DISUSUN OLEH
NAMA : MORY YULIANA LOLOLUAN
NIM :123092101
PENDAHULUAN
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir
Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan .
penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan
bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan
lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan
baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat mengatasi
indikator untuk mengidentifikasi keterampilan dan perilaku pemikir kritis yang terdiri dari
tiga aspek yaitu pengetahuan, perilaku afektif dan perilaku emosional. Ketiga aspek ini harus
Berpikir kritis semakin dipandang perlu, setiap detik kita dituntut untuk berpikir kritis.
Kita dituntut untuk tidak menerima sesuatu hanya dengan meng “iya” kan sesuatu, kita harus
mencari sebab dan bukti-bukti yang mendukung dari data-data yang kita terima setiap waktu.
Dulu sebagian orang jarang berpikir secara kritis dalam mengambil sebuah keputusan dan
menyelesaikan masalah. Namun sekarang kita dituntut untuk berfikir secara krtis, terutama
seorang perawat.
Seorang perawat harus bisa berpikir kritis untuk mengambil sebuah keputusan atau
tindakan dalam menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat agar kita dapat mengambil
keputusan dengan cepat dan tepat serta melukukan tindakan yang cepat dan tepat pula. Tapi
masih ada perawat yang belum berpikir secara kritis, sehingga masih ada tindakan yang
tertunda dalam menangani pasien. Oleh karena itu, perawat harus bisa secara cepat dan tepat
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi
kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan,
mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang
keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga
menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa
disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.
Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995: 6), berpikir kritis adalah mengaplikasikan
rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis,
Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir
yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada
Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir
kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat
pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi.
Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan
komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001: 1).
Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995: 6), bahwa berpikir kritis harus
memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Ketertiban
berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education Iniatives. Menurutnya,
berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang
sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang
menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan. Berpikir kritis
merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan
sistem konseptual siswa. Menurut Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif
yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus
bagian untuk untuk menentukan sifat, fungsi dan hubungan antar bagian tersebut.
2) Menerapkan standar: menilai sesuai dengan peraturan atau kriteria yang telah
atau criteria.
1) Percaya diri : yakin akan kemampuan seseorang untuk membuat alasan yang
masuk akal.
hubungan, latar belakang, dan lingkungan yang relevan dengan beberapa kejadian
atau peristiwa.
alternative
6) Integritas intelektual : mencari kebenaran melalui proses yang tulus dan jujur,
7) Intuisi : rasa mengetahui sesuatu secara naluri atau alamiah tanpa memiliki alasan
secara sadar.
menerima terhadap berbagai pandangan yang berbeda dan sensitive terhadap bias
9) Tekun : bekerja keras menjalani suatu proses dengan kebulatan tekad untuk
10) Refleksi : kontemplasi atau perenungan tentang suatu subjek terutama asumsi dan
pemikiran seseorang dengan tujuan untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam
mengapa sering sekali digunakan untuk memulai rasa ingin tahu, member alasan logis,
Mengapa memdemonstrasikan salah satu dari bentuk berfikir dan eksplorasi yang
pertama kali kita gunakan saat masih kanak-kanak. Namun mengapa dan aktivitas berpikir yang
terkait dengan mengapa telah memicu banyak penemuan penting. Penemuan penisilin, teori
relativitas Einstein, terjadi setelah terdapat pertanyaan mengapa. Albert Enstein menekankan
betapa berharganya pertanyaan mengapa saat ia mengatakan “hal terpenting adlah jangan pernah
berhenti bertanya . rasa ingin tahu memiliki alasan sendiri untuk muncul. “Dan “saya secara
spesifik tidak pintar ataupun diberkati sya rasa saya hanya merasa penasaran “
Mengapa juga merupakan kata favorit bagi banyak pendidik dan mendorong siswanya
untuk meberi rasional dalam setiap intervensi keperawatan yang mereka lakukan. Mengapa
digunakan oleh klinisi saat mereka bekerja sebagai seorang istruktur atau mentor untuk staf yang
baru atau saat mereka mempertanyakan praktik yang mereka lakukan. Klinisi dan pendidik
pikiran mereka untuk mencari cara guna. Beberapa pernyataan tentang manfaat berpikir kritis :
dipersepsikan sebagian bagian inti dalam dunia praktik professional”. (Schon, 1983, hlm
14)
berpikir, ditransformasi dengan berpikir, dikaji dengan berpikir, dan yang terpenting hasil
3. Berpikir mengenali kita untuk mengenali keyakinan dan asumsi yang dianggap fakta oleh
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dalam secara logis, etis, dan moral tidak
selalu setara dengan kualitas pengetahuan, fakta dan informasi. Berpikir memberikan
mekanisme penyaringan untuk mengubah pengetahuan, fakta dan informasi kedalam
5. “hanya dengan mengubah cara berpikir kita kita dapat mengubah kebijakan dan praktik
bhwa masalah mereka, dan harapan mereka akan kemajuan tidak mungkin terlepas dari
7. “Pengetahuan diri sendiri, berpikir kritis, dan berpikir kreatif mungkin merupakan
8. Pemahaman murni berasal dari kemampuan berpikir dan bertindak secara fleksibel,
McTighe, 2001) .
Kita telah mempelajari bahwa tujuan bertanya mengapa adalah untuk menemukan
makna dan nilai atau keuntungan. Untuk berfokus pada keuntungan, kita perlu
Upaya pemecahan masalah perlu diawali dengan cara mencari penyebabnya, jika
tidak maka penyelesaian yang diperoleh tidak memberikan hasil yang memuaskan
bahkan timbul maslaah yang baru. Terdapat dua penyebab kekacauan itu yaitu yang tidak
Pada dasarnya semua manusia memiliki hati yang baik sejauh kepentingan
pribadinya tidak diusik atau dirugikan.perubahan pola ukir perlu suatu daya ungkit untuk
memicu kesadaran terhadap sesuatu, seperti kata-kata, nyanyian, konsentrasi pikiran, atau
buku-buku filsafat. Tetapi bagi orang yang suka menganalisa, agak sulit menerima daya
ungkit dan lebih membutuhkan daya ungkit yang kasat mata yang dapat dilihat langsung
sebagai penggugah otak bawah sadar. Perubahan pola pikir yang cepat akan menjadi
jalan tol untuk mencapai tujuan-tujuan yang dicita-citakan. Perubahan ini tentu akan
lingkungan sosial. Bagi seorang ilmuwan yang banyak menggunakan otak kiri atau selalu
menganalisa apa, mengapa, siapa , bagaimana dengan mengubah pola piker kita dapat
membangun Sense of Reality tidak pandang bulu, sehingga dapat menggali potensi
bawah sadar kita yang dapat menghasilkan suatu seni baru yaitu “The Art Of Survival”
artinya kita tidak sendiri tetapi membuat seni baru yang secara bersama-sama keluar dari
Beberapa hal yang menjadi ciri khas dari pemikir kritis itu sendiri adalah :
1) Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap
Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah, disiplin,
terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan
1. Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk
maksimal.
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir
penyusun kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus
menjadi sesuatu yang sistemik dan mempunyai dasar atau nilai ilmiah
yang kuat. Selain itu, kita juga perlu memperhitungkan aspek alamiah
yang terdapat dalam diri manusia karena hasil pemikiran kita tidak lepas
ini. Artinya manusia akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau
utama yang harus kita hindari. Apalagi bila kita berada dalam sebuah tim
inovasi baru yang dapat hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris ini akan
penambah masalah.
Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara ilmiah, maka kita
Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis
sebagai berikut :
2) Mencari alasan.
8) Mencari alternatif.
10) Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu.
12) Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 1
aktivitas kritis no. 3, 4, dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu masalah. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan
12 adalah mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan pada
sudut pandang yang berbeda. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 5 dan 9
adalah mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu
keputusan.
nilai.
ambiguistik.
berikut:
berbagai kegiatan.
10. Menerapkan teknik problem solving dalam domain lain dari yang
sudah dipelajarinya.
menyelesaikan masalah.
12. Dapat menyatakan suatu argumen verbal yang tidak relevan dan
dipegangnya.
1. Fisik: berdasakan pada rasa yang dialami oleh tubuh seperi rasa nyaman, tidak
1) Berpikir kritis secara diprogram. Berpikir kritis diprogram merupakan pikiran yang
2) Berpikir kritis secara tidak deprogram. Berpikir kritis tidak deprogram adalah
keputusan baru,tidak terstruktur dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan tidak
dapat dikembangkan menjadi suatu prosedur tertentu untuk menangani suatu masalah.
1. Klinisi :
Klinisi bisa dilihat dalam berbagai lingkungan pelayanan kesehatan. Banyak tantangan
yang membutuhkan keterampilan dalam berpikir kritis. Tidak sedikit diantaranya tampak
berubah secara konstan dalam hal tuntutan dan tanggung jawab posisi anda. Perubahan
kompleks terjadi dalam hal tuntutan dan tanggung jawab posisi Anda. Perubahan
kompleks terjadi dalam pemberian layanan kesehatan sebagai sebuah keseluruhan. Kelly-
Thomas (1998) menyebutkan kata “re-do (tindakan ulang)”yang secara khas terdengar
dilingkungan pelayanan kesehatan baru-baru ini,seperti rekayasa ulang (reengineering),
mengharuskan perawat untuk lebih percaya diri, konstektual, kreatif, berpikiran, dan
2. Pendidik :
Siapa pun yang masuk dalam tipe pendidik yang menghadapi masalah kompleks yang
mempengaruhi cara Anda melihat diri Anda sebagai seorang pemikirdan bagaimana
Anda akan mampu mempromosikan bimbingan kepada siswa dan staff diharuskan untuk
lebih berpikir kritis karena sebagai pendidik dituntut untuk cepat tanggap apabila
2.8.1 Mengapa berpikir kritis begitu penting bagi pasien dan orang terdekatnya
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Orang yang bekerja didunia kesehatan dituntut untuk sigap,siap, cepat dan tangkas
dalam menangani permasalahan yang ada disekitarnya. Contohnya perawat yang dituntut
mempunyai sifat berpikir kritis karena berpikir kritis merupakan referensi yang mudah
dan mengevaluasi berpikir kritis dalam keperawatan. Karena sebagai perawat hubungannya
manusia dengan manusia, pasien itu sendiri yang karakter, sifat juga wataknya berbeda. Dan
setiap kejadian dilapangan masalahnya berbeda beda sehingga berpikir kritis wajib digunakan
Sebaiknya, berpikir kritis itu wajib diamalkan dimulai dari sekarang. Melalui pelatihan
yang konsisten dan serius diharapkan agar diterapkan sebaik mungkin. Karena sebaik-baiknya
orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dan berpikir kritis adalah suatu tindakan yang