Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH UNDANG-UNDANG & KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PETERNAKAN

KOMITMEN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN SUSU DALAM NEGRI


(PP Sapi Perah dan Susu)

Disusun oleh :

Kelompok 1

Kelas B

Ariel Turman Pakpahan 200110180164

Muhammad Farrel Budiman 200110170205

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2021
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil protein hewani yang

dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada produksi susu. Pemeliharaan sapi

perah beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.

Perkembangan ini terus didorong oleh pemerintah agar swasembada susu tercapai

secepatnya. Tingkat konsumsi susu di Indonesia masih belum dapat diimbangi

oleh produksi susu nasional, yaitu produksi susu nasional pada tahun 2016 hanya

mencapai 852,95 ribu ton, sedangkan permintaan untuk konsumsi sudah mencapai

11,8 liter/kapita/tahun (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat

Jendral-Kementrian Pertanian 2016), sehingga menyebabkan pemerintah harus

melakukan impor untuk memenuhinya.

Pemerintah perlu melakukan upaya peningkatan produksi susu dalam

negeri guna menekan angka impor susu agar secara bertahap dapat mengurangi

ketergantungan terhadap susu impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Peningkatan produksi susu dapat dilakukan dengan peningkatan populasi dan

produktivitas sapi perah, atau melakukan seleksi terhadap sapi -sapi dengan

produksi dan kualitas susu yang tinggi.

Permasalahan pada usaha peternakan sapi perah yang sering terjadi adalah

produksi susu yang masih rendah dan kualitas susu yang belum sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 3141.1:2011.

Untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri diperlukan peningkatan jumlah


populasi dan produktivitas sapi perah. Produksi susu pada setiap peternak

berbeda-beda, sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu, produksi susu harus

ditingkatkan lagi. Produksi dan kualitas susu pada peternakan rakyat di daerah

tropis sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi pakan (Adinda, 2004).

Direktur Industri Minuman, Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian

Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim mengatakan, dengan adanya peraturan

yang levelnya lebih tinggi maka akan ada koordinasi dengan baik antara

kementerian/lembaga (K/L) dan pemangku kepentingan terkait.

Masalah produksi susu ini bukan hanya menjadi tanggung jawab satu

kementerian saja, tetapi juga banyak pihak. "Sehingga implementasi di lapangan

soal SSDN oleh tiap kementerian terkait bisa jauh lebih efektif. Apalagi, SSDN

memang menjadi tugas bersama sejumlah kementerian," ujar dia dalam

keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (Liputan6.com, 2018).

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Peraturan dan Perundangan apa saja, yang terkait pada industri sapi

perah ?

1.2.2 Peraturan dan Perundangan apa saja, yang terkait pada industri

persusuan ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Dapat memahami peraturan dan perundangan di bidang industry

sapi perah

1.3.2 Dapat memahami mengenai peraturan dan perundangan terkait

persusuan
II

PEMBAHASAN

2.1 Peraturan dan Perundangan Di Bidang Industri Sapi Perah dan

Persusuan

2.1.1 Pendaftaran dan Perizinan Usaha Sapi Perah

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Mentri

Pertanian Repbulik Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang “Pendaftaran dan

Perizinan Usaha Ternak” , didalamnya dibahas tentang ketentuan umum, ruang

lingkup peraturan, jenis budidaya dimana sapi perah termasuk kedalamnya, jenis

dan skala usaha ternak, izin usaha, izin perluasan, pengasan dan pelaporan,

penjelasan sanksi, ketentuan peralihan, tabel skala usaha mikro, menengah, dan

makro.

2.1.2 Pedoman Pembibitan

Pedoman dalam pembibitan sapi perah yang baik telah di tetapkan oleh

pemerintah dalam Peraturan Mentri Pertanian (Permentan) No.

55/Permentan/OT.140/10/2006. Peraturan tersebut pada dasarnya berisikan teknis

dasar untuk pembibitan yang baik seusai ketentuan pemerintah, dimana

didalamanya terdapat pembahasan sarana dan prasarana, pemilihan lokasi, bibit

yang baik, pakan, obat hewan, proses produksi bibit, pelestarian lingkungan,

monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

2.1.3 Penyediaan dan Peredaran Susu

Penyediaan dan peredaran susu dibahas dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No.26/PERMENTAN/PK.450/7/2017. Pembahasan dari

peraturan pemerintah tersebut membahas tentang penyediaan, peredaran SSDN,


kemitraan, Pelaporan, pembinaan dan pengawasan, serta ketentuan sanksi dan

ketentuan penutup.

2.2 Pembaharuan Peraturan dan Langkah Pemerintah dalam Komitmen

Peningkatan Produksi Susu di Indonesia

Judul yang ditetapkan pada makalah sendiri berfokus pada komitmen

pemerintah untuk mengembangkan tingkat produksi susu di Indonesia, terkait hal

tersebut, pada tahun 2021 dinyatakan dalam website Mentri Pertanian bahwa

pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan produksi susu segar, adapun

langkah langkah yang telah dimulai oleh pemerintah, yaitu :

2.2.1 Merubah Permentan No.26 Tahun 2017

Ketentuan ayat (2) Pasal 24 diubah sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut:

 Pasal 24

1. Kemitraan melalui pemanfaatan SSDN sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 dilakukan bagi Pelaku Usaha yang memproduksi

susu olahan.

2. Pelaku Usaha yang memproduksi susu olahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) melakukan produksi susu olahan di unit

pengolahan susu milik sendiri atau bekerja sama (toll

manufacturing) dengan Pelaku Usaha yang telah memiliki unit

pengolahan susu.

Ketentuan Pasal 37 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

 Pasal 37
1. Peternak, Koperasi, dan Pelaku Usaha dalam melakukan kegiatan

Penyediaan Susu dan Peredaran Susu menyampaikan laporan

produksi dan peredaran kepada Kepala Dinas sesuai dengan

kewenangannya.

2. Kepala Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan

laporan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan dengan tembusan kepada Menteri Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah, Menteri Perindustrian, dan Menteri

Perdagangan.

3. Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling

sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali setelah kegiatan Penyediaan

Susu dan Peredaran Susu.

4. Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan

tertulis secara daring atau melalui surat elektronik, sesuai dengan

Format.

Pasal 44 dan 45 dihapus, Kementrian juga berkerja sama dengan Danish

Veterinary Food and Administration (DVFA) dalam kerangka kerja sama

Strategic Sector Cooperation (SSC) Indonesia-Denmark. pemerintah juga telah

berupaya meningkatkan produktivitas melalui perbaikan genetik, mengembangkan

jenis sapi perah baru, pendampingan penerapan Good Farming Practices (GFP),

perbaikan kualitas dan kuantitas pakan. Sedangkan, perbaikan kualitas susu segar

dan penjaminan keamanan produk dilakukan melalui pendampingan dan bimtek

penerapan Good Farming Practices (GFP), Good Handling Practices (GHP) dan

Good Manufacturing Practices (GMP). Melalui kerja sama ini diharapkan


Indonesia dapat memproduksi susu organik dengan yang melibatkan peternak sapi

perah dan industri pengolah susu (IPS) sebagai offtaker dalam pengolahannya

serta kemakmuran bagi para peternak melalui evaluasi dan perbuahan seperti

regulasi diatas.
III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.1.1 Terdapat beberapa peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah

sebagai pedoman rakyat untuk memulai usaha ternak sapi perah

3.1.2 Telah ditetapkan peraturan peraturan yang mendukung pelaku

usaha ternak sapi perah untuk memproduksi susu segar

3.1.3 Pemerintah telah menunjukan sikap suportif terhadap komitmen

dalam membangun produksi susu yang lebih baik


DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2021. Kementrian Berkomitmen Kembangkan Produksi Susu Segar

Dalam Negri. Kementrian Pertanian, Direktrorat Jendral Peternakan dan

Kesehatan Hewan. http://ditjenpkh.pertanian.go.id/kementan-berkomitmen

kembangkan-produksi-susu-segar-dalam-negeri. Diakses pada 28

September 2021.

Admin. 2019. Mentan: Produksi Susu Sapi Nasional Meningkat Jadi 1,6 Juta Ton

Berkat Kebijakan Tepat. Kementrian Pertanian Indonesia.

https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3662.

Diakses pada 28 September 2021.

Permentan No.33/Permentan/PK.450/7/2018. Tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Mentri Pertanian No.26/Permentan/PK.450/7/2017 Tentang Penyediaan

dan Peredaran Susu.

Permentan No.26/Permentan/PK.450/7/2017. Tentang Penyediaan dan Peredaran

Susu.

Permentan No.14 Tahun2020. Tentang Pendaftaran dan Perizinan Usaha Ternak.

Permentan No.55/Permentan/OT.140/10/2006. Tentang Pedoman Pembibitan Sapi

Perah yang Baik.

Badan Pusat Statistik (2016) Hasil Sensus Pertanian 2016, Berita Resmi Statistik,

No. 62/09/th XVI.20 Desember 2014.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia (SNI) Susu Segar

bagian 1: Sapi 3141.1-2011. http://www.bsn.go.id [November 2017]

Adinda, T. 2004. Manfaat pemberian Feed Block Supplemen (FBS) yang

Mengandung Mineral Mikro, Penghambat Metan, Agen Defaunasi dan


Probiotik Lokal Terhadap Peningkatan Kualitas Susu. (Skripsi).

Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.

Intitut Pertanian Bogor, Bogor.

Septian Deny. 2018. Perlu Aturan Setingkat Perpres untuk Dorong Produksi Susu

Nasional. Liputan6. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3608542/perlu

aturan-setingkat-perpres-untuk-dorong-produksi-susu-nasional . Diakses

28 September 2021.
LAMPIRAN

NAMA NPM TUGAS

Ariel Turman Pakpahan 200110180164 Makalah dan Power


Point
Muhammad Farrel Budiman 200110170205 Makalah dan Power
Point

Anda mungkin juga menyukai