Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ekologi, Masyarakat & Sains

Volume 1, Nomor 1, 2020


ECOTAS
http://journals.ecotas.org/index.php/ems

Identifikasi Perjanjian Internasional Global


dan Regional Tentang Perlindungan Flora
dan Fauna
Andreas Pramudianto1*
1
Universitas Indonesia, Sekolah Ilmu Lingkungan, Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat 10430,
Indonesia

Abstrak
Kata Kunci: Perjanjian Internasional yang melindungi flora dan fauna telah berkembang
Perjanjian sejak lama. Banyaknya perjanjian internasional tersebut baik berupa
internasional global convention, agreement, protocol dan bentuk lainnya baik yang hard law
dan regional, flora maupun soft law telah menunjukan bahwa masyarakat internasional tetap
dan fauna, soft law peduli pada perlindungan flora dan fauna. Penelitian ini bertujuan untuk
dan hard law, menggambarkan secara umum berbagai perjanjian internasional baik soft
komersial dan non- law maupun hard law yang telah berkembang selama ini baik di tingkat
komersial global maupun regional. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi berbagai bentuk perjanjian internasional terutama yang
berkaitan dengan perlindungan flora dan fauna. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analitis kualitatif dengan pendekatan norma hukum agar
sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa
perjanjian internasional untuk melindungi flora dan fauna sudah
dikembangkan baik di tingkat global maupun regional. Namun tujuan dan
motif dari perlindungan tersebut ternyata memiliki kepentingan yang
bermacam-macam terutama baik yang bersifat komersial maupun non-
komersial.
Abstract
Keywords: International agreements that protect flora and fauna have evolved a long
Global and regional time ago. The number of international agreements in the form of
international conventions, agreements, protocols and other forms of both hard and soft
agreements, flora and law has shown that the international community still cares about the
fauna, soft law and protection of flora and fauna. This research aim to describe in general the
hard law, commercial various international agreements both soft law and hard law that have
and non-commercial developed so far both at the global and regional levels. The purpose of this
study is to identify various forms of international treaties, especially those
relating to the protection of flora and fauna. This study uses descriptive
qualitative analytical methods with a legal norm approach to match the
research objectives. The results show that international agreements to
protect flora and fauna have been developed both globally and regionally.
However, the purpose and motive of the protection turned out to have a
variety of interests, especially both commercial and non-commercial.

*
Penulis koresponden: andreas.pramudianto@gmail.com

5
EMS 1-1-2020

alam yang ada. Selain itu faktor kepentingan


1 PENDAHULUAN
ekonomi, status sosial, hak kepemilikan,
1.1 Latar Belakang pengaturan perburuan, komersialisasi,
Perburuan terhadap flora maupun fauna kekuasaan dan tindakan-tindakan lain yang
oleh manusia sudah dilakukan sejak zaman menganggap persediaan yang berlimpah,
dahulu kala. Pada awalnya perburuan ini ternyata masih mendominasi pemikiran diatas
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari- (Pramudianto 2004).
hari seperti makanan, pakaian, rumah tinggal. Perubahan paradigma diawali menjelang
Namun di era modern sekarang ini perburuan tahun 1948 ketika didirikannya International
baik terhadap flora maupun fauna lebih kepada Union for Conservation of Nature (IUCN) atau
pemenuhan rasa kesenangan seperti hobi Uni Internasional untuk Perlindungan Alam.
maupun komersial. Banyak jenis spesies flora Didirikannya IUCN yang menjadi lembaga
tertentu seperti anggrek dan tanaman keras internasional yang berupaya melindungi alam
seperti pohon jati agar dapat diperdagangkan dimana flora dan fauna berada, telah membawa
karena laku keras di pasaran. Sementara itu pengaruh bagi meningkatnya kesadaran
jenis satwa seperti beberapa jenis burung, ular, masyarakat internasional terhadap flora dan
buaya bahkan satwa besar seperti harimau, fauna dan terbentuknya beberapa perjanjian
badak, maupun satwa di laut seperti penyu dan internasional. Pada tahun 1949, dengan
beberapa jenis ikan seperti tuna hingga dipelopori oleh United Nations Educational,
mamalia paus banyak diburu baik untuk hobi Scientific and Cultural Organization
maupun untuk diperdagangkan. Tentu saja (UNESCO) dan dukungan IUCN diadakan
flora dan fauna jenis-jenis yang menarik untuk pertemuan internasional mengenai pengelolaan
berbagai macam kebutuhan manusia semakin sumberdaya alam dimana perlindungan flora
lama semakin sedikit jumlahnya, bahkan ada dan fauna menjadi bagian dalam pertemuan ini.
juga yang sudah punah. Lahirnya Deklarasi Stockhlom 1972 dan
Terhadap jenis flora dan fauna ini, Deklarasi Rio 1992 yang telah
ternyata oleh manusia dinilai sangat mahal memperkenalkan konsep pembangunan
terutama dari segi ekonomi. Nilai jual inilah berkelanjutan (sustainable development) mulai
yang menyebabkan jenis-jenis flora dan fauna mengubah orientasi dari hanya memikirkan
tersebut banyak diburu di alam yang kemudian generasi sekarang menuju generasi mendatang.
diambil atau ditangkap untuk diperjual belikan. Penggunaan pembangunan berkelanjutan demi
Jika jumlah pengambilan atau tangkapan masa depan generasi sekarang maupun
terbatas, barangkali tidak menimbulkan mendatang mulai dipakai dalam berbagai
masalah, namun jika jumlahnya sangat banyak perjanjian internasional. Konsep ini juga
dan tidak terkendali, tentu saja akan mendasari filosofi berbagai perjanjian
mengakibatkan jumlah spesies tersebut internasional selanjutnya dalam kerangka
semakin langka bahkan dapat mencapai perlindungan flora dan fauna di masa
kepunahan. IUCN telah mempublikasikan mendatang.
daftar spesies yang dikategorikan mulai dari Namun permasalahan pokoknya adalah
jarang hingga punah melalui IUCN Red Data tujuan dan motif perlindungan flora dan fauna
List (IUCN 2019). Contohnya tanaman seperti dalam prakteknya hingga saat ini masih
kantung semar seperti jenis nepenthes fusca dipengaruhi oleh pertarungan antara
(Clarke 2018) yang masuk daftar dalam kepentingan konservasi dengan kepentingan
keadaan rentan (vurnerable/V) dan nepenthes komersial. Tentu saja hal ini juga akan
rigidifolia (Clarke 2014) dalam keadaan kritis mempengaruhi perkembangan dari perjanjian
(critical/CR). internasional yang dibentuk dan keberpihakan
Upaya perlindungan terhadap flora dan masyarakat internasional terhadap
fauna sudah dilakukan diantaranya melalui perlindungan flora dan fauna di tingkat global
perjanjian internasional. Bernie dan Boyle maupun regional.
(1992) menyebutkan sudah ada perjanjian Identifikasi permasalahan yang dapat
internasional untuk melindungi mamalia paus dikemukakan dalam penelitian ini adalah: (a)
di tahun 1597 walaupun bersifat bilateral. Apakah perjanjian internasional yang mengatur
Pendekatan perlindungan saat itu adalah untuk perlindungan flora dan fauna masih berfokus
melindungi dan memanfaatkan sumber daya pada komersialisasi? (b) Bagaimana bentuk

6
Identifikasi Perjanjian Andreas Pramudianto

perjanjian internasional yang berperan dalam or more related instruments and whatever
menangani perlindungan flora dan fauna? (c) its particular designation.”
Bagaimana perjanjian internasional yang Menurut Kusumaatmadja (1976), Starke
mampu memberikan perlindungan flora dan (1996), Mauna (2008), Parthiana (2005),
fauna dibentuk dalam tingkat global maupun Suryokusumo (2008), (Agusman 2010),
regional? (Pratomo 2011) dan Pramudianto (2014)
Maksud penelitian ini adalah untuk perjanjian internasional dapat dilihat dalam
memahami dan menganalisis perkembangan berbagai sudut pandang seperti perjanjian
perjanjian internasional terkait dengan internasional ditinjau dari jumlah negara-
perlindungan flora dan fauna. Sedangkan negara yang menjadi pihak atau pesertanya
tujuan dari penelitian ini adalah: (a) terdiri atas (i) Perjanjian internasional bilateral
Mengidentifikasi perjanjian internasional yang dan (ii) Perjanjian internasional multilateral.
berhubungan dengan perlindungan flora dan Sedangkan perjanjian internasional ditinjau
fauna. (b) Mengetahui dan mendeskripsikan dari kaidah hukumnya terdiri atas (i) perjanjian
perjanjian internasional yang berhubungan internasional yang melahirkan kaidah hukum
dengan flora dan fauna. (c) Menganalisis yang khusus, (ii) perjanjian internasional yang
kategori perjanjian internasional yang melahirkan kaidah hukum yang berlaku
berhubungan dengan flora dan fauna terkait terbatas dalam suatu kawasan dan (iii)
dengan perlindungan dan komersialisasi. perjanjian internasional yang melahirkan
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah kaidah hukum yang berlaku umum. Perjanjian
mengkaji perjanjian internasional yang internasional dapat juga ditinjau dari segi
berhubungan dengan perlindungan flora dan kesempatan yang diberikan kepada negara-
fauna baik di tingkat global maupun regional. negara untuk menjadi pihak atau peserta, dapat
Adapun manfaat penelitian adalah: (a) terdiri atas (i) perjanjian internasional khusus,
Memberikan informasi dasar untuk menambah atau perjanjian internasional tertutup dan (ii)
kajian atau studi mengenai perjanjian perjanjian internasional terbuka.
internasional yang berhubungan dengan Perjanjian internasional dapat ditinjau
perlindungan flora dan fauna. (b) Secara ilmiah dari segi bahasanya terdiri atas (i) perjanjian
penelitian ini akan bermanfaat bagi internasional yang dirumuskan dalam satu
pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum bahasa, (ii) perjanjian internasional yang
lingkungan internasional terutama perjanjian dirumuskan dalam dua bahasa atau lebih tetapi
internasional yang berhubungan dengan hanya dirumuskan dalam satu bahasa tertentu
perlindungan flora dan fauna. (c) Bagi saja yang sah serta mengikat para pihak dan
pengambil keputusan, penelitian ini akan (iii) perjanjian internasional yang dirumuskan
bermanfaat untuk menentukan apakah suatu dalam lebih dari dua bahasa atau lebih dan
perjanjian internasional mampu melindungi semuanya merupakan naskah yang sah, otentik,
flora dan fauna baik dari aspek komersial dan mempunyai kekuatan mengikat yang sama.
maupun non-komersial. Perjanjian internasional jika ditinjau dari
segi substansi hukum yang dikandungnya
1.2 Studi Pustaka terdiri atas (i) perjanjian internasional yang
Pasal 2 bagian 1 butir a Vienna seluruh pasalnya merupakan perumusan dari
Convention on the Law of Treaties 1969 atau kaidah-kaidah hukum kebiasaan internasional
Konvensi Wina mengenai Hukum Perjanjian dalam bidang yang bersangkutan, (ii)
tahun 1969 mendefinisikan perjanjian perjanjian internasional yang merupakan
internasional adalah kesepakatan antarnegara perumusan atau yang melahirkan kaidah-
dalam bentuk tertulis yang diatur berdasarkan kaidah hukum internasional yang sama sekali
hukum internasional baik berbentuk instrumen baru, dan (iii) perjanjian internasional yang
tunggal maupun lebih dan apapun bentuk substansinya merupakan perpaduan antara
rancangannya. Dalam teks konvensi tersebut kaidah-kaidah hukum kebiasaan internasional
dinyatakan “”treaty” means an yang baru sama sekali.
international agreement concluded Jika ditinjau dari tahapan pembuatan
between States in written form and perjanjian dapat dibagi menjadi dua, yaitu (i)
pembuatan perjanjian internasional yang
governed by international law, whether
melalui dua tahap dan (ii) pembuatan
embodied in a single instrument or in two perjanjian internasional melalui tiga tahap.

7
EMS 1-1-2020

Untuk perjanjian internasional yang dilakukan internasional pada waktu KTT Bumi
melalui 2 (dua) tahap terbagi dalam (i) tahap 1992 di Rio De Janeiro, Brasil.
perundingan (negotiation) dan (ii) tahap (c) Konvensi (Convention). Konvensi
penandatanganan (signature). Tahap terakhir banyak digunakan dalam perjanjian
dalam pembentukan perjanjian melalui dua internasional untuk perlindungan flora
tahap ini mempunyai makna sebagai dan fauna. Bentuk ini sangat populer dan
pengikatan diri dari para pihak terhadap naskah banyak mengatur hal-hal yang penting
perjanjian yang telah disepakati. Sedangkan dan prinsip. Sebagai contoh adalah
perjanjian internasional melalui 3 (tiga) tahap Convention on International Trade in
terdiri dari (i) tahap perundingan, (ii) tahap Endangered Species of Wild Fauna and
penandatanganan, dan (iii) tahap pengesahan Flora (CITES) yang ditandatangani
(ratification). Agar perjanjian yang telah tahun 1973.
ditandatangani oleh wakil-wakil para pihak (d) Protokol (Protocol). Penggunaan
tersebut mengikat bagi para pihak maka wakil- protokol (protocol) umumnya dipakai
wakil para pihak tersebut harus mengajukan sebagai pelengkap konvensi atau
kepada pemerintah negaranya masing-masing instrumen tambahan yang bersifat
untuk disahkan atau diratifikasi. independen dari suatu konvensi. Sebagai
Selain dari berbagai sudut pandang, contoh adalah Cartagena Protocol on
perjanjian internasional juga dapat dilihat dari Biosafety to the Convention on
berbagai bentuk perjanjian internasional. Biological Diversity tahun 2000.
Bentuk ini bermacam-macam namun dalam (e) Pengaturan (Arrangements). Bentuk ini
kajian ini akan dilihat yang umum disebutkan jarang digunakan dan umumnya
dalam perjanjian internasional terkait mengatur hal-hal yang bersifat khusus.
perlindungan flora dan fauna. Adapun Sebagai contoh adalah Arrangements for
perjanjian internasional tersebut, Parthiana the Regulation of Antartic Pelagic
(2002), Suryokusumo (2008), Agusman Whaling yang ditandatangani pada
(2010), (Pratomo 2011), dan (Pramudianto tanggal 6 Juni tahun 1962.
2014), diantaranya: (f) Persetujuan (Agreement). Merupakan
(a) Traktat (Treaty). Biasanya digunakan bentuk yang biasanya mengatur hal
dalam perjanjian multilateral baik yang tertentu secara khusus. Sebagai contoh
bersifat terbuka atau terbatas. Contoh adalah Agreement on the Conservation
adalah International Treaty on Plant of Polar Bears yang ditandatangani pada
Genetic Resources for Food and tanggal 15 November tahun 1973 di kota
Agriculture tahun 2001. Oslo.
(b) Piagam (Charter). Piagam atau charter (g) Tindakan (Act). Beberapa perjanjian
biasanya diberikan kepada perjanjian internasional memakai istilah ini yang
internasional yang membentuk suatu umumnya bersifat sangat teknis dan
organisasi internasional ataupun lembaga dapat merupakan pendirian suatu
tertentu. Sebagai contoh adalah Piagam kelembagaan. Contohnya adalah Act of
Pembentukan International Union for Foundation of a Consultative Committee
Conservation of Nature (IUCN). Akan for the International Protection of
tetapi hal ini tidak bisa konsisten karena Nature yang ditandatangani pada tanggal
dapat merupakan bentuk soft law yang 19 November tahun 1913 di kota Bern,
non legally binding dan bukan sebagai Swiss.
hard law yang bersifat mengikat secara (h) Memorandum of Understanding (MOU).
hukum (legally binding). Sebagai contoh Karena perkembangannya kini
adalah Piagam Dunia untuk Alam atau kedudukan MOU dapat dianggap setara
World Charter for Nature yang dengan setiap perjanjian internasional
kemudian diperkuat menjadi Resolusi pada umumnya karena adanya hak dan
Majelis Umum PBB Nomor kewajiban yang melekat kepada para
A/RES/37/7. Contoh lainnya adalah pihak penandatangan (UNEP 2007).
Piagam Bumi 1992 (Earth Charter Contoh MOU diantaranya adalah MOU
1992) yang disepakati oleh beberapa on the Conservation and Management of
negara, NGO dan organisasi Marine Turtles and Their Habitats of the
Indian Ocean and South East Asia yang

8
Identifikasi Perjanjian Andreas Pramudianto

ditandatangani di Manila, 23 Juni tahun mempublikasikan informasi mengenai mamalia


2001. Contoh lainnya adalah MOU on paus dan stok jenis mamalia paus.
ASEAN Sea Turtles Conservation and Setelah berakhirnya sengketa mengenai
Protection yang ditandatangani di masalah jurisdiksi perairan dan perburuan
Bangkok, 12 September tahun 1997. anjing laut di perarian Behring yang dikenal
Masih ada beberapa bentuk lainnya dengan Behring Sea Fur Seals Arbitration
diantaranya Exchange of Notes (EON), Modus 1898 (USA v. Britain (Canada) v. Russia),
Vivendi, Letter of Intent (LOI), Joint Protocol Amerika Serikat dan Inggris menandatangani
(JP), Framework Convention (FC), Agreed perjanjian bilateral tahun 1911 di kota
Minutes, Summary Record, Interim Washington yang dikenal dengan nama Treaty
Convention, Agreement Supplementary, Letter Between Great Britain and the USA for the
of Understanding (LOU), Memorandum of Preservation and Protection of Fur Seals.
Agreement (MOA), Outline Convention, Lima bulan kemudian Jepang dan Rusia
Mutual Agreement, Statute (MAS) dan bergabung untuk memperkuat perjanjian
Additional Protocol, yang kebanyakan tersebut yang telah direkomendasi oleh
merupakan kombinasi dari bentuk yang ada. keputusan pengadilan arbitrasi dalam Behring
Mamalia Paus menjadi komoditi Sea Fur Seals. Perjanjian ini dikenal dengan
perekonomian yang sangat menguntungkan nama Convention for the Preservation and
sejak zaman dahulu. Orang-orang Basque telah Protection of Fur Seals in the North Pasific
memperdagangkan ikan paus di Teluk Biscay yang ditandatangani pada tanggal 7 Juli 1911.
(Bay of Biscay) sejak abad ke 11 yang terhenti Upaya perlindungan flora dan fauna
di abad 16 karena persaingannya dengan orang tidak terlepas dari gerakan konservasi seperti di
Inggris dan Belanda (Sands 1993). Populasi Inggris tahun 1824 didirikan Society for the
mamalia paus semakin hari semakin menipis Protection of Animals yang kemudian diikuti
akibat penangkapan besar-besaran yang mulai berbagai organisasi lainnya seperti Commons,
terjadi sejak modernisasi di bidang industri Open Spaces and Footpaths Preservation
perikanan. Mulai dari kapal penangkap Sociaty tahun 1865, The East Riding
kemudian diolah hingga sampai pada Association for the Protection of Sea Birds
produksinya dilakukan dengan teknologi yang tahun 1867, yang kemudian mendorong
efektif dan cepat. Tentu saja secara komersil melahirkan berbagai peraturan di Inggris
sangat menguntungkan karena daging, kulit seperti Peraturan mengenai burung laut (1869),
hingga tulang ikan paus sangat laku diperjual- peraturan mengenai burung liar (1872). Karena
belikan. Hukum internasional berupaya untuk Inggris memiliki koloni yang luas, maka
melindungi dan membatasi penangkapan pengaruh gerakan lingkungan hidup ini mulai
mamalia paus dilakukan sejak tahun 1931 dirasakan dan berkembang di Australia, Afrika
ketika 46 negara menandatangani Convention Selatan, India hingga Amerika Serikat. Pada
for the Regulation of Whaling yang berlaku saat itu perburuan terhadap berbagai jenis flora
penuh pada tanggal 14 Januari 1936. Menurut dan fauna masih berlangsung khususnya di
Steiner (1988) penangkapan dan pembunuhan belahan Afrika. Maka atas inisiatif Perdana
terhadap mamalia paus ini tidak terhenti Menteri Inggris pada waktu itu yaitu Lord
bahkan sampai tahun 1938 sekitar 55.000 paus Salisbury serta usulan pemerintah Jerman
dari berbagai jenis di Antartika telah dibunuh. untuk mengontrol ekspor gading di Afrika
Bahkan konvensi ini mengalami kegagalan maka pada tahun 1900 di kota London, Inggris
karena tidak memiliki suatu badan yang ditandatangani Convention for the Preservation
mampu mencegah penangkapan secara besar- of Animals, Birds and Fish in Africa oleh
besaran. Untuk memperbaiki konvensi ini Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Portugal dan
maka atas inisiatif Amerika Serikat Belgia (Kongo) (McCormick 1989).
ditandatangani International Convention for Pemahaman common property atau milik
the Regulation of Whaling di kota Washington umum seperti yang ditegaskan dalam Behring
pada tanggal 2 Desember 1946. Berdasarkan Sea Fur Seals Arbitration 1895 (USA v. Great
Pasal 3 Konvensi ini dibentuk International Britain) yang diputuskan oleh pengadilan
Whaling Commission (IWC) yang dalam pasal arbitrasi dan Icelandic Fisheries Cases (UK v.
4 menugaskan komisi ini untuk mendorong Iceland v. Germany) 1974 yang diputuskan
penelitian dan penyelidikan, mengumpulkan oleh Mahkamah Internasional menegaskan
dan menganalisis informasi statistik dan

9
EMS 1-1-2020

kedudukan flora dan fauna juga harus keterlibatannya dalam perlindungan flora dan
dilindungi sebagai milik umum. fauna. Sedangkan badan-badan internasional
Pada tanggal 19 Maret 1902, Treaty for yang harus melaksanakan rekomendasi ini
the Protection of Birds Useful to Agriculture antara lain Sekretariat Jenderal bekerjasama
ditandatangani oleh 14 negara Eropa yang dengan Badan-badan PBB seperti Food
tujuannya untuk melindungi jenis-jenis burung Agricultural Organization (FAO), UNESCO,
yang berguna bagi pertanian. Dalam appendix Komisi Paus Internasional (International
konvensi ini terdapat daftar jenis burung yang Whaling Commission), Man and Biosfire,
berguna dan yang mengganggu bagi pertanian. Program Biologi Internasional, serta pusat-
Namun konvensi ini masih memperbolehkan pusat dan laboratorium seperti Pusat
jenis-jenis burung tersebut untuk diburu dalam Pembibitan Tumbuhan Hutan Denmark.
bulan-bulan tertentu. Di kota Washington, pada tanggal 3
Pada tanggal 5-16 Juni 1972 Maret 1973 ditandatangani suatu perjanjian
diselenggarakan untuk pertama kalinya suatu internasional yang penting dalam
konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa di mengendalikan perdagangan tanaman dan
bidang lingkungan hidup. Konferensi ini satwa langka yaitu Convention on International
dikenal dengan nama Konferensi PBB Trade in Endangered Species of Wild Fauna
mengenai Lingkungan Hidup Manusia (United and Flora (CITES) oleh 27 negara. Konvensi
Nations Conference on Human Environment). ini bertujuan untuk melindungi spesies langka
Konferensi Stockhlom ini telah mengangkat dari eksploitasi yang berlebihan melalui sistem
masalah lingkungan hidup yang pada mulanya izin ekspor dan impor. Pada tanggal 15
hanya dibicarakan di kalangan akademis kini November 1973 di kota Oslo beberapa negara
menjadi persoalan politik di mana konsep seperti Kanada, Denmark, Norwegia, Amerika
lingkungan hidup akan menjadi bagian dari Serikat dan Uni Soviet menandatangani
pembangunan nasional. Selain itu dari hasil Agreement on Conservation of Polar Bears.
Stockhlom ini, ada beberapa hal yang mengatur Persetujuan ini terdiri atas 10 pasal dan
upaya perlindungan hewan. Deklarasi berupaya untuk melindungi beruang kutub
Stockhlom yang merupakan bentuk soft law sebagai sumber penting di wilayah Artik
dalam beberapa prinsipnya mengatur upaya melalui tindakan konservasi dan pengelolaan.
perlindungan hewan. Prinsip 2 Deklarasi Namun pada umumnya perjanjian
Stockholm 1972 ingin menegaskan bahwa internasional yang berupaya melindungi flora
pentingnya konservasi alam termasuk dan fauna pada saat sebelum terbentuknya
perlindungan terhadap hewan, menjadi bagian World Commission on Environment and
yang tidak terpisahkan dari kebijakan Development (WCED) masih berparadigma
pembangunan nasional suatu negara. Nilai-nilai yang cenderung komersil. Misalnya saja CITES
ekonomis yang ada pada alam dalam 1973 dibentuk tidak untuk melindungi flora
pengelolaannya tidak hanya untuk kepentingan dan fauna langka secara murni konservasi akan
pada saat sekarang ini saja tapi juga harus tetapi masih mempertimbangkan kondisi
memperhatikan kepentingan generasi perdagangan flora dan fauna di tingkat
mendatang. Karena itu prinsip ini secara tidak internasional dengan mendasarkan pada daftar
langsung telah memperkenalkan konsep spesies yang berupa appendix dan adanya
penggunaan secara berkelanjutan (sustainable sistem kuota.
use). Terbentuknya WCED yang telah
Prinsip 4 Deklarasi ini menuntut adanya mengubah paradigma dalam konsep
tanggungjawab setiap orang untuk pembangunan yang saat itu hanya mengejar
menyelamatkan hewan dan habitatnya. Prinsip pertumbuhan menjadi pembangunan
ini juga menjadi pedoman bagi pengelolaan berkelanjutan (sustainable development).
dan pemanfaatan hewan yang berhubungan Pembangunan berkelanjutan lebih
dengan adanya perkembangan bioteknologi. mementingkan pembangunan tidak hanya
Konferensi ini juga memberikan berbagai peduli pada generasi sekarang tetapi juga
Rekomendasi berkaitan dengan upaya generasi mendatang. Maka pada KTT Bumi
perlindungan flora dan fauna dimana tahun 1992 melalui Deklarasi Rio 1992 dan
disebutkan Rekomendasi 29 hingga United Nations Convention on Biological
rekomendasi 50 harus dilaksanakan oleh Diversity 1992 atau Konvensi PBB mengenai
negara-negara penandatangan sebagai upaya Pembangunan Berkelanjutan telah menegaskan

10
Identifikasi Perjanjian Andreas Pramudianto

kembali prinsip-prinsip pembangunan Agreement 2006, Agreement on the


berkelanjutan. Sehingga perjanjian Conservation of Gorillas and their Habitats
internasional yang dibentuk setelah era Rio (Gorilla Agreement) 2007, Amendment of
1992 lebih menekankan pentingnya prinsip Annexes 2 and 3 and Table 1 to the Agreement
pembangunan berkelanjutan. on the Conservation of African-Eurasian
Beberapa perjanjian internasional yang Migratory Waterbirds 2008, Agreement on
lahir sesudah KTT Bumi 1992 hingga saat ini Port State Measures to Prevent, Deter and
dalam berbagai bentuk diantaranya: Eliminate Illegal, Unreported and Unregulated
Amendments to the Convention on the Fishing 2009, Nagoya-Kuala Lumpur
Conservation of European Wildlife and Supplementary Protocol on Liability and
Natural Habitats 1995, Amendments to the Redress to the Cartagena Protocol on
Schedule to the International Convention for Biosafety 2010, Nagoya Protocol on Access to
the Regulation of Whaling, Dublin, 1995, Genetic Resources and the Fair and Equitable
Protocol Concerning Specially Protected Areas Sharing of the Benefits Arising from their
and Biological Diversity in the Mediterranean Utilization to the Convention on Biological
1995, Agreement on the Conservation of Diversity 2010, Convention on the
African-Eurasian Migratory Waterbirds, 1995, Conservation and Management of High Seas
Amendments to Appendices II and III of the Fisheries Resources in the North Pacific Ocean
Convention on the Conservation of European 2012, Amendment to Annex 1 of the Agreement
Wildlife and Natural Habitats 1996, Agreement on the Conservation of Albatrosses and Petrels
on the Conservation of Cetaceans of the Black 2012, Agreement on the Establishment of the
Sea, Mediterranean Sea and Contiguous Coordinating Council on Plant Quarantine
Atlantic Area 1996, Inter-American States 2012, Amendments to the Schedule of the
Convention for the Protection and International Convention for the Regulation of
Conservation of Sea Turtles 1996, Amendments Whaling 2014 dan Amendment to Annex 1of the
to Appendices I and II of The Convention on Agreement on the Conservation of Albatrosses
the Conservation of European Wildlife and and Petrels tahun 2014.
Natural Habitats 1996, Additions to Appendix I Perjanjian-perjanjian internasional
and Appendix II of the Convention on the tersebut diatas berupaya untuk melindungi,
Conservation of Migratory Species of Wild melestarikan, membatasi hingga melarang
Animals adopted by the Fifth Conference of the pemanfaatan sumber daya alam seperti flora
Parties, 1997 Amendments to the International dan fauna baik di darat, laut maupun udara agar
Plant Protection Convention 1997, Cartagena tetap lestari. Selain itu perjanjian-perjanjian
Protocol on Biosafety to the convention on internasional tersebut pada umumnya telah
biological diversity 2000, Second Amendment menekankan paradigma baru yaitu memasukan
to the Agreement on the Conservation of Bats konsep pembangunan berkelanjutan dengan
in Europe 2000, Convention on the harapan sumber daya alam berupa flora dan
Conservation and Management of Highly fauna yang dimanfaatkan generasi sekarang
Migratory Fish Stocks in The Western and tetap dapat juga dimanfaatkan dan dilestarikan
Central Pacific Ocean 2000, Amendments to bagi generasi mendatang.
the Agreement for the Establishment of a
Commission for Controlling the Desert Locust
2 METODE PENELITIAN
in Southwest Asia 2000, Convention on the
Conservation and Management of Fishery Metode yang digunakan dalam studi ini
Resources in the South-East Atlantic Ocean adalah penelitian deskriptif analitis dengan
2001, Agreement on the Conservation of pendekatan historical normative documents.
Albatrosses and Petrels 2001, International Penelitian deskriptif diharapkan dapat
Treaty on Plant Genetic Resources for Food menggambarkan kondisi perjanjian
and Agriculture 2001, Treaty on the internasional terkait perlindungan flora dan
Conservation and Sustainable Development of fauna. Selain itu juga digambarkan bagaimana
the Forest Ecosystems of Central Africa 2005, peran perjanjian internasional tersebut dalam
Agreement on the Establishment of the ASEAN kerangka perlindungan flora dan fauna.
Centre for Biodiversity (ACB) 2005, Pendekatan melalui analisis dokumen
International Tropical Timber Agreement perjanjian internasional yang bersifat normatif
2006, Southern Indian Ocean Fisheries yang mengatur ketentuan yang berhubungan

11
EMS 1-1-2020

dengan perlindungan flora dan fauna yang Tabel 1. Gambaran Kategorisasi Beberapa
diantaranya dengan menginventarisasikan, Perjanjian Internasional Terkait Perlindungan
mengidentitifikasi, menyusun keterkaitan dan Flora Dan Fauna yang Bersifat Hard Law
menganalisis serta diharapkan dapat Maupun Soft Law
menghasilkan studi yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Data diambil dari berbagai perjanjian
internasional terkait dengan perlindungan flora
dan fauna yang kemudian dipilih sesuai dengan
tujuan penelitian. Berbagai perjanjian
internasional tersebut kemudian diidentifikasi
dan dipilih ketentuan berdasarkan pada tujuan
penelitian yaitu ketentuan yang terkait dengan
perlindungan flora dan fauna.
Dari data yang diperoleh baik data
hukum primer yang berupa daftar perjanjian
internasional dan data hukum sekunder berupa
dokumen lainnya yang mendukung penjelasan
mengenai data hukum primer, maka dapat
dianalisis melalui kajian normatif. Dari hasil
analisis ini maka dapat ditarik suatu
kesimpulan dari hasil penelitian.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Gambaran Umum
Seperti telah dijelaskan diatas telah
banyak perjanjian internasional yang
berkembang di bidang perlindungan flora dan
fauna. Umumnya perjanjian internasional
tersebut dapat digambarkan pada tabel 1 di
bawah ini.
Peneliti mencatat, dalam kurun waktu
1876 hingga 2006 lima perjanjian internasional
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
yang terkait dengan perlindungan flora dan
fauna berbentuk hard law. Treaty concerning
Dari berbagai bentuk perjanjian
the Jan Mayen Seal Fishery tercatat sebagai
internasional yang berhubungan dengan flora
perjanjian internasional yang cukup tua yang
dan fauna tersebut, tetap berpegang pada
ditandatangani pada tahun 1876. Sedangkan
ketentuan yang diatur dalam Vienna
perjanjian internasional yang berbentuk soft
Convention on the Law of Treaties 1969 di
law, penelitian menunjukkan adanya empat
mana konvensi ini membebaskan para pihak
perjanjian internasional yang terkait dengan
untuk membentuk dan mengatur ketentuan
perlindungan flora dan fauna dalam kurun
yang sesuai dengan kesepakatan para pihak.
waktu 1978-1982 terdapat. Dengan demikian
dari sembilan perjanjian internasional yang
terkait dengan flora dan fauna dalam kurun 3.2 Perjanjian Internasional Global
waktu 1876 hingga 2006 ada yang berbentuk yang Berhubungan dengan
soft law maupun hard law. Perlindungan Flora dan Fauna
Ada beberapa perjanjian internasional
yang berhubungan dengan flora dan fauna yang
secara global telah disepakati. Perjanjian
internasional yang termasuk kategori tersebut
dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini.
Peneliti mencatat 17 (tujuh belas)
perjanjian internasional yang berhubungan

12
Identifikasi Perjanjian Andreas Pramudianto

dengan perlindungan flora dan fauna yang 3.3 Perjanjian Internasional Regional
disepakati dalam kurun waktu 1946 hingga yang Berhubungan dengan
2012 bersifat global. Perlindungan Flora dan Fauna
Tabel 2. Beberapa Perjanjian Internasional Ada beberapa perjanjian internasional
yang Berhubungan dengan Perlindungan Flora yang berhubungan dengan flora dan fauna yang
dan Fauna yang Disepakati di Tingkat Global secara regional telah disepakati. Perjanjian
internasional tersebut dapat dilihat dalam tabel
3 berikut ini.
Peneliti mencatat tujuh belas (17)
perjanjian internasional yang berhubungan
dengan perlindungan flora dan fauna yang
disepakati di tingkat regional dalam kurun
waktu 1950-2003.

Tabel 3. Beberapa Perjanjian Internasional


yang berhubungan dengan Perlindungan Flora
dan Fauna yang Disepakati di Tingkat Regional

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Keragaman perjanjian internasional yang


disepakati oleh para pihak dimana upaya
perlindungan flora seperti jenis tanaman, bunga
maupun sumberdaya genetik tanaman lainnya
serta fauna seperti fauna yang hidup di darat,
lautan dan yang terbang di udara dimaksudkan
agar flora dan fauna tersebut tetap lestari.
Namun demikian perkembangan penting dalam
perlindungan flora dan fauna adalah
kesepakatan yang dicapai dalam KTT Rio 1992
yaitu Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Sumber: Hasil Penelitian (2016)
mengenai Keanekaragaman Hayati (United
Nations Convention on Biological Diversity) Keberadaan perjanjian internasional
tahun 1992. Konvensi ini menjadi kesepakatan mengenai perlindungan flora dan fauna di
penting karena mengatur secara komprehensif tingkat regional menjadi sangat penting
baik keanekaragaman gen, ekosistem maupun dikarenakan ada spesies tertentu yang hanya
spesies. ditemukan di regional tersebut tetapi tidak
ditemukan di regional lainnya. Selain itu
keberadaan perjanjian internasional regional
tersebut akan meningkatkan juga jumlah
spesies yang harus dilindungi oleh negara-
negara di tingkat regional.

13
EMS 1-1-2020

3.4 Perjanjian Internasional yang perdagangan flora dan fauna juga terus
Berhubungan dengan dilakukan baik di tingkat global maupun
Perlindungan Flora dan Fauna regional.
Terkait dengan Sistem
Perdagangan Internasional dan 3.5 Perjanjian Internasional yang
Regional Berhubungan dengan
Perlindungan Flora dan Fauna
Ada beberapa perjanjian internasional Terkait dengan Konservasi
yang berhubungan dengan flora dan fauna yang
terkait dengan system perdagangan Ada beberapa perjanjian internasional
internasional. Perjanjian internasional tersebut yang berhubungan dengan flora dan fauna yang
dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini. berupaya untuk dilakukan perlindungan dan
Peneliti mencatat tujuh belas (17) pelestarian. Perjanjian internasional tersebut
perjanjian internasional yang berhubungan dapat dilihat dalam tabel 5 di bawah ini.
dengan perlindungan flora dan fauna yang Peneliti mencatat setidaknya terdapat
terkait dengan sistem perdagangan dua puluh tiga (23) perjanjian internasional
internasional dan regional. yang berhubungan dengan perlindungan flora
dan fauna yang terkait dengan upaya
Tabel 4. Beberapa Perjanjian Internasional konservasi dalam kurun waktu 1931-2012).
yang berhubungan dengan Perlindungan Flora
dan Fauna yang Terkait dengan Sistem Tabel 5 Beberapa Perjanjian Internasional
Perdagangan Internasional dan Regional yang berhubungan dengan Perlindungan Flora
dan Fauna yang Terkait dengan Upaya
Konservasi

Sumber: Hasil penelitian (2016)

Sistem perdagangan internasional


maupun regional saat ini telah berkembang
dengan sistem yang lebih transparan.
Perdagangan flora dan fauna langka tanpa
memiliki izin dan bersifat illegal masih sering
terjadi. Berbagai upaya pembatasan atas

14
Identifikasi Perjanjian Andreas Pramudianto

lanjut penelitian ini terutama penelitian di


bidang flora dan fauna.

DAFTAR PUSTAKA

Agusman, Damos Dumoli. 2010. Hukum


Perjanjian Internasional Kajian Teori
Dan Praktek Di Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Andersen, Steiner. 1988. “Science and Politics
in the International Management of
Whales”. Marine Policy 99,101.
Bernie, Patricia W & Alan E Boyle. 1992.
International Law and the Environment.
Oxford University Press; London.
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Clarke, C.M. 2014. Nepenthes rigidifolia. The
IUCN Red List of Threatened Species
Perlindungan flora dan fauna menjadi
2014: e.T49002226A49009927. Diakses
penting saat ini, apalagi untuk jenis tertentu
06 Januari 2020.
menjadi semakin kritis karena diburu dan
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.201
diperdagangkan secara illegal. Diperlukan
4-1.RLTS.T49002226A49009927.en.
tindakan tegas melalui perangkat hukum
Clarke, C.M. 2018. Nepenthes fusca (errata
internasional dan sebagai dasar hukumnya
version published in 2019). The IUCN
salah satunya adalah melalui ketentuan-
Red List of Threatened Species 2018:
ketentuan dalam perjanjian internasional.
e.T40109A143967109. Diakses 06
Namun perjanjian internasional yang berfokus
Januari 2020.
pada perlindungan flora dan fauna sangat
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.201
sedikit dan lebih banyak yang bersifat
8-1.RLTS.T40109A143967109.en.
komersil.
De Klemm, Cyrille. 1993. Biological Diversity
Conservation and the Law: Legal
4 PENUTUP Mechanism for Conserving Species and
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini Ecosystem. IUCN Environmental Law
adalah sebagai berikut: (a) sudah banyak and Policy Law Paper No. 29, IUCN;
perjanjian internasional yang mengatur Glen.
perlindungan flora dan fauna. (b) perjanjian IUCN. 2019. The IUCN Red List of
interasional yang mengatur perlindungan flora Threatened Species. Version 2019-3.
dan fauna ada yang bersifat komersil ada pula Diakses 10 December 2019.
yang non komersil. (c) Perjanjian internasional http://www.iucnredlist.org.
yang disepakati ternyata memiliki berbagai Kiss, Alexander C. 1976. Survey of Current
bentuk maupun sifat mengikatnya. Developments in International
Adapun rekomendasi dalam penelitian Environmental Law. FUST-IUCN;
ini adalah sebagai berikut: (a) perlu dilakukan Gland.
studi yang lebih mendalam terutama Kusumaatmadja, Mochtar. 1976. Pengantar
menyangkut ketentuan-ketentuan yang ada Hukum Internasional. Binacipta;
dalam perjanjian internasional terkait Bandung.
perlindungan flora dan fauna. (b) perlu Mauna, Boer. 2008. Hukum Internasional:
dilakukan kajian yang lebih operasional dengan Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam
melihat kenyataan-kenyataan terutama Era Dinamika Global. Alumni;
implementasi di tingkat nasional khususnya Bandung.
Indonesia. (c) kajian ini akan memberikan McCormick, John. 1989. The Global
informasi bagi pihak-pihak yang Environment Movement. Belhaven Press;
berkepentingan untuk mengembangkan lebih London.

15
EMS 1-1-2020

Parthiana, I Wayan. 2002. Hukum Perjanjian


Internasional Bagian 1. Mandar Maju;
Bandung.
Pramudianto, Andreas. 2004. “Perlindungan
Satwa: Studi Awal Perjanjian
Internasional.”
https://www.researchgate.net/publication
/233986877_Perlindungan_Satwa_Studi
_Awal_Perjanjian_Internasional
Pramudianto, Andreas. 2014. Hukum
Perjanjian Lingkungan Internasional.
Setara Press; Malang.
Pratomo, Eddy. 2011. Hukum Perjanjian
Internasional Pengertian, Status Hukum
Dan Ratifikasi (Praktik Indonesia Dan
Beberapa Negara Lain). Bandung: PT
Alumni.
Pratomo, Edy. 2011. Hukum Perjanjian
Internasional: Pengertian, Status Hukum
dan Ratifikasi. Alumni; Bandung.
Sands, Phillipe. 1993. Greening International
Law, Earthscan Publication Ltd; London.
Starke, JG. 2010. Pengantar Hukum
Internasional Jilid II. Edisi ke 10.
Penerbit Sinar Grafika; Jakarta.
Suryokusumo, Sumaryo. 2008. Hukum
Perjanjian Internasional. Tatanusa;
Jakarta.
UNEP. 2007. Multilateral Environmental
Agreement Negotiator’s Handbook.
Nairobi: UNEP.
United Nations. 1973. “Report of the United
Nations Conference on the Human
Environment, Stockholm, 5-16 June
1972.” A/CONF.48/14/Rev.1. United
Nations.
———. 1992. The Rio Declaration on
Environment and Development.
A/CONF.151/26 (Vol. I).
World Commission on Environment and
Development. 1987. Our Common
Future. Oxford; New York: Oxford
University Press.

16

Anda mungkin juga menyukai