Anda di halaman 1dari 5

TATA TERTIB SIDANG

MUSYAWARAH BESAR VII


AMSA-UNIVERSITAS BATAM 2021/2022
Pasal 1

Ketentuan Umum

Bentuk penyelenggaraan adalah sidang yang dipimpin oleh pimpinan sidang dengan

menjunjung tinggi asas musyawarah mufakat.

Pasal 2

Waktu dan Tempat

Sidang Musyawarah BESAR VII diadakan AMSA-Universitas Batam yang


dilaksanakan melalui Zoom Meeting.

Pasal 3

Pimpinan Sidang

3.1 Pimpinan sidang ialah presidium I yang merupakan bagian dari tim presidium.

3.1.1. Tim presidium terdiri dari 3 (tiga) orang peserta sidang yang telah
ditentukan oleh forum dan disahkan oleh Advisory Board .

3.1.2 Tugas presidium I adalah sebagai pimpinan sidang, presidium II


sebagai notulis, dan presidium III sebagai pencatat waktu (time-
keeper)
3.2 Tim presidium bertanggung jawab mengatur seluruh persidangan.

3.3 Tim presidium tidak mempunyai hak bicara.

3.4 Tim presidium tidak memiliki hak suara untuk pemilihan Representative.

Pasal 4

Peserta Sidang

4.1 Peserta sidang adalah anggota AMSA-Uniba yang menghadiri sidang dan terdaftar
menjadi anggota tetap.

4.2 Peserta sidang terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau, dan pembina:

4.2.1 Peserta penuh adalah anggota AMSA-Uniba.

4.2.2 Peserta peninjau adalah Advisory board AMSA-Uniba.

4.2.3 Pembina yang mendapatkan undangan dari AMSA-Uniba.

Pasal 5

Hak dan Kewajiban Peserta

5.1 Hak peserta penuh adalah sebagai berikut:

5.1.1 Hak bicara: adalah hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan
usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis.

5.1.2 Hak suara: adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.

5.1.3 Hak memilih: adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.

5.1.4 Hak dipilih: adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
5.2 Hak peserta peninjau hanya hak bicara.

5.3 Hak AB adalah mengikuti jalannya sidang dan hak bicara apabila dipersilahkan oleh
presidium.

5.4 Kewajiban peserta sidang adalah sebagai berikut:

5.4.1 Peserta sidang wajib mematuhi tata tertib sidang.

5.4.2 Peserta sidang wajib berpakaian rapi dan sopan.

5.4.3 Peserta sidang wajib meminta persetujuan pimpinan sidang apabila izin untuk
keluar/masuk dari sidang sesuai dengan etika persidangan.

Pasal 6

Mekanisme Kuorum

6.1 Sidang secara sah dibuka apabila dihadiri minimal ⅔ N, dimana N adalah jumlah
anggota AMSA-Uniba.

6.2 Apabila ayat 6.1 tidak terpenuhi, maka sidang ditunda selama 1 x 10 menit.

6.3 Apabila kuorum tidak terpenuhi setelah sidang ditunda selama 1 x 10 menit, maka sidang
dapat dilanjutkan dengan persetujuan minimal ½ N+1, dimana N adalah anggota AMSA-
Uniba yang hadir dalam sidang.

Pasal 7

Pengambilan Keputusan

7.1 Pengambilan keputusan diupayakan dengan cara musyawarah untuk mufakat.

7.2 Jika diperlukan bisa melakukan mekanisme lobi selama 2 x 10 menit


atas persetujuan peserta sidang dan dilanjutkan dengan musyawarah.
7.2.1 Lobi adalah mekanisme untuk menyatukan pendapat antara pihak-pihak
yang memiliki kepentingan di luar sidang, selama maksimal 2 x 10 menit.

7.3 Apabila musyawarah dan lobi tidak terpenuhi, maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak (voting).

7.4 Keputusan dinyatakan sah apabila jumlah suara sejumlah minimal ½ N+1, dimana N
adalah jumlah peserta yang hadir dalam sidang.

Pasal 8

Peninjauan Kembali

8.1 Peninjauan kembali adalah upaya untuk meninjau ulang ketetapan, keputusan dan hal-hal
terkait yang telah disepakati.

8.2 Peninjauan kembali dapat diajukan oleh setiap peserta sidang.

Pasal 9

Penggunaan Palu Dalam Rapat

Macam-macam penggunaan palu rapat ialah sebagai berikut:

9.1 Satu kali ketukan berarti:

9.1.1 Mengesahkan keputusan/kesepakatan sidang poin per poin (keputusan sementara),


atau

9.1.2 Pengalihan palu sidang, atau


9.1.3 Menskors/mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak lama (30 menit).

9.2 Dua kali ketukan berarti:

9.2.1 Menskorsing/mencabut skorsing yang waktunya lama (lebih dari 30 menit), atau

9.2.2 Peninjauan kembali.

9.3 Tiga kali ketukan berarti:

9.3.1 Pembukaan/penutupan rapat, atau

9.3.2 Mengesahkan keputusan akhir sidang.

9.4 Ketukan berulang kali berarti:

9.4.1 Peringatan, atau

9.4.2 Meminta perhatian peserta sidang.

Pasal 10

Interupsi

Setiap peserta sidang berhak mengajukan interupsi setelah mendapatkan persetujuan pimpinan

sidang terlebih dahulu.

Pasal 11

Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur diatas akan ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai