Anda di halaman 1dari 7

120

ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 2, Juni 2020 Halaman 120-126 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

ANALISIS FILOGENETIK MANGGA (MANGIFERA SPP.)


BERDASARKAN GEN 5,8S RRNA

(Analysis of Philogenetic Manggo (Mangifera spp.) Based On RRNA 5,8S Gene)

Olivia Anafarida dan Badruzsaufari


Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Lambung Mangkurat,
Jalan A. Yani Km.36, Banjarbaru, Indonesia
Email: Olivia.anafarida@gmail.com

Article Submitted : 29-5-2020


Article Accepted : 03-6-2020

ABSTRACT
Phylogenetic analysis of mangoes species using the nucleotide sequences of 5.8S rRNA
genes aimed to determine the cladistics and evolution of kinship amongst the species of the
genus Mangifera to support the conservation and breeding efforts of local endemics of South
Kalimantan. The analysis involved 23 nucleotide sequences of the 5.8S rRNA gene obtained
from the GeneBank of NCBI which were aligned and trimmed into 655 bp using MEGA X
software. The Kimura-2 parameter model and Maximum-Likelihood method used to construct a
monophyletic tree of 4 clades. Clade I consists of M. torquenda, M. sumatrana, M. kemanga, M.
quadrifida, M. griffithii, M. casturi, M. lalijiwa, M. macrocarpa, M. flava, M. gracilipes, M.
pentandra and M. caloneura. Clade II consists of M. foetida, M. cochinchinensis, M. gedebe, M.
oblongifolia, M. indica, M. laurina, M. sylvatica, and M. zeylanica. Clade III only consists of M.
andamanica. Clade IV consists of M. odorata and M. camptosperma. The closest kinship
occurred between M. odorata and M. camptosperma and the farthest kinship was M.
camptosperma. M. andamanica has the farthest evolutionary distance with the longest branch.
Keywords: Phylogenetic, Mangifera, evolution, kinship

PENDAHULUAN
Mangifera merupakan genus dari Mangga kasturi (M. casturi), mangga
mangga-manggaan anggota famili kuweni (M. odorata) dan mangga lalijawa
Anacardiaceae, yang memiliki sekitar 49 (M. lalijawa) merupakan sebagian kecil
spesies dengan 8 spesies berstatus belum spesies mangga yang ada di Indonesia.
valid sedangkan 41 spesies lainnya Genus ini dibagi menjadi 2 subgenus yaitu
merupakan spesies yang sudah valid. subgenus Mangifera dan subgenus limus.
Menurut Luo dkk., (2010) mangga berasal Subgenus Mangifera diantaranya yaitu M.
dari India lebih dari 4000 tahun yang lalu indica, M. camptosperma, M. casturi dan M.
dan tersebar di beberapa Negara meliputi gedebe sedangkan subgenus limus
India, Malaysia, Srilanka, Filipina, Papua diantaranya yaitu M. odorata, M. foetida
Nugini, China dan Indonesia (Yadav & dan M. gracilipes (Kostermans &
Singh, 2017). Genus ini tersebar di wilayah Bompard, 1993). Menurut Rhodes &
tropis baik dataran tinggi maupun dataran Maxted (2016) mangga kasturi (M. casturi)
rendah (Kostermans & Boompard, 1993). yang merupakan mangga endemik
121
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 2, Juni 2020 Halaman 120-126 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Kalimantan Selatan berdasarkan kategori analisis filogenetika menggunakan data


IUCN Red List masuk dalam kategori Extinc molekuler berupa DNA atau protein
in the wild atau sudah tidak ditemukan lagi (Dharmayanti, 2011). Data yang digunakan
di habitat liarnya dan hanya ditemukan di yaitu sekuens nukloeotida 23 spesies
habitat budidaya. Populasi Mangifera di mangga yang didapatkan dari website NCBI
alam semakin berkurang akibat tingginya yakni gen 5,8S rRNA yang merupakan
deforestasi hutan. Areal hutan semakin bagian penting ribosom eukariotik yang
berkurang akibat penebangan liar, disalin oleh RNA polimerase I (Sequence
pengalihan lahan, industrialisasi dan Ontology, 2020) .
sebagainya (Fitmawati dkk., 2013). Metode yang umum digunakan dalam
Konservasi serta budidaya perlu dilakukan analisis kekerabatan adalah filogenetika
untuk mencegah semakin banyaknya spesies yang dapat digunakan untuk menafsirkan
Mangifera yang hilang. Banyak jenis kekerabatan antar spesies dengan
mangga di dunia yang belum diketahui rekonstruksi filogenetik (Hidayat &
secara pasti hubungan kekerabatannya. Pancoro, 2008). Pohon filogenetik
Tindakan pertama untuk menentukan merupakan susunan yang dapat
strategi konservasi serta cara budidaya yakni menggambarkan data yang berkerabat dalam
dengan mengetahui hubungan evolusi yang bentuk pohon bercabang (Lubis, 2014).
direkonstruksi dari spesies Mangifera. Oleh Berdasarkan garis evolusi studi filogenetik
karena itu perlu dilakukan penelitian dengan penanda molekuler dapat
mengenai kekerabatan antar spesies mangga menganalisis hubungan genetik antar
sehingga keberhasilan dalam pelestariannya kelompok organisme (Hidayat & Pancoro,
dapat dilakukan dengan mudah. 2008). Model Kimura-2 dipilih dalam
Identifikasi menggunakan data pembuatan filogenetik untuk mengetahui
morfologi sulit dilakukan karena kesamaan antar sekuens serta memiliki
membutuhkan waktu yang lebih lama serta kelebihan cepat dan mudah untuk
musim buah dan bunga yang tidak menentu menganalisis sekelompok sekuens (Bhambri
(Lestari dkk., 2018). Sebaliknya identifikasi & Gupta, 2012). Analisis filogenetik ini
menggunakan data molekuler seperti DNA bertujuan untuk mengetahui kladistika serta
atau protein juga membutuhkan waktu yang evolusi kekerabatan antar spesies dalam
lama karena menggunakan laboratorium genus Mangifera sehingga dapat
serta peralatan canggih lainnya. Alternatif memudahkan dalam upaya konservasi serta
lain yang dapat digunakan untuk membuat pemuliaan mangga-manggaan.
pohon filogenetik adalah dengan
menggunakan data sekunder. Menurut METODE PENELITIAN
Sugiyono (2010) data sekunder merupakan Penelitian ini menggunakan data
data yang tidak diperoleh secara langsung sekunder berupa sekuens nukleotida genus
yakni melalui internet, jurnal, buku dan Mangifera 5,8S rRNA yang berasal dari
sebagainya. Data sekunder yang digunakan GeneBank melalui website NCBI (National
berupa DNA atau protein yang berasal dari Center for Biology Information). Spesies out
website NCBI. Dengan mengumpulkan data group yang dipilih adalah Oryza sativa
yang sergam maka data yang dihasilkan pun cultivar Tongil. Sekuens dalam file format
akan lebih akurat dan efektif dibandingkan teks dipangkas (trimmed) mengikuti panjang
penelitian secara langsung. sekuens terpendek yaitu 655 bp. Selanjutnya
Analisis kekerabatan perlu dilakukan file tesebut dikonversi menjadi format Mega
untuk mengetahui kekerabatan antar spesies menggunakan software MEGA X (Tamura
dari genus Mangifera. Hubungan evolusi dkk., 2007).
antar spesies dapat digambarkan melalui
122
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 2, Juni 2020 Halaman 120-126 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN


Sekuens nukleotida dianalisis Dua puluh tiga sekuens nukleotida gen
pensejajaran sekuens (edit/alignment build) 5,8S rRNA dari spesies yang termasuk
dengan Clustal-W dengan software MEGA dalam genus Mangifera dan 1 spesies out
X. Sekuens yang memiliki banyak group dari genus Oryza dipilih untuk
kemiripan dipotong pada ujung 5’, ujung 3’ analisis disajikan pada Tabel 1.
atau keduanya. Analisis filogenetika Rekonstruksi pohon filogenetik
menggunakan metode maxsimum likelihood menggunakan model Kimura-2 didapatkan 2
dengan bootstrap sebanyak 1000 jenis pohon filogenetik yakni bootsrap tree
menggunakan model Kimura 2-parameter. (Gambar 1) dan original tree (Gambar 2).
Pohon filogenetik yang sudah terbentuk
terbagi menjadi 2 jenis yakni original dan
hasil bootstrap.

Tabel 1. Daftar spesies yang diperoleh dari website NCBI (National Center for Biology
Information)

No. Spesies Subgenus No. Aksesi GenBank


1. Mangifera kemanga Limus MF990368.1
2. Mangifera quadrifida Mangifera MF678511.1
3. Mangifera torquenda Mangifera MF990365.1
4. Mangifera sumatrana Mangifera KX347961.1
5. Mangifera griffithii Mangifera AB071685.1
6. Mangifera casturi Mangifera MF678493.1
7. Mangifera lalijiwa Mangifera MF678504.1
8. Mangifera oblongifolia Mangifera AB071682.1
9. Mangifera gedebe Mangifera AB071681.1
10. Mangifera foetida Limus AB071680.1
11. Mangifera cochinchinensis Mangifera AB071677.1
12. Mangifera macrocarpa Limus AB071688.1
13. Mangifera gracilipes Mangifera AB071686.1
14. Mangifera pentandra Mangifera AB071684.1
15. Mangifera flava Mangifera AB071679.1
16. Mangifera caloneura Mangifera AB071678.1
17. Mangifera laurina Mangifera AB071687.1
18. Mangifera odorata Limus AB598044.1
19. Mangifera indica Mangifera LN552225.1
20. Mangifera andamanica Mangifera AB598046.1
21. Mangifera sylvatica Mangifera AJ890470.1
22. Mangifera zeylanica Mangifera AJ890469.1
23. Mangifera camptosperma Mangifera AB598043.1
24. Oryza sativa cultivar Tongil Oryza KM036286.1

Topologi pohon filogenetik yang anggota monofiletik berkerabat sangat dekat


dihasilkan bersifat monofiletik yang berarti antara satu dengan yang lain (Hidayat &
bahwa kelompok tersebut memiliki satu Pancoro, 2008). Pernyataan tersebut sesuai
leluhur yang mewariskan sifat genetik, dengan pohon filogenetik yang terbentuk,
morfologi serta biokimia pada semua karena seluruh anggota dalam pohon
keturunannya. Hal tersebut membuat filogenetik (kecuali out group) berasal dari
123
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 2, Juni 2020 Halaman 120-126 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

satu genus yang sama yakni genus Klad II terdiri dari 8 spesies yakni M.
Mangifera. foetida, M. cochinchinensis, M. gedebe, M.
Kladogram dengan metode maximum oblongifolia, M. indica, M. laurina, M.
likelihood membentuk 4 kelompok in group sylvatica dan M. zeylanica. Banyaknya
dan 1 out group. Kelompok in group terbagi kemiripan antar sekuens yang dimiliki ke
dalam dua klad besar yakni klad I dan klad enam spesies tersebut membuatnya masuk
II serta dua klad kecil yakni klad III dan klad dalam klad yang sama. Jenis-jenis tersebut
IV. Klad I terdiri dari 12 spesies yakni M. memiliki karakter morfologi yang mirip
torquenda, M. sumatrana, M. kemanga, M. antara satu dengan yang lain, diantaranya
quadrifida, M. griffithii, M. casturi, M. yaitususunan daun tersebar, bentuk daun
lalijiwa, M. macrocarpa, M. flava, M. oblong, struktur bunga dengan 5 helai sepal
gracilipes, M. pentandra dan M. caloneura. dan petal, bentuk buah seperti paruh serta
Jenis-jenis tersebut disatukan oleh permukaan buah yang mengkilap
banyaknya urutan sekuens yang mempunyai (Kostermans & Boompard, 1993).
kemiripan yang sama. Karakter morfologi Klad III terdiri dari satu spesies yaitu M.
yang memisahkan jenis tersebut dari klad andamanica. Spesies tersebut memiliki
yang lain adalah permukaan daun glabrous urutan sekuens yang jauh berbeda dengan
serta warna kulit buah yang unik pada anggota genus Mangifera yang lain sehingga
beberapa spesies. M. casturi, M. kemanga, membentuk kelompok tersendiri. Karakter
M. torquenda, M. griffithii, dan M. morfologi spesies ini yaitu memiliki daun
quadrifida meemiliki warna buah yang gelap spathulate hingga oblong, bunga putih serta
(hitam keunguan dan coklat) saat matang, kelopak dan mahkota 4, buah elips, tidak
sedangkan spesies lainnya memiliki warna berparuh (tidak meruncing) (Kostermans &
kulit buah kekuningan dan berbintik-bintik Boompard, 1993).
(Kostermans & Boompard, 1993).
Klad IV terdiri dari 2 spesies yakni M. Kostermans & Boompard (1993), Subgenus
odorata dan M. camptosperma. Kedua tersebut dibagi berdasarkan karakter
spesies tersebut disatukan oleh banyaknya morfologi bunga yaitu struktur pembungaan,
persamaan karakter sekuens yang dimiliki bentuk helai mahkota dan ukuran helai
sehingga mengelompok dalam satu klad. mahkota, jumlah benang sari fertil, tipe
Karakter morfologi daun oblong-lanceolate, perbungaan dan bentuk disc pada bunga
bunga berwarna putih kemerahan serta (Swita dkk., 2013). Berbeda cara pendekatan
daging buah yang hijau saat matang antara karakter morfologi dan karakter
(Kostermans & Boompard, 1993). molekuler membuat kedua subgenus
Kladogram pada Gambar 1 menunjukan tersebut terpisah.
bahwa subgenus Mangifera dan Limus Berdasarkan letak cabang dan nilai
terletak pada cabang yang berbeda. Lestari bootstrap, kekerabatan terdekat dimiliki oleh
dkk., (2018) menegaskan, topologi pohon M. odorata dan M. camptosperma dengan
filogenetik yang dihasilkan melalui proses nilai bootstrap 100. Menurut Rosidiani dkk.,
analisis terbagi menjadi beberapa klad yang (2013) nilai bootstrap dengan rentang 70-
tersusun dari subgenus yang sama. Pohon 100 menunjukan peluang terjadinya
filogenetik yang dihasilkan berbeda dengan perubahan pada klad kecil sedangkan nilai
pernyataan tersebut. Subgenus Mangifera bootstrap kurang dari 70 menunjukan
dan subgenus Limus tidak membentuk peluang perubahan susunan klad besar.
kelompok khusus melainkan tercampur satu Besarnya nilai bootstrap serta letak garis
sama lain. Hal tersebut disebabkan oleh yang sejajar membuat keduanya berkerabat
penggunaan sekuens yang lebih spesifik dekat.
dibandingkan karakter morfologi. Menurut
124
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 2, Juni 2020 Halaman 120-126 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Klad I

Klad II

Klad III
Klad IV
Out group

Gambar 1. Pohon filogenetik bootstrap Mangifera dengan 23 spesies in group dan 1 spesies out group
berdasarkan urutan 5,8S rRNA. Direkonstruksi menggunakan software MEGA X. Nilai-nilai
bootstrap (1000 ulangan) untuk setiap node ditampilkan di pangkal cabang

Gambar 2. Pohon filogenetik original Mangifera dengan 23 spesies in group dan 1 spesies out group
berdasarkan urutan 5,8S rRNA.
125
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 2, Juni 2020 Halaman 120-126 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Analisis metode maximum likelihood kekerabatannya. Tingkat evolusi masing-


menggunakan model Kimura-2 masing spesies dapat dilihat dari panjang
merekonstruksi kekerabatan antar spesies pendeknya cabang kladogram. Semakin
berdasarkan panjang garis cabang. Panjang panjang cabang menunjukan bahwa spesies
garis yang berbeda menunjukan tingkat tersebut adalah nenek moyang dengan sifat
evolusi masing-masing spesies (Fitmawati kuno sedangkan semakin pendek cabang
dkkl., 2013). Garis yang semakin panjang menunjukan bahwa spesies tersebut
menunjukan jarak evolusi semakin jauh merupakan keturunan dari spesies dengan
sedangkan garis yang lebih pendek nilai cabang panjang.
menunjukan dekatnya jarak evolusi suatu
KESIMPULAN
spesies. Berdasarkan Gambar 2, garis
terpanjang dimiliki oleh M. andamanica Analisis filogenetik dari 23 spesies
anggota klad III dengan cabang terpanjang. Mangifera berdasarkan sekuens 5,8S rRNA
Hal tersebut menunjukan bahwa spesies ini dapat disimpulkan bahwa kladogram yang
mempunyai sejarah evolusi yang panjang dihasilkan menggunakan metode maximum
sehingga dianggap lebih primitif (Fitmawati likelihood bersifat monofiletik yang terbagi
dkk., 2018). Cabang-cabang lainnyayang dalam 4 klad. Klad I terdiri dari M.
lebih pendek menunjukan bahwa spesies- torquenda, M. sumatrana, M. kemanga, M.
spesies lain memiliki evolusi pendek dengan quadrifida, M. griffithii, M. casturi, M.
sifat lebih maju, sehingga dianggap sebagai lalijiwa, M. macrocarpa, M. flava, M.
keturunan dari nenek moyangnya. Dengan gracilipes, M. pentandra dan M. caloneura.
demikian M. andamanica merupakan spesies Klad II terdiri dari M. foetida, M.
yang memiliki umur molekuler terdahulu cochinchinensis, M. gedebe, M. oblongifolia,
sebagai nenek moyang dari Mangifera M. indica, M. laurina, M. sylvatica dan M.
lainnya. zeylanica. Klad III hanya terdiri dari M.
Kladogram memberi petunjuk bahwa andamanica. Klad IV terdiri M. odorata dan
23 jenis mangga kelompok in group M. camptosperma. Berdasarkan letak
mengelompok dalam masing-masing klad cabang dan nilai bootstrap kekerabatan
berdasarkan kemiripan sekuens nukleotida terdekat dimiliki oleh M. odorata dan M.
serta kemiripan pada beberapa karakter camptosperma. Berdasarkan cabang
morfologi yang digunakan sebagai terpanjang M. andamanica bersifat primitif
pendukung. Persamaan serta perbedaan sebagai nenek moyang dari Mangifera
karakter yang dimiliki antar spesies tersebut lainnya.
digunakan untuk mengetahui hubungan

DAFTAR PUSTAKA
Bhambri, P., & Gupta, O. P. (2012). Taksonomi Organisme. Wartazoa,
Development of phylogenetic tree 21(30), 1–10.
based on Kimura’s Method.
Proceedings of 2012 2nd IEEE Fitmawati, A., Suwita, N., & Sofiyanti, H.
International Conference on Parallel, (2013). Eksplorasi dan Karakterisasi
Distributed and Grid Computing, Keanekaragaman Plasma Nutfah
PDGC 2012, 1–3. Mangga (Mangifera) di Sumatera
https://doi.org/10.1109/PDGC.2012.64 Tengah. Prosiding Semirata FMIPA
49910 Universitas Lampung, 307–312.

Dharmayanti, N. L. P. I. (2011). Fitmawati, F., Riau, U., & Juliantari, E.


Filogenetika Molekuler : Metode (2018). Phylogenetic Study of
126
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 2, Juni 2020 Halaman 120-126 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Mangifera Central Sumatra Based on http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.20


rbcl Sequences Phylogenetic Study of 16-3.RLTS.T32059A61526819.en
Mangifera Central Sumatra Based on
rbcl Sequences. (February). Rosidiani, E. P., Arumingtyas, E. L., &
Azrianingsih, R. (2013). Analisis
Hidayat, T. & Pancoro. A. (2008). Kajian Variasi Genetik Amorphophallus
Filogenetika Molekuler dan Peranannya muelleri Blume dari Berbagai Populasi
dalam Menyediakan Informasi Dasar di Jawa Timur Berdasarkan Sekuen
untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Intron trnL. Floribunda, 4(6), 129–137.
Genetik Anggrek Topik. AgroBiogen,
4(1), 35–40. Sequence Ontology. (2013).
Categor:SO:04375 ! Rrna 5,8S. http
Kostermans, A. J. G. H. & Jean. M. B. ://www. sequenceontology.
(1993). The Mangoes. London: org/so_wiki/index. php/Category :
Academic Press Limited. SO:0000375_!_rRNA_ 5_8S. Diakses
5 April 2020
Lestari, D. A., Azrianingsih, R., &
Hendrian, H. (2018). Filogenetik Jenis- Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
jenis Annonaceae dari Jawa Timur Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Koleksi Kebun Raya Purwodadi Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan Coding dan Non-coding
sekuen DNA. Journal of Tropical Swita, A. F. & M. (2013). Analisis
Biodiversity and Biotechnology, 3(1), 1. Hubungan Kekerabatan Beberapa Jenis
https://doi.org/10.22146/jtbb.28308 Mangga (Mangifera) Berdasarkan
Karakter Morfologi dan Flouresensi
Lubis, K. (2014). Cara Pembuatan Pohon Klorofil. Jurnal Produksi Tanaman.
Filogeni. Pengabdian Kepada
Masyarakat, 20(XX), 66–69. Swita, A., & Sofyanti, N. (2013). Analisis
Kekerabatan Morfologi Mangifera Dari
Luo, C., He, X. H., Chen, H., Ou, S. J., & Sumatera Tengah. Floribunda, 4(7),
Gao, M. P. (2010). Analysis of 169–174.
diversity and relationships among
mango cultivars using Start Codon Tamura K, J. Dudley, M. Nei & S. Kumar.
Targeted (SCoT) markers. Biochemical 2007. MEGA4: Molecular
Systematics and Ecology, 38(6), 1176– Evolutionary Genetics Analysis
1184. (MEGA) software version
https://doi.org/10.1016/j.bse.2010.11.0 4.0. Molecular Biology and
04 Evolution 24:1596-1599.

Rhodes, L. & Maxted, N. (2016). Mangifera Yadav D & S. P., & Singh. (2017). Mango:
casturi. The IUCN Red List of History origin and distribution. Journal
Threatened Species 2016: of Pharmacognosy and Phytochemistry,
e.T32059A61526819. 6(6), 1257–1262.

Anda mungkin juga menyukai