan karton yang dapat menahan banyaknya tumpukan beban. Selain itu bila
tumpukan terlalu tinggi maka beban yang dihasilkan akan semakin besar dan
berpotensi merusak produk yang ditempatkan pada tumpukan bagian bawah. Maka
dari itu rekomendasi yang dapat diberikan adalah karton daging tidak ditumpuk

12
lebih dari 5 tumpuk, menyediakan ruang penyimpanan yang sesuai dengan jumlah
produk yang dapat disimpan (tidak berlebihan), serta mengatur penjualan dan
pengiriman produk agar jumlah produk yang disimpan di dalam gudang tidak
berlebihan.

Tabel Ketidaksesuaian dan Rekomendasi Perbaikan

Rekomendasi Hasil Perbaikan


No. Ketidaksesuaian
Perbaikan Before After
1. Diruang display • Menggunakan
ditemukan lalat perangkap lalat
dan mempunyai
sistem
pengendalian
serangga.
Perangkap lalat
yang bisa
menggunakan
lampu anti nyamuk
/ lalat dan
melakukan
pembasmian
secara berkala.
2. Display keju dan • Menambahkan rak
PAH penuh, tidak display pada

ada ruang kosong beberapa bagian

untuk sirkulasi agar tidak numpuk


di satu tempat,
udara showcase
sekaligus di satu
rak dan di
sarankan produk

13
tidak menempel ke
tembok
• Terdapat tempat
sirkulasi udara
yang memadai
untuk showcase.

3. Fasilitas cuci • Penggantian


tangan memiliki gagang dari keran

gagang pendek fasilitas cuci


tangan menjadi
keran yang
memiliki gagang
lebih panjang. Hal
ini dilakukan
untuk mencegah
adanya
kontaminasi.

4. Alat kebersihan • Membuat SOP


berada di mana mengenai hygene

saja (berada di dan sanitasi

luar gudang lingkungan dan


juga melakukan
kebersihan).
pemindahan alat
kebersihan ke
gudang
kebersihan.
• Pembuatan tulisan
atau poster
mengenai

14
peraturan
pengembalian alat
kebersihan setelah
dipakai dan
ditempel di area
gudang
kebersihan.

5. Termometer • Kalibrasi atau tera


belum ditera ulang termometer
ke pihak eksternal
terakreditasi
minimal satu tahun
sekali.
• Dokumentasi dan
pencatatan
mengenai tanggal
rutin tera untuk
termometer
6. Gudang • Produk
pendingin: dipindahkan dan

Produk menempel ditempatkan agar

ke dinding, berjarak dari


dinding ataupun
dikhawatirkan
dengan produk
suhu tidak merata
lainnya.
7. Sumber air belum • Unit usaha
diuji kesehatan mengirimkan
segera sampel air
yang ingin diuji ke
laboratorium
terkait untuk
dilakukan

15
pengujian kualitas
air.
8. Petugas belum • Petugas segera
cek kesehatan dilakukan
pengecekkan
kesehatan secara
rutin dengan
minimum satu
tahun sekali.
9. Display suhu di • Memiliki sarana
showcase ada penyimpanan beku

yang kelewat di dengan suhu

tulis. maksimum -18°C


dan sarana
penyimpanan
dingin dengan
suhu maksimum
4°C.
• Tempat penjajaan
(showcase) produk
dingin dilengkapi
alat pendingin
dengan suhu
pendingin
maksimum 7°C
dan untuk produk
beku dilengkapi
dengan alat
pendingin dengan
suhu maksimum -
10°C.
• Produk dijajakan
dalam showcase

16
yang dilengkapi
termometer dan
alat pendingin
sehingga mudah
terlihat konsumen.
• Pada SOP perlu
ditambahkan agar
karyawan tidak
lupa mencatat dan
menulis suhu
setiap hari di
showcase
sebanyak dua kali
sehari, pada pagi
hari dan sore hari.

10. Karton daging • Karton daging


ditumpuk lebih tidak ditumpuk

dari 5 tumpuk. lebih dari 5


tumpuk.
• Menyediakan
ruang
penyimpanan yang
sesuai dengan
jumlah produk
yang dapat
disimpan (tidak
berlebihan).
• Mengatur
penjualan dan
pengiriman produk
agar jumlah
produk yang

17
disimpan di dalam
gudang tidak
berlebihan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian persyaratan teknis di unit usaha yang dilakukan
oleh tim auditor yang ditunjuk oleh kepala dinas provinsi terhadap unit usaha ritel
modern PT. Lotte Shopping Indonesia Kabupaten Bandung Barat, terdapat
beberapa kendala yaitu adanya ketidaksesuaian hygiene dan sanitasi, fasillitas, dan
pekerja. Tim auditor dapat memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kendala
yang ditemukan di tempat usaha berdasarkan peraturan dan perundangan yang
berlaku. Apabila persyaratan teknis berlum tercapai maka diperlukan adanya
koreksi kembali hingga semua persyaratan terpenuhi dan sertifikat NKV dapat
diterbitkan. Hasil perbaikan yang dilakukan pihak pemohon akan menentukan
kelayakan suatu unit usaha dalam memperoleh level tertentu pada sertifikat Nomor
Kontrol Veteriner (NKV) yang diberikan.

3.2. Saran
Setiap orang yang mempunyai unit usaha produk hewan wajib mengajukan
permohonan untuk memperoleh Nomor Kontrol Veteriner (NKV) sebagai bukti
tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene-sanitasi sebagai kelayakan
dasar jaminan keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan. Dalam
memperoleh Nomor Kontrol Veteriner (NKV) terdapat banyak persyaratan yang
wajib dipenuhi pihak pemohon sehingga fasilitas yang tersedia pada unit usaha
tersebut memiliki standar yang baik sesuai dengan peratuan dan perundangan yang
berlaku demi terciptanya jaminan kesehatan masyarakat veteriner yang baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2020. Kementan keluarkan


peraturan soal NKV. Online. Diakses pada
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/kementan-keluarkan-peraturan-soal-nkv.
Diakses pada 25 Maret 2021.

Pemerintah Indonesia. (2009). Undang Undang Nomor 18 tahun 2009 Tentang


Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95


tahun 2012 Tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan
Hewan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. (2014). Undang Undang Nomor 41 tahun 2014 Tentang


Perubahan Atas Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia


Nomor 58/Permentan/PK.210/11/2015 Tentang Pemasuukan Karkas,
Daging, dan / atau Olahannya ke dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia


Nomor 11 tahun 2020 Tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit
Usaha Produk Hewan. Jakarta: Sekretariat Negara.

20

Anda mungkin juga menyukai