Anda di halaman 1dari 1

APLIKASI METODE FIKSASI PERFUSI DAN MODIFIKASI METODE EMERSI

TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS


Fitriani dan Husmimi

Sumber Dana: PNBP

PENDAHULUAN HASIL CAPAIAN


PENDAHULUAN
FIKSASI mempunyai kemampuan:
- mengubah Indeks bias bagian-bagian sel, sehingga mudah
- FORMALIN dilihat di bawah mikroskop.
- jaringan mudah menyerap zat warna
Bahan fiksatif

- NBF
- BOUIN - mempertahankan bentuk dan struktur sel atau jaringan
- PARAFORMALDEHYDE (Suntoro, 1983; Thavarajah, et al., 2012).
- DLL Masing2 mempunyai kelebihan dan kekurangan sesuai
dengan fungsinya dalam mengikat larutan dan kegunaan
khusus dari larutan tersebut.
Waktu
perendaman
PENELITIAN – KESEHATAN HEWAN

perbedaan waktu perendaman dan bahan fiksatif dapat


memberikan gambaran hasil yang berbeda serta memberi
pengaruh yang signifikan sehingga sangat menentukan hasil
akhir pada pengamatan mikroskopis.

pengamatan dari preparat histologi testis hasil kurang


maksimal
Penelitian di FKH Unsyiah 1. gambaran stuktur tubulus seminiferus yang tidak kompak
2. dinding tubulus seminiferus yang mengkerut
3. sel-sel spermatogenik yang saling terpisah di dalam
tubulus tersebut.
 Secara umum, penggunaan emersi fiksatif formalin selama 15x24 jam
• Struktur histologi jaringan testis yang tidak memperlihatkan gambaran mikroskopis testis dan epidimis yang jelas, namun masih
sama dengan struktur aslinya tersebut terlihat beberapa kecacatan. Sedangkan pada penggunaan fiksasi emersi (NBF)
diduga berhubungan dengan proses fiksasi terlihat struktur tubulus longgar dengan penampakan struktur sel yang lebih jelas.
jaringan testis dan jenis bahan fiksatif yang
digunakan. Fiksatif NBF pada Testis/Epi Fiksatif Formalin pada Testis/Epi
Parameter
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Gambaran umum S S S S S S S S S S S S
BAHAN DAN METODE Data gambaran
HISTOTEKNIK Struktur umum T T T T T T T T T T T T histologi testis dan
epididimis dengan
• Pengambilan sampel- - - maserasi - - - Fiksasi f &nbf @15hari- - - kontrol Ruang Antar Sel P P L P P P L/P L L L L P fiksasi Formalin
Diperhatikan 10% dan NBF
STOPING
Pengerutan Sel KT KT KT T KT KT T T T/KT T T T 10% dengan durasi
apakah ada
POINT 15x 24 jam
kekeruhan dan Autolisis sel Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg Tsg
lar.berkurang
Membran tub. U U U U U U U U Udh Udh U Udh
• Pembuatan jaringan testis dan epididimis

Analisis danFoto sampel  Adanya perbedaan gambaran mikroskopis pada penggunaan emersi fiksatif formalin dengan
testis dan epididmis nbf (neutral buffered formaline)
dengan pembesaran 10x  secara umum memperlihatkan gambaran histologi yang sesuai dengan teori yang
dan 40x memperlihatkan histologi tubulus semiferus dengan sel spermatogenik, sel sertoli dan sel sel
leydig.
 Ruang antar sel pada fiksatif formalin masih terlihat longgar dibandingkan fiksatif nbf,
1. Gambaran makroskopis begitupun dengan pengerutan sel yang masih terlihat pada fiksatif formalin,
2. Struktur umum  Keadaan membran tubulus utuh pada fiksatif nbf, namun pada fiksatif formain masih terlihat
3. Membran tubulus adanya degenerasi hidropis yang mendesak merman tubulus, sedangakan autolisis sel pada
4. Pengerutan sel kedua fiksatif tidak signifikan.
5. Autolisis sel
Kerusakan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh fiksasi, hal ini seperti yang dikatakan oleh
Jusuf (2009) dan Ahmed (2011) bahwa teknik fiksasi merupakan tahap awal pada proses
histoteknik.
Kesalahan yang dilakukan pada tahap fiksasi tidak akan pernah dapat diperbaiki kembali,
walaupun proses selanjutnya telah dilakukan dengan benar.

DOKUMEN KEGIATAN

KESIMPULAN
 Mikroskopis testis dan epididimis kambing lokal dengan penggunaan metode fiksasi emersi masih dapat dipertanggung jawabkan dan dipercaya memberikan gambaran
mikroskopi yang jelas. Penggunaan fiksatif nbf pada penelitian ini menunjukkan hasil jauh lebih baik dari pada fiksatif formalin.
 Berdasarkan data penelitian, proses fiksasi 15x24 jam dapat memberikan gambaran hasil yang jelas secara histologis, walaupun pada fiksatif formalin masih terlihat pengerutan
pada sel dan membran tubulus.
 Proses dan waktu fiksasi menjadi bagian yang utama yang perlu diperhatikan dalam kegiatan histoteknik. Pemilihan fiksatif dan waktu fiksasi pada metode emersi merupakan
bagian yang penting untuk mikroskopis testis dan epididimis kambing lokal, sehingga standarisasi penggunaannya dapat diaplikasikan dalam histotehnik.

Ahmed, H.G. and A.I.I. Mohammed. 2011. A Comparison study of histochemical staining of various tissue after Carnoy’s versus after formalin fixation. J. Cancer Sci Ther. 3(4): 84-87.
Hess, R.A. (2003). Estrogen in the adult male reproductive tract: a review. Reprod. Biol and Endoc. (1): 52-65
Jusuf, A.A. 2012. Teknik Histologi I. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Suntoro, S.H. 1983. Metode pewarnaan (histologi dan histokimia). Bharata Karya Aksara : Jakarta
Thavarajah, R., V.K. Mudimbaimannar, J. Elizabeth, U.K. Rao and K. Ranganathan, 2012. Chemical and physical basics of routine formaldehyde fixation. J. Oral Maxillofac Pathol.
16(3):400-405.

Anda mungkin juga menyukai