Anda di halaman 1dari 9

dodi shinta

Rabu, 07 November 2012


Bahan Organik (Organic matter)

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah mempunyai partikel penyusunnya berupa pasir, debu, dan liat. Di


dalam tanah terdapat mineral, unsur hara, air, udara, dan banyak

mikroorganisme yang hidup didalam tanah. Tanah juga mempunyai tingkatan

kedalaman yang disebut dengan horizon. Dalam setiap tingkatan tersebut

berbeda-beda yang terkandung didalamnya. Banyak sekali keanekaragaman

mikroorganisme dan hewan tanah baik yang bersifat merugikan maupun yang

menguntungkan. Kandungan yang terdapat di dalam tanah tidak selamanya

terpenuhi dan dapat berkurang karena adanya faktor alam seperti erosi yang

mempengaruhi sehingga kandungan dalam tanah tersebut hilang terbawa air

dan karena faktor tumbuhan yang membutuhkan unsur-unsur yang terkandung


sehingga habis. Karena itu perlu adanya penggantian atau penambahan unsur-

unsur dalam tanah tersebut agar tanah tersebut tetap subur dan tetap

menjadi media tumbuh tumbuhan yang terbaik.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di adakan penelitian tentang

unsur-unsur yang hilang sehingga dapat diketahui unsur yang hilang tersebut

dan berapa yang dibutuhkan. Dalam satu agregat tanah hanya sedikit

terkandung bahan organik. Bahan organik sangat penting bagi tumbuhan karena

bahan organik sebagian syarat tanah yang subur. Sehingga tanah yang

kehilangan bahan organik dapat merugikan bagi tumbuhan.


Kandungan bahan organik pada masing-masing horizon merupakan petunjuk
besarnya akumulasi bahan organik dalam keadaan lingkungan yang berbeda.

Kandungan bahan organik merupakan salah satu indikator tingkat kesuburan

tanah. Pengertian bahan organik yaitu kumpulan senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa

humus hasil humifikasi maupun senyawa anorganik hasil mineralisasi

termasuk mikroba heterotrofik dan autotrofik yang terlibat.

Bahan organik tanah, ukuran partikelnya 1% biomasa terdapat di

permukaan horizon. Sebagian bahan organik dilapukkan oleh mikroba. Manfaat

bahan organik yaitu menambah keasaman / kebasaan tanah, mempengaruhi warna

tanah, mempengaruhi ciri fisik tanah (mempengaruhi tekstur dan struktur) ,

menambah kemampuan tanah untuk mengikat atau menahan unsur hara dan sumber
unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.

Pengaruh bahan organik tanah terhadap sifat tanah yaitu menurunkan

plastisitas tanah, memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih remah,

meningkatkan daya menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban


dan temperatur tanah menjadi stabil, terhadap sifat fisik tanah bahan

organik tanah membentuk struktur yang baik, pada sifat kimia tanah bahan

organik sebagai sumber nutrisi tanah ataupun sumber unsur hara dan terjadi

kapasitas pertukaran kation yang tinggi dan terhadap sifat biologi tanah

sebagai suplai energi untuk bahan organisme tanah (Anonim, 2010).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Organik
Komponen bahan organik yang penting adalah C dan N. Kandungan bahan organik

ditentukan secara tidak langsung yaitu dengan mengalikan kadar karbon dengan suatu faktor

yang umumnya sebagai berikut :

Rounded Rectangle : Kandungan bahan organic = C x 1,724 

Bila jumlah C-organik dalam tanah dapat diketahui maka kandungan bahan organik tanah

juga dapat dihitung. Kandungan bahan organik merupakan salah satu indikator tingkat

kesuburan tanah (Fandicka, 2011). Bahan organik adalah bahan dari tanah yang merupakan

suatu sistem kompleks dan dinamis yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang

terdapat dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi

faktor  biologi, kimia dan fisika.

Bahan organik tanah adalah semua senyawa organik yang terdapat dalam tanah,

termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik

terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus (Anonim, 2010). Adapun

manfaat bahan organik yaitu menambah keasaman/kebasaan tanah, mempengaruhi warna

tanah, mempengaruhi ciri fisik tanah (mempengaruhi tekstur dan struktur), menambah

kemampuan tanah untuk mengikat maupun menahan unsur hara, sumber unsur hara N, P, S,

unsur mikro dan lain-lain (Fandicka, 2011) .

Pengaruh bahan organik tanah terhadap sifat tanah yaitu menurunkan plastisitas,

memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih remah, meningkatkan daya menahan air

sehingga drainase tidak berlebihan, kelembapan dan temperatur tanah menjadi stabil,

terhadap fisika tanah bahan organik tanah membentuk struktur yang baik, terhadap kimia

tanah bahan organik sebagai sumber nutrisi tanah/sumber unsur hara dan terjadi kapasitas

pertukaran kation yang tinggi, terhadap biologi tanah sebagai suplai energi untuk bahan

organisme tanah (fandicka, 2011).

C-Organik
C-organik penting untuk mikroorganisme tidak hanya sebagai unsur hara, tetapi juga

sebagai pengkondisi sifat fisik tanah yang mempengaruhi karakteristik agregat dan air tanah.

Seringkali ada hubungan langsung antara persentase C-organik total dan karbon dari

biomassa mikroba yang ditemukan dalam tanah pada zona iklim yang sama. C-organik juga

berhubungan dengan aktivitas enzim tanah. Di perkebunan teh Gambung, C-organik tanah

juga digunakan untuk menentukan dosis asam-asam organik dan apabila ditambahkan ke

dalam tanah akan meningkatkan kandungan senyawa organik dalam tanah yang dicirikan

dengan meningkatnya kadar C-organik tanah (Darliana, 2009).

Untuk mengetahui kandungan C-organik dalam tanah maka perlu dilakukan analisis

di laboratorium dengan menggunakan metode Walkey and Black yaitu (Handayanto, 2009) :

a.       Prinsip

C-organik dalam tanah terlebih dahulu dioksidasikan dengan kalium bikromat,

kemudian  didesktruksi dengan asam sulfat pekat dan asam fosfat. Besarnya C yang hilang

karena teroksidasi merupakan kadar C dalam tanah.

b.        Alat-alat

         Timbangan analitik / digital

         Labu erlenmeyer 500 ml

         Buret

         Pengaduk magnetik (magnetik stirer)

         Pipet 10 ml

         Gelas ukur

         Labu volumetrik (labu takar) 1 L.

c.       Bahan pereaksi :

         Asam sulfat pekat (H₂SO₄, 96%)

         Asam fosfat pekat (H3PO4, 85%)


         Kalium bikromat (K₂Cr₂O₇) 1 N.

Ditimbang 49.04 g K₂Cr₂O₇), kemudian dilarutkan dengan aqudest dalam beaker

glass 500 ml. Diaduk perlahan-lahan,  kemudian dituangkan ke dalam labu volumetrik (labu

takar) 1 Liter dan ditambahkan aquadest sampai tanda garis.

         Indikator difenilamin

Ditimbangkan 0.5 g difenilamin (p. a.) dan dilarutkan dalam 20 ml aquadest, kemudian 

ditambahkan 100 ml H2SO4 pekat.

         Larutan ferro sulfat

Dilarutkan 278 g FeSO4 dengan aquadest 500 ml. Ditambahakan 15 ml H2SO4 dan

diaduk perlahan-lahan dengan  pengaduk kaca, setelah itu di encerkan menjadi 1 L dalam

labu volumetrik

d.        Cara kerja :

         Timbang 0,5 g sampel tanah, dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500 ml.

         Pipet 10 ml larutan K₂Cr₂O₇ 1 N dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut.

         Tambahkan 10 ml H2SO4 pekat dengan menggunakan gelas ukur, digoyangkan perlahan-

lahan dan hati-hati jangan sampai sampel tanah melekat di dinding gelas (jika larutan

berwarna hijau maka tambahkan lagi kromat).

         Endapkan semalaman.

         Tepatkan dengan aquades sehingga volume menjadi 100 ml

         Pipet 5 ml larutan di atas masukan ke gelas aqua, tambahkan 3 tetes indikator DP dan 5 tetes

asam fosfat.

         Titrasi dengan FeSO4 hingga warna berubah menjadi hijau.

         Catat hasil titarsi.

         Untuk penetapan blanko, lakukan langkah yang sama dari proses ekstraksi tetapi tanpa

menggunakan sampel tanah.


e.       Perhitungan

  

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal di atas dapat disimpulakan bahwa :

1.      Bahan organik tanah adalah semua senyawa organik yang terdapat dalam tanah, termasuk

serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di

dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.

2.      Salah satu komponen bahan organik tanah yaitu C-organik yang menjadi penyusun sebagian

besar bahan organik tersebut.

3.      C-organik penting untuk mikroorganisme tidak hanya sebagai unsur hara, tetapi juga sebagai

pengkondisi sifat fisik tanah yang mempengaruhi karakteristik agregat dan air tanah juga

berhubungan dengan aktivitas enzim tanah.

4.      Untuk mengetahui kandungan C-organik dalam tanah maka perlu dilakukan analisis di

laboratorium dengan menggunakan prinsip analisa Walkey and Black dengan rumus :

C-Organik (%) = (Vol titar Blanko – Vol titar Sampel) x N FeSO4 x 0,003 x
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Sampah kota yang mengandung karbon organik.


http://damandiri.or.id. Tanggal akses 30 Mei 2012

Darliana. 2009. Pengaruh Jenis Bokashi Terhadap C-Organik. http://p4tkipa.org.


Tanggal akses: 31 Mei 2011

Fandicka. 2011. Penetapan C Organik dan Kebutuhan Kapur Dalam


Tanah. http://fandicka.blogspot.com. Tanngal akses: 30 Mei 2012

Handayanto, 2009. Dasar Ilmu Tanah.Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.


Malang.
MAKALAH
KUALITAS TANAH

Oleh :

DODI LESMANA
E1A209056

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
LAMPIRAN
Tabel 1. Penggolongan Kualitas Tanah
Kandungan C-Organik Tingkat Kesuburan
(% Berat Tanah)
Metode Walkey - Black
>20 Sangat Tinggi
10 - 20 Tinggi
4 – 10 Sedang
2-4 Rendah
<2 Sangat Rendah

Diposkan oleh Dodi Lesmana di 20.20


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼  2012 (2)
o ▼  November (2)
 PEMANFAATAN LAHAN PASANG SURUT UNTUK
PERSAWAHAN DA...
 Bahan Organik (Organic matter)

Mengenai Saya

Dodi Lesmana
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai