Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS TANAH DAN TANAMAN

ACARA 4

Penetapan K (Kalium)

DISUSUN OLEH :

M. Rafi Al-Furqa’an P. S. (1903016037)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kalium (K) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih
keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Kalium teroksidasi dengan sangat
cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi
memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris, kalium disebut
potassium.

  Pada dasarnya Unsur Kalium (K) dalam tanah berasal dari: mineral-
mineral yang terdiri dari primer tanah seperti: feldspar dalam bentuk KalSi3O8
(sumber utama) sebanyak 16 %, mika 5,2 % (terbagi dalam bentuk biotit
( (H,K)2(M,Fe)2Al2(SiO4)3)  sebanyak 3,8 % dan muskovit (H2Kal3(SiO4)3)
sebanyak 1,4 %); mineral sekunder: illit (hidrous mika), vermikulit, khlorit, dan
mineral tipe campuran.  

Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan salah satu unsur


hara makro primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak juga, selain
unsur N dan P.  Unsur K diserap tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion K+
dan banyak terkandung pada abu, seperti pada abu daun teh yang muda
mengandung 50 % K2O, pucuk tebu muda mengandung 60 – 70 % K2O.
Kandungan unsur K pada jaringan tanaman sekitar 0,5 - 6% dari berat kering. Bila
tanaman sama sekali tidak diberi K, maka asimilasi akan terhenti. Ubi kayu,
kentang, tebu nanas paling banyak memerlukan K2O di dalam tanah.

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa memahami dan mengetahui


prosedur penetapan K
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan

Kalium merupakan unsur hara yang ketiga setelah nitrogen dan fosfor
yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+ . Muatan positif dari kalium akan
membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif nitrat,
fosfat, atau unsur lainnya. Ketersediaan kalium dapat dipertukarkan dan dapat
diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya
sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya (Sutedjo, 2008).

Unsur K rata-rata menyusun 1,0% bagian tanaman. Unsur ini berperan


berbeda dibanding N, S, dan P karena sedikit berfungsi sebagai penyusun
komponen tanaman, seperti protoplasma, lemak, seluosa, tetapi terutama
berfungsi dalam pengaturan mekanisme (bersifat katalitik dan katalisator) seperti
fotosintesis, translokasi karbohidrat, sintesis protein dan lain-lain (Hanafiah,
2005).

Kadar kalium (K) total di dalam tanah jauh lebih besar dibanding jumlah
yang diserap tanaman karena ketersediaan hara ini biasanya rendah. Konsentrasi
K rata-rata di dalam tanah adalah 1.2% dengan kisaran 0.5 - 2.5% (Tisdale.
Nelson, dan Beaton, 1990). Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa di tanah-
tanah tropika kandungan K umumnya rendah akibat suhu dan curah hujan yang
tinggi. Kedua faktor tersebut merupakan pemacu proses pembebasan dan
pencucian K dari tanah. Di dalam tanah, K berasal dari disintegrasi dan
dekomposisi batuan yang mengandung mineral kaya K. Di antara mineral yang
banyak mengandung K antara lain adalah K feldspar, mikroklin dan kelornpok
mika.
III. METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

 Flamephotometer
 Tabung reaksi
 Labu takar uk.50ml
 Erlenmeyer 250ml
 KCl 0,02 N
 Ammonium acetat
 Aquades

3.2. Cara Kerja

1. Petama-tama, pipet KCl 0,02 N dan masukkan kedalam labu takar.


Masing-masing 0; 0,5; 1,0; 2,0; 2,5; 4,0; 5,0 ml
2. Kemudian tambahkan air suling/aquades sampai tanda garis
3. Lalu pindahkan larutan standar ke dalam tabung reaksi
4. Kemudian lakukan pengukuran dengan flamephotometer
IV. PEMBAHASAN

Nilai K (Kalium) Status


0,350 % Sangat tinggi

Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni


terbesar kedua setelah hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan
hampir sama dengan N. K tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa
organik, tetapi bentuknya semata ionik, K+ berada dalam larutan atau terikat oleh
muatan negatif dari permukaan jaringan misalnya:  R-COO–K+. Fungsi utama K
adalah mengaktifkan enzim-enzim dan menjaga air sel.
Jika K berlebihan tidak secara langsung meracuni tanaman. Kadar K
dalam tanah yang sangat tinggi dapat menghambat penyerapan kation yang lain
(antagonis) dapat mengakibatkan kekahatan Mg dan Ca. K dapat mengatasi
gangguan karena kelebihan N  yang merangsang pertumbuhan vegetatif, tanaman
menjadi sukulen (basah), mudah rebah dan rentan terhadap serangan
penyakit/serangga, sedangkan K memiliki pengaruh yang sebaliknya.

Unsur K sangat lincah dalam tubuh tanaman, mudah dipindahkan dari


daun tua ke bagian titik tumbuh. Gejala kekahatan: klorosis/nekrosis ujung dan
tepi daun, dimulai dari daun tua atau bagian bawah tanaman (jika disebabkan
kegaraman, maka gejala tepi terbakar dimulai pada daun muda), pada legum:
muncul becak putih atau nekrosis pada tepi daun, sering jumbuh dengan bekas
gigitan serangga, tanaman rebah, tidak tahan kekeringan, rentan terhadap serangan
penyakit dan serangga.

Unsur K diserap dalam bentuk kation (K+). Konsumsi berlebihan: jika


K+ terlarut sangat tinggi, tanaman akan menyerap lebih banyak K dibanding yang
diperlukan, ini menyebabkan kelebihan (banyak sekali) K yang terangkut oleh
panen, sehingga dapat menyebabkan ketimpangan hara bagi ternak, yakni
kekurangan  Ca, Mg, Na.
V. KESIMPULAN

Kalium (K) adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dengan kadar
tinggi oleh tanaman. Unsur K termasuk sangat lincah dalam tubuh tanaman karena
mudah pindah dari daun tua ke titik tumbuh. Kadar unsur K dalam tanah yang
sangat tinggi berguna menyerap kation yang (antagonis) dapat mengakibatkan
kekahatan Mg dan Ca.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta.

Mulyani Sutedjo, M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.

Tisdale S.M, Nelson W.L, Beaton J.D. 1990. Soil Fertility and Fertilizers. New
York: Macmillan Publishing Company. 754 hal.

Anda mungkin juga menyukai