Anda di halaman 1dari 41

Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory

System

FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Panduan Praktikum Anatomi


2023-2024
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

Penuntun Praktikum Anatomi

Special Sensory System


Tim Dosen
Departemen
Anatomi
Fakultas Kedokteran UPN Veteran
Jawa Timur
2023

1| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
KATA PENGANTAR
Perkembangan dunia saat ini di era pandemi akibat Covid19 menuntut para pengajar di fakultas
kedokteran lebih aktif dan beradaptasi dengan pengajaran jarak jauh merambah dunia maya.
Sehingga social distancing tidak menjadi hambatan bagi mahasiswa kedokteran untuk tetap
memperoleh hak mendapatkan dan menguasai ilmu anatomi dalam rangka memenuhi
kompetensi. Puji Syukur ke hadirat Tuhan YME, karena berkat karunia serta izinNya maka Modul
Penuntun Praktikum Anatomi pada Blok Reproductive System (RPS) ini dapat diperbarui dalam
format pdf guna melengkapi proses belajar mahasiswa yang sedang menempuh Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran blok RPS di Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jawa Timur
secara daring maupun luring.
Kami para pengajar di Departemen Anatomi FK UPN berharap dengan adanya Modul Penuntun
Praktikum ini, mahasiswa lebih mengerti dan memahami anatomi sehingga mampu
mengaplikasikan teori dan praktek anatomi dalam melakukan pemeriksaan fisik maupun pada saat
berhadapan dengan berbagai kasus yang akan ditemui dalam kelas tutorial maupun kelak dalam
praktek sehari-harinya baik saat memeriksa langsung maupun saat tidak langsung melalui
telemedicine. Diketahui bahwa Anatomi merupakan salah satu Basic Science di dunia Kedokteran
yang harus dikuasai dan dipahami. Sebagian besar materi dalam modul ini kami rangkum dari
Buku Penuntun Praktikum Anatomi Blok RPS yang telah disusun sebelumnya. Namun kami akan
terus berusaha melakukan revisi sesuai perkembangan situasi dan pembaruan buku-buku
referensi sehingga Modul Penuntun Praktikum ini dapat semakin baik dan mempermudah proses
pembelajaran mahasiswa.
Terimakasih kepada Dekan FK UPN Veteran Jawa Timur beserta jajarannya, seluruh pengajar di
Departemen Anatomi FK UPN Veteran Jawa Timur serta berbagai yang telah banyak membantu
dalam proses penyusunan revisi Modul Penuntun Praktikum ini.
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Anatomi

Dr. Abdillah Budi Ksatria

2| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
ORGANON VISUS
Organon Visus adalah susunan alat-alat yang berhubungan dengan fungsi penglihatan
dan diperinci secara fungsional :

1. Alat-alat penerima rangsangan, alat-alat penghantar impuls, alat-alat sensasi


dan alat-alat persepsi.
2. Media optik
3. Diafragma
4. Alat-alat penggerak
5. Alat-alat pemelihara / nutrisi
Alat-alat pelindung

ALAI-ALAT PENERIMA RANGSANGAN :


Alat penerima rangsangan terdapat pada suatu lapisan bola mata, yaitu lapisan yang
terdalam dan disebut retina.

Retina secara regional dapat dibagi menjadi


3| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
A. Pars Centralia/optical : System
Daerah ini lebih tebal dari daerah-daerah lain, hanya ada satu tempat yang agak tipis,
yaitu pada fovea centralis, yang terletak beberapa mm sebelah temporal discus
opticus. Karena fovea centralis ini tampak sebagai daerah lonjong kekuningan disebut
juga sebagai macula lutea. Batas perifer pars optics ini disebut orra serrata.

Pars optical inilah yang mengandung alat-alat penerima rangsangan (reseptor), yaitu
struktur-struktur yang disebut sebagai koniolus dan radiolus (cone and rod).
Lebih mendekati fovea centralis lebih banyak conioli dan lebih ke perifer lebih banyak
rodioli. Koniolus untuk melihat tajam dalam keadaan terang dan rodiolus untuk
orientasi dalam keadaan gelap. Pads rodioli inilah terikat suatu bahan derivat vitamin
A yang disebut rhodopsin yang penting artinya untuk melihat pada malam hari yang
disebut xerophthalmi yang menahun lama-lama dapat menyebabkan kerusakan
cornea yang lebih memberatkan keadaan penderita.
Retina terdiri dari 10 lapisan yang disinggung disini sepintas lalu sebagai berikut :
• Stratum pigmentosum yang banyak mengandung pigmen dan
merupakan lapisan terluar.
• Lapisan konioli dan rodioli yang merupakan fotoreseptor-fotoreseptor
yang ujung luarnya tertanam dalam lapisan pigmen dan sebelah dalam
difiksir pada membrana limitans externa.
Sel-sel konioli dan rodioli ini membentuk lain.
• Membrana limitans externa merupakan bagian dari jaringan penyangga dalam
retina.
• Stratum moleculare externum dibentuk oleh deretan sel-sel konioli dan rodioli.
- Startum plexiforme externum adalah tempat hubungan synaps neurit
fotoreseptor dengan dendrit sel-sel sebelah dalam.
• Startum moleculare internum yang terutama terdiri dari sel-sel bipolar ditambah
oleh sel-sel horizontal dan sel-sel amacrin.
• Stratum plexiforme internum tempat hubungan synaps neurit-neurit dalam
stratum moleculare internum dengan dendrite-dendrit sel-sel ganglion dalam
retina.
• Stratum ganglion dibentuk oleh neurot-neurot yang besar dan merupakan
lapisan sel-sel paling dalam. Neurit-neurit sel-sel ganglion ini membentuk
• Stratum optikum yang berjalan konvergen ke arah discus opticus yang
kemudian akan membentuk n. opticus.
• Membrana limitans interns bagian dari jaringan penyangga dalam retina,
dan membentuk lapisan paling dalam.

B. Pars perifer/cacca :
Bagian ini lebih tipis dari pars centralis dan hanya terdiri dari 2 lapisan set, yang luar
merupakan terusan stratum pigmentosum berupa lapisan sel-sel kubis dan yang
terdalam terdiri dari sel-sel silindris (columnar).

4| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
Pars perifir dibagi menjadi pars ciliaris yang meliputi permukaan dalam corpus ciliare
dan pars iridica yang meliputi permukaan iris, dan sama sekali tidak mengandung
fotoreseptor. Yang sebenarnya disebut retina adalah yang pars centralis dan terletak
pada dasar bola mata (fundus oculi). Di klinik fundus aculi dapat diperiksa secara
langsung dengan yang di sebut funduskop, dan cars pemeriksaan ini disebut
funduskopi. Melalui ini dapat dibedakan hal-hal yang abnormal yang sudah dengan
sendirinya harus melalui latihan-latihan.

Alat-alat penghantar impuls (konduktor), alat-alat sensasi dan alat-alat persepsi :


Neurit-neurit sel-sel ganglion dalam retina setelah berjalan konvergens menembus
lapisan terluar bulbus aculi, yaitu sclera, lamina cribrosa sclerae, membentuk n. opticus.
Tempat konvergens neurit-neurit sel-sel ganglion berbentuk diccus dan disebut discus
opticus yang bagian luarnya/tepinya menonjol dan bagian dalamnya/tengahnya cekung.
Tonjolan tersebut disebut papilla nervi optici dan cekungannya disebut excavation nervi
optici.
N. opticus kearah belakang bertemu satu sama lain menyilang garis tengah dan
disebut chiasma optics. Pada chiasma ini - serat-serat yang berasal dari bagian temporal
retina tidak menyilang garis tengah, yang berasal bagian nasal retina menyilang
seluruhnya dan dari bagian tengah sebagian menyilang sebagian tidak. setelah chiasma
n. opticus meneruskan diri sebagai tractus opticus yang sebagian besar serat-seratnya
berhenti pada corpus geniculatum laterale, lalu dilanjutkan oleh serat-serat yang berasal
dari corpus geniculatum laterale tadi, yaitu radiation optical, menuju ke cortex calcarina
di lobus accipetalis (area 17).
Jadi jalan impuls mulai dari reseptor sampai kita sadar akan adanya rangsangan adalah
sebagai berikut :
Reseptor (konioli/radioli) – stratum moculare externa (neuron I) – stratum plexiforme
externa --- stratum moculare interns (neuron II) --- stratum plexiforme internal --- stratum
ganglionar (neuron 111) --- stratum opticum --- n. opticum ---chiasma optical --- tracus
opticus --- corpus geniculatum laterale (neuron IV) --- cortex calcarina (neuron V).
Jadi sampai pada neuron ke-V kita sadar akan adanya rangsangan cahaya/sinar yang
menimpa kita. Pada neuron V inilah terjadi persepsi.
Ada serat-serat tracus opticus yang tidak berhenti pada corpus geniculatum laterale, tapi
hanya lewat saja terns menuju ke nucleus pretectalis yang terletak pada daerah peralihan
antara diencephalon dan mesencephalon, dan berhenti disini.
Dari sini impuls diteruskan oleh serat-serat dari nucleus ini, yaitu tractus
pretectooculomotorius menuju ke nucl. Edinger-Westphoal dan berhenti disini.
Dari nucl.E-W keluar serat-serat yang mengikuti n. oculomotorius untuk meneruskan
impuls ke ganglion ciliare yang serat-serat postganglionarnya meneruskan impuls melalui
nn. ciliare brevis menuju otot-otot intrinsic bola mata.
Melalui jalur tadi dapat ditimbulkan refleks cahaya dan refleks akomodasi.

5| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

Mulai dari depan ke belakang media optic terdiri dari


A. Cornea
Cornea ini merupakan lanjutan sclera yang merupakan lapisan terluar bagian bulbus
aculi.
Beda antara cornea dan sclera ialah
Tempatnya : cornea meliputi permukaan anterior bulbus oculi dan sclera permukaan
posterior bulbus oculi.
Diameter : diameter cornea lebih kecil dari sclera.
Sifatnya : cornea transparan dan sclera tidak.
Struktur anatomisnya, yaitu lapisan-lapisannya berlainan.
Struktur cornea :
Terdiri dari beberapa lapisan :
− Stratum epithelium terletak paling luar.
− Lamina elastika anterior suatu lapisan tipis yang banyak mengandung serat-serat elast
Stratum proprium yang sangat tebal dan terdiri dari jaringan ikat yang
mengalami modifikasi
− Lamina elastica posterior yang strukturnya hampir sama dengan anterior.
− Stratum mesenthelium merupakan lapisan terdalam cornea yang berhubungan
camera oculi anterior.

6| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
Cornea tidak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh-pembuluh darah di
daerah tepi cornea (limbus cornea).

Cornea sangat peka terhadap rangsangan oleh karena banyak mengandung serat-
serat saraf cabang n. opthalmicus nn. Ciliares. Serat-serat saraf dalam cornea sifatnya
somatosensorik umum dan tersusun dalam beberapa plexus-plexus sebagai berikut :
− plexus annularis yang terdapat pada limbus cornea yang cabang-cabangnya
masuk ke dalam stratum proprium dan disebelah dalam lapisan epithelmembentuk
− plexus subepithelial yang cabang-cabangnya masuk ke dalam lapisan
epithel membentuk
− plexus intraepithelial.
Persarafan ini penting sekali artinya untuk refleks cornea (cornea reflex) suatu refleks
pelindung bagi bulbus oculi.
Sifat transparan cornea perlu dijaga baik-baik, karena cornea yang sifat transparannya
berkurang akan mengganggu masuknya cahaya kedalam bola mata yang akan
mengganggu menbentukan bayang pada retina. Juga permukaan cornea yang
kurang cocok dpat mengganggu penbentukan bayangan pada retina, sehungga
bayang yang timbul kurang sempurna. Keadaa ini disebut astigmat.
Meskipun sudah ada refleks pelindung perlu kiranya kita jaga jangan sampai cornea
mengalami kerusakan, karena penyembuhan cornea sangat sukar.

B. Humor aqueous :
Ini adalah suatu larutan garam yang encer yang mengisi camera oculi anterior dan
posterior, dibentuk oleh corpus ciliare. Tentang cara pembentukannya masih ada
beberapa yang diajukan oleh para ahli, yaitu sekresi, dialysis dan osmosis, atau
gabungan. Dikatakan bahwa cairan ini reaksinya alkalis.
Sebagaimana terjadi pada liquor cerebrospinalis humor aqueous ini selalu dibentuk.
Jadi supaya tidak terjadi penimbunan harus juga selalu diserap.
Mula-mula humor aqueous dibentuk oleh corpus ciliare, lalu mengisi camera oculi
posterior dan dari sini ada 2 jalan. Sebagian besar humor aqueous mengalir ke camera
oculi anterior melalui suatu celah di tengah-tengan iris, yaitu pupil.
Setelah mengisi camera oculi anterior Sebagian humor aqueous ini diserap melalui
sinus venosus sclerae (canalis Schlemm) masuk ke aliran venous. Sebagian kecil
mengalir ke belakang melalui celah-celah antara zonula Zinnii (ligamentum
suspensorium lentis) menuju ke fossa postlentis Berger yang terdapat antara
permukaan depan vitreum dan permukaan belakang lensa cristallina. Dari sini mengalir
terus ke belakang melalui canalis hyaloideus yang terdapat di tengah-tengah corpus
vitreum dan setelah sampai daerah discus opticus diserap melalui celah-celah lympha
perineural sekitar n. opticus. Jadi humor aqueous ini analog dengan liquor
cerebrospinalis.
Penimbunan humor aqueous menyebabkan peningkatan tekanan intraocular yang
disebut sebagai glaucoma. Glaucoma yang tidak ditangani akan merusak retina dengan
segala akibatnya.
7| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
C. Lensa crystalline :
Ini adalah media optic yang ke- III dari depan dan terdapat dalam camera oculi
posterior. Lensa ini berbentuk seperti cakram tang biconvex dan pada orang
dewasa permukaan posterior lebih cembung dari yang anterior. Dikatakan
kekuatannya 10 dioptri. Disebelah belakang lensa ini terletak dalam suatu cekungan
pada permukaan depan corpus vitreum, yaitu fossa hyaloidea (fossa postlentis berger)
dan di sebelah depan menempel pada tepi iris. Pads bagian perifer (daerah equator
lentis) difiksasi pada processes ciliaris melalui ligamentum suspensorium lentis (zonula
zinni).
Bagian tengah lensa disebut sebagai nucleus dan bagian luarnya agak lunak dan
di sebut sebagai cortex, yang disebelah luarnya diliputi oleh capsula lentis yang di
daerah equator melekat pada lig. Suspensorium.
Lensa ini mempunyai elastisitas tersendiri yang makin tua makin berkurang. Jadi
semakin tua orang makin sulit untuk mengadakan adaptasi visual.
Keadaan refraksi yang normal, artinya lensa dapat mengadakan adaptasi yang baik
sehingga tidak ada keluhan, disebut sebagai emetropia. Keadaan refraksi yang
kurang normal yang harus dikoreksi dengan lensa positif disebut sebagai
hypermetropia, dan yang harus dikoreksi dengan lensa negatif disebut sebagai
myopia. Pada orang tua yang melihat pada jarak jauh baik dan pada jarak dekat
kurang baik disebut presbiopia.
Pada orang tua dan orang yang mengalami gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak atau protein sering mengalami kekeruhan lensa yang disebut sebagai
katarak dengan segala akibatnya.

D. Corpus vitreum :
Ini adalah larutan garam dan protein yang mempunyai konsistensi jelly (kental-
lunak) dan mengisi 80% ruang dalam bulbus oculi. Larutan ini dari luar diliputi oleh
membrane hyaloidea, dan di tengah-tengah ada suatu saluran kecil, yaitu canalis
hyaloideus, yang pada waktu embryo dilalui oleh a. hyaloidea yang berjalan dari
daerah discus opticus menuju ke lensa untuk memeliharanya dalam keadaan
dewasa arteri ini tidak ada lagi.
Sebagian permukaaan corpus vitreum menempel pada retina seakan-akan
menyangga retina dari dalam. Memang salah satu fungsi corpus vitreum adalah
menyangga bola mata dari dalam supaya tidak mudah mengerut (shrinkage).
Disamping itu menurut penelitian para ahli juga membantu metabolisme retina.
Sebagaimana lensa corpus vitreum ini tidak mengandung pembuluh-pembuluh
darah. Dikatakan nutrisi kemungkinan besar diperoleh melalui pembuluh-
pembuluh darah retina dan corpus ciliare.

8| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

DIAPHRAGMA BULBUS OCULI

Diaphragms bulbus oculi dibentuk oleh iris, yang membatasi camera oculi posterior
tehadap camera oculi anterior, dan di tengah-tengahnya ada suatu lubang kecil yang
disebut sebagai pupil. Pada tepi luarnya iris melekat pada suatu peralihan sclera-
cornea (sclero-cornea junction) dan pada daerah ini iris membuat suatu sudut dengan
cornea yang disebut angulus irido-cornealis. Pada sudut ini terletak canalis Schlemm
tempat muara humor aqueous.
Stroma iris merupakan lanjutan dari lapisan choroidea, yaitu lapisan yang banyak
mengandung pembuluh-pembuluh darah, dan epithelnya lanjutan dari lapisan retina.
Oleh karena itu stroma iris juga banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah,
dan pembuluh-pembuluh darah dalam iris adalah cabang-cabang a. ciliaris posterior
longus dan a. ciliaris anterior.
Pembuluh-pembuluh darah dalam iris mempunyai susunan tertentu sebagai berikut :
− Di daerah tepi iris pembuluh darah tersusun melingkar dan disebut sebagai circulus
anteriosus iridis major.
− Di daerah tengah iris pembuluh darah tersusun sebagai circulus anteriosus iridis minor.
− Antara kedua circulus tadi banyak didapat hubungan-hubungan.

9| Pag e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

Dalam iris didapat 2 macam otot yang termasuk otot intrinsik bola mata, yaitu :

M. sphincter pupillae yang berjalan circular dekat tepi bebas iris dan permukaan
belakangnya.

Fungsi otot ini untuk menyempitkan pupil.


- M . dilator pupillae yang terletak pada daerah tepi melekat dan permukaan belakang
iris dan berjalan radial. Fungsi otot ini untuk melebarkan pupil.
Dengan demikian fungsi kedua otot tersebut untuk mengatur besar kecilnya pupil yang
berarti mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk bulbus oculi.
M. sphincter pupillae mendapat persyarafan dari serat-serat parasimpatis yang berupa
serat- serat postganglioner ganglion ciliate yang mengikuti nn. Ciliate breves, dan
m. dilator pupillae mendapat persarafan serat-serat simpatis cabang dari plexus
caroticus internus. Oleh karena iris banyak mengandung pembuluh-pembuluh
darah mudah mengalami peradangan dengan segala akibatnya. Apabila sampai
menahun sering terjadi perubahan-perubahan pada bentuk pupil, yaitu bentuknya
menjadi irregular sehingga menggangu pemasukan cahaya.

10 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

ALAT PENGGERAK BOLA MATA:

Alat-alat penggerak bola mata terdiri dari otot-otot ekstrinsik bola mata
A. M. Rectus Superior :
Origo : pada tulang orbita di depan canalis opticus yang membentuk annulus zinnia.
Insertio : pada lapisan terluar bola mata, sclera, di permukaan atas bola mata.
Persarafan : cabang n. oculomotorius
Fungsi : elevasi, adduksi dan endorotasi bola mata.

B. M. Rectus Mediales :
Origo : sama dengan a.
Insertio : pada permukaan medial sclera. Persarafan : cabang n. oculo motorius.
Fungsi : adduksi

C. M. Rectus Inferior :
Origo : sama dengan a dan b
Insertio : pada permukaan sclera di bawah bola mata Persarafan : cabang n.
oculomotorius.
Fungsi : depresi, adduksi dan eksorotasi bola mata.

D. M. Rectus lateralis :
Origo : sama dengan a, b dan c
Insertio : pada permukaan lateral sclera Persarafan : cabang n. abducens.
Fungsi : abduksi bola mata.

E. Obliquus Superior :
Origo : sama dengan a, b, c dan d
Insertio : permukaan atas sclera di belakang equator bulbi Persarafan : cabang n.
trocchlearis.
Fungsi : depresi, abduksi dan endorotasi bola mata.
11 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
F. Obliquus Inferior :
Origo : pada bagian depan dasar cavum orbitae.
Insertio : permukaan bawah lateral sclera di belakang equator bulbi.
Persarafan : cabang n. oculomotorius.
Fungsi : elevasi, abduksi dan eksorotasi bola mata.
Otot-otot ekstrinsik bola mata semua berkwalitas somato motorik dan otot-otot intrinsic
berkwalitas discern motorik umum.

ALAT-ALAT UNTUK NUTRISI :


Alat-alat untuk ini dibentuk oleh pembuluh-pembuluh darah dan lapisan yang
mengandung pembuluh-pembuluh darah.
Pembuluh-pembuluh darah yang memelihara bola mata adalah cabang-cabang a.
ophthalmica yang masuk cavum orbitae melalui foramen/canalis opticus, bersama-sama
dengan n. opticus.

A. A. Centralis Retinae beberapa mm. di belakang bulbus oculi menembusa n. opticus dan
mencapai retina setelah muncul dari tengah-tengah discus opticus. Dari sini arteri
ini langsung bercabang-cabang untuk memberi makanan pada retina.
B. Aa. ciliare posteriores, baik yang brevis maupun yang longus menembus permukan
permukaan belakang sclera beberapa cm di luar tempat masuk n. opticus.
Setelah menembus sclera berjalan dalam lapisan choroidea.

12 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
− A. ciliaris posterior brevis dalam lapisan dalam lopisan choroidea pecah menjadi
cabang-cabangnya dan memberi makanan pada lapisan choroidea sendiri dan
stratum pigmentosum.
− A. ciliaris posterior longus tidak pecah menjadi cabang-cabangnya yang banyak
tapi baru bercabang-cabang di corpus ciliare dan iris. Namun demikian dalam
pedalanannya memberikan cabang-cabangnya kepada lapisan sclera yang tidak
banyak.

C. A Ciliaris Anterior :
Tidak memenbus sclera di belakang, tapi di daerah sclero-corneal junction, dan
memberikan cabang-cabangnya untuk corpus ciliare, iris conjunctiva.
Lapisan bola mata yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah ialah uvea,
yang terletak tepat di luar retina dan secara topografis dapat dibagi menjadi :
− Yang menempati bagian belakang bola mata disebut choroidea yang batas-
batasnya sesuai dengan retina pars centralis.
- Di depan lapisan choroidea ini melanjutjan diri sebagai stroma corpus ciliare - Dan
di depan lagi stroma corpus ciliare meneruskan diri pada stroma iris.

Lapisan Choroidea :
Telah disebutkan bahwa aa. Ciliares posteriors berjalan dalam lapisan ini dan yang
benar-benar pecah menjadi cabang-cabang akhimya a.ciliaris posterior breves.
Lapisan stroma corpus ciliare :
Stroma corpus ciliare merupakanterusan choroidea dan mengandung cabang-cabang a.
ciliare posterior longus dan a. ciliare anterior. Stroma ini di sebelah dalam dilapisi oleh
lapisan epitil lanjutan retina.
Corpus ciliare membentuk humor aqueous terus-menerus, tapi cars pembentukannya
masih terns menjadi obyek penelitian para ahli, Mungkin sekresi, dialysis, difusi- osmasis
atau gabungan.
Dalam corpus ciliare terdapat 2 otot
− M. Ciliaris Longutidinalis : berorigo pada lig. Pectinatum yang terletak di daerah
sclerocorneal junction dan melekat pada dasar processes ciliaris. Otot ini menarik
corpus ciliare ke posisi dengan diameter yang lebih kecil dengan akibat ligamentum
suspensorium lentis yang melekat pada proccussus ciliaris menjadi kendor. Dengan
demikian akan mengendorkan copsula lentis dan memberi kesempatan pada lensa
untuk mencembung.
− M. Ciliaris Circularis : berjalan melingkar dekat dengan tepi luar iris. Otot ini
mengecilkan/menyempitkan diameter corpus ciliare dengan akibat akan
mengendorkan zonula zinnii yang berarti memberi kesempatan pada lensa untuk
mencembung.
− Teori lain tentang pencembungan lensa sebagai berikut : pada waktu mm. ciliares
kontraksi zonula zinnii mendorong lensa untuk mencembung.
13 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
− mm. ciliares ini mendapat persarafan serat-serat postganglionar dari ganglion
ciliare. Lapisan Stroma iris : (lihat tentang diaphragma).

ALAI-ALAT PELINDUNG :

Alat-alat pelindung bulbus oculi dibentuk oleh


A. Sclera
Ini sebenarnya merupakan lapisan terluar bola mata yang menempati 80%
permukaan luar bola mata. Ini terbentuk oleh jaringan fibrous yang kuat dengan
serat-serat elastic. Sclera dimasukkan sebagai alat pelindung, karena sclera kuat
menahan tekanan intra ocular yang tinggi sehingga tidak pecah.
Lapisan terdalam sclera dibatasi terhadap lapisan terluar choroidea oleh suatu
ruangan sempit yang berisi sdikit cairan,yaitu spatium perichoroidea. Lapisan
terluar dibatasi terhadap penebalan fasciae orbitales oleh epicsclerosa. Penebalan
fosciae orbitales tadi disebut sebagai capsula Tenoni.
capsula Tenoni bersama dengan dengan fasciae musculi rotatorii dan periorbita
disebut sebagai fasciae orbitales. Diantara lapisn-lapisan fasciae orbitales tersebut
terdapat sekatsekat jaringan ikat yang ruangan-ruangan diantaranya terisi oleh
jaringan retro bulbar. Susunan tersebut tersebut merupakan alat untuk memfiksir
bola mata.
Fiksasi bola mata dilakukan secara aktif oleh otot-otot ekstrinsik bola mata dan
secara pasif oleh susunan fasciae orbitales tadi.

B. Palpebra :
Palpebra ini merupakan nenutup, aditus orbitae dan sekaligus merupakan salah
satu alat pelindung bola mata.
Palpebra terdiri dari beberapa lapisan :
Lapisan Curtis (kulit)
kulit di sine sangattipis dan menunjukan lipatan-lipatan transversal.
Lapisan Subcutan / Subcutis.
Dibentuk oleh jaringan ikatr areolar dan sedikit atau lebih boleh dikata tidak
mengandung lemak.
Dalam keadaan sakit mudah timbul pembengkakkan (edema).
Lapisan Otot Bergaris :
Dibentuk oleh m. orbicularis oculi yang dapat dibagi menjadi pars orbitalis dan
pars palpebralis. Pars orbitalis pada tulang dan palpebra yang lain hanya
terdapat pada palpebra dan di sebelah medial melekat pada tulang/ligamentum
palpebrale mediale. Di bagian medial pars palpebrale pecah menjadi 2 yang
superficial melekat pada leg. Palpebrale mediale dan yang profundus pada
crista lacrimalis posterior/ Aa yang menyebut pars lacrimalis.
Fungsi m. orbicularis oculi ini untuk menutup fissura palpebralis dan yang
membuka adalah m. levator palpebrale dan m. tarsalis.

14 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
Lapisan submuscular terdiri dari jaringan ikat tipis dan arch cranial berhubungan
dengan lapisan subgaleal.

M. orbicularis oculi terdiri dari 2 bagian :


- pars orbitalis yang melekat pada aditus dan lig. Palpebrale medial
− pars palpebrale yang melekat pada pars orbitale, Lig.Palpebrale
dan crista lacrimalis posterior.

Fungsi m. orbicularisoculi
• menutup mata
• memeras saccus lacrimalis yang terletak antara ke dua bagian
medial musculus orbicularis oculi, dan apabila mengadakan
relaksasi saccus lacrimalis mengembang lagi.
Oleh karena otot ini termasuk otot mimic, maka memdapat persarafan dari
n. facial.
Lapisan submuscular yang terdiri dari jaringan ikat yang titpis dan
berhubungan dengan lapisan subgaleal pada calvaria.

Lapisan fibrues.
Lapisan ini merupakan lanjutan septum orbitrale atas bawah kea rah palpebra.
Makin kea rah tepi palpebra makin tebal dan disebut sebagai tarsus. Tarsus
ini merupakan kerangka palpebra yang memberi kekuatan dan bentuk pada
palpebra. Tarsus superior dibagian tengah ditembus oleh serat-serat m.
levator palpebrale superior.
Bagian superficial melekat pada permukaan luar tarsus superior dan
menembus lapisan m. orbicularis oculi melekat pada kulit. Bagian
profundus melekat pada permukaan dalam tarsus.
Jadi m. levator palpebrae superior ini terdapat dalam berbagai-bagi lapisan
palpebra, dan mendapat persarafan dari cabang n. oculomotorius.

Tarsus atas dan bawah di sebelah lateral melekat pada ligamentum


palpebrae laterale dan di sebelah medial paa ligamentum palpebrale mediale.
− Lapisan conjunctiva merupakan lapisan terdalam dan ke arah bola
mata meneruskan diri dan berhubungan dengan dengan cornea.
Conjunctiva pada palpebra disebut sebagai conjunctiva palpebrale dan
pada bola mata conjunctiva bulbi.
Conjunctiva terdiri dari lapisan epitil yang terletak pada permukaan
dan di dlamnya terdapat lapisan subepit il, yaitu jaringan ikat yang
mengikat mengandung kelenjar- kelenjar, pambuluh- pambuluh
darah dan jaringan lymphoid. Lapisan subepitial ini kea

15 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
rah bola mata menjdai tipis an akhirnya lapisan epitelnya meneruskan pada
epitil cornea.
Kelenjar-kelanjar yang terdapat alam lapisan subepitilial tadi merupakan
modifikasi kelejnar-kelanjar keringat. Sebacea yang mermuara pada tepi
bebas palpebra. Dikatakan bahwa sekresi kelenjar-kelenjar tersebut yang
dikeluarkan pada ujung bebas palpebra menahan jangan sampai lecrimal
yang ada di saccus conjuntivalis keluar melalui fissure palpebralis. Kelenjar-
kelenjar tadi oleh letak dekat dengan tarsus pada umumnya sisebut sebagai
glandulae tarsales. Penyumbatan dan keradangan kelenjar-kelanjar tersebut
terkenal dengan hordiolum.

Peralihan antara conjunction palpebralis dan bulbi membentuk suatu


cekungan da disebut sebagai fornix conjunction. Pada waktu memejamkan
mata antara conjunctiva dan permukiaan depan bulbus oculi terdapat suatu
ruangan kapiler yang disebut sebagai saccusconjunctivalis. Pada tepi depan
Ujung bebas palpebra terdapat rambu-rambu halus disebut sebagai cilia yang
berfungsi sebagai panahan kotoran yang akan masukmelalui fissure
palpebral. Panyakit- panyakit dan kelainan-kelainan lain yang dapat
menyebabkan terganggunya penutupan fissure palpebrale dengan sempurna
akan mudah merusak cornea karena kemungkinan terkena ruda paksa
sangat besar.

C. Glandula Lacrimalis :
Ini juga termasuk salah satu alat pelindung karena lacrima yang dibentuk
melindungi cormea dari kekeringan, lagi pula dapat membersihkan cornea.
Glandula laccrimalis terletak dalam fossa lecrimalia yang ada di sudut atas
lateral depan cavum orbita. Glandula ini mempunyai tonjolan kearah infera
lateral mengelilingi tepi lateral m. levator palpebra superior. Sehubungan
dengan hal tersebut maka kelenjar ini dibagi menjadi 2 oleh
m. levator palpebra menjadi pars orbitalis yang terletak di atas dan pars
palpebralis yang terletak dibawah m. levator palpebrae superior :
- Preganglionar yang berasal dari nucl. Salivatorius yang mengikuti jalannya
n. intermedius, n facialis major dan n. vidianus sampai pada ganglion
sphenopalatium.
- Postganglionar dan ganglion sphenopalatium mengikuti n.
zygomaticus, n lacrimalis sampai pada glandula lacrimalis.
Lacrima yang sudah dibentuk mula-mula ada fornix conjunctivalis sebelah lateral
dan pada waktu mata dipejamkamkan mengalir kea rah medio

16 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
caudal menuju ke angulus medialis.
Aliran lacrima tersebut karena saccus conjuctivalis merupakan ruang kapiler dan
mungkin juga karena gaya berat. Pada waktu itu saccus diperas oleh m.
orbicularis oculi, dan pada waktu relaksasi saccus tadi mengembang lagi yang
berarti menyedot lacrima melalui lubang-lubang kecil yang disebut sebagai
punctum lacrimale. Setelah melalui punctum tadi lacrima sampai pada canaliculi
lacrimalis yang kemudian sampai pada saccus lacrimalis. Pada waktu memejam
lagi saccus diperas lagi dan seterusnya.

D. Orbita :
Bulbus oculi letaknya dalam cavum orbitae yang cukup terlindung,
tanpa mengurangi arti dari kedudukannya untuk dapat mencapai dunia
luar yang diperlukan.
Dibawah orbita terdapat suatu ruang, yaitu sinus maxillaries yang melindungi
orbita terhadap kekuatan yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan mengunyah.
Apabila tidak ada ruangan kekuatan-kekuatan mengunyah akan dengan
mudah diteruskan ke orbita melalui tulang-tulang disekitarnya.

17 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

Peralihan antara conjunctiva palpebralis dan bulbi membentuk suatu cekungan


dan disebut sebagai fornix conjunctiva. Pada waktu memejamkan mata
antara conjunctiva dan permukaan depan bulbus oculi terdapat suatu
ruangan kapiler yang disebut sebagai saccus conjunctivalis. Pada tepi depan
ujungb bebas palpebra terdapat rambu-rambu halus disebut sebagai cilia
yang berfungsi sebagai panahan kotoran yang akan masuk melalui fissura
palpebrale. Panyakit-panyakit dan kelainan-kelainan lain yang dapat
menyebabkan terganggunya penutupan fissura palpebrale dengan
sempurna akan mudah merusak cornea karena kemungkinan terkena
rudapaksa sangat besar.

GERAKAN BOLA MATA :


Gerakan bola mata dpat dibagi berdasarkan poros gerakan sebagai berikut :
➢ Gerakan pada poros sagittal : berupa gerakan gerakan berputar yang disebut
rotasi. Apabila bagian atas bola mata bergerak ke lateral disebut exorotasi dan
apabila ke medial endorotasi.
➢ Gerakan pada poroshorizontal : berupa gerakan ke atas atau ke bawah. Apabila
bola mata bagian depan bergerak ke atas disebut elevasi dan apabila ke bawah
depresi.
➢ Gerakan pada poros vertical : Berupa ke kanak dank e kiri atau ke lateral atau ke
medial. Apabila baguian depan bola mata bergerak ke lateral disebut abduksi dan
apabila ke medial aduksi.

18 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

ORGANON AUDITIVUS

Organon auditivus dibagi menjadi :


1. Alat-alat penerima rangsangan (resepsi)
2. Alat-alat penghantar impuls yang ditimbulkan oleh rangsangan (konduksi)
3. Alat-alat persepsi (pusat cortical)

I. Alat yang menerima rangsangan :


Yang dimaksud di sini ialah alat-alat penerima rangsangan pendengaran
dan keseimbangan. Alat-alat penerima rangsangan ini dibagi menjadi aurius
externus, aurius medius internus.

A. Aurius externus :
Aurius externus terdiridari auricular dan meatus externus.

1. Auricula :
Auricula adalah suatu struktur yang menahan, mengumpulkan dan
mengarahkan gelombang getaran suara ke meatus acusticus externus.

Auricula dibentuk oleh kerangka tulang rawan yang diliputi kulit dengan jaringan
subcutan yang tipis dan melekat pada os temporale melalui ligament- ligament.
Di dalamnya didapatkan otot-otot intrinsik dan ekstrinsik.
Otot-otot intrinsick menghubungkan bagian-bagian dari auricular sendiri dan
19 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
otototot ekstrinsik menghubungkan auricular dengan sekitarnya.
a. Otot-otot ekstrinsik :
• m. auricularis anterior : berorigo pada galea aponeurotica dan berinsertio
pada bagian atas tulang rawan auricular.
• m. auricularis posterior : berorigo pada galea aponeurotica dan berinsertio
pada permukaan belakang kerangka tulang rawan.
• m. auricularis superior : berorigo pada galea aponeurotica dan berinsertio
pada permukaan atas kerangka tulang rawan.
Otot-oto tersebut mendapat persarafan dari n. facialis, dan fungsinya ads
menggerakan auricular terhadap sekitarnya.

b. Aterialisasi :
Auricula mendapat darah dari
❖ a. auricularis posterior cabang a. carotis externs
❖ r. auricularis a. tempolaris superfacialis
❖ r. auricularis a. accipetalis.
c. Persarafan auricular :
Auricula mendapat persarafan somato senserik
▪ n. accipetalis minor
▪ n. auricularis magnus
▪ n. auriculotemporalis
▪ r. auricularis n. vagus

20 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

2. Meatus acusticus externus :


Meatus acusticus dimulai dari dasar concha auriculae sampai pada membrane
tympani, dan menjadi pars cartilagines dan pars ossea.
Pars cortilagines merupkan terusan kerangka auricular yang kearah medial
diteruskan pada pars assea. Dasar meatus acusticus externus lebih panjang
dari atapnya dan dinding anterius lebih panjang dari dinding dorsal.
Kulit meatus acusticus externus merupakan lanjutan kulit auricular.
Dibawah kulitnya banyak terdapat kelenjar-kelenjar cerumennosa.
a. Arterialisasi :
Mendapat darah dari cabang-cabang
✓ auricularis posterior
✓ maxillaries
✓ aa. temporales
b. Persarafan :
• n. auriculatemporalis
• r. auricularis n. vagus

B. Aurius medius :

21 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
Aurius medius berupa suatu ruangan yang disebut sebagai cavum tympani yang berisi
ossiculi auditivae.
Cavum tympani ini dibagi menjadi, mulai dari atas ke bawah, epitympanicum,
mesotympanicum dan hypotympanicum.

1. Pembagian :
a. Epitympanicum
Bagian ini terletak di atas batas membrane tympani dan ke atas belakang melalui
aditus anthrum berhubungan dengan anthrum tympanicum dan yang akhir ini
berhubungan kearah belakang dengan cellulae mastoidea. Dalam
epitympanicum ini terlatak sebagian besar assiculi auditivae (tulang-- tulang
pendengaran).
b. Mesotympanicum :
Bagian ini terletak antara batas atas dan batas bawah membrane tympani, jadi
tepat medial dari membrana tympani. Di sini terdapat sebagian kecil asiculi
auditivae dan berjalan chords tympani serta tendon m. tensor tympani.
c. Hipotympanicum
Bagian ini terletak di bawah batas bawah membrana tympani dan berhubungan
dengan nasopharynx melalui tuba pharyngo-tympanica.

Hubungan ini penting, karena dengan in tekanan sebelah luar dan dalam membrana
typani sama, sehingga perubahan-perubahan pada membrana tympani benar- benar
disebabkan karena gelombang suara/getaran suara bukan karena perbedaan
tekanan di luar dan di dalam.
2. Membrana tympani :
Membrana ini merupakan batas antara meatus acusticus externus sebelah
luar dari cavum tympani sebelah dalam.
Membrana tympani ini terdiri dar 3 lapisan
a. Lapisan-lapisan :
− Lapisan cuticular : terletak paling luar dan merupakan lanjutan kulit
meatus acusticus externus. Kalau diperiksa dari luar dengan
speculum dan lampu kepala tampak mengkilap dan pada permukaan
depan bawah memantulkan cahaya yang tampak seperti kerucut dan
disebut sebagai "cone of light". Permukaan lateral membrane
tympani ini dapat dibagi menjadi 4 kwadran yang salah satu garis
pembaginya sesuai dengan panjang/arahnya manubrium malalui
menjadi superior, antero-inferior, posterior-superior dan posterior-
inferior. Pada kwadrant antero-inferior itulah tampak cone of light
pada pemeriksaan dengan speculum. Pada otitis media
(keradangan cavum tympani) untuk mengeluarkan pus (nanah)
perlu diadakan irisan pada membrane tympani, dan ini dilakukan
pada kwadrant posteroinferior yang berdekatan dengan

22 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
kwadrant anteroinferior untuk mencegah jangan sampai merusak
saraf dan pembuluh-penbuluh darah serta agar mudah pus keluar
karena tempat irisan rendah. Tindakan ini disebut sebagai
paracentesis.
− Lapisan fibrous : terletak di tengah dan merupakan lapisan yang tipis .
− Lapisan mucosa : lapisan paling dalam dan merupakan lanjutan
mucosa cavum tympani pada permukaan dalam membrane tympani.
Membrana tympani difiksir pada sulcus tympanicus yang terdapat
pada os petrosum yang terletak pada ujung medial meatus
acusticus externus. Fiksasi ini sedemikian, sehingga suatu
bagian kecil membrana tympani yang terletak di atas kurang
tegang jika dibandingkan sebagian sebagian besar yang ada di
bawah. Bagian yang tidak tegang disebut pars terutama
disebabkan karena manubrium, mallei melekat pada permukaan
medial membrana tympani sedemikian, sehingga terdorong kearah
lateral. Jadi dalam keadaan biasa membrana tympani menojol ke
lateral.

b. Arterialisasi :
a. maxillaries
• r. auricularis profundus yang memberikan darahnya pada lapisan
luar.
• r. tympanicus yang memberikan darahnya pada lapisan dalam
(mucosa)
− a. auricularis posterior
• r.stylomastoideus yang memberikan darahnya pada lapisan
dalam (mucosa)

c. Persarafan :
o n. auriculotemporalis memelihara bgian/ lapisan luar.
• r. auricularis n. vagus memelihara permukaan luar.
• n. tympanicus cabang-cabang plexus tympanicus yang
berasal dari nervus glossopharyngeus.

3. Anterialisasi :
Mucossa cavum tympani mendapat darah dari
a. a. maxillaries : r. tympanicus anterior.
b. a. auricularis posterior : r. stylomastoideus yang juga memberikan
darahnya kepada mucosa cellulae mastoidea
c. a. meningica media :
− r. petrosus superfisialis
−r. tympanicus superior
d. a. pharyngica ascenders : cabang ini mengikuti tuba Eustachii
23 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
e. a. pterygoidea : cabang ini mengikuti tuba Eustachii
f. a. carotis interna :
- rr. Carotid tympanici yang menebus Binding canalis caroticus.
4. Persarafan :
Mucosa cavum tympani terdpatpersarafan dari a; cabang – plexus
tympanicus memberikan persarafan viserosensorik umu pada mucosa.
5. Ossiculi auditivae :
Tulang-tulang pendengaran ini sebagian besar terletak dalam
epitympanicum.
a. Malleus :
Terletak paling lateral dan melalui manubriumnya menempel pada
permukaan dalam membrana tympani. Ujungnya yang paling menonjol ke
lateral di sebut umbo.
Pada akar manubrium mallei melekat suatu otot, yaitu m. tensor tympani
yang mendapat persarafan dari cabang n. mandibularis.

b. Incus :
Ini terletak sebelah medial malleus. Antara crus longum incudis dan
manubrium mallei berjalan chorda tympani yang kemudian ke luar cavum
tympani melalui fissure petrotympanica.
Incus ini melalui crus longumnya berarticulasi dengan capitulum
stapedeus.

c. Stapes :
Ini terletak paling medial dan melalui basisnya menutup fenestra vestibule
(foramen ovate). Basis stapedeus ini difiksir pada tepi fenestra vestibule
oleh serat-serat ligamenteus.
Pada permukaan posrterior collum stapedeus melekat suatu otot, yaitu
m. stapedeus yang mendapat persarafan dari cabangn. Facialis.

24 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

C. Auris Internus

Dibentuk oleh labyrinthus asseus dan labyrinthus membranaceus.


1. Labyrinthus asseus :
Terdiri dari canaliculi semicirculares, vestibulum dancochlea (dari
belakang ke depan )
a. canaliculus semicirculares terdiri dari suatu bentukkan setengah
lingkaran, jumlahnya ada 3 bush yang satu denag yang lain saling
berhubungan melalui crus commune. Selain itu masing - masing
canaliculus tersebut juga berhubungan vestibulum melalui pelebaran-
pelebaran yang disebut ampula. Kedudukan canaliculi tersebut satu
terhadap yang lain membuat sudut 90 derajat. Dua diantaranya terletak
dalam bidang vertical dan yang satu lagi horizontal.Yang paling belakang
terletak dalam bidang vertical yang sagittal an disbut sebagai canaliculus
posterior. Yang paling atas terletak dalam bidang vertical frontal dan
disebut canaliculus superior.Yang lateral terletak dalam bidang
horizontal dan disebut canaliculus lateralis.
b. vestibulum terletak anrata canaliculi semicirculares sebelah
belakang dan cochlea sebelah depan.
Dinding belakang : di sinibermuara canaliculi semicirculares.
Dinding lateral : di sini fenestra vestibule yangditutupi oleh basis
stapedeus yang dilekatkan oleh leg. annularis.
Dinding medial : di bagian depan ada cekungan, yaitu recessus sphericus

25 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
yang ditempati sacculus dan berlubang-lubang. Oleh karenanya
disebut macula cribrosa media. Recessus ini sesuaidengan area
vestibularis inferior pada fundus meatus acusticus internus,
danlubang-lubangnya dilalui oleh serat-serat n. saccularis. Dibelakang
reses ini terdapat suatu tonjolan, crista vestibularis, yang kearah bawah
pecah menjadi dua mengelilingi suatu cekungan, yaitu recessus
cochlearis yang lubang-lubangnya dilalui oleh serat- serat n.
cochlearis dari bagian cochlea dekat vestibulum. Di atas dam belakang
crista vestibularis yang meliputi atap dan dinding medial vestibulum ada
suatu reses lain, yaitu recessus ellipticus yang ditempati oleh utriculus.
Recssus ini dan bagian crista vestibularis yang dekat berlubang-
lubang dan disebut macula cribrosa superior, lubang-lubang pada crista
vestibularis dilalui oleh serat-serat n. utricularis dan pada ressusnya
dilalui oleh serat-serat n. ampullaris dari canaliculi semicirculares
superior dan lateral. Macula cribrosa superior ini sesuai dengan area
vestibularis superior pada fundus meatus acusticus internus. Dibawah
recessus ellipticus ada lubang, orificium aquaeductus vestibularis, os
petrosum yang berisi ductus endolymphaticus. Dinding depan : di
sini didapatkan suatu lubang yang menuju ke scala vestibule cochlea.

Pada tempat hubungan antara canaliculi semicircularis posterior dan


vestibulum, yaitu ampulla canaliculus semicircularis posterior, ada
lubanglubang yang dilalui serat-serat n. ampullaris dan disebut macula
cribrosa inferior. Ini sesuai dengan foramen singulars pada fundus maetus
acusticus internus.

c. cochlea adalah bagian labyrinth yang terletak paling depan dengan basisnya
menghadp ke meatus internus dan apexnya (cupola) kearah dinding
radial cavum tympani.

Cochlea terdiri dari :


suatu poros seperti kerucut dengan basis menghadap meatus
acusticus internus, yaitu modiolus, yang berlubang-lubang dilalui oleh
serat-serat n. cochlearis dan sesuai dengan tracus spiralis foraminosus
pada fundus meatus acusticus internus.
Saluran berbentuk rumah siput dengan dua tiga per empat putaran
dengan basis menghadap ke meatus acusticus internus dan cupola ke
dinding medial cavum tympani. Saluran ini dibagi 2 menjadi scala
vestibuli yang berhubungan dengan vestibulum dan scala tympani yang
berhubungan dengan cavum tympani melalui fenestra cochleaea.
Kedua scala in berhubungan pada cupola melalui

26 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
helicotrema dam dipisahkan satu terhadap yang lain oleh
Lamina spiral asses.
Dalam labyrinthus asseus terdapat labyrinthus membraneceus dan
diantara labyrinthus dan membranaceus terdapat cairan yang disebut
perilymph.

2. Labirinithus membranaceus :
Ini berisi endoymph dan terdiri dari ductus semicircularis (3 buah), utriculus,
sacculus dan ductus cochearis.
a. Ductus endolymph terletak dalam canaliculus semicircularis
berhubungan dengan utriculus melalui ampilla-ampulla yang di dalamnya
terdapat bentukan yang disebur crita ampullaris tempat penerimaan
(resepsi) rangsangan keseimbangan dinamis.
Ductus semicircularis difiksir pada dinding canaliculus semicircularis melalui
septa-septa jaringan ikat.
b. Utriculus dan sacculus terdapat dalam vestibulum dan satu dengan yang
lain dihubungkan melalui ductus utriculosaccularis.
Dalam utriculus dan sacculus didapatkan alas panerima rangsangan
keseimbangan states, yaitu macula utriculi dan macula sacculi.
Ductus utriculosaccularis berhubungan dengan ductus endolymphaticus
yang berakhir sebagai saccus endolymphaticus yang terletak dalam
aquaeductus vestibuli.
Sacculus berhubungan dengan ductus cochlearis melalui canalis reunions.
Utriculus dan sacculus difikris pada dinding vestibulum melalui septa-septa
jaringan ikat.
c. Ductus cochlearis terdapat dalam cochlea dan dibatasi terhadap Scala
vestibule oleh membrane basilaris.
Dalam ductus cochlearis ini terdapat organ dari Corti, reseptor rangsangan
pendengaran, yang terletak pada membrane basilaris.

A. R a n g s a n g a n
k e s e i m b a n g a n : Rangsangan
keseimbangan ada 2 macam
1. Rangsangan keseimbangan dinamis
Rangsangan keseimbangan dinamis disebabkan karena perubahan
gerakan kepala. Kalau kepala bergerak canalis semicircularis ikut
bergerak. Apabila pada waktu bergerak kecepatan gerakannya
berubah reseptor dalam crista ampullaris t erangsang. Lebih besar
perbahan gerakan lebih besar rangsangannya. Oleh karena

27 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
timbulnya rangsangan disebabkan karena perubahan gerak disebut
rangsangan dinamis.
2. Rangsangan kesimbangan statis
Disebabkan Karena perubahan posisi kepala. Pada perubahan posisi
kepala sebesar 90 derajat yang terangsang reseptor pada macula sacculi,
dan perubahan posisi kepala sebesar 180 derajat merangsang reseptor
pada macula utriculi.

B. Konduksi impuls rangsangan :


Impuls rangsangan keseimbangan dinamis dibawa oleh n. ampullaris ke pusat
dan yang statis melalui n. utricularis dan n. saccularis. Ke tiga nerve tersebut
bergabung menjadi n. vestibularis.
1. Jalur untuk persepsi
Tentang ini masih belum jelas benarn Sampal sekarang masih dianut
pendapat sebagai berikut :
Impuls melalui n. vestibularis  Ganglion vestibulare 
mengikuti n. vestibularis bagian sentral  nucleus
cochlearisventralis dan seterusnya sama dengan jalannya
impuls pendengaran dan berakhir pada cortex lobus
temporalis dekat dengan area 41 dan 42 (lihat pendengaran).
2. Jalur refleks :
a. Refleks sederhana :
Impuls melalui n. vestibularis  ganglion vestibulare 
mengikuti jalannya bagian sentral n. vetibularis  nucl.
Vestibularelateralis  tr. Vetibulospinalis  nuci. Motorius
medulla spinalis  n. spinalis otot otot.
- Impuls melalui n. vestibularis  ganglion vestibulare
mengikuti jalannya n. vestibularis bagian sentral  nucl. N, I,
IV an VI ke otot otot, ekstrinsik bola mata.
b. Celebellar circuit :
dare n. vestibularis bagian sentral  ganglion vestibularis 
mengikutitr. Vetibulocerebellaris  directa ke nucl. Fastigii 
ikut tr. Fastigiovestibularis  nucl. Vestibularis tr
vestibulospinalis. Yang indirecta melalui nucl. Vestibulare baru
masuk ke cerebellum dan seterusnya sama dengan atas
c. Rangsangan pendengaran :
1. Mekanisme timbulnya rangsangan.

28 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
Gelombang suara ditampung oleh auricular dan diarahkan ke
meatus acusticus externus menimbulkan getaran membrane
tympani. Getaran ins diteruskan ke ossiculi auditivae berupa
gerakan-gerakan antar tulang-tulang tersebut yang kemudian
mengetarkan perilymph dalam scala vestibule dan melalui
helicotrema (hubungan antar scala vestibule dan tympani)
menggetarkan perilymph dalam scala tympani. Getarangetaran
endolymph tersebut menggerakan membrana vestibul e dan
basilaris dengan akibat endolymph dalam ductus cochlearis
bergetar dan getaran-getaran endolymph inilah yang members
kemungkinan terangsangnya reseptor dalam organ dari Corti.
2. Konduksi impuls :
Impuls rangsangan dibawa n. cochlearis ke pusat sebagai berikut
Impuls melalui n. cochlearis bagian perifir  ganglion spirale
->bagian sentral n. cochlearis  nucl.cochlearis  sebagian
keciltidak menyilang dan sebagian besar menyilang garis tengah
sebagai corpus trapezoidum  ada yang berhenti pada nucl.
Trapezoids dan ada yang tidak  lemniscus lateralis 
colliculusinferior, disini ada yang berhenti dan ada yang tidak
 brachium colliculi inferior  corpus geniculatum
mediale, semua berhenti di sini  radiation auditiva --
>area 41 dan 42, di sini kita sadar akan adanya rangsangan

pendengaran.
29 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR
Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

ORGANON HIDUNG

Hidung merupakan organ yang berongga terdiri atas tulang, tulang rawan hialin, otot
bercorak dan jaringan ikat. Pada permukaan luar, hidung dilapisi oleh kulit yang berupa
epitel berlapis gepeng bertanduk dengan rambut-rambut halus dan di bawahnya terdapat
banyak kelenjar sebasea. Udara masuk ke dalam tubuh melalui lubang hidung yang
disebut nares anterior (nostril) ke suatu ruangan yang disebut kavum nasi. Kavum
nasi ke belakang berhubungan dengan bagian atas nasofarings melalui koana (nares
posterior).
Setiap cavum nasi terdiri atas vestibulum nasi dibagian anterior dan fossa nasalis di
bagian sebelah dalam. Vestibulum nasi terletak tepat di belakang nares anterior adalah
bagian yang paling lebar dari cavum nasi. Pada permukaan dalam nares ada sejumlah
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, juga herdapat folikel-folikel rambut dimana
rambut-rambutnya kasar dan pendek disebut vibrissae, yang berperan untuk menyaring
partikel-partikel debu yang kasar dari udara inspirasi. Epitel vestibulum nasi yaitu epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan berubah menjadi epitel bertingkat tanpa
lapisan tanduk dan berubah menjadi epitel bertingkat torak bersilia ber sel goblet
sebelum masuk ke fossa nasalis. Pada dinding lateral ada 3 tonjolan tulang disebut konka
yaitu konka nasalis superior, konka nasalis media den konka nasalis inferior.

30 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

31 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrate yang mengandung


nostril, yang menyaring udara untuk pernafasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat
juga digunakan untuk menunjukkan ujung sesuatu.

32 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah
1. Pangkal hidung (bridge)
2. Batang hidung (dorsum nasi)
3. Puncak hidung (hip)
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung (nares anterior)

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh
kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau
menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari
1. Tulang hidung (os.nasal)
2. Prosesus frontalis os maksila
3. Prosesus nasalis os frontal
Sedangkan kerangka tulang rawan yang terletak dibagian bawah hidung
I . Sepasang kartilago nassalis lateralis superior
2. Sepasang kartilago nassalis lateralis inferior
3. Tepi anterior kartilago septum

Rongga hidung atau cavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang
dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi cavum nasi kanan dan kiri.
Pintu atau lubang masuk cavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang
belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan cavum nasi dengan
nasofaring.
Bagian dari cavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat dibelakang
nares anterior, disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai
banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrise. Tiap, cavum
nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu : Dinding medial hidung (septum nasi). Septum
dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang adalah lamina

33 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
perpendikularis os etmoid, vomer, krista nasalis os maksila, dan krista nasalis os palatina.
Dinding lateral hidung terdiri dari 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling
bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, lebih kecil
lagi konka superior, sedangkan yang terkecil konka suprema. Konka suprema ini
biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os
maksila dan labirin edmoid, sedangkan konka media, superior dan suprema merupakan
bagian dari labirin etmoid.
Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang
disebut meatus. Tergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus inferior,
medius, dan superior. Meatus inferior terletak diantara konka inferior dengan dasar
hidung dan dinding lateral rongga hidung. Pada meatus inferior terdapat muara (ostium)
duktus nasolakrimalis. Meatus medius terdapat diantara konka media dan dinding lateral
rongga hidung. Pada meatus medius terdapat muara sinus frontal, sinus maksila, dan
sinus etmoid anterior. Pada meatus superior yang merupakan ruang diantara konka
superior dan konka media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.
Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan
os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh
lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung. Lamina
kribrifomis merupakan lempeng tulang berasal dari os etmoid, tulang ini berlubang-
lubang (kribrosa) tempat masuknya serabut-serabut syaraf olfaktorius. Di bagian
posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os sfenoid.

PERDARAHAN HIDUNG
Bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a. maksilaris
interna, di antaranya ialah ujung a. palatine mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari
foramen sfenopalatina bersama n. sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di
belakang ujung posterior konka media.
Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari cabang-cabang a. fasialis.
Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang

34 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
a.sfenopalatina, a. etmoid anterior, a. labialis superior dan a. palatine mayor, yang disebut
pleksus Kiesselbach. Pleksus Kiesselbach letaknya superfisial dan mudah cedera oleh
trauma, sehingga Bering menjadi sumber epistaksis (perdarahan hidung), terutama pada
anak.
Vena-vena hidung mempunyai name yang same dan berjalan berdampingan
dengan arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke v. oftalmika
yang berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di hidung tidak memiliki katup,
sehingga merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke
intrakranial.

PERSARAFAN HIDUNG
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.
etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n.
oftalmikus (N. V-1).
Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.
maksila melalui ganglion sfenopalatinum.
Ganglion sfenopalatinum, selain memberikan persarafan sensoris, jugs
memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini
menerima serabutserabut sensoris dari n. maksila (N. V-2), serabut parasimpatis dari n.
petrosus superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis dari n. petrosus profundus.
Ganglion sfenopalatinum, terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka
media.
Nervus olfaktorius, saraf ini turun melalui lamina kribrosa dari permukaan bawah
bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa
olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung

35 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
DAFTAR PUSTAKA

1. Drake, Vogl & Mitchell. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Elsevier, Churchill Livingstone
: 2012.
2. Keith Moore, Clinical Anatomy. Jilid 1. EGC, Jawa Timur : 2012.
3. Drake, Vogl & Mitchell. Gray’s Anatomi For Student. 2nd ed. Elsevier, Churchill
Livingstone : 2010.
4. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. Saunders, US : 2006.
5. Van de Graaf KM. Human Anatomy. 6th ed. The McGraw-Hill Companies, US :
2006.
6. Bernard, SM. Buku Penunutun Anatomi Sistem Saraf Pusat. Departemen Anatomi
FK UKI, Jawa Timur : 2005.
7. Putz. R & R Pabst, Sobota Atlas Anatomi Manusia. Jilid 1. EGC, Jawa Timur 2005.
8. Putz. R & R Pabst, Sobota Atlas Anatomi Manusia. Jilid 2. EGC, Jawa Timur 2005.
9. Dorland. Newman. W.A, Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC, Jawa Timur
: 2002.
10. Snell, Richard S. Anatomi Klinik. Bagian 2. Edisi 3. EGC, Jawa Timur : 1997.
11. Kahle, Werner. Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia. Jilid 2. Edisi 6.
Hipocrates, Jawa Timur : 1995.
12. Marieb, N. Elaine. Human Anatomy. Edisi 6. Media Update, 2012
13. Saladin, S. Kenneth. Human Anatomy. Edisi 5.Mc Graw-Hill, 2016

36 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System
Check List Laboratory Activity Anatomi Blok Special Sensory-System
Nama :
NRP :

37 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory System

39 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory System

40 | P a g e DEPARTEMEN ANATOMI FK UPN VETERAN JAWA TIMUR


Penuntun Praktikum Anatomi Special Sensory
System

Anda mungkin juga menyukai