Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR MODUL 3

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

PUSPITA SARI, S.Pd.


19126015410036

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DALAM JABATAN GELOMBANG 5


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
TUGAS AKHIR MODUL 4
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Di suatu kelas terdapat 30 siswa dengan rincian :

1. Jumlah laki-laki 20 orang, jumlah perempuan 10 orang


2. Status sosial 50% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20% PNS, dan 10% adalah
pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN
3. Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada
kegiatan seni, dan 20% pada aspek ketrampilan
4. Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada
batas tinggi
5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory

Pertanyaan

1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan


karakteristik tersebut diatas (ambil 1 sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas (ambil
1 sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

JAWABAN
1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan
karakteristik tersebut diatas (ambil 1 sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

Pengelolaan kelas yang baik sangat menentukan kualitas kegiatan belajar mengajar. Bila
kualitas belajar dan mengajar baik, maka peserta didik juga akan mendapatkan tingkat
pemahaman yang baik. Sebagai pendidik, tentu ada kepuasan tersendiri bila anak-anak didik
kita bisa memahami apa yang kita ajarkan. Kita akan merasa bahwa jerih payah kita tidaklah
sia-sia. Lalu hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan agar anak-anak didik kita bisa
memahami pelajaran yang kita ajarkan?

1. Memperhatikan penataan ruang di kelas

Tempat duduk siswa harus memudahkan siswa dalam memandang guru. Biasanya hal ini
dipengaruhi jumlah siswa dalam satu kelas. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak akan
memudahkan siswa untuk menata meja dan kursi, agar di mana pun siswa duduk, mereka tetap
bisa memperhatikan guru saat mengajar. Berbeda bila kelas terlalu padat dan banyak siswa.
Biasanya siswa yang duduknya paling belakang dan pojok akan kesulitan memandang guru,
karena tertutup dengan siswa lainnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemudahan siswa dalam meletakkan dan menggapai
benda-benda yang mereka butuhkan saat belajar. Siswa perlu ruang yang cukup agar mereka
bisa menempatkan buku dan alat-alat tulis mereka. Sehingga saat mereka membutuhkan
sesuatu, mereka bisa dengan mudah menemukannya. Misalnya saat siswa membutuhkan
penghapus. Mereka tidak perlu bingung mencarinya, karena mereka punya tempat yang cukup
untuk meletakkan penghapus di atas meja.

Formasi tempat duduk siswa juga perlu diubah dalam jangka waktu tertentu. Perubahan formasi
tempat duduk perlu dilakukan agar siswa tidak bosan di kelas. Siswa perlu mengenal lebih dekat
teman-teman mereka dalam satu kelas, sehingga mereka tidak jenuh belajar.

Siswa juga perlu merasa nyaman saat berada di kelas, jauh dari bau yang tidak sedap, suara
berisik, cahaya yang terlalu menyilaukan, dan lainnya. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi
anak saat belajar.

Keindahan kelas juga sangat penting untuk meningkatkan semangat anak dalam belajar. Mood
anak yang kurang baik bisa menjadi baik bila kelas mereka dihiasi dengan dekorasi yang indah.
Dekorasi kelas juga perlu memiliki nilai edukatif, sehingga di luar jam pelajaran pun anak-anak
bisa belajar.

2. Saat terjadi keributan di kelas

Ada kalanya saat kita masuk kelas, suasana kelas sangat gaduh atau anak berjalan ke sana
kemari dari tempat duduk mereka. Sebagai pendidik kita tidak boleh menoleransi hal ini. Sejak
awal tahun ajaran, kita harus menetapkan suatu aturan, bahwa setiap ada guru yang masuk kelas
dan hendak mengajar, siswa harus langsung memberikan salam. Saat siswa memberikan salam,
mereka harus melakukannya dengan sopan (tidak sambil bercanda, sikap badan yang baik, dan
suara yang tegas). Hal ini akan memudahkan kita dalam proses belajar mengajar selanjutnya.
Bagaimana pun anak-anak perlu belajar untuk bisa fokus dan memperhatikan guru sejak awal
pembelajaran.

3. Tetapkan konsekuensi tanpa pilih kasih

Saat ada siswa melakukan pelanggaran, kita harus tegas dalam memberikan konsekuensi, sesuai
dengan aturan yang telah disepakati. Alangkah lebih baik bila aturan dibuat bersama siswa sejak
awal tahun ajaran. Saat membuat suatu aturan dan metode pemberian konsekuensi, kita perlu
mengajak siswa untuk bekerja sama. Sehingga saat mereka melakukan pelanggaran dan
menerima konsekuensi, mereka bisa menerimanya dengan baik.

4. Pastikan siswa tetap fokus

Beberapa siswa mungkin tidak fokus dengan materi yang kita berikan. Ada banyak sebab
mengapa siswa bisa tidak fokus pada pelajaran, bisa karena ngantuk, bosan, capek, dan sebab
lainnya. Sebagai pendidik kita harus memiliki banyak cara agar siswa tetap fokus
memperhatikan saat pembelajaran. Beberapa cara yang bisa kita praktekkan adalah dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara menunjuk siswa (terutama yang terlihat
kurang fokus), mengajak siswa melakukan ice breaking, dan kejutan-kejutan menarik lainnya.

5. Pentingnya humor saat mengajar

Ada kalanya kita mengajak siswa untuk serius dalam memperhatikan dan mengikuti pelajaran,
namun tidak ada salahnya juga bila kita mengajak siswa untuk tertawa dengan humor-humor
segar. Hal-hal yang bersifat humor bisa diberikan kepada siswa berupa cerita, ekspresi wajah,
bernyanyi lagu lucu, dan hal-hal yang bersikap humor lainnya yang bersifat mencairkan
suasananya.

6. Jangan biarkan ada waktu tersisa yang kosong

Ada kalanya saat kita usai mengajarkan semua materi pelajaran, kita masih memiliki sisa waktu
antara 5 hingga 10 menit. Sebagai pendidik yang baik, kita tidak boleh membiarkan anak-anak
“menganggur” di sisa waktu. Di waktu siswa tersebut, kita bisa memberikan pengayaan,
mengajak anak nonton film pendek yang berhubungan dengan pelajaran, memberikan tanya
jawab, memberikan soal latihan, dan aktivitas lainnya.

7. Bersemangat sejak awal pembelajaran

Sejak awal pembelajaran kita perlu menunjukkan semangat yang baik. Jangan sampai kita
terlihat lelah, mengantuk, sedih, dan keadaan hati yang tidak baik lainnya. Perasaan negatif bisa
membuat siswa kehilangan semangat. Sebagai pendidik, kita perlu belajar mengelola emosi.
Keterampilan pendidik dalam mengelola emosi bisa membuat siswa merasa nyaman dan lebih
bersemangat dalam belajar.
2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas
(ambil 1 sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

Berikut ini cara mengembangkan kecerdasan majemuk setelah mengelola kelas dan
mengakomodasi di bentuklah langkah-langkahnya:

Langkah 1. Menentukan tema, sub tema pembelajaran, mata pelajaran, materi,


kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan bentuk pembelajaran yang
akan dilakukan.

1) Tema : Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara


2) Sub Tema : Perumusan Pancasila
3) Mata Pelajaran : PPKn
4) Kompetensi Dasar :
3.1. Menganalisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar Negara

5) Indikator
3.1.1. Mendeskripsikan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dalam siding BPUPKI
3.1.2. Membandingkan pendapat para pendiri Negara tentang isi pancasila
3.1.3. Mendeskripsikan perumusan dasar Negara dalam siding panitia Sembilan

6) Tujuan Pembelajaran
a) Dengan mengamati gambar, siswa mampu Mendeskripsikan perumusan Pancasila
sebagai dasar Negara dalam sidang BPUPKI
b) Dengan menggali informasi dari teks “Proses Perumusan Pancasila sebagai dasar
Negara”, siswa mampu membandingkan pendapat para pendiri Negara tentang isi
pancasila
c) Dengan mengisi tabel nama-nama anggota panitia Sembilan, siswa mampu
mendeskripsikan perumusan dasar Negara dalam sidang panitia Sembilan.

7) Model Pembelajaran: Picture and Picture


Langkah 2. Melakukan Kegiatan
Pembelajaran

Pendahuluan
1) Mengkondisikan kelas supaya kondusif
2) Memberitahu tujuan pembelajaran
3) Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Inti
1) guru menyajikan gambar proses perumusan Pancasila pada sidang BPUPKI dan mengajak
siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar
yang ditujukkan
2) guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasangkan gambar secara
berurutan dan logis.
3) guru menanyakan kedapa siswa tentang alasan/dasar pemikiran dibalik urutan gambar yang
disusunnya.
4) guru menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Selama proses
ini, guru harus memberikan penekanan pada ketercapaian kompetensi tersebut. Di sini, guru
bisa mengulangi, menuliskan atau menjelaskan gambar-gambar tersebut agar siswa
mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan
indikator-indikator yang telah ditetapkan.

Penutup
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan berupa rangkuman
2) Kegiatan belajar selesai, guru memberi tugas kepada murid membawa perlengkapan
sebagai media untuk kegiatan belajar selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai